Arsen terus melangkah kecil mengabaikan geraman kesal Mitha. Diam-diam pria itu tersenyum karena sudah berhasil mengerjai gadis jutek itu. Dia tahu Mitha sudah di ujung hasratnya dan tentu saja dia kesal karena Arsen menyudahinya begitu saja. Namun Arsen bisa menebak, gadis itu tidak akan membiarkannya keluar dari pintu kamarnya begitu saja.
"Arseeeeennnnnnnnnnn!!"
Arsen mendengar suara berderit karena Mitha turun dari kasurnya. Secepat pria itu membalikkan tubuhnya, secepat itu pula Mitha sudah menerjangnya dan tak sengaja masuk ke dalam pelukannya.
"Whooooo, slow down, Nona," Arsen tertawa sambil menahan tubuhnya yang lagi-lagi hampir terjatuh karena ulah Selomitha.
"Lo ngerjain gue kan??" Mitha langsung melepaskan dirinya. Tadinya dia ingin menghajar pria itu, eh malah meluk jatohnya.
"Ngerjain apaan?!" Arsen berpura-pura polos. Tapi pria itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Gadis itu ternyata benar-benar menginginkannya.
"Pura-pura polos lagi! Lo jahat, tau nggak?" Mitha berbalik dengan hati yang sedikit kecewa. Arsen ternyata menganggap ciuman pertama itu hanya sebuah permainan. Padahal Mitha menganggap itu hal yang spesial dan tadinya ingin dia berikan pada orang yang spesial juga. Dan entah kenapa dia tidak keberatan jika Arsen yang mengambil ciuman pertamanya.
Seeetttt!!!
Satu gerakan cepat Arsen membuat gadis yang sedang galau itu kembali berlabuh di dada bidangnya. Mata pria itu menangkap kabut emosi yang terwujud dalam cairan bening di bola mata gadis itu. Seketika rasa bersalah memenuhi dada Arsen. Apakah Mitha benar-benar belum pernah ciuman hingga dia merasa benar-benar kecewa karena merasa dipermainkan? Kalaupun iya, apa itu artinya reaksi Mitha sekarang menginginkan Arsen yang menjadi ciuman pertamanya?
"Awas ahh!!" Mitha sepertinya benar-benar marah. Dia memberontak dalam pelukan Arsen.
"Eh tunggu dulu..." Arsen menahan pinggang dan dagu Mitha secara bersamaan. Sehingga wajah keduanya kembali hanya sebatas satu kepalan tangan.
"After this, your lip is only belongs to me. Nggak boleh ada yang nyium lo, selain gue. Paham?"
Mitha bergidik mendengar ucapan Arsen yang tepat di wajahnya. Lututnya sudah mulai lemas. Sepertinya semua darahnya naik ke ubun-ubun sekarang. Situasi ini sungguh membuat jantung Mitha berdebar sangat kencang.
Perlahan namun pasti, Arsen memindahkan tangannya ke bagian belakang kepala gadis itu. Menahannya, lalu mendaratkan bibirnya tepat di belahan bibir Mitha yang berwarna merah jambu.
Geraman halus terdengar dari Arsen. Seakan melepaskan sesuatu yang ia tahan dari tadi. Bibirnya tidak diam begitu saja. Dia mulai menyesap bibir Mitha dengan penuh hasrat. Membuat gadis itu menutup kedua matanya secara otomatis.
Mitha merinding, seluruh bulunya meremang. Rasa benda kenyal itu aneh sekali. Lembut, lembab, basah. Berusaha menjelajahi setiap permukaan bibir Mitha dan meninggalkan jejak basah di mana-mana. Sensasinya yang luar biasa membuat Mitha ingin pingsan saja rasanya.
Arsen mengangkat kedua tangan Mitha untuk dikalungkan di lehernya, sehingga dia bebas memeluk pinggang sahabatnya itu. Gadis itu bahkan sampai sedikit berjinjit agar Arsen tidak terlalu membungkuk karena memeluknya.
Mitha mengikuti nalurinya. Ia mengikuti gerakan Arsen yang mulai menggebu. Bibir Arsen seakan menyedot bibirnya serta segala isinya. Pria itu bahkan sudah mengikutsertakan lidahnya dan itu cukup membuat Mitha kewalahan meladeni ciuman itu.
Arsen mendorong tubuh Mitha hingga merapat ke daun pintu yang sedikit terbuka hingga terdengar bunyi 'klek'. Pintunya tertutup dan mereka melanjutkan aksinya di sana.
Arsen tidak mengerti apa yang ada di dalam kepalanya saat ini. Entah apa jadinya persahabatan mereka setelah ini. Yang pasti moment ini sudah cukup lama ada di imajinasinya. Siapa yang tidak bergetar melihat kecantikan seorang Selomitha? Apalagi Arsen menjadi orang pertama yang melihatnya setiap hari. Arsen adalah pria beruntung yang terlahir menjadi teman pria terdekat gadis itu sedari mereka masih bayi. Namun, kedekatan itu pulalah yang membuat adanya batasan tak kasat mata di antara mereka yang bernama Persahabatan. Namun tidak ada yang tahu jika Arsen sudah cukup lama mendambakan ini.
Setelah sekian menit lamanya, Mitha melepaskan diri dan menatap Arsen dengan napas yang terehgah-terehgah. Mata indahnya kembali beradu dengan mata tajam sahabatnya. Kedua pasang mata itu seperti saling memuja sekarang.
"Gu...gue, mau burger... lapar..." racaunya asal. Jujur, dia sedikit grogi sekarang, karena tiba-tiba saja Arsen menjadi berbeda di matanya. Seperti bukan sahabatnya saja. Aneh.
Arsen tertawa, lalu menyentil kening Mitha pelan, "Bisa-bisanya lo mikirin burger pas lagi kissing," katanya. "Ya udah, ganti baju gih!"
"Gue mau mandi. Gerah."
"Nggak pake lama!"
"Iya bos!! Keluar sana!"
"Udah nih? Jadi fix ya, ini first kiss kita??"
"Emang lo beneran belum pernah...?"
"Lo kira bibir gue murahan, hem? Ingat loh, jangan sampai ciuman sama cowok lain, termasuk Varel!!"
"Iyaaaa..." Mitha cepat-cepat kabur dari pelukan Arsen dan menghilang di balik pintu kamar mandi. Dia butuh berendam di air dingin sekarang juga!
*****
Arsen sengaja menunggu di luar rumah, lebih tepatnya di kursi yang ada di teras. Ia pun perlu udara segar setelah tubuhnya diserang hawa panas karena ciuman pertama mereka. Ah, kepala pria itu mendadak pusing. Sensasinya masih terasa sampai sekarang. Bagaimana dia membelah bibir tipis Mitha dengan bibirnya sendiri, menyapunya dengan lidahnya, melu*at, memainkan lidahnya. Merasakan Mitha memelukanya, menempelkan tubuhnya secara sempurna di dada Arsen. Membuat pria itu bisa merasakan bentuk dan lekuk tubuh gadis itu tdengan jelas.
Arsen lagi-lagi mengerang. Dia membuang napasnya kasar, lalu menghirup udara malam dalam-dalam. Rongga dadanya terlalu sesak karena perasaan aneh yang selama ini berusaha ditahannya, mulai mendesak keluar menuntut untuk diekspresikan ke pemiliknya. Tapi Arsen tahu itu tidak mungkin. Persahabatan mereka selama dua puluh tahun akan menjadi taruhannya.
"Ayo!"
Arsen berbalik saat suara gadis yang ada di dalam benaknya barusan terdengar memanggil.
"Lo! Kita naik motor loh! Ganti!" Arsen tidak suka saat melihat hotpants jins yang dikenakan Mitha. Mengapa gadis itu terlalu suka mengekspose bagian tubuhnya yang sensitif begini sih?
"Lo nggak bilang bawa motor. Udah sihhh, biarin aja, gue udah lapar banget..." jawab Mitha santai.
Arsen memutar bola matanya. Mau tidak mau dia membiarkan gadis itu tetap dengan paha terbukanya. Tapi nanti dia harus lebih ekstra menjaga gadis itu dari lirikan pria-pria mata keranjang.
"Senang banget diliatin cowok-cowok ya?" sindirnya sambil berjalan ke arah sepeda motornya.
"Ya iyalah. Mana ada sih cewek yang nggak suka dilihatin sama cowok-cowok..." Mitha ngeles, ingin membuat Arsen semakin kesal.
"Minta dijahit kayaknya tuh bibir..." balas Arsen. Dia sudah memegang helm untuk Mitha. Seperti biasa dia menarik gadis itu mendekat untuk dipasangi helm. Lagi-lagi mereka bertatapan.
"Dicium aja kayak tadi, Sen. Gue rela banget kok," Mitha mengedipkan salah satu matanya. Membuat Arsen panas dingin.
"Jangan ganjen! Gue cium lo disini!" ancam Arsen sambil memasangkan helm di kepala gadis itu.
Mitha tertawa melihat reaksi Arsen. Lalu dia berhenti menggoda sahabatnya itu.
Setelah Arsen naik, Mitha pun naik dengan berpegang pada pundak pria itu. Seperti biasa, Mitha memegang sisi jaket Arsen di kiri dan kanannya.
Namun tiba-tiba pria menarik kedua tangan Mitha dan dilingkarkan di perutnya. Lagi-lagi gadis itu terkejut bukan main.
"Ngapain kayak gini?" gadis itu pura-pura jual mahal.
"Biar lo nggak ilang. Bahaya bawa anak gadis pakai celana pendek malam-malam."
Mitha tertawa sambil mencubit perut Arsen. Pria itu sukses mengaduh. "Ya udah, ayo jalan."
"Hm..." Arsen menghidupkan mesin motornya. Lalu membawa Mitha berjalan membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Selain karena dia memang cukup berhati-hati dalam berkendara, dia ingin menikmati debaran jantungnya yang seirama dengan detak jantung Mitha di punggungnya. Punggungnya yang begitu hangat karena pelukan wanita itu.
*****
Jangan lupa feedback-nya ya guyss.
Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Boa Hancock
grogi woy 🤣
2024-04-19
0
TePe
astaga.....knpa gw yg deg2an yak....
2023-05-06
0
Rita
baperrrrrrrr
2023-01-06
0