"Aku percaya, takdir Allah pastilah yang terbaik untukku dan untukmu juga."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Masih dibandara. Mereka masih enggan beranjak dari sana. Terutama reno, dirinya masih menatap kedepan dimana tadi arrsyad berjalan menjauh darinya.
"Ayah aku sudah memenuhi keinginanmu untuk menguliahkan arrsyad dimana kau dan aku kuliah dulu. kau tau ayah aku sangat tak rela arrsyad pergi jauh dariku tapi pada nyatanya aku sering meninggalkannya sendirian, ketika aku ada perjalanan bisnis tapi tidak lama seperti arrsyad kini adikku itu perginya lama bayangkan saja selama 5 tahun dia akan menetap diamerika." Batin reno.
Luchia yang tau suaminya tak rela dengan kepergian arrsyad. Langsung mendekat lalu mengusap punggung tangannya.
"Mas. Arrsyad akan baik-baik saja, percayalah! Kau tau kan dia itu sangat mandiri."
"Iya. Aku tau itu sayang, tapi tetap saja mas khawatir."
"Doakan saja semoga arrsyad selalu dalam lindungannya alloh." Sahut zhivana.
"Aamiin."
"Makasih ya zhi. Berkat kamu arrsyad mau pergi ke amerika." Ucap reno seraya tersenyum memandangi zhivana.
"Tidak kak. Aku hanya memberi saran saja, lagi pula arrsyad ingin mengabulkan harapan Alm. Ayahnya, dia ingin membagakan orang-orang yang telah menyayanginya jadi karena itu dia pergi." Ucap zhivana.
"Tetap saja aku harus berterima kasih padamu."
Zhivana mengangguk.
"Yasudah, ayo kita pulang." Ajak luchia.
***
Setelah kepergian luchia dan reno. Zhivana mengajak gea masuk ke dalam rumah. Keduanya langsung masuk ke dalam kamar, rebahan sambil mengobrol ria rasanya sangat menyenangkan.
"Kamu mau menginap disini" Tanya zhivana.
"Iya. Lagi pula, ayah ku sedang sibuk dengan bisnisnya. Tenang saja, aku sudah bilang kok."
"Oh iya. Aku baru sadar kalau arrsyad ternyata tampan sekali. Waktu itu, aku pernah liat dia dipemakaman kedua orang tuamu. Tapi hanya sekilas, tapi saat tadi dibandara aku sangat penasaran dan akhirnya aku lihat dia. Ternyata dia imut banget ya kalau dari dekat. Sungguh ciptaan alloh, yang paling sempurna. Dia tampan putih tinggi dan gagah. Ya walaupun wajahnya dingin dan datar." Sahut gea kembali.
Zhivana hanya tersenyum saja.
"Berasa cuci mata aku zhi, kalau liat yang bening-bening."
"Makanya, pandangannya harus lebih di jaga lagi."
"Udah. Tapi aku tergoda makhluk tampan."
"Astagfirullah. Banyak istigfar kamu"
"Astagfirullahal'adzim. Hehe"
***
Didalam pesawat. Arrsyad yang duduk seraya menatap ke luar jendela kaca. Hati dan pikirannya terus tertuju pada zhivana.
"Semoga kak zhivana baik-baik saja, kak aku hanya bisa menjagamu melalui alloh." Batin arrsyad.
Bagi arrsyad, zhivana adalah segalanya. Sejak arrsyad kecil dirinya sudah menyukai zhivana. Masih ingat dengan jelas waktu zhivana berusaha menangkap kupu-kupu ditaman, zhivana malah terjatuh dan lututnya sedikit mengeluarkan darah zhivana juga menangis. Arrsyad yang melihat zhivana seperti itu langsung mendekat dan mengendongnya. Padahal tubuhnya masih sangat kecil tapi karna tubuh zhivana kecil nan mungil jadi arrsyad agak sedikit besar dari zhivana.
"Waktu kecil kak zhivana sangat imut. Wajahnya yang manis itu membuatku ingin terus melihatnya, aku masih ingat dulu senyumannya mampu menarik diriku agar terus melihat kearah nya. Tapi saat usia kak zhivana sembilan tahun uminya menyuruh untuk memakai cadar." Batin arrsyad.
Arrsyad menghembuskan napas beratnya.
Melihat keluar jendela hanya terlihat awan putih saja. Bayangan kedua orang tuanya tiba-tiba muncul. Rupanya sudah sangat lama sekali ayah dan ibunya meninggal.
Arrsyad memasang airphone, seraya memejamkan kedua matanya.
***
Dirumah Zhivana.
Sepasang sahabat yang saling menyayangi ini kini sedang merebahkan tubuhnya dikasur yang sama. Zhivana sedang membicarakan rencananya yang akan berhenti kuliah kepada gea, tentu hal itu tidak disetujui oleh gea pasalnya gea sendiri siap akan membimbing zhivana tapi zhivana tetap menolak. Gea hanya bisa pasrah saja, dirinya juga tau dikondisi zhivana yang tidak bisa melihat pasti itu sangat sulit.
"Terus sekarang apa rencanamu, untuk kedepannya." Tanya gea.
"Insya alloh. Aku akan mengajar di pondok pesantrennya kiai husen. Dia kemarin kesini sama istrinya dia bilang kalau aku sebaiknya mengajar lagi dipesantren atau tinggal saja dirumah kiai husen tapi aku menolaknya. Lebih baik tinggal disini saja."
"Terus rencana yang mengajar apa kamu mau zhi."
"Tentu, disana aku ingin berbagi ilmu, dan aku juga masih ingin belajar dipesantren."
"Itu rencana yang bagus. Apalagi kiai husen sangat baik padamu."
Kiai husen adalah pemilik pondok pesantren terbesar dikota ini. Kiai husen juga adalah seorang pemimpin yang tegas, dan sangat berwibawa.
Rama dan kiai husen adalah seorang sahabat mereka bertemu saat kuliah dikairo sejak itu lah rama menjadi sahabat dekat kiai husen. Tapi sayang saat rama dan maryam meninggal kiai husen tidak ada karna beliau sedang ada acara dakwah diluar kota.
Istri kiai husen adalah ustadzah aisyah dan memiliki dua orang anak. Putra pertamanya, adalah Muhammad Azwar Haidar seorang ustad lulusan terbaik dari kairo kini azwar juga mengajar dipesantren, usianya 22 tahun. Dan putra keduanya, yaitu Malik Fazal Gafi, dia masih sekolah menengah pertama, salah satu santri dipesantren milik abinya. Dan usianya 16 tahun.
Saat mengetahui bahwa sahabatnya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan membuat kiai husen beserta sang istri sangat bersalah karena saat waktu pemakaman mereka tidak bisa hadir. Dan pada saat tau zhivana sudah pulang kerumah kiai husen beserta istrinya memutuskan untuk menemui zhivana.
Mereka hanya bisa mendoakan Alm. kedua orang tuanya zhivana serta meminta maaf. Kiai husen sangat sedih melihat kondisi zhivana yang sekarang tidak bisa melihat apalagi kini zhivana tinggal seorang diri. Kiai husen menawarkan agar zhivana tinggal dirumahnya agar tidak kesepian dan istrinya aisyah bisa merawat zhivana. Tapi zhivana menolaknya karena dirumah ini banyak kenangan bersama Alm. Umi, abinya.
Kiai husen pun mengerti dan menawarkan zhivana untuk bisa mengajar kembali dipesantren seperti dulu. Akhirnya zhivana mau dan memilih mengajar saja seperti dulu.
"Zhi. Aku akan selalu mendukung keputusanmu!! Asal itu membuatmu bahagia, dan untuk kedepannya kau harus semangat terus."
"Terimakasih banyak gea, kamu memang paling ngerti aku."
"Oh iya, bukannya Alm. Abi mu punya kafe? Terus sekarang bagaimana." Tanya gea yang baru saja ingat tentang usaha abinya zhivana.
"Itu kak reno yang urus. Dan hasilnya dikirim ke aku tiap bulan."
"Syukurlah. Kalau gitu aku senang dengernya jadi kamu gak usah mikirin banyak hal."
"Tapi aku sangat rindu kedua orang tuaku." Ucap zhivana dengan lirih.
"Umi Abi, seandainya kalian masih di sini, aku ingin bersama dengan kalian seperti dulu dan menceritakan banyak hal tentang hidupku.Tetapi, sekarang aku hanya dapat dekat denganmu, dalam doaku." Batin zhivana.
"Aku tau zhi kau pasti sangat merindukan kedua orang tuamu. Tapi mau bagaimana, mereka pasti udah tenang disana, kita hanya bisa mendoakan saja. Kamu yang kuat ya zhi."
Zhivana tersenyum seraya menghapus sisa air matanya. Keduanya memutuskan untuk shalat magrib, melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
'
'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Rusma Hamid
semoga pak Husein tdk menjodohkan putrax dgn zhivana😀
2020-11-21
1
OP_PRO
bagus kak , aku kasih saran Boleh ?...Tanda baca lebih diperhatikan lagi ya dan untuk nama orang dan awal kalimat huruf kapital ya kak
2020-11-20
2
Sata Erizawa
setelah tanda ( " ) tidak perlu spasi sis... misal: "Aku akan mendukungmu. Semoga novelmu sukses ya. Semangat!"
Perhatikan penggunaan huruf besar juga! 😉😉 Fighting! Bantu bomb like.
2020-11-20
2