Ponsel Mitha berbunyi nyaring, membuat si pemilik terpaksa harus terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka secara perlahan dan sebuah dada bidang langsung tersaji di hadapannya. Ah dia masih tidur dalam pelukan Arsen. This is crazy, mereka tidur bersama. Ya, hanya tidur, bukan tidur dalam makna lain. Tapi ini adalah yang pertama kalinya dan Mitha mengakui ini gila. Aroma tubuh Arsen seperti mengandung obat bius yang membuatnya bisa tertidur begitu saja saat mereka sedang mengobrol tadi.
Mitha mencoba melepaskan dirinya secara perlahan. Berusaha untuk tidak membangunkan pria itu. Ponselnya masih ada di dalam tas dan dia harus berjalan ke meja belajarnya. Namun, baru saja dia sukses melepaskan diri, tangan kekar Arsen kembali membelitnya. Membuat dadanya berdebar kencang.
"Mau kemana sayang?" suara parau Arsen membisiki telinganya. Sangat seksi. Lagi-lagi Mitha merinding begitu saja.
"Handphone gue bunyi... mau ngambil dari tas..."
"Oh..." Arsen pun mengizinkan dengan melepaskan gadis itu dari pelukannya.
Mitha bernapas lega. Arsen tidak boleh mendengar detak jantungnya. Jangan sampai.
Mitha cepat-cepat berjalan menuju meja dan mengeluarkan handphone-nya. Varel menelepon.
"Halo sayang?... I'm oke, tadi sampai dengan selamat kok... iya nggak apa-apa... iya, ada, lagi tidur... kenapa?... oh, ada apa sayang? ... ke rumah kamu? ... kenapa? Om Tante mau ketemu aku? Kenapa gitu?... Ohh, duh kok dadakan ya sayang? Aku belum siap... harus cari baju yang bagus kalau mau ketemu keluarga besar gitu... oh, gitu? ya udah, aku siap-siap sekarang... kita ketemu di butik ya? Oke... dahh..."
Klik...
"Lo mau kemana?" tiba-tiba Arsen sudah ada di belakang Mitha dan gadis itu terlonjak kaget, ponselnya meluncur begitu saja ke karpet.
"Arsennnn! Ngagetin tau nggak!" Mitha memungut benda pipih itu dengan wajah cemberut.
"Lo mau kemana???" Arsen mengulangi lagi. Kini wajahnya seperti dipenuhi amarah.
"Mau ke rumah Varel. Keluarganya dia mau ketemu gue katanya... ck... dadakan banget..." jawab Mitha cuek sambil meninggalkan Arsen. Dia berjalan menuju walk in closet-nya.
"Lo mau ninggalin gue sekarang?"
"Hah? Ya lo pulanglah. Ngapain masih di sini kalau gue udah pergi?"
Arsen mengikuti Mitha dengan hati yang panas. Isi percakapan gadis itu dengan Varel tadi sukses membuat dadanya terbakar. Untuk apa orangtua Varel ingin bertemu dengan Mitha? Jangan bilang ini tentang hubungan mereka. Ah!! Arsen tidak akan membiarkan sahabatnya jatuh ke tangan pembohong itu! Mitha belum tahu kalau Varel selingkuh di belakangnya!
"Ngapain keluarganya pengen ketemu lo?" Arsen menutup pintu yang baru saja dibuka Mitha.
"Nggak tau, cuma disuruh datang aja..."
"Kalau lo disuruh kawin sama si Varel gimana???!"
Mitha mengerutkan keningnya. "Ya nggak gimana-gimana. Namanya pacaran ya ujungnya pengen nikah kan?"
Emosi Arsen tiba-tiba memuncak. Dia menarik pinggang Mitha merapat ke tubuhnya. Ia memastikan Mitha bisa merasakan gejolak amarahnya sekarang lewat cengkeraman kuat di pinggang yang ramping itu.
"Nggak akan gue ijinin lo sama si b*engsek itu! Lo nggak tau apa yang diperbuat dia di belakang lo, Mit!!"
"S... sakit Sen! Gue nggak bisa napas!"
"Lo harus tau kalau selama ini_"
"Gue tau dia juga jalan sama Siska! Lepasin ah!"
"Lo...tau?" seketika Arsen merasa bodoh sendiri. Mitha mengetahui perselingkuhan Varel? Lalu mengapa mereka masih bersama?
Mitha menarik napasnya setelah Arsen melepaskan cengkeramannya. "Iya, Sennnn. Gue udah tau. Varel yang cerita ke gue..." jelas gadis itu lembut sambil menatap mata Arsen yang masih berkilat.
"Trus?"
"It's oke. Selama kita belum married, i can deal with it. Mungkin dia juga lagi nyari pelampiasan karena waktu gue banyakan kesita sama elo, you know?" Mitha mendramatisir hubungannya dengan Varel yang padahal sudah berakhir dari kemarin.
"Lo benar-benar cewek paling b*go yang pernah gue kenal!"
"Memangnya ada berapa cewek yang lo kenal sampai ke dalam-dalamnya kayak lo ngenal gue?" Mitha menyingkirkan tubuh Arsen ke samping agar tidak menutupi pintu lemarinya tadi.
"Putusin Varel!"
"Nggak mau. Lo kenapa sih?"
"Heran deh mau-maunya diselingkuhin! Kayak nggak ada cowok lain aja!"
Mitha terkikik geli dalam hati. Oh iya, sebenarnya isi pembicaraannya dengan Varel tadi hanya bohongan. Varel memang sengaja membuat skenario tersebut. Tujuannya ingin melihat bagaimana rekasi Arsen. Dan Mitha kelewat senang mendapati pria itu bak kucing kebakaran jenggot sekarang.
"Ada. Elo! Tapi elo kan sahabat gue. Yakali gue sama lo?"
"Kenapa nggak mungkin? Kan nggak ada undang-undang yang larang!" Arsen mengamati gerak-gerik Mitha yang sedang mencocokkan sebuah dress di tubuhnya. Lagi-lagi dress minim seperti tadi pagi. Membuat hati Arsen semakin panas.
"Ck. Yakin lo mau sama gue? Nggak sama Prita?"
"Apaan sih bawa-bawa Prita terus??"
"Ya barangkali lo CLBK sama dia. Malas gue nanti dikira pengganggu hubungan orang," pancingan Mitha selalu tidak berhasil untuk membuat Arsen jujur soal hubungannya dengan mantan kekasihnya itu. Buktinya, Arsen tidak menjawab apapun.
Handphone mahal milik gadis itu berbunyi lagi. Mitha segera mengangkatnya. Sandiwaranya dengan Varel masih berlanjut.
"Iya sayang? ... Masih pilih baju dulu... sekitar setengah j_"
Dukkk!!
Ponsel mahal itu ditarik begitu saja oleh Arsen lalu mencampakkannya ke karpet. Dan saat Mitha masih kebingungan, dia sudah mendaratkan bibirnya di bibir kemerahan gadis itu. Dia melu*atnya dalam-dalam hingga Mitha mengerang kesakitan.
"Lo milik gue Selomitha!!!" erangnya akhirnya. Setelah emosinya tersalurkan lewat ciuman yang menyiksa itu.
Jantung Mitha tersentak. Seluruh darahnya berdesir seakan naik ke ubun-ubun. Bibirnya masih nyut-nyutan, sekarang kepalanyapun ikut berdenyut. Mendadak dia seperti orang mabuk hanya karena mendengar deklarasi lantang oleh Arsen barusan.
"Jangan sama Varel, please? "
Astaga! Dia menangis??!!
"S...Sen... lo kenapa nagis heii?" Mitha terkejut lagi karena Arsen menjatuhkan kepalanya di atas pundaknya. Tidak terdengar suara apa-apa, namun pundak pria itu begetar. Apa artinya ini? Apa dia benar-benar mencintaiku? Batin gadis itu kebingungan. Lalu Prita apa kabar?
"I love you, Mit..."
Oh My God!!!!! Demi apa?? Dia nggak salah dengar kan?? Walaupun itu hanya bisikan tapi Mitha jelas-jelas mendengar Arsen mengatakannya. Demi apapun, sekarang gadis itu ingin pingsan saja rasanya.
"Lo, marah banget sama Varel sampai bilang cinta ke gue. Nanti gue salah paham loh, Sen..." Mitha memancing lagi seraya membelai kepala dan punggung pria itu.
"Enggak, Mit. Gue udah jatuh cinta sama lo sejak pertama kali gue tau apa itu cinta."
"Trus sama Prita nggak cinta ?"
Arsen menarik dirinya. "Enggak. Cuma lo yang bisa bikin gue jatuh cinta kayak gini."
Mitha mencebik sambil menghapus air mata Arsen dari pipinya. "Apa-apaan laki-laki nangis? Cengeng!"
Arsen menarik gadis itu ke dalam pelukannya lagi. Dia mengurung Mitha dengan begitu erat, agar gadis itu bisa mendengar detak jantungnya. "Gue cinta sama lo, Mitha. Gue sayang sama lo. Gue jadi penjaga lo bukan karena suruhan orangtua kita, tapi karena gue yang minta ke om dan tante. Gue mau ngejagain lo, mau jadi orang yang pertama ngeliat kesempurnaan lo setiap hari. Gue jealous tiap lo cerita ke gue soal cowok yang lo suka. Tapi gue nggak bisa larang karena takut lo marah dan jauhin gue. Gue rela jadi bayang-bayang lo seumur hidup gue. Tapi gue nggak rela lo jadi istri orang lain. Lo harus jadi istri gue, nanti Mit. I really really love you, Sayang..."
Mitha tidak bisa bernapas sekarang. Bukan karena pelukan kuat Arsen, melainkan karena kata-kata yang memabukkan itu. Dia tidak berekspektasi Arsen akan memanjakan telinganya dengan kalimat panjang nan indah seperti itu. Itu adalah rangkuman yang pas dari keseluruhan hal yang ingin didengar Mitha sejak dulu dari laki-laki berstatus sahabat, tapi diam-diam ia sukai sejak remaja.
Mitha melingkarkan tangannya di pinggang Arsen. Dia menghirup dalam-dalam aroma tubuh pria itu. Seperti biasa, itu berhasil memberinya ketenangan.
"Thank you for loving me... lamar gue habis balik dari California ya...?" ujarnya pelan dan lembut. Dia sudah di mabuk asmara sekarang. Haruskah dia jujur soal Varel sekarang?
Arsen mengurai pelukannya, lalu mencium pipi gadis itu cukup lama. Memberikan sensasi geli di sekujur tubuh Selomitha. Kemudian...
"I will, Sayang. Nggak jadi ke rumah Varel kan?"
Mitha tergoda untuk mengusili Arsen lagi. Dia berpura-pura terkejut dan melepaskan dirinya dari pria itu.
"Astaga, gue sampai lupa. Untung lo ingetin..."
"Mithaaaaaa!"
*****
Jangan lupa feedback-nya ya guyss.
Like, comment dan vote-nya ditunggu 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Miss Typo
seru ceritanya
2022-12-02
0
Eko Wardiyanto
aduh ini othor ny cute bet sangat menjiwai
2022-09-27
0
Meg Mymoon
sampe sini sih seolah2 semua fine2 aja ya. tp trs liat list bab nya sampe 80an. gak kebayang bakal ky apa konfliknya🤔
2021-08-12
0