"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, karena hasil akhir dari semua urusan di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah. Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya." -Umar bin Khattab
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karena sangat jarang berkumpul akibat kesibukan masing-masing, kami sampai asik mengobrol, dan sudah satu jam lebih ternyata. Ardi memutuskan untuk pulang karena ini sudah siang, ardi juga masih ada pekerjaan diperusahaan.
"Paman dan gea pulang dulu ya, zhi. Jaga diri kamu baik-baik."
"Iya, paman."
Setelah kepulangan paman dan gea, kini zhivana menutup pintu rumah. Tinggallah seorang diri terasa sangat sepi, rumahnya menjadi dingin tidak seperti dulu penuh dengan kehangattan.
"Umi, abi. Aku rindu kalian." Batin zhivana.
Tidak terasa air mata zhivana sudah beruraian membasahi kain cadar yang ia kenakan. Zhivana juga bisa rapuh dan lemah dia juga manusia biasa. Mungkin dihadapan semua orang zhivana adalah sesosok wanita kuat dan ceria. Tapi kalau sudah seperti ini dia sangat tak berdaya.
Zhivana juga butuh bahu untuk bersandar, butuh uluran tangan untuk menyambut dirinya ketika terjatuh, butuh teman berbicara untuk memberitahu segala keluh kesahnya. Zhivana hanya bisa memendam semua itu. Tapi zhivana hanya bisa mengadu kepada sang maha kuasa menceritakan segala isi hatinya dengan untaian doa dan diiringi dengan kesabaran.
...ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ...
...3 𝙈𝘼𝘾𝘼𝙈 𝙆𝙀𝙎𝘼𝘽𝘼𝙍𝘼𝙉...
...Manusia dalam kewajiban mengabdikan diri kepada Allah, dituntut untuk istiqamah dan juga dituntut untuk bersabar. Melakukan perintah Allah perlu sabar. Meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah, perlu sabar. Menghadapi musibah yang ditentukan oleh Allah juga memerlukan kesabaran....
Kesabaran ada 3 macam :
Sabar dalam taat
Sabar dalam meninggalkan maksiat
Sabar berhadapan dengan dugaan.
***
Satu bulan telah berlalu begitu saja terasa sangat cepat, dimana ardi sang paman berkunjung kerumah zhivana. Dimana arrsyad juga pergi ke amerika serikat untuk melanjutkan studynya. Dimana gea juga sering berkunjung kerumah, dimana reno dan luchia sering mengunjungi zhivana. Dan selama satu bulan ini zhivana sudah mengajar di pondok pesantren kiai husen.
Hari demi hari zhivana lalui dengan semangat, tidak peduli dengan kekurangannya yang tidak bisa melihat, bagi zhivana sendiri ini adalah ujian untuk dirinya dimana sabar dan keimanannya sedang diuji oleh sang maha pencipta. Zhivana terima dengan senang hati, ia tidak ingin patah semangat karena dengan dirinya yang sekarang.
Zhivana terima semua ini dengan senang hati bukan kah taqdir dari alloh ini harus diterima dengan senang hati? Maka dari itu kita seperti orang terkaya karena sudah menerima pembagian taqdir dengan senang hati.
Kini zhivana tengah bersiap-siap untuk mengajar di pondok pesantren, hari ini zhivana memakai baju gamis syar'i berwarna mocca beserta kerudung yang menjuntai menutupi lekuk tubuhnya, tidak lupa juga dengan cadar yang senada berwarna mocca. Nampak elegan, cantik dan anggun.
Zhivana keluar rumah tidak lupa untuk mengunci pintu dulu sebelum berpergian. zhivana langsung melangkahkan kakinya untuk pergi ke pesantren. Biasanya kiai husen selalu menyuruh dua orang santri putri untuk menjemput dan mengantar zhivana pulang setiap harinya. Tentu itu karena kiai husen sangat mengkhawatirkan zhivana alasannya takut terjadi apa-apa pada zhivana saat dijalan, padahal dari rumah ke pesantren itu tidak terlalu jauh.
Zhivana juga sudah menolak hal itu tapi tetap saja kiai husen tetap pada pendiriannya, akhirnya zhivana hanya bisa pasrah dan menerima saja.
Saat zhivana ditengah perjalanan ada dua orang santri putri yang mendekat ke zhivana. Mereka langsung menyapa zhivana.
"Assalamualaikum ustadzah." Ucap kedua santri putri itu bersamaan.
"Waalaikumsalam."
"Afwan ustadzah, kami berdua telat menjemput ustadzah karena tadi kami ditugaskan ustadzah fatimah menyelesaikan hafalan al-qur'an." Ucap salah satu santri putri.
"Tidak apa, lagi pula afwan ustadzah lah yang merepotkan kalian" Ucap zhivana.
"Tidak ustadzah kami tidak merasa direpotkan, ini sudah tugas kami dari kiai untuk menjemput ustadzah. Dan kami senang dengan cara ini kami jadi lebih dekat dengan ustadzah." Sahut santri putri yang sedari tadi diam saja.
"Alhamdulilah, kalau begitu mari kita kepesantren." Ajak zhivana.
"Baik ustadzah" Ucap kedua satri putri itu bersamaan.
Kedua santri itu adalah orang yang ditugaskan kiai husen untuk menjemput zhivana. Santri putri yang pertama bernama Adiba dan satri kedua bernama Zara. Kedua santri putri ini memiliki kecerdasan diatas rata-rata, mereka juga bercadar seperti zhivana.
Kini mereka bertiga berjalan beriringan untuk menuju pondok pesantren. Tidak butuh waktu lama mereka pun tiba digerbang pesantren yang menjulang tinggi. ditengah gerbang ini ada perbatasan tentu saja itu pembatasan antara santri putri dan santri putra.
"Ustadzah karena sudah sampai, kami berdua pergi duluan. Karena masih ada kelas lagi." Ucap adiba.
"Baiklah kalian duluan saja, semangat belajarnya." Ucap zhivana.
"Terima kasih ustadzah. Kami pamit dulu assalamualaikum." Ucap adiba dan zara bersamaan.
"Waalaikumsalam."
Kini zhivana langsung menuju tempat mengajarnya. Saat tengah berjalan ada yang mengucap salam padanya dan suara itu tidak asing ditelinga zhivana. Dengan begitu zhivana menghentikan langkahnya.
"Assalamualaikum, ukhty."
" Waalaikumsalam, ustadz."
Mereka berdua berdiri saling berhadapan dengan jarak dua meter karena untuk menjaga jarak dengan yang bukan mahromnya. Terlihat jelas pria itu tersenyum pandangannya tertunduk sesekali melirik kedepan untuk melihat lawan bicaranya.
Orang itu adalah Muhammad Azwar Haidar, putra pertamanya kiai husen. Azwar sangat diidamkan oleh para ustadzah yang mengajar dipesantren dan para santri putripun sama sangat mengidamkan azwar. Bagaimana tidak azwar ini sangat tampan, kulitnya saja sangat putih, badanya tinggi, cerdas sholeh pula. Duh calon imam idaman banget ini mah.
"Ukhty mau berangkat mengajar." Tanya azwar.
"Iya ustadz azwar" Cicitnya pelan.
"Ukhty nanti kalau sudah pulang mengajar, ukhty disuruh kerumah abi dulu." Ucap azwar menyampaikan amanah dari kiai husen.
"Maaf, ustadz azwar kalau boleh tau kenapa beliau menyuruh saya kesana."
"Entahlah saya juga kurang tahu."
"Ada apa ya kenapa kiai husen menyuruhku kesana? Bagaimana kalau kiai husen menyuruhku tinggal dengannya." Batin zhivana.
"Baiklah. Ustadz azwar nanti selesai saya mengajar, saya akan pergi kerumah beliau."
"Terimakasih ukhty. Kalau begitu saya permisi dulu, assalamualaikum."
"Iya ustadz, waalaikumsalam."
Setelah ustadz azwar pergi, zhivana kembali melangkahkan kakinya ketempat ia akan mengajar. Sesampainya disana ada santri putri yang menunggu zhivana.
"Ustadzah." Teriak santri putri itu kegiringan saat melihat zhivana berjalan kearahnya.
"Assalamualaikum. Kamu zahra kah?" Tanya zhivana memastikan.
"Hehe, waalaikumsalam ustadzah. Iya ustadzah saya zahra, duh maaf ya tadi teriak ngga sopan banget jadinya." Ucap zahra malu-malu.
"Tidak apa lain kali jangan diulangi lagi ya zahra. Terus kenapa kamu berteriak seperti itu? Lagi pula kamu tidak biasanya berteriak seperti itu."
"Maaf ustadzah saya cuman senang saja, saya kira ustadzah tidak akan mengajar karena sudah telat sepuluh menit. Jadi saya tunggu diluar terus liat ustadzah deh."
"Maaf ya telat tadi dijalan ustadzah berbincang dengan seseorang jadi terlambat." Ucap zhivana dengan tersenyum-tersenyum.
"Dengan ustadz tampan ya." Goda zara
"Siapa ustadz tampan." Zhivana mengerjitkan dahinya setelah mendengar ucapan zara barusan.
"Maksud saya dengan ustadz azwar yang ketampanannya bak nabi yusuf." Ucap zara.
Sebenarnya zara hanya menebak saja. Pasalnya memang sering melihat zhivana sedang mengobrol dengan ustadz azwar.
"Bagaimana kamu tahu."
"Benarkah ustadzah mengobrol dengan ustadz azwar? Padahal tadi aku hanya menebak saja ustadzah. Kalian berjodoh kali ya yang satunya cantik dan yang satunya lagi tampan."
"Kamu ini ya. Sudah kita masuk sekarang nanti malah tambah telat. "
"Hihi, iya ustadzah." Ucap zahra sambil cekikikan.
Zhivana langsung masuk kedalam kelas dengan diikuti oleh zahra dibelakang. Pelajaranpun dimulai seperti biasa dengan tertib.
***
Amerika Serikat.
Massachusetts Institute of Technology (MIT) dinobatkan sebagai universitas nomor satu terbaik di seluruh Amerika Serikat. Kampus ini berhasil mendapatkan nilai sempurna di 4 kategori dari total 6 indikator penilaian.
Dari total 11 ribu mahasiswa, 3 persennya adalah mahasiswa internasional yang berasal dari 154 negara berbeda. MIT dikenal sebagai pemimpin dalam bidang sains, teknik, biologi, ekonomi, dan masih banyak lagi. Uniknya, MIT memiliki gedung-gedung kampus dengan bentuk artistik.
Arryad sudah memulai semester awal kuliahnya dengan baik dengan mengambil jurusan ekonomi bisnis. Arrsyad juga sudah mendapatkan banyak teman, tapi tidak dengan satu orang ini yang selalu dekat dengan arrsyad, malah satu apartemen pula dengan arrsyad. Yaitu Adzril Rafif Alfarezi. Seorang maha siswa sama-sama dari negera indonesia. Adzril dan arrsyad berkenalan saat ospek dimana mereka akan melaksanakan kewajiban seorang muslim, mereka bertemu dan menjadi seorang teman dekat.
Malam ini arrsyad menelusuri pusat kota Eco Green Park. Dengan adzril sebagai pengemudi, sedangkan arrsyad duduk di samping adzril. Perjalanan mereka diwarnai dengan senandung suara cempreng dari adzril. Arrsyad hanya diam saja sesekali tertawa kecil karena mendengar suara adzril yang seperti tercekik tali.
"Syad, tau gak cewe cantik yang jurusan sains itu ter-" Belum saja adzril menyelesaikan bicaranya arrsyad sudah memotongnya dengan cepat.
"Aku ngga peduli." Ketus arrsyad.
"Denger dulu syad, dia itu cantik banget. Dan dia juga berasal dari indonesia, agama islam pula."
"Aku gak tertarik." Ketusnya lagi.
"What. Look she is very beautiful. Para cowo kampus dan dosen juga sering deketin dia tuh." Ucap adzril sedikit kaget dengan arrsyad. Pasalnya arrsyad itu tampan apalagi dikampus juga banyak yang menyukai dirinya selain populer karena pintar arrsyad juga populer karena ketampanannya.
"Bukan tipeku."
"Memang tipe kamu yang bagaimana? Tapi kamu normalkan." Ucap adzril seraya memicingkan matanya pada arrsyad.
"Tentu saja aku normal."
"Ya bagus deh soalnya aku liat kamu itu seperti kaya gak tertarik sama cewe-cewe, padahal cewe kampus pada ngefans banget sama kamu syad. Ya menurut aku, kamu itu terkesan dingin dan cuek banget sama mereka. Apa jangan-jangan kamu sedang menjaga hati demi seseorang" Tanya adzril
"Itu tidak penting. Bisakah kita pulang sekarang ini sudah larut malam."
Arrsyad tidak pernah menceritakan tentang dirinya ataupun perasannya pada orang lain termasuk adzril. Arrsyad sangat privasi tentang kehidupan pribadinya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja. Hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk sampai ke aparteman. Sesampainya di gedung aparteman, adzril langsung memarkirkan mobil sport warna merah itu diparkiran didepan aparteman mereka. Mereka langsung masuk ke dalam karena malam sudah semakin larut dan udarapun semakin dingin.
***
Pondok Pesantren
Adzan dzuhur sudah berkumandang mengajak kepada semua umat muslim untuk segera melaksanakan kewajibannya. Zhivana menyudahi mengajar al-qur'annya, menyuruh para santri putri untuk segera pergi ke mesjid dan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah, begitu pula dengan zhivana yang ikut ke mesjid bersama zahra.
"Ustadzah tugas yang diberikan sama ustadzah tadi sulit sekali aku tidak yakin bisa mengisinya." Keluh zara.
"Tidak ada yang sulit zahra, kamu coba dulu dan berusaha pasti bisa." Ucap zhivana.
"Apakah kalau aku bisa menjawabnya akan dapat hadiah dari ustadzah."
"Memangnya hadiah apa yang kamu inginkan."
"Hadiahnya apa ya? Aku akan pikirkan dulu." Ucap zara tersenyum senang.
"Baiklah jangan lupa tugasnya harus selesai lusa nanti."
"Iya ustadzah."
Kini merekapun tiba dimesjid besar pondok pesantren. Zhivana dan zarapun langsung pergi mengambil air wudhu yang ada disisi sebelah kanan khusus untuk santri putri dan disisi sebelah kiri tempat wudhu untuk santri putra. Setelah mengambil wudhu zhivana dan zahra masuk kedalam mesjid untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
'
'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Rusma Hamid
dgn zhivana maksudx😀
2020-11-23
1
Rusma Hamid
aduh semoga aja kyai tdk menjodohkan anakx dgnx kan kasian Arsyad🤭
2020-11-23
4