Part 6

Syasa sudah siap melewati hari ini, gadis cerewet yang punya segudang kelucuan ini melangkah pergi ke luar.

Hari ini Ibunya berangkat duluan dijemput mobil Bang Fei, cowok alay pemilik conter didepan sana.

Fei sendiri sangat baik pada keluarga Syasa, dia yang sebatang kara disini merasa beruntung bisa bertemu Syasa dan keluarganya.

Dulu Bapaknya Syasa sering berkunjung ke conter Fei untuk sekedar mengobrol dan menikmati kopi bersama. Fei juga anak yang penurut, dia menganggap Pak Imam seperti ayahnya sendiri.

Raka baru saja keluar dari rumah, ia melihat Kakaknya tengah memandangi rumah Ferdy. Ide gila Raka muncul begitu saja. Ia berjalan perlahan mendekati Syasa.

"Ada pocong makan kue!" teriak Raka sembari kedua tangannya menepuk bahu Syasa.

"Eh, pocong mana pocong," ujar Syasa kaget.

"Hahahaha. Noh, Kak. Pocongnya pulang dulu ngambil minum," tunjuk Syasa ke dekat pohon mangga di halaman rumahnya.

"Ih, ni bocah. Pagi-pagi udah ngagetin orang aja!" dumel Syasa.

"Lagian, Kakak pagi-pagi udah liatin rumah orang lain. Kalau mau maling, tunggu ntar malam,"

Syasa memukul Raka dengan tangan cantiknya seraya berkata, " Kalau ngomong sembarangan! Tapi, bener juga Kakak emang mau maling."

"Maling apaan, Kak?"

"Maling hatinya Kang gendang dong," sahut Syasa.

"Astagfirullah. Udah ah, mending aku berangkat daripada ketularan gila kaya Kakak. Assalamualaikum." Raka meraih tangan Syasa lalu menciumnya.

"Waalaikumsalam. Belajar yang bener, jangan ikut tawuran. Kakak seret kalau ikut-ikutan kaya gituan," pesan Syasa.

"Iya, Kakak bawel," teriak Raka sambil berjalan.

"Punya adek satu-satunya tapi, jailnya kebangetan," gumam Syasa.

Syasa segera mengunci pintu lalu, berjalan ke depan. Hari ini dia harus berangkat ke rumah sakit naik angkot. Jarak jalan raya dan rumahnya tidak terlalu jauh, hanya cukup lima menit saja Saysa sudah sampai di jalan raya.

Sebuah angkot berhenti tepat di depan Syasa. Seorang supir lelaki melirik pada Syasa seraya berkata, " Neng, mau naik kagak?"

"Naik atuh, Mang." Syasa masuk ke dalam angkot.

Beruntungnya Syasa hari ini angkot yang ia tumpangi hanya ada tiga orang termasuk supir. Syasa mengambil ponsel dalam tas gendong yang sedari tadi ia pakai.

Jari-jari Syasa bermain di keybord ponsel, ia mengecek sosial media termasuk instagram. Seperti sudah menjadi candu, Syasa selalu mengintip postingan pacar halunya di instagram.

"Aduh, cakep amet Babang Lee Minho," puji Syasa. " tapi, engga ada yang bisa ngalahin cakepnya Kang gendang Syasa sih."

Supir angkut yang duduk di depan Syasa mendengar gadis ini berbicara sendiri sembari menatap layar ponsel.

"Neng, kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya sang Supir pada Saysa.

"Kepo banget dah, Abang," sahut Syasa.

"Habis si Neng dari tadi Abang perhatiin senyum-senyum kagak jelas. Abang jadi takut,"

"Takut kenapa, Bang?"

"Takut kalau narik penumpang yang gila. Hehehe." supir itu memperlihatkan gigi kuningnya.

"Yaelah, Bang. Masa cantik-cantik gini disangka gila!" ketus Syasa.

"Eh. Jangan salah, Neng. Sekarang banyak yang cantik sama ganteng juga pada gila,"

"Gila kenapa, Bang?"

"Gila harta, Neng. Coba deh Neng ngintip berita, banyak banget orang yang gila gara-gara harta,"

"Ah, itu mah kurang bersyukur aja, Bang. Kita mah hidup dinikmatin aja, yang ada di syukuri kalau kagak ada, ya di cari." ujar Syasa.

Supir itu tersenyum mendengar jawaban gadis yang menurutnya masih kecil, akan tetapi pemikirannya sangat dewasa.

Angkot membawa Syasa tepat di depan rumau sakit tempat ia dan ibunya berjualan. Syasa segera keluar dan menyodorkan ongkos pada sang supir.

"Neng. Kalau kemana-mana hati-hati, banyak berita pemerkosaan sekarang." sang supir berpesan pada Syasa lalu melanjutkan kembali perjalanannya.

Syasa terdiam mematung, ia tidak ingin ucapan sang supir menjadi pembangkit kesakitannya. Dia segera menepis hal buruk dalam pikiran kemudian, melangkah kakinya ke arah kantin.

Baru saja Syasa sampai di samping pintu masuk utama rumah sakit, suara Darrel menghentikannya.

"Sya," panggil Darrel sembari berjalan mendekati Syasa.

"Eh, Pak Dokter. Selamat pagi," sapa Syasa.

"Pagi, gadis bawelku." Darrel mencubit pangkal hidung Syasa.

"Tumben, jam segini sudah di rumah sakit. Apa Pak Dokter engga pulang kemarin?" tebak Syasa.

"Benar, 100% tebakanmu. Saya belum pulang karena, ada sesuatu yang harus saya urus," jawab Darrel.

"Kasian amet sih, Pak Dokter lucuku. Cini, cini Syasa ajak ngopi," tawarnya.

"Hahahaha. Lucu banget suaramu, Sya. Udah kaya teletubis kamu,"

"Syasa beneran, Pak Dokter. Ayo, Syasa buatin kopi di kantin," ulang Syasa.

"Engga usahlah, Sya. Saya mau tidur aja. Oh, ya. Malam ini kamu ada janji engga?" tanya Darrel.

"Engga tuh, Pak. Kenapa? mau ajak Syasa kencan, ya?"

"Hahaha. Iya, kalau kamu mau?"

"Mau aja sih, asal ditraktir. Tapi, izin Emak dulu, ya!"

"Tenang, nanti saya traktir plus saya mintain izin sama Bu Mirna,"

"Nah, kalau gini Syasa suka dah. Gretongan, kan emang yahut!" ujar Syasa sembari mengacungkan jempol pada Darrel.

"Dasar kamu, Sya, Sya." Darrel mengacak pelam rambut Syasa.

Sementara itu, di depan pintu utama masuk rumah sakit. Ferdy mematung melihat keakraban mereka berdua, ia tidak mengetahui jika Syasa sebegitu dekatnya dengan Darrel.

Dia memang tahu jika, Syasa akrab dengan siapa saja. Tapi, Ferdy tidak menyangka Syasa sangat terlihat nyaman berbicara dengan sahabatnya itu.

Ferdy berusaha menepis pikirannya, ia tidak ingin larut dalam kekonyolan ini. Sudah hak gadis itu untuk berbicara dan akrab dengan siapa saja termasuk Darrel.

Ferdy sendiri tidak punya ikatan apa pun dengan Syasa jadi, ia tidak punya hak untuk melarang Syasa berteman dengan yang lain.

"Lagi ngapain sih gue di sini, kayak engga ada kerjaan aja ngeliatin mereka berdua," gumam Ferdy.

Ferdy melangkah menuju pintu, akan tetapi Syasa yang melihatnya segera berlari ke arah Ferdy. Syasa terlalu cepat berjalan sehingga ia oleng dan tanpa sadar jatuh menimpa Ferdy. Kini Syasa ada di atas tubuh lelaki yang ia kagumi, mata mereka bertemu satu sama lain.

Jantung Syasa seperti akan meledak, ia tidak pernah membayangkan akan ada diposisi sekarang. Semua orang yang lewat memperhatikannya, akan tetapi Syasa masih asyik dalam lamunannya.

"Sya, tolong bangun. Semua orang melihat kita, apa kamu engga malu berada di atas badan saya terus?" tanya Ferdy yang tubuhnya sedikit kewalahan ditimpah badan Syasa yang lumayan berat.

"Oh, iya. Maaf, Pak Dokter." gadis itu segera bangkit lalu, merapihkan pakaian dan rambutnya yang sedikit kusut.

Ferdy berdiri tepat dihadapan Syasa, ia sedikit malu atas kejadian barusan. Dia tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman bagi semua orang.

"Pak Dokter, Maaf. Syasa engga sengaja," sesal Syasa dengan muka yang ditekuk ke bawah.

Untuk pertama kalinya, Ferdy melihat gadis ceria ini murung. Senyuman yang biasa menghiasi bagai hilang ditelan bumi.

"Berjalanlah dengan hati-hati. Kalau bukan saya, mungkin kamu sudah dimarahi." Ferdy berbicara pada Syasa lalu, berjalan kembali masuk ke dalam rumah sakit.

Dia berusaha cuek sekalipun sempat kasian melihat wajah muram Syasa. Alasannya cuman satu, dia tidak ingin terlalu dekat dengan Syasa jika, pada kenyataan Ferdy tidak bisa membalas rasa suka Syasa. Ini mungkin terdengar kejam, akan tetapi Ferdy tidak ingin memberi luka untuk gadis ceria itu.

...****************...

Tolong dukungannya untuk Author dengan cara like, coment&vote

Selamat membaca😍😍

Terpopuler

Comments

Maura

Maura

visual dong biar ga penasaran

2021-09-25

0

atmaranii

atmaranii

ap syasa PNY msallu yg mnyakitkan...n brkaitan jg ma dkter ferdy

2021-08-15

0

Nuri Azzam

Nuri Azzam

tukang angkotnya, gi2nya kuning....aq g bisa diem ktswanya...

2021-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!