Part 20

Syasa mengerjapkan matanya. Apa telinganya tidak salah dengar. Kata manis itu keluar kembali dari mulut Kang gendangnya.

"Apa kamu mau menikah dengan saya? semuanya demi kebahagian Nabila. Dia sangat menginginkan seorang ibu dan kamu juga sangat cocok untuk Nabila?" ulang Ferdy menegaskan pertanyaannya.

Rona bahagia di wajah Syasa seketika hilang. Ia pikir Ferdy mengajaknya menikah karena cinta, namun ia salah besar akan hal itu.

"Syasa belum bisa, Pak Dokter," tolak Syasa. " mungkin sebaiknya Pak Dokter mencari yang lain saja."

"Kenapa? bukankah kamu menyukai saya?" desak Ferdy.

"Iya, Syasa mengakui untuk hal itu. Namun, ada hal yang tidak bisa Syasa sampaikan pada Pak Dokter. Syasa tidak pernah bermimpi untuk bersanding dengan Pak Dokter, karena Syasa sadar diri siapa Syasa sebenarnya," jelas Syasa.

"Maksudmu? saya tidak mengerti,"

"Udahlah, Pak Dokter. Syasa ngantuk nih, perut udah kenyang enaknya rebahan." gadis itu melangkahkan kaki meninggalkan Ferdy yang tengah kebingungan dengan penolakan dirinya.

Syasa mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin menangis terlebih ini bukan di rumahnya.

"Emak... gini amet, ya nasib Syasa. Sekalinya dilamar bukan karena cinta. Hadeh hidup memang kejam," batin Syasa.

Syasa segera masuk ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Nabila. Di sana sudah ada Raka yang telah terlelap tidur di kasur empuk.

Syasa mendekati adiknya. Ia berharap nasib adiknya lebih baik dari dirinya. Mata Syasa terpejam, ia teringat kembali kejadian naas empat tahun lalu.

Kejadian yang membuat hidupnya seketika hancur. Ia melewati satu tahun kehidupan dengan air mata.

Masih teringat jelas saat itu hujan deras menjadi saksi. Di mana seorang gadis meraung kesakitan meminta pertolongan. Usianya yang masih remaja tidak sanggup menghalau tenaga para lawannya.

"Rasa sakitnya masih terasa sampai sekarang," gumam Syasa.

Perlahan gadis itu melebur menyatu bersama Raka ke alam mimpi. Ia berharap hari esok akan lebih baik. Dia ingin membuang rasa sakit itu, meski tetap saja terbayang hingga saat ini.

🌷🌷🌷🌷🌷

Adzan berkumandang terdengar jelas di setiap rumah-rumah Allah. Syasa perlahan membuka mata, lalu menyusuri setiap sudut kamar yang asing baginya.

"Aaaaaa...!" teriak Syasa.

Raka yang tengah tertidur pulas seketika terbangun, karena suara teriakan Kakaknya sambil berkata, " Kak, ngapain sih subuh-subuh teriak segala!"

"Kita diculik ya, Dek? ini bukan kamar kamu atau kamar Kakak," ujar Syasa. " ayo, kita kabur, Dek sebelum penculiknya tahu."

Raka menggelengkan kepala. Ia heran sebenarnya apa yang membuat Kakaknya sering mendapatkan juara kelas saat sekolah dulu. Buktinya gadis ini sama sekali tidak memakai otaknya untuk berpikir saat ini.

"Kak, kita tuh engga lagi diculik," jawab Raka.

"Engga mungkin, Dek. Kalau kita engga lagi diculik terus kenapa kita bangun di kamar yang asing ini?" tanya Syasa yang masih saja panik.

"Kita tuh la__,"

Belum sepenuhnya Raka meneruskan perkataannya, tangan Syasa sudah membungkam mulut Adiknya duluan.

"Diem, jangan bicara mulu, Dek. Nanti penculiknya ke sini!" tegur Syasa.

Raka mengibaskan tangan Kakaknya sambil berkata, "Penculik siapa sih, Kak? kita in__,"

Seketika terdengar pintu terbuka, dengan terburu-buru Ferdy masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu. Ia khawatir begitu mendengar Syasa menjerit, karena semalam ia tidur bersama Nabila otomatis teriakan Syasa terdengar jelas.

"Kamu kenapa, Sya?" tanya Ferdy dengan napas tidak teratur.

"Loh, kok ada Kang gendang di sini. Jangan-jangan! seru Syasa.

"Jangan-jangan apa?" tanya Ferdy.

"Pak Dokter juga diculik ya? mending sekarang kita kabur lewat jendela aja, Pak Dokter," usul Syasa sembari beranjak dari tempat tidur, lalu melangkah menuju jendela.

"Ayo, Dek kamu mau terus-terusan disekap sama penculik?" ajak Syasa pada Raka.

Ferdy dan Raka saling melempar pandangan, lalu mereka tertawa terbahak-bahak bersama. Syasa yang melihat kedua laki-laki beda usia itu tertawa menjadi bingung.

"Kok malah pada ketawa sih. Ayo, buruan?" desak Syasa.

"Sya, kamu ini pagi-pagi udah bikin kehebohan aja! Emang kamu engga inget ini di mana?" tanya Ferdy.

"Mana Syasa tahu, Pak Dokter. Emang Pak Dokter tahu ini di mana?"

"Tentu saya tahu,"

"Emang ini di mana, Pak Dokter?"

"Ini rumah orang tua saya!"

"APa!" teriak Syasa.

Raka segera menutup kuping dengan tangan lalu berkata, " Aduh, Kak Syasa. Bisa engga sih jangan teriak-teriak. Ini rumah, Kak bukan hutan."

"Iya, ya!" ketus Syasa. " jadi Syasa engga diculik?"

Kedua laki-laki itu menggelengkan kepala.

"Yah, engga jadi kejar-kejaran kaya di sinetron-sinetron dong," keluh Syasa.

"Yaelah, Kak. Ngapain pengen kejar-kejaran, bikin cape doang. Mending rebahan, kan enak dingin-dingin gini tarik selimut," ucap Raka.

"Sudah jangan berantem. Sebaiknya kalian segera mengambil air wudhu. Sudah waktunya sholat subuh!" tegur Ferdy pada Syasa dan Raka.

"Iya, Pak Dokter." Syasa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia sangat malu karena kehebohan yang ia ciptakan sendiri.

"Malu banget. Untung orang tua Kang gendang engga ikutan masuk kamar. Kalau sampai masuk, auto langsung dicoret dari daftar calon mantu," batin Syasa.

Ferdy kembali ke kamar Nabila. Ia habis menunaikan sholat subuh, saat Syasa berteriak tidak jelas.

Raka dan Syasa segera melaksanakan sholat subuh, karena drama tadi membuat mereka sedikit kesiangan sholat subuh kali ini.

Sementara itu di kamar lain Nabila terbangun. Ia mengucek mata, lalu mencari keberadaan seseorang yang seingatnya semalam masih bersama dirinya.

"Tante Syasa...," lirih Nabila.

Ferdy yang baru masuk langsung memeluk anaknya sambil berkata, " Kamu kenapa, Sayang?"

"Tante Syasa mana, Pa?" tanya Nabila dengan mata memancarkan kesedihan.

"Tante Syasa ada di kamar sebelah, Sayang," sahut Ferdy lembut.

"Pa, Bila mau seperti anak lain yang punya Ibu," ucap Nabila polos.

Ferdy melepaskan pelukannya. Dielusnya rambut Nabila sambil berkata, " Insyaallah, Sayang."

Nabila memeluk kembali Papanya. Ia benar-benar merindukan pelukan hangat kedua orang tua, bukan hanya dari seorang Papa saja.

Bu Indri hendak masuk ke kamar cucunya, namun ia memilih diam mendengarkan percakapan Ferdy dan Nabila.

Sebagai Ibu sekaligus Nenek. Bu Indri mencoba memahami perasaan Ferdy dan Nabila. Ia hanya berdoa semoga Allah memberikan anaknya seorang jodoh yang terbaik.

Bu Indri ingat betul ketika pertama kali Ferdy membawa Nabila yang baru saja dilahirkan ke rumah ini.

Bu Indri dan Pak Gunawan yang tidak tahu kelakuan anak laki-lakinya dibelakang mereka sangat marah saat itu. Namun melihat wajah polos anak yang sangat mirip sekali dengan Ferdy, membuat mereka akhirnya luluh.

Mungkin Ferdy telah melakukan kesalahan, akan tetapi seorang Ibu tetaplah memafkan. Bagaimana pun Ferdy adalah manusia biasa. Semua tidak akan luput dari namanya khilap dan salah.

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Jangan lupa dukungannya untuk Author dengan cara like, coment dan vote sebanyak-banyaknya😍

Haturnuhun🤗🤗

Terpopuler

Comments

Lies shandie

Lies shandie

apa masa lalu syaza diperkosa... 🤔🤔🤔

2021-04-07

0

Perjuangan cinta Tuan Muda

Perjuangan cinta Tuan Muda

seru thor critanya. semangat upnya. aq hdir kmbali. salam dr Asisten Pribadi Tuan Muda

2021-04-06

0

MutyaFaridah

MutyaFaridah

penasaran masa lalu syasa

2021-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!