Bismillahrirrohmanirrohim.
Dengan menyebut nama alloh yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kita awali semua niat baik di hari ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sang fajar sudah meninggi membuat seorang wanita dengan balutan mukena itu harus menutup al-qur'an. Karna sudah waktunya untuk sarapan pagi dengan kedua orang tua tercintanya. Membereskan mukenna dan al-qur'an ke dalam rak sambil bersenandung kecil melantunkan shalawat nabi.
Tok tok tok
" Zhi ayo sarapan" teriak sang umi didepan pintu kamar putri tunggalnya.
"Ah iya umi, sebentar ini zhi sedang memakai jilbab" Sahut zhivana dengan setengah berteriak.
"Kalau begitu umi sama abi nunggu di meja makan ya" Ucap maryam, seraya melangkah pergi meninggalkan kamar zhivana menuju sang suami yang sedang duduk dimeja makan sambil menyesap kopi hitamnya.
Rama menoleh, mendapati istrinya yang sendirian, biasanya zhivama selalu mengekor dibelakang.
" Zhivananya, mana umi?"
"Zhi kayanya sedang menghafal al-qur'an jadi telat" Ucap maryam.
"Sebentar lagi juga dia kesini." Imbunya kembali.
Setibanya didapur, zhivana selalu memberi ucapan selamat, hampir setiap hari dirinya seperti itu. Mungkin sudah menjadi kebiasaan.
"Assalamualaikum. Selamat pagi umi, selamat pagi abi" Ucap zhivana dengan ceria.
"Waalaikumsalam" Jawab keduanya, seraya tersenyum merekah penuh kehangatan.
"Pagi. Kamu ini zhi, cepat duduk!" Titah maryam.
"Nak, kenapa telat? Biasanya kamu yang paling duluan bantuin umi mu masak" tanya rama dengan menatap zhivana dalam.
Zhivana tersenyum kecil, lalu berkata.
" Maaf, tadi setelah shalat shubuh zhi langsung melanjutkan hafalan al-qu'an. Biasanya hanya sekedar membaca tapi tadi zhi berniat menghapal ulang, jadi lama" Ucap zhivana dengan tersenyum-tersenyum.
Rama mengangguk mengerti.
"Tak apa nak itu bagus abi sangat bangga padamu."
" Makasih, abi emang paling oke." Komentarnya dengan bercanda.
Sementara, maryam hanya menatap suami dan anak semata wayangnya itu. Keluarga kecil yang penuh kasih sayang.
"Ya sudah mari sarapan! Nanti lanjut ngobrolnya"
Maryam memberikan nasi goreng plus telur dadarnya pada sang suami.
"Terima kasih" Ucap rama, dengan menatap hangat ke sang istri tercinta.
"Isstt, umi dan abi ini disini ada zhi. Jangan saling bertatapan seperti itu." Protes zhivana, namun tertawa juga. Melihat keromantisan kedua orang tuanya.
"Kamu ini. Cepat habiskan sarapannya! Nanti telat kuliahnya" Ucap maryam dengan malu.
Rama hanya mengeleng-gelengkan kepala.
"Iya, iya. Ini juga udah mau abis" Ucap zhivana dengan cemberut.
"Alhamdulilah. Udah abis ini"
Zhivana beranjak, membawa piring kotor ke bak wastafel.
"Aku langsung pergi kuliah aja. Soalnya hari ini, ada kelas pagi" Ucapnya seraya menyalami maryam dan rama bergantian.
"Yasudah hati-hati! Dijalannya." Ucap rama mengusap ujung kepala zhivana yang tertutup hijab syar'i.
"Iya. Abi zhi berangkap dulu ya."
"Hati-hati zhi ingat!! Sesibuk apapun kuliah kamu jangan tinggalkan shalat 5 waktu dan shalat dhuha ya nak" Nahasihat rama yang kini mengusap pipi zhivana yang tertutup kain cadar.
Zhivana. mengagguk patuh.
"Insya alloh, zhi akan selalu ingat pesan dari abi dan umi" Jawab zhivana.
"Kalau begitu zhi berangkat dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Seraya menatap kepergian putrinya, maryam berdoa dalam hati.
Semoga alloh selalu melindungimu nak, umi dan abi mu sangat menyayanggimu. batin maryam
"Putri kecil kita telah beranjak dewasa ya, sayang" Ucap rama sambil mengusap hangat tangan sang istri.
Maryam tersenyum.
"Iya. Zhivana selalu berbakti kepada kita, dia tumbuh menjadi sesosok wanita sholehah"
Maryam memeluk tangan suaminya, merasa bahagia memiliki keluarga kecil yang diberkahi kebahagiaan dan penuh kasih sayang ini. Semoga alloh selalu memberi kesehatan dan kebahagiaan kepada keluarga kecilnya ini.
"Ya, sudah abi berangkat kerja dulu, nanti pulangnya mungkin sedikit telat karna kerjaan hari ini begitu banyak" Ucap rama melepaskan pelukan istrinya dan menatap hangat maryam.
"Hati-hati ya bi!! Semoga alloh melindungi abi dan melancarkan rezeki suamiku, ini" Ucap maryam tersenyum hangat dibalik cadarnya. Walau umurnya, sudah tidak muda lagi tapi maryam dan rama selalu romantis.
"Aamiin. Abi berangkat dulu" Ucap rama dengan mencium kening maryam.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab maryam sambil menyalami tangan sang suami.
Rama melangkah pergi keluar dari rumah mengambil motor yang terparkir dihalam rumah. Rama langsung memacu kendaraannya itu menuju tempat kerja. Rama berkerja sebagai pemilik kafe yang cukup terbilang besar. Cafe yang ia bangun semenjak lulus kuliah dulu sampai sekarang ia masih mengurus cafenya untuk menafkahi keluarga.
Cafe bergaya klasik, milik rama sampai sekarang cafe ini selalu ramai dan banyak pengunjungnya terutama dari kalangan remaja dan pelajar.
'
'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Siti Lizardy
Ceritanya udh bagus Kak Thor, tp bisa diperbaiki lg PEUBI nya. kalo nama orang harus huruf kapital di awal.
2021-08-09
1
uswa al khasanah
aku favorit dulu ya... nanti ku baca..
salam semangat dari author sebelah , KetikaRinduBerbalutDoa ...
2020-12-17
1
Nay Lissa
semangaatt kakak q udah mampir nih, mari saling mendukung
2020-12-09
2