Part 16

Detak jantung itu berpacu lebih kencang. Tatapan mata penuh kebahagian tatkala pertanyaan manis terlontar dari laki-laki pujaannya.

Syasa tersenyum manis, bahkan lebih manis melebihi permen gula. Ia menyambut hangat setiap kata yang keluar dari Ferdy.

"Ha ha ha. Pak Dokter kalau bercanda suka kelewatan," jawab Syasa.

"Apa kamu mengangap ucapan saya hanya sebuah candaa?"

Syasa hendak menjawab, akan tetapi Darrel menepuk bahu Syasa dari belakang sambil berkata, " Sya, saya mau teh manis hangat, ya!"

Darrel duduk kembali di tempatnya semula, sedangkan Ferdy berpura-pura memainkan handphone kembali.

"Siap, Pak Dokter laksanakan!" Syasa bangkit sembari memberi hormat.

"Kamu ini, memang saya pahlawan harus dihormati," ujar Darrel.

Syasa hanya tertawa kecil, kemudian melangkahkan kaki ke dalam kedai untuk membuat teh manis hangat.

Hatinya masih bergetar. Debaran jantung ini tidak bisa ia kendalikan. Tidak bisa dipungkiri, rona bahagia terpancar jelas di wajah imutnya.

"Apa Pak Dokter akan tetap bertanya seperti itu, jika tau masa lalu Syasa," gumam Syasa.

Sementara itu Darrel berdehem mencairkan suasana, antara dirinya dan Ferdy.

"Hm.. hm..,"

"Kenapa Lo?" tanya Ferdy.

"Engga kenapa-napa," jawab Darrel." Syasa cantik ya?"

Ferdy menghentikan aktivitasnya. Melirik sekilas pada sahabatnya lalu berkata, " Dia wanita, sudah pasti cantik."

"Ya, gue tahu. Lo suka, kan sama dia sebenarnya?" tanya Darrel.

Ferdy terdiam. Otaknya berpikir bagaimana ia harus menjawab. Dulu ia pernah berkata tidak pernah menganggap Syasa lebih dari adik. Haruskah sekarang ia berkata lain?.

"Memang kenapa?" jawab Ferdy.

"Bukankah Syasa hanya adik buat Lo?"

"Adik ketemu besar!" tegas Ferdy.

"Maksud_ Lo?"

"Pikir aja sendiri,"

Perbimcangan mereka terpotong karena kehadiran Syasa. Gadis itu membawa nampan berisikan dua gelas teh manis hangat.

Dengan cekatan ia segera menyimpan masing-masing satu gelas ke hadapan dua Dokter tampan itu.

"Silahkan diminum teh manis hangat spesial engga pake telor, apalagi telor bebek," ujar Syasa.

"Loh, kok dua, Sya. Bukannya saya hanya pesan Satu!" protes Darrel.

"Satu lagi buat Kang gendang Syasa yang cuakepnya kebangetan,"

"Yah, saya iri deh. Saya ngerasa kalah cakep dari Ferdy," sindir Darrel.

"Eh, Pak Dokter jangan gitu dong. Pak Dokter juga Cakep, Kok.

"Ha ha ha. Saya hanya bercanda, Sya," ujar Darrel.

"Hm... hm...," Ferdy mengusap tenggorokannya.

"Pak Dokter sakit, ya?" tanya Syasa.

"Sa__,"

"Dia mah sakit hati, Sya!" potong Darrel.

"Sakit hati kenapa?"

"Sakit hati, takut gebetannya direbut orang. Ha ha ha,"

"Ha ha ha." Syasa yang tidak paham akan maksud Darrel hanya ikut tertawa.

Ferdy meneguk sedikit demi sedikit teh manis hangat. Matanya tidak lepas dari gadis yang terlihat asyik tertawa dengan Darrel.

🌷🌷🌷🌷🌷

Hari telah berganti malam. Setiap karyawan bergantian pulang. Ada yang bertugas berjaga malam, ada pula yang pulang untuk melepas penat seharian.

Syasa sudah berada di rumahnya. Ia tengah asyik menonton sinetron ku menangis kesukaannya.

Dari dapur sang Ibu berteriak memanggil anak gadisnya, akan tetapi suara televisi yang kencang mengalahkan suara Ibunya.

Dengan sangat terpaksa Bu Mirna melangkahka kakinya menghampiri Syasa, yang tengah tersedu-sedu menangis tidak jelas.

"Eh, kamu kenapa, Sya kok nangis?" tanya Bu Mirna khawatir.

"Itu, Mak. Cowoknya jahat, masa udah ngehamilin malah ditinggalin. Kan sedih, Mak,," rengeknya.

"Astagfirullah, ni bocah Emak kira kenapa? tahunya cuman karena nonton sinetron,"

Bu Mirna kembali ke dapur, mengambil rantang lalu menghampiri Syasa kembali.

"Nih, bantuin Emak. Kasiin ini ke rumah Pak Dokter Ferdy, mumpung anget!" perintah Bu Mirna.

Syasa yang tengah pokus menghayati sinetron, langsung meloncat kesenangan mendengar perintah menggiurkan itu.

"Kalau itu mah Syasa mau banget! Aduh, malam-malam ketemu Kang gendang." Syasa menompang kedua tangannya di dagu, membayangkan wajag Ferdy yang segar habis mandi dengan memakai baju tidur.

"Pasti cakep dah," batin Syasa.

"Hus! Anak gadis kagak baik ngayal yang macem-macem," tegur Bu Mirna.

Syasa mengambil alih rantang kecil dari ibunya sambil berkata, " Syasa mah kagak macem-macem, Mak. Cukup satu macem aja udah seneng banget."

"Apaan emang?"

"Bisa bersanding dipelaminan sama Kang gendang. Ah, co cweetnya,"

Bu Mirna memukul tangan anak gadisnya ini. Menarik kembali jiwa Syasa dari lamunannya yang terlalu jauh.

"Aww... sakit, Mak," keluh Syasa.

"Makanya, jadi orang jangan banyak ngayal. Inget, kita ini orang miskin mana mau Kang gendangmu itu," tegur Bu Mirna.

"Ih, Emak suka bikin mental Syasa down, aja. Udah, ah mending Syasa capcus ke rumah Kang gendang," ujar Syasa. " tapi ini rantang isinya apa, Mak?"

"Semur jengkol," jawab Bu Mirna.

Syasa menggaruk kepalanya. Dia baru tahu kalau Kang gendangnya juga suka semur jengkol buatan Ibunya. Syasa akui, memang semur jengkol buatan Ibunya itu sangatlah menggiurkan. Sekali makan, bisa ketagihan.

"Ok!"

Syasa berdendang ria melangkahkan kakinya keluar. Ia mempercepat jalannya, tak sabar ingin bertemu Dokter tampan.

"Assalamulaikum". Syasa mengetuk pintu begitu tiba di depan rumah Ferdy.

Tidak berapa lama seorang wanita muda membukakan pintu sambil berkata, " Waalaikumsalam. Mau ketemu siapa ya?"

Mata Syasa membulat melihat seorang wanita berdiri tepat di hadapannya. Wanita itu sangat anggun dan cantik, Syasa saja sampai tidak berkedip melihatnya.

"Maaf, Mbak mau ketemu siapa?" tanya wanita itu kembali.

"Ah, maaf. Saya hanya mau anterin ini ke Pak Dokter," jawab Syasa sambil menyodorkan rantang.

"Oh. Pak Dokter belum pulang," jawab wanita itu mengambil alih rantang dari tangan Syasa.

"Oh, engga apa-apa, Mbak. Maaf saya mengganggu," ucap Syasa.

"Engga kok, Mbak,"

"Kalau begitu saya permisi pulang, Mbak," pamit Ferdy.

"Baik, Mbak. Biar nanti saya sampaikan pada Pak Dokter,"

"Terimakasih,"

"Sama-sama,"

Syasa segera melangkah pergi meninggalkan wanita itu, begitu pun wanita tersebut juga segera menutup pintu.

Baru sepuluh langkah Syasa menjauh dari rumah Ferdy. Sebuah mobil berwarna merah masuk ke halaman rumah tersebut.

Syasa bisa menebak siapa gerangan pemilik mobil tersebut. Hatinya sedang tidak ingin melihat laki-laki yang berada di dalam mobil. Namun, sebuah tarikan di tangan Syasa membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Kamu habis dari rumah saya, Sya?" tanya Ferdy.

"Iya, Pak Dokter. Syasa cuman nganterin semur jengkol dari Emak. Syasa engga bermaksud ganggu waktu Pak Dokter sama Mbaknya," jawab Syasa.

Ferdy mengerutkan kening mendengar Syasa menyebut sebutan Mbak. Dia merasa tidak punya Kakak perempuan. Dia hanyalah anak tunggal di keluarganya.

"Mbak siapa maksud kamu?" tanya Ferdy.

"Ya, Mbak yang di rumah Pak Dokterlah. Masa Mbak tukang jamu!" ketus Syasa.

Ferdy kini paham arah ucapan Syasa. Ia sangat gemas dengan tingkah laku Syasa, yang selalu menyimpulkan sendiri tanpa bertanya.

Dengan satu gerakan tubuh Syasa Ferdy tarik ke sisi mobil. Pandangan mereka bertemu.

"Maaf!" cicit Ferdy yang segera melepaskan tangannya dari Syasa, lalu menjauhkan diri dari tubuh gadis itu.

"Saya tidak bermaksud menyentuhmu," ujar Ferdy. "Ikut saya masuk ke rumah, maka kamu akan tahu siapa sebenarnya wanita yang kamu panggil Mbak."

...****************...

BERSAMBUNG~~~

Terus dukung Author dengan cara like, coment dan vote.

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹

Bakal ketemu nabilah nih

2021-07-01

0

nonce

nonce

syasya dihamilin Ferdy terua ditinggal terus syasya ga inget sm masa.lalunya yg itu 😅nebak

2021-06-12

0

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

Jadi penasaran ma rasa jengkol yg katanya uuuueeenak nya kebangetan 🤔🤔

2021-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part4
5 part5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 part9
10 Part10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18.
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 -
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 35
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Pengumuman
110 S2 Part 1
111 S2 part 2
112 S2 Part 3
113 S2 Part 4
114 S2 Part 5
115 S2 Part 6
116 S2 Part 7
117 S2 Part 8
118 S2 Part 9
119 S2 Part 10
120 S2 Part 11
121 S2 Part 12
122 S2 Part 13
123 S2 Part 14
124 S2 Part 15
125 S2 Part 16
126 S2 Part 17
127 S2 Part 18
128 S2 Part 19
129 S2 Part 20
130 S2 Part 21
131 S2 Part 22
132 S2 part 23
133 S2 part 24
134 S2 part 25
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part4
5
part5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
part9
10
Part10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18.
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
-
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 35
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Pengumuman
110
S2 Part 1
111
S2 part 2
112
S2 Part 3
113
S2 Part 4
114
S2 Part 5
115
S2 Part 6
116
S2 Part 7
117
S2 Part 8
118
S2 Part 9
119
S2 Part 10
120
S2 Part 11
121
S2 Part 12
122
S2 Part 13
123
S2 Part 14
124
S2 Part 15
125
S2 Part 16
126
S2 Part 17
127
S2 Part 18
128
S2 Part 19
129
S2 Part 20
130
S2 Part 21
131
S2 Part 22
132
S2 part 23
133
S2 part 24
134
S2 part 25

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!