Part 2

Seperti biasa Bu Mirna dan Syasa membuka kedai kecilnya pagi hari. Bu Mirna hanya seorang penjual nasi dan lauk, juga berbagai minuman di kedai kecilnya, Modal usaha yang ia dapat dari tunjangan kematian suaminya yang tak seberapa itu, ia putar demi menghidupi kedua anaknya.

Beruntungnya, Syasa dan Raka tidak pernah menuntut apa pun pada ibunya. Syasa sebagai anak pertama selalu berusaha membantu ibunya di kantin. Baginya sang ibu adalah nyawanya sendiri, ia menyaksikan sendiri bagaimana ibunya bersusah payah mencari rezeki untuk kehidupan mereka berdua.

Syasa tengah merapihkan meja dan mengelapnya satu per satu, ia sangat telaten menjalani pekerjaannya. Ia di kenal baik oleh hampir seluruh pegawai rumah sakit dari mulai Dokter, perawat, kasir bahkan cleaning servis sekalipun.

Syasa dijuluki si ratu senyum dan ceplas-ceplos, mungkin karena senyuman manis yang tak pernah hilang dari wajahnya. Terlebih gaya bicara Syasa yang asyik dan kocak, membuat mereka sangat menyukai Syasa.

"Mak, besok Raka ada perkumpulan wali murid," ujar Syasa.

"Iya, Mak tau. Tadi Raka udah bilang ke Emak." Bu Mirna tengah sibuk menata menu masakan di etalase.

"Berarti besok Syasa sendirian dong jaga kantinnya,"

"Kenapa? Engga mau kamu!" seru Bu Mirna.

"Bukan gitu, Mak. Tapi, biasa tambahin uang sakunya." gadis itu cengengesan tak jelas.

"Urusan uang saku aja, cepet nangkepnya!"

"Iya dong, Mak. Kan, Syasa pengen beli posternya Kang gendang. Eh, salah maksudnya Lee minho,"

"Kamarmu udah penuh sama foto dan poster pacar khayalanmu itu, mau berapa banyak lagi?"

"Kagak tau, Mak. Satu juta lagi mungkin,"

Bu Mirna hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban anak gadisnya. Tiba-tiba ponsel milik Bu Mirna berdering menandakan ada panggilan suara masuk untuknya.

"Hallo. Assalamualaikum, Dok?" sapa Bu Mirna begitu panggilan itu tersambung.

"Waalaikumsalam, Bu. Maaf Bu, minta tolong nanti antarkan makan siang untuk saya, ya?" suara seorang lelaki terdengar jelas di telinga Bu Mirna.

"Baik, Dok! Menunya seperti biasa apa ganti, Dok?"

"Seperti biasa aja, Bu."

"Baik, Dok. Nanti biar Syasa antarkan."

"Terima kasih, Bu. Assalamualaikum." lelaki itu memutus sambungan teleponnya.

"Waalaikumsalam," jawab Bu Mirna.

Syasa baru selesai menyelesaikan pekerjaannya, ia duduk di salah satu kursi untuk melepas lelah.

"Sya," panggil Bu Mirna.

Syasa menoleh ke arah ibunya seraya berkata, " Iya, Mak."

"Nanti tolong anterin makan siang buat Pak Dokter Ferdy, ya?"

Syasa terperanjat, hatinya senang mendengar perintah ibunya. Akhirnya ia memiliki kesempatan untuk melihat Kang gendang secara langsung.

"Siap, Mak!" gadis ibu memberi hormat pada ibunya.

Hari sudah mulai siang, kantin mulai penuh di isi orang-orang yang hendak mengisi perut mereka. Syasa sibuk melayani satu per satu pelanggan yang datang ke tempat makan mereka.

Sebenarnya selain mereka, masih ada empat kedai makanan lagi. Ada tukang mie ayam dan bakso, tukang somay, tukang ketoprak juga tukang es cream.

Semua pedagang disini sangat baik pada Syasa dan ibunya, terkadang mereka berbagi sedikit jualannya untuk Syasa. Begitupun Bu Mirna yang tak pernah pelit membagikan masakan jualannya pada mereka.

Bu Mirna tengah menyiapkan pesanan Ferdy. Ferdy sudah menjadi langganan sejak Bu Mirna membuka tempat makan disini, bahkan Dokter baik hati inilah yang membantu perizinan untuk Bu Mirna agar bisa berjualan.

"Sya. Ini cepat kamu antarkan pesanan Dokter Ferdy dulu." wanita paruh baya itu menyodorkan satu nampan berisi satu piring nasi&lauknya, juga satu gelas teh manis hangat pada Syasa.

"Siap, Mak." Syasa mengambil nampan dari tangan ibunya, lalu segera pergi ke dalam rumah sakit.

Hampir semua karyawan rumah sakit yang ia temui tersenyum ramah, tak jarang juga mereka menyapa dan mengajak ngobrol Syasa.

Syasa segera masuk ke dalam Lift lalu, memecet angka dua. Ruangan Ferdy sendiri berada di lantai dua paling pojok, Syasa sudah hapal betul tempat Kang gendangnya ini.

Pintu Lift terbuka, Syasa segera keluar untuk menuju ruangan Ferdy. Baru saja Syasa berjalan lima langkah, suara seorang wanita menyapanya.

"Sya." panggil wanita itu sambil berjalan mendekat ke arahnya.

Syasa membalikkan badannya hati-hati, ia takut nampan yang dibawanya oleng dan jatuh ke bawah.

"Eh, Dokter cantik," sahut Syasa.

"Kamu mau kemana?" tanya Dokter wanita itu.

"Biasa, Bu Dokter. Pesanannya Pak Dokter Ferdy." Syasa menampilkan senyuman pepsodentnya.

"Oh! Dia lagi ngerem kayaknya. Maklum habis operasi dia pagi tadi," bisik Dokter wanita itu.

"Hahaha. Udah kayak ayam aja pake ngerem segala!" ledek Syasa. " Dokter Wina mau kemana?"

Dokter wanita yang bernama Wina itu tersenyum seraya berkata, " Aku habis bergadang, Sya! Sekarang pengen bobo cantik dululah di ruanganku."

"Kebagian jaga malam, ya?"

"Iya, Sya. Sebenarnya aku kurang enak badan, bisa engga nanti kamu antarkan teh manis hangat juga ke ruanganku," pintanya.

"Bisa, Bu Dokter. Apa sih yang engga bisa buat Bu Dokter Wina yang baik hati dan rajin menabung di warung-warung. Hehehe,"

"Hehehe, kamu ini ada aja candaanya. Ya sudah, aku masuk dulu, ya!" dokter Wina berlalu meninggalkan Syasa, matanya sudah berat ingin segera pergi ke alam mimpi.

Syasa kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan Ferdy. sesampainya di depan ruangan Dokter lelaki itu, ia ketuk perlahan pintu ruangan tersebut.

"Masuk!" perintah Ferdy.

Syasa memegang knop pintu lalu, memutarnya. Terbukalah pintu tersebut, Syasa segera masuk tak lupa ia tutup kembali pintu itu dengan amat pelan.

"Assalamualaikum, Dok. Maaf ganggu, Syasa mau anterin pesanan Dokter." gadis itu melangkah mendekati Ferdy yang tengah memijat keningnya.

"Taruh di atas meja!"

Syasa menurut, ia meletakan nampan itu di atas meja kerja Ferdy. Syasa melirik ke arah Dokter itu seraya berkata, " Pak Dokter lagi sakit, ya?"

Ferdy menghentikan tangannya yang sedari tadi ia pakai memijat kemudian berkata, " Iya nih, Sya! Saya sakit kepala dari semalam!"

"Mau Syasa pijitin engga?" tawarnya.

"Enggalah! Nanti kamu minta imbalan lagi dari saya," tolaknya.

"Ih, Pak Dokter mah tau aja kebiasaan Syasa. Makin cinta deh Syasa sama Pak Dokter." Syasa tersipu malu kedua tangannya ia tempelkan di pipi mulusnya.

"Saya udah kenal kamu lama, Sya! Mana mungkin saya engga tau kebiasaan kamu."

"Pak Dokter tau engga seberapa besar cinta Syasa ke Pak Dokter?"

Ferdy hanya menggelengkan kepalanya.

"Nih ya, cinta Syasa itu bagaikan air yang mengalir deras menghilangkan rasa dahaga di kehidupan Pak Dokter. Cinta Syasa juga setinggi gedung pencakar langit." gadis itu memainkan tangannya bagaikan tengah membaca sebuah puisi.

"Kepala saya tambah sakit dengerin puisi kamu itu," protes Ferdy.

"Bapak, mau cepet sembuh engga?"

"Ya, tentu dong."

"Syasa tau caranya,"

"Gimana caranya?"

"Ajak Syasa ke KUA!" seru Syasa.

"HAH! Ngapain ajak kamu ke KUA?"

"Ya buat di nikahin atuh, Pak. Masa buat di pajang. Hehehe,"

"Hubungannya sama sakit kepala saya apa?"..

"Kan kalau habis dinikahin, Syasa bisa pijitin Pak Dokter setiap saat. Jadi, Pak Dokter engga perlu tuh cape-cape mijit pake tangan sendiri." Syasa menahan tawanya dengan membungkam mulut memakai tangan.

Ferdy hanya tersenyum, gadis ini tidak pernah berhenti sehari pun mengejarnya. Ia masih ingat ketika pertama kali bertemu Syasa, gadis ini selalu menunggu dia di depan rumahnya. Ferdy hanya menganggap semua ucapan dan tingkah laku Syasa sebagai hiburan semata, ia menganggap Syasa seperti adiknya sendiri.

"Kamu ini selalu saja menggoda saya," lontar Ferdy.

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Mohon dukungan untuk Author dengan Like, Coment dan Vote😘

Selamat membaca🤗🤗

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Gadpol sya jgn bikin kendor ngejar dok Ferdy ....wkwkwk.....

2023-02-07

0

Maura

Maura

visual dong thor

2023-01-10

0

Nur fadillah

Nur fadillah

🤣🤣🤣

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!