Part 11

Malam yang gelap berganti dengan pagi yang cerah, sang mentari hadir menyapa membawa kehangatan. Hari baru telah datang, pertanda cerita baru pun segera di mulai.

Jutaan Manusia sibuk dengan aktivitasnya, mengukir dan menulis cerita di dalam kertas kehidupan masing-masing.

Seorang Dokter menghela nafas lega, ia baru saja selesai melakukan tugasnya. Ia merogoh saku jas putih, mengambil ponsel, lalu mengeceknya.

"Mama sudah berangkat belum? Gue khawatir sama anak itu," gumam Ferdy pelan.

Dari kejauhan Wina berjalan mendekati Ferdy lalu berkata, " Hei! Kamu di panggil dari tadi diam saja. Lagi mikirin aku, ya?"

Ferdy melirik ke arah wanita dewasa yang juga seorang Dokter, sekaligus teman kerjanya seperti Darrel.

"Aku hanya sedang mengecek sesuatu di handphone," jawab Ferdy singkat.

Wina merangkul tangan Dokter muda itu. Kedekataan mereka yang sudah terjalin lama, membuat Wina sudah tidak canggung lagi dengan Ferdy.

"Malam ini kita nongkrong di cafe biasa, yuk? ajak Darrel juga, pikiranku mumet," ajak Wina.

"Kenapa?"

"Akhir-akhir ini pasienku banyak yang rewel, aku kadang sampai kehabisan akal menghadapi mereka," keluh Wina kembali.

Ferdy melepaskan tanggan Wina dari tangannya lalu berkata, " Sabar! Kita ini, kan sudah di sumpah untuk menjadi seorang Dokter. Apapun yang terjadi, tetaplah bekerja dari hati."

"Ya, ya aku tahu ...! Jadi kamu mau, kan?" cakap Wina.

"Tidak! Aku harus pulang ke rumah orang tuaku nanti sore, kamu bisa ajak Darrel saja," tolak Ferdy.

"Kalau sama dia doang, aku engga mau. Kamu tahu sendiri, kan dia orangnya ngeselin . jailnya itu engga ketulungan," jawab Wina.

"Ya sudah, pergi sendiri saja. Aku benar- benar engga bisa," tolak Ferdy. " Maaf, Aku sudah harus siap-siap untuk pulang, perjalanan dari sini ke sana lumayan jauh. Aku ingin beristirahat dulu."

"Baiklah, aku mengerti. Hati-hati di jalan!" pesan Wina..

"Iya." sahut Ferdy sembari melangkah meninggal Wina yang mematung sendiri dengan pikirannya.

"Aku engga tahu gimana lagi aku bisa dapetin kamu, Fer. Apa kekuranganku coba?" gumam Wina.

Dari kejauhan, sepasang mata memperhatikan mereka. Pemilik mata itu tidak sengaja lewat setelah mengantar pesanan salah satu karyawan.

"Kemarin aja bilang ke Syasa, engga boleh nyebut pria lain pas lagi bareng Pak Dokter. Eh, sekarang Pak Dokter sendiri enak-enakan gandengan tangan sama Dokter Wina. Emak .... help me atuh," batin Syasa.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Sore harinya, sesuai janji Ferdy. Dia pulang ke rumah orang tuanya. Perjalanan yang memakan waktu tiga jam lebih, membuat badannya teras kaku. Terlebih dia berangkat setelah habis melakukan operasi pasiennya.

Mobil Ferdy masuk ke dalam halaman rumah yang luas, bahkan lebih luas dari rumahnya. Orang tua nya seorang pengusaha batu bara terkenal di kota ini, akan tetapi itu tidak membuat Ferdy bahagia, atau pun bangga.

Dia lebih memilih jalannya sendiri, mengabdikan diri untuk menolong orang dengan kemampuan yang ia miliki.

Seorang laki-laki datang menghampiri Ferdy, ia mengangguk hormat lalu berkata, " Den Ferdy sudah sampai. Sini biar Mamang bantu bawa tasnya."

Laki-laki ini, bernama Mang Rahmat. Dia seorang supir pribadi Ayahnya. Mang Rahmat sendiri sudah bekerja sebelum Ferdy lahir, bahkan karena kesibukan Ayahnya, Saat Ferdy lahir ke dunia. Mang Rahmat setia menunggu majikannya di rumah sakit, Mang Rahmat pula yang mengumandangkan Adzan untuk pertama kali di telinga bayi kecil bernama Ferdy itu.

"Tidak usah, Mang. Mang Rahmat apa kabar? Maaf, saya jarang pulang?" sesal Ferdy.

"Seperti yang Aden lihat, Amang mah sehat bugar," jawab Mang Rahmat. " engga apa-apa, Den. Yang penting Aden di sana sehat, Amang mah udah senang."

Ferdy tersenyum, raut muka Mang Rahmat tidak bisa bohong. Ada pancaran bahagia, seperti melihat anaknya sendiri pulang. Mang Rahmat, dan istrinya Bi Tinah adalah pasangan suami istri yang berkerja di rumah orang tua Ferdy. Mereka belum di karunia anak satu pun, sampai saat tahu majikan wanitanya hamil. Mereka ikut berbahagia, mereka jugalah yang turut mendidik dan menjaga Ferdy sejak bayi.

"Baiklah. Saya ke dalam dulu, Mang," pamit Ferdy.

"Silahkan, Den," sahut Mang Rahmat.

Ferdy melenglang masuk ke dalam rumah sambil berkata, " Assalamualaikum."

Baru saja Ferdy mengucap salam, langkah kaki kecil langsung berlari menyambutnya.

"Papa ....!" teriak anak wanita imut dan mungil.

Ferdy segera berjongkok, meregangkan tangannya untuk bersiap menyambut tubuh mungil yang ia rindukan.

"Papa kangen sama kamu," bisik Ferdy.

"Aku juga kangen sama Papa. Kangen, kangen, dan kangen sekali," ujar anak itu dengan riangnya.

Selang beberapa menit, seorang Ibu menghampiri mereka lalu berkata, " Kamu sudah datang, Nak?"

Ferdy mendongakan kepalanya ke atas menatap wajah sang Mama. Senyum manis Bu Indri, Mamanya Ferdy adalah obat rasa lelah, sekaligus semangat untuk Ferdy.

"Iya, Mah," sahut Ferdy.

"Nabila, Sayang! Ayo, lepaskan dulu Papanya. Kasian Papa pasti capek." ujar Bu Indri mengelus lembut rambut anak yang di ketahui bernama Nabila. Usainya sekitar empat tahun, dia adalah anak dari Dokter tampan pujaan Syasa, alias Kang gendang.

Tidak banyak yang tahu tentang kehadiran Nabila, hanya orang tua Ferdy, Mang Rahmat, Bi Tinah, Darrel dan Wina saja yang mengetahuinya.

Nabila adalah hasil dari kesalahan Ferdy di masa lalu, akan tetapi ia tidak pernah menelantarkan sedetikpun anak, yang tidak di inginkan kehadirannya oleh Ibu kandungnya sendiri.

"Tapi, Bila pengen main sama Papa, Oma! Bila kangen," rengek Bila pada Omanya.

"Nanti, kan Bila bisa main sepuasnya sama Papa. Bukannya Bila mau ikut Papa ke sana?" bujuk Bu Indri.

Bila mengangguk pelan pertanda mengiyakan ucapan Omanya. Ferdy tersenyum, ia tidak menyangkan anak ini tumbuh dengan baik, meski tanpa Ibu kandung sekalipun.

"Papa, janji, ya! Nanti kalau sudah selesai istirahatnya, kita main bersama?" ucap Bila.

"Iya, Sayang. Papa pasti temenin Bila sepuasnya," jawab Ferdy.

"Hore ...! Bila sayang, Papa. Muach," ucap Nabila sambil mencium pipi kanan Ferdy.

"Papa juga sayang, Nabila. Sini biar Papa cium," jawab Ferdy, ia menghujani Anaknya dengan ciuman-ciuman kecil.

"Fer, sebaiknya kamu istirahat dulu. Nanti malam setelah sholat isya, turunlah ke bawah untuk makan malam!" perintah Bu Indri pada Anak semata wayangnya.

"Iya, Mah. Kalau begitu, Ferdy ke atas dulu, ya." Ferdy melepaskan pelukannya pada Nabila, beranjak berdiri lalu berjalan menaiki tangga satu per satu menuju kamarnya.

Di dalam kamar yang cukup luas inilah, Ferdy dulu menghabiskan waktu. Sebelum akhirnya ia pindah ke kota tempatnya memulai karir.

Ferdy merebahkan diri ke kasur, badannya lelah, pikirannya melayang menembus cakrawala. Mengingat kembali kejadian empat tahun ke belakang, sesuatu yang tidak ia sangka akan menghasilkan Nabila di tengah-tengah kehidupannya.

"Aku harap kamu tidak pernah datang lagi pada kami. Apapun alasannya, aku tidak akan membiarkanmu masuk ke dalam hidupku dan anakku," ucap Ferdy pelan.

Perlahan matanya terpejam bersama menghilangnya ingatan masa lalu. Ferdy hanya ingin bahagia sekali saja dalam hidupnya, melewati hari dan mengukir kenangan manis bersama seseorang tercinta.

...****************...

Bersambung~~~

Jangan lupa jempolnya, Say🙈

Selamat membaca😍😍😍

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Kalo dok Ferdy jujur sama syasa apakah rasa cintanya akan berkurang pada kang gendang nya.ko aku jd ragu ya....

2023-02-07

0

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Jangan sampai tu mak lampir nongol ketika kang gendang ma syasa lg sayang2nge 🤭

2021-06-04

0

Lies shandie

Lies shandie

jadi dokter ferdi duren nih 😅😅😅

2021-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!