Part 12

Seperti perkataan Mamanya tadi, selepas menunaikan sholat isya, Ferdy bergegas ke lantai bawah untuk menyantap makan malam.

Wangi masakan yang ia rindukan tercium sampai menusuk hidung, sudah lama Ferdy tidak memakan masakan Mamanya. Bagi Ferdy makasan Ibu adalah sesuatu yang ia rindukan selama di sana.

Nabila kecil sudah duduk rapih di kursinya, ia menunggu Ferdy untuk makan bersama. Pipinya terlihat cubby, pertanda ia bahagia melewati masa kecilnya.

"Papa!" teriak Nabila dari tempat duduknya.

Ferdy mengurai senyum, langkah kakinya mendekat pada malaikat kecil itu lalu berkata, "Apa kamu sudah lama menunggu Papa, Nak?"

Nabila menggelengkan kepala, tersenyum manis lalu meraih tangan Ferdy untuk duduk di kursi tepat di sampingnya.

"Bila pengen makan sama Papa," lontar Nabila .

Bola mata kecil dan indah itu mengingatkan Ferdy, dulu ada seseorang juga yang memiliki bola mata seindah itu. Dia pikir orang itu mau bersamanya, tapi dugaannya salah. Orang itu memilih pergi meninggalkan Ferdy dan Bila, demi sebuah ambisi.

"Ayo, kita makan," jawab Ferdy.

Bu Tinah membawa masakan, lalu menatanya di meja makan, sedangkan Bu Indri baru saja sampai di ruangan makan.

"Kamu sudah keluar, Nak." Bu Indri duduk di kursi berhadapan dengan Nabila Ferdy. " sepertinya Papamu masih sibuk. Dia tidak bisa makan malam bersama kita."

"Biarkan saja, bukankah kita juga sudah terbiasa makan tanpa Papa," sahut Ferdy.

Bu Indri menatap lembut pada Anaknya, ia mengerti mengapa Ferdy menjawab seperti itu. Bu Indri mengerti bagaimana isi hati Ferdy, dari kecil dia bahkan jarang bisa bermain dengan Papanya.

"Ya sudah, ayo kita makan," ajak Bu Indri.

Setelah berdoa, mereka segera menyantap masakan yang terasa nikmat di lidahnya. Nabila terlihat bahagia, senyum manis terus mengembang di wajah cantiknya.

Setelah makan, Ferdy bermain sebentar dengan Nabila, sekadar Membacakannya buku cerita, bermain peran, lalu menidurkannya seperti seorang Ibu.

Selepas mengantar anaknya ke alam mimpi, Ferdy berangsur turun dari kasur. Memandang sebentar wajah imut tanpa dosa, anak yang tidak pernah tahu siapa Ibu kandungnya.

"Maafkan, Papa, Nak! Papa hanya takut kamu kecewa, saat kamu tahu Ibumu sendiri tidak menginginkan kehadiranmu," ujar Ferdy. " tumbuhlah jadi gadis yang ceria, seperti seseorang di sana."

Ferdy menarik selimut menutupi tubuh mungil itu sampai ke dada, mengecup sekilas kening Nabila lalu berkata, " Selamat tidur, Sayang."

Ferdy bergegas keluar dari kamar Nabila, lalu melangkah kakinya menuju ruangan keluarga.

Di sana Bu Indri tengah asyik menonton televisi, wanita yang masih tetap cantik mesti sudah berumur ini tertawa lepas tatkala melihat salah satu sinetron kesukaannya.

"Mama kayaknya seneng banget, lagi liat apa sih?" tanya Ferdy begitu duduk di sofa yang sama dengan Mamanya.

"Itu, tuh. Mereka ini kocak banget, wanitanya ngejar terus tanpa lelah, tapi laki-lakinya acuh begitu," jawab Bu Indri.

Deg ...!

Hati Ferdy bergetar, ia merasa tertampar dengan perkataan Mamanya. Dia mengingat akan gadis yang sering mengejarnya tiga tahun, akan tetapi Ferdy tidak pernah menggangap dia selama itu juga.

"Kayaknya Mama bakal seneng kalau punya menantu kaya pemeran wanitanya. Pasti tiap hari Mama di bikin ketawa terus sama tingkah lakunya," lanjut Bu Indri pada Ferdy, matanya tetap Fokus melihat setiap adegan yang ditayangkan di televisi.

"Yang ada Mama bisa sakit kepala tiap hari kalau mantunya kaya gitu," sahut Ferdy. " coba saja bayangin, Mama tiap hari harus denger dia ngoceh tanpa henti, uah kaya radio butut aja."

Bu Indri melirik pada Anak laki-lakinya, ia tersenyum kecil lalu berkata, " Kamu ini, bicara seperti itu kayak yang sudah pengalaman aja sama wanita cerewet."

"Bukan pengalaman lagi, ma. Tapi, Ferdy hampir tiap hari denger ocehan gadis cerewet engga ada hentinya," lontar Ferdy tanpa sadar.

"Apa!! Jangan-jangan kamu serumah sama seorang wanita di sana? padahal Mam sudah pesan kamu kerja yang benar, bukan malah serumah tanpa ikatan pernikahan dengan anak gadis orang!" tuduh Bu Indri tanpa bertanya dulu.

Ferdy tertawa.

"Kenapa kamu malah tertawa? sini, mana kupingmu sudah jadi orang tua bukannya tambah benar, malah kelakuanmu kaya gitu!" ujar Bu Indri sambil menjewer kuping kanan Ferdy.

"Aduh, ampun, Ma. Kuping Ferdy sakit ini, kalau copot gimana?" keluh Ferdy.

"Biarin! Kalau copot, Mama ganti kupingmu sama kuping gajah!" kesal Bu Indri.

"Aduh. Lepasin, Ma Dengerin penjelasan Ferdy dulu," pinta Ferdy yang merasakan sakit di telinganya.

Bu Indri melepaskan tangannya dari kuping Ferdy, matanya menatap penuh tanda tanya.

"Begini ya, Mamaku Sayang. Ferdy tuh engga serumah sama wanita mana pun. Ferdy juga ingat dosa, Ma," jelas Ferdy.

"Terus tadi maksud kamu tiap hari dengerin ocehan gadis cerewet itu apa?" tanya Bu Indri.

"Makanya, Mama dengerin dulu sampai tuntas penjelasan Ferdy. Jangan nyelip kaya metromini," ledek Ferdy.

"Kamu, ya. Berani ngeledek Mamamu, dikutuk kayak sangkuriang baru tahu rasa!" seru Ferdy.

"Ampun, Ma," sesal Ferdy.

"Ya sudah, cepat jelasin Mama udah engga sabar," desak Bu Indri.

"Jadi, di sana itu ada gadis yang selalu ngejar Ferdy, bahkan terang-terangan menyatakan perasaannya sama Ferdy, terus--,"

"Terus kamu cuekin kayak yang di sinetron tadi," potong Bu Indri.

"Ya, bukan niat Ferdy seperti itu sih, Ma. Cuman Ferdy engga mau aja, dia sakit hati karena engga bisa terima masalalu Ferdy. Apalagi sampai engga terima kehadiran Nabila, Ferdy lebih baik hidup sendiri saja," ungkap Ferdy.

Bu Indri mengelus lembut rambut sang Anak lalu berkata, " Nak, kamu engga seharusnya menyimpulkan sendiri seperti itu. Kamu bahkan belum tahu, apa dia mau, atau tidak menerimamu dengan segala masalamu."

Ferdy terdiam, dia memang belum pernah menceritakan soal masalalunya pada gadis itu. Namun, untuk apa dia menceritakannya juga, bukankah dia menganggap Syasa hanya seorang adik kecil.

Akan tetapi, ada yang mengusik pikirannya akhir-akhir ini. Nama Syasa dan segala tingkah lakunya, mampu menerobos sedikit demi sedikit ke dalam lubuk hati Ferdy.

Ferdy mulai tidak suka saat Syasa menyebut, atau berdekatan dengan pria lain terutama sahabatnya, Darrel. Padahal dulu dia sendiri yang mengatakan pada Darrel, bahwa ia tidak peduli Syasa dekat dan kencan dengan siapapun.

Ada apakah dengan hatinya kali ini? apakah tembok tinggi yang ia bangun sendiri, perlahan runtuh hanya karena seorang gadis kocak?

Ferdy sungguh tidak mengerti dengan hatinya. Mulutnya sanggup menolak Syasa, akan tetapi hati kecilnya akhir-akhir ini menyambut hangat hadirnya Syasa.

"Ma, apa pantas seseorang yang bejat di masalalu menerima cinta yang tulus dari seorang gadis manis?" tanya Ferdy.

Ferdy menatap sendu pada Mamanya. Air matanya beranak sungai. Dia menangis tanpa malu dipelukan sang Mama, wanita yang membesarnya penuh kelembutan.

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Mohon dukungannya dengan cara

Like

Coment

Vote

Rate 5

Haturnuhun Baraya😍😍😍

Terpopuler

Comments

Nur fadillah

Nur fadillah

Ndak ...Cinta tidak memandang si apapun....😀😍😍😍

2023-01-04

0

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Nungguin flashback kang gendang 🤭

2021-06-04

0

Lin Halu

Lin Halu

aku mau nangis thor

2021-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!