Part 15

Hari ini matahari bersinar terang. Rasa panas terasa membakar menembus kulit. Di tengah keramaian kantin, seorang gadis tengah mengomel sendirian layaknya orang gila.

"Aduh, hari ini panasnya ngalahin panasnya api cemburu," celetuk Syasa. " panas-panas gini enaknya ngeredem di air. Beuh segernya...."

Selang berapa menit, Darrel dan Ferdy terlihat berjalan bersama menuju kantin. Syasa yang tengah kepanasan, merasa sangat dingin karena hadirnya kesegaran dari wajah tampan Kang gendang.

"Hei, ngelamun aja." Darrel menarik Syasa dari alam mimpinya.

"Eh, ampun Bang jago," ujar Syasa.

Darrel tertawa mendengar Syasa kaget, sedangkan Ferdy hanya diam tanpa memperdulikan mereka.

"Ha ha ha, kamu ini. Kebiasan kalau udah kaya gitu," kata Darrel.

Kedua dokter itu duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Syasa. Mata gadis itu tidak pernah lepas dari Ferdy. Ia bahkan membayangkan bisa mengelus sedikit saja wajah mulus Kang gendang.

"Hei, Saya lagi bicara sama kamu. Tapi!" ujar Darrel. " matanya malah ngeliatin Ferdy."

Syasa tersenyum, ia sedikit malu kepergok Darrel tengah menikmati pemandangan yang sungguh indah di matanya.

"Fer, noh Syasa liatin Lo terus," ucap Darrel.

Ferdy hanya melirik sekilas gadis yang kini tengah memperlihatkan gigi putihnya, seperti iklan pepsodent.

"Bu Mirna ke mana, Sya?" tanya Darrel.

"Oh, Emak lagi pulang dulu," sahut Syasa. " Pak Dokter mau makan apa? biar Syasa siapin."

"Aduh, kok saya berasa sedang di tanya istri saya, ya,"

"Istri gimana?"

"Ya, kan kalau yang udah nikah. Kalau pulang suka di tanya sama istrinya. Mau makan apa nanti aku siapin?" jelas Darrel.

"Cielah, kayaknya ada bau-bau udah pengen nikah nih," ledek Syasa.

"Ya, mau dong, Sya. Tapi, sayang belum ada calonnya," ungkap Darrel.

"Cari dong, Pak Dokter. Kalau diem aja mah, mana ada yang datang. Ikan aja kalau engga di kasih umpan, kagak mau nyangkul di kail,"

"Kalau kamu aja yang jadi istri saya mau engga?" tanya Darrel.

Ferdy yang tengah asyik dengan ponselnya, seketika menjatuhkan benda itu ke atas meja.

"Aduh, Pak Dokter kenapa dibanting tuh hanphone? memang dia salah apa?" tanya Syasa.

Ferdy mengambil ponsel miliknya lalu berkata, " Jari saya kegelincir."

"Ha ha ha. Pak Dokter lucu, mana ada jari kegelincir. Yang ada juga roda yang kegelincir mah. Aduh, Kang gendang Syasa tambah gemes aja," ucap Syasa.

"Saya bukan boneka,"

"Lah, Syasa kagak bilang Pak Dokter boneka juga," bantah Syasa.

"Tadi kamu bilang gemes ke saya!" tegas Ferdy.

"Ya, ampun Emak. Kok ada laki-laki yang kagak peka gini, di tambah Syasa cinta mati lagi sama ni laki-laki," gerutu Syasa.

Darrel yang mendengar itu tertawa lepas sampai perutnya merasa sakit.

"Saya ke toilet dulu. Saya sakit perut mendengar ucapan kamu, Sya," pamit Darrel.

Darrel segera bangkit dari tempat duduk, lalu melangkah kaki menuju toilet. Syasa hendak berdiri juga, akan tetapi Ferdy menarik tangannya.

"Kamu bandel rupanya," ujar Ferdy.

Syasa mengerutkan kening. Dia merasa tidak pernah nakal, saat sekolah pun ia tidak pernah bolos. Bahkan Syasa sering lupa akan hari minggu, pertanda ia sangat bersemangat.

"Bandel! Perasaan Syasa mah kagak nakal, coba deh Pak Dokter jelaskan, Syasa bandel dalam hal apa?" tanya Syasa.

"Saya sudah bilang jangan menyebut nama pria lain saat bersama saya. Itu pun berlaku dengan berdekatan terlalu intens dengan pria lain," jelas Ferdy.

"Pria lain siapa? perasaan dari tadi Syasa di sini sama Pak Dokter sama Dokter Darrel," bantah Syasa. " Pak Dokter salah minum obat apa? ngomongnya ngelantur, ha ha ha."

Ferdy menatap tajam pada Syasa, membuat bulu kuduk Syasa berdiri. Dia belum pernah melihat ekspresi menyeramkan seperti ini dari Kang gendangnya.

"Eh, setan. Lu tau aja tempat enak buat ngadem. Mentang-mentang Kang gendang cakep, Lu main ngerasukin aja. Dasar setan genit," umpat Syasa dalam hati

Ferdy menggebrak meja dengan pelan, lalu berkata, " Memang kamu tidak menganggap Darrel itu seorang pria?"

"Ya, iya atuh, Pak Dokter. Kalau Dokter Darrel itu bukan pria, berarti bencong dong," celetuk Syasa.

"Kamu ini. Ingin rasanya saya membungkam mulutmu itu dengan__." Ferdy tidak meneruskan ucapannya. Takut Syasa berpikir macam-macam tentang di

"Dengan apa, Pak Dokter," ujar Syasa. " kalau dengan pancinya Kang Somay mah, Syasa kagak mau.".

"Sepertinya panci Abanng somay, lebih menakutkan untuk kamu dibanding ucapan saya waktu itu! seru Ferdy.

Syasa yang sedikit kesal dengan sikap Ferdy yang menurutnya tidak adil, segera membuka mulutnya kembali.

"Pak Dokter bilang Syasa kagak boleh deket sama pria lain, termasuk Dokter Darrel. Tapi, Pak Dokter malah asyik-asyikan gandengan tangan sama Dokter Wina. Syasa kesel!" protes Syasa.

Ferdy terdiam, otaknya bekerja mencerna perkataan Syasa. Dia tidak merasa bergandengan tangan dengan Wina, temannya itu.

"Kapan? saya tidak merasa!" bantah Ferdy.

"Ya ampun, pengen dah Syasa masuk ke kepala Pak Dokter,"

"Mau ngapain?"

"Mau jualan sate!" kesal Syasa.

"Kepala saya bukan tempat jualan," sahut Ferdy tenang.

"Syasa engga bilang gitu loh," ujar Syasa.

Ferdy sedikit memijat kepalanya. Di pastikan setelah ini, satu butir obat sakit kepala akan masuk ke perutnya. Bicara dengan Syasa, sama saja seperti sedang berdebat dalam sidang.

"Saya akan katakan sekali lagi, jika kamu tidak mau menurut. Jangan salahkan, jika saya tidak bisa menahan diri!" tegas Ferdy. "jangan terlalu dekat dengan pria lain, termasuk Darrel. Catat di otakmu itu!"

"Beri Syasa satu alasan saja. Mengapa Syasa tidak boleh dekat dengan Pak Dokter Darrel?" tanya Syasa.

Ferdy gelagapan, dia juga tidak tahu alasan kuat apa soal itu. Ia hanya tidak suka melihat Darrel sangat akrab dengan Syasa. Hatinya merasa kesal, setiap melihat mereka tertawa lepas seperti tadi.

"Saya__Saya__Saya hanya tidak suka saja, melihat anak perempuan berdekatan dengan laki-laki yang buhkan muhrimnya," kilah Ferdy.

"Lalu apa bedanya Syasa dengan Pak Dokter! Kita juga bukan muhrim kan?" tanya Syasa kembali.

Pertanyaan itu sukses menjadi cambuk untuk Ferdy. Tidak ada yang salah dengan ucapan Syasa. Memang benar mereka bukanlah muhrim, tidak ada bedanya dengan Darrel. Namun, mengapa hatinya tidak rela melihat mereka berdua.

Ferdy akui, gadis itu sudah perlahan masuk ke dalam hatinya. Syasa memiliki tempat tersendiri, dan sedikit spesial di pikiran Ferdy.

Terlebih, saat ini status Ferdy juga sedang tidak terikat pernikahan dengan siapa pun. Dia juga seorang laki-laki normal, yang tetap memiliki hasrat dan cinta.

Ferdy sedikit menyunggingkan senyum, lalu berkata, " Apa kamu ingin merubah status kita, dari bukan muhrim menjadi pasangan halal?"

...****************...

Bersambung~~~

Author minta maaf, jika selera humor Author recehan. Apalah aku yang cuman bisa seperti ini🙈

Jangan lupa like, coment dan vote, Say😉

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

GPP Lo kak ..
ceritany bagus koq!
t3OPe

2023-01-13

0

Nur fadillah

Nur fadillah

Mauuuuuuu....Bang Gendang. ..🤣🤣🤣🤣

2023-01-04

0

Nabipa

Nabipa

ihirrrr

2021-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!