Part 8

Selama perjalanan mereka menuju kantin, Syasa tetap berceloteh. Dia seakan tidak pernah memasukkan dalam hati, tentang perkataan Ferdy barusan.

Baginya bisa menyukai Dokter tampan ini saja sudah cukup, ia tidak terlalu berharap lebih pada Ferdy. Syasa cukup sadar wanita seeperti apa dia, dia tidak layak untuk bermimpi terlalu jauh.

Momen kelam yang ia alami dulu, selalu menjadi ketakutan sendiri untuk Syasa. Dia tidak pernah berani bermimpi sekalipun untuk berdampingan dengan seorang lelaki.

Mereka baru saja tiba dikantin ketika Darrel sedang sibuk berbicara dengan Bu Mirna. Sayup-sayup terdengar ucapan Darrel.

"Kalau Ibu izinkan, saya ingin mengajak Syasa main malam ini?" ucap Darrel meminta izin pada Ibu Syasa.

Bu Mirna menatap Darrel, ia yakin Dokter ini tidak mungkin melakukan hal yang buruk pada anaknya. Bu Mirna berkata, " Baiklah, Pak Dokter saya mengizinkan. Tapi, tolong jaga Syasa anak itu kadang sering buat keributan, dan jangan terlalu malam untuk mengantar Syasa pulang.

Darrel terlihat menganggukkan kepala tanda mengerti dan setuju pada ucapan Bu Mirna. Ferdy duduk disamping Darrel, sedangkan Syasa masuk kedalam kedai.

"Tumben, Pak Dokter Ferdy kekantin. Apa tidak sedang sibuk?" tanya Bu Mirna begitu menyadari kehadiran Ferdy.

"Iya, Bu. Kebetulan pasien saya sedikit hari ini, lagian saya juga sudah lama tidak makan dikantin," jawab Ferdy.

"Lo, udah beres sembahyangnya?" tanya Darrel pada sahabatnya.

Darrel ini berbeda keyakinan dengan Ferdy, akan tetapi Darrel sangat menghormati Ferdy. Dia tidak pernah mengganggu sahabatnya saat tiba waktu sholat, begitupun Ferdy yang menghormati kepercayaan Darrel.

"Udah!" seru Ferdy.

"Dokter Ferdy mau makan apa?" tanya Bu Mirna lembut.

"Saya mau nasi, capcay sama ayam goreng aja, Bu. Jangan lupa, es jeruknya satu," pesan Ferdy.

"Baik, kalau begitu Ibu kedalam dulu sebentar, untuk menyiapkan pesanan," pamit Bu Mirna.

"Sillahkan, Bu," ucap kedua Dokter itu serentak.

Darrel menatap kedepan, melihat gadis mungil yang sedang berbicara manja dengan Ibunya. Ferdy yang sadar segera mengikuti arah pandangan Darrel lalu berkata, " Lo suka sama Syasa?"

Pertanyaan Ferdy membuat Darrel tersadar akan lamunannya, ia menoleh kesamping menatap sekilas pada sahabatnya.

"Ya, gue suka gadis bawel itu. Tapi!" ujar Darrel. " bakal susah dapetin dia, soalnya hatinya udah kaya terpaku buat Lo seorang."

Ferdy masih menatap Syasa yang kini sedang membawa nampan kearah mereka. Ferdy berkata, " Lo jangan nyerah, kan udah gue bilang. Gue cuman anggap dia adik, engga lebih."

Syasa tiba dimeja mereka, dengan telaten ia menata pesanan Ferdy dihadapan Dokter tampan itu.

"Sya," panggil Ferdy yang melihat Syasa hendak memutar badan untuk kembali ke kedai.

"Iya, Pak Dokter lucu," sahut Syasa dengan senyuman.

"Nanti malam saya jemput jam delapan malam, ya! Jangan lupa Dandan yang cantik, kita kan mau kencan!" Darrel sengaja menegaskan kata kencan agar pria disampinhnya mendengar dengan jelas.

Ferdy berusaha bersikap acuh, dia tidak ingin ikut campur urusan mereka. Akan tetapi, ada sesuatu yang dirasakan hatinya saat ini. Entah mengapa saat Syasa tersenyum pada Darrel, ia merasa sangat tidak rela melihatnya.

Dengan sigap Ferdy membuang jauh-jauh perasaan aneh itu, perasaan yang tidak seharusnya muncul dari dirinya.

"Asiap, Pak Dokter. Tapi, udah izin Emak belum?" jawab Syasa.

"Tenang, saya udah minta izin Bu Mirna barusan, beliau mengizinkan asalkan ...," lirih Darrel.

"Asalkan apa, Pak Dokter? Jangan ngegantung gitu kalau bicara, cukup perasaan Syasa aja yang digantung sama Kang gendang," gerutu Syasa.

Uhuk ... Uhuk ...!

Ferdy yang tengah makan langsung tersedak mendengar perkataan Syasa, dengan siaga Syasa segera mengambil es jeruk dan memberikannya pada Ferdy lalu berkata, " Pak Dokter kalau makan jangan cepet-cepet, Syasa engga akan ambil makanan, Pak Dokter kok."

Ferdy mengambil alih es jeruk dari tangan Syasa, kemdian segera meminumnya hampir setengah gelas habis disodot Ferdy.

"Masya Allah, Pak Dokter itu keselek apa haus sebenarnya? kok cepet amet minumnya udah kaya salah satu keunggulan pembalut aja," tegur Syasa.

"Emang apa keunggulannya, Sya?" timpal Darrel yang sedari tadi menahan tawa melihat reaksi konyol Ferdy, Darrel yakin Ferdy berasa di skakmat oleh Syasa.

"Daya serapnya yang tinggi, hehehehe." gadis itu dengan.

"Hahahahaha. Lo di samain iklan pembalut, Fer," ucap Darrel sambil tertawa yang sudah tak sanggup ia pendam lagi.

Ferdy yang baru selasai minum, menatap gadis dihadapannya yang tengah cengengesan. Ferdy menghela nafas yang berat lalu berkata, " Kamu ini, mulutnya engga pernah mau diam."

"Pak Dokter, kalau mulut Syasa diam berarti Syasa mati dong!," jawab Syasa pada Ferdy.

"Hus, engga baik bilang seperti itu," ujar Darrel.

"Maaf, Pak Dokter," cicit Syasa.

Makan siang kali ini terasa sangat menyenangkan bagi Syasa dan Darrel, akan tetapi tidak untuk Ferdy.

Selama melanjutkan pekerjaannya, Ferdy terus teringat perkataan Syasa. Gadis itu seolah-olah ingin menyampaikan kekesalannya, hanya saja caranya yang berbeda.

Pikiran Ferdy terus dipenuhi perkataan Syasa, ia lelah hari ini. Jam praktek sudah berakhir, Ferdy bernafas lega. Dia segera berjalan menuju ruangannya, melepas semua penat dan kekacauan dalam pikirannya.

Dengan satu hentakan, bokong Ferdy sudah mendarat sempurna diatas kursi. Kepalanya sakit, ini bukan seperti dirinya. Selama ini beberapa puluh gadis mencoba mendekatinya, Ferdy tidak pernah seribet ini memikirkan mereka.

Mengapa ini tidak berlaku untuk Syasa. Akhir-akhir ini semakin intens bertemu, semakin sulit baginya bersikap masa bodo pada gadis itu.

Ferdy berdecak lelah lalu berkata, "Lama-lama gue bisa gila, otak gue dipenuhi gadis itu semua. Apa sih yang sebenarnya gue mau!"

Ferdy menutup mata, mungkin dengan tidur pikirannya akan kembali normal. Setidaknya perkataan Syasa tidak terus berputak diotaknya.

Sementara itu, tepat pukul enam lewat sehabis sholat magrib. Syasa pergi ke parkiran, ia berniat mengecek Alex, motor kesayangan dirinya.

"Hai, Sayang. Apa kamu masih engga mau bangun dari tidurmu? Syasa kangen pengen naikin kamu," gumam Syasa pelan.

Syasa berusaha mengotak-atik Alex, berharap kali ini dia mau bekerjasama dengannya untuk ikut pulang ke rumah. Lima belas menit berlalu, Alex sama sekali tidak hidup. Syasa mulai kelelahan, nafasnya tersenggal karena terus berusaha menyela Alex agar bisa hidup.

"Emak, kalau kaya gini Syasa mesti pulang ngangkot lagi. Kan, sayang tuh uang ongkos bisa buat jajan ke Kang Somay," gerutu Syasa.

Rintik hujan mulai turun tanpa diundang. Syasa hendak berlari untuk berteduh, akan tetapi seseorang menariknya kedalam payung bersamanya, Syasa mengenal bau harum Farfum milik orang itu.

Syasa memberanikan diri membalikkan badan, meyakinkan jika tebakannya tidak salah. Syasa memutar badan, tapi naas genangan air di kakinya membuat ia oleng. Beruntung orang itu segera menarik pinggang raping Syasa dan mendekatkannya pada dirinya. Orang itu berkata, "Saya sudah pernah bilang, berhati-hatilah. Apa kamu tidak mendengarkan saya!"

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Tolong dukungannya ya, Say🤗

Jangan lupa like, coment, vote dan rate 5

Selamat membaca😍😍😍

Terpopuler

Comments

Tita Rosita

Tita Rosita

kaya nya syasa mending kuliah pulang kuliah bantu" emaknya d kantin thoor biar agak sedikit berkelas jd cocok sma dokter🤔

2021-09-24

1

sastra dendra

sastra dendra

wahahhahah gagal fokus sama pembalut

2021-04-17

0

Lin Halu

Lin Halu

sukakkk

2021-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!