"Diam-diam sekarang mungkin kamu mencintainya dalam diam, layaknya cinta seorang fatimah kepada ali. mungkin sekarang bagimu memiliki adalah ketidakmungkinan. Tapi bukankah alloh begitu mudah membolak-balikkan hati manusia."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Pagi ini setelah shalat shubuh zhivana dan luchia memutuskan untuk mengaji bersama dirumah. Luchia sangat terkagum-kagum dengan suara merdu zhivana saat melantunkan ayat-ayat suci al-qur'an.
Apalagi saat luchia mengetahui bahwa zhivana sudah menghafal 30 zuz membuat luchia bangga.
"Masya alloh. Zhi kau sungguh hebat!!"
"Alhamdulilah kak, selama kita ada keinginan asal itu hal baik. Pasti alloh akan mempermudahkannya."
"Aku orangnya super sibuk. Bahkan makan dan jam tidurku saja berantakkan, aku hanya sibuk urusan duniawi tapi soal akhirat aku lalai."
"Aku hanya bisa berdoa, semoga ke depannya kak luchia makin giat dalam melaksanakan ibadahnya."
"Aamiin"
"Aku sangat bahagia sekaligus merasa beruntung! Akhirnya aku keluar dari rasa penasaranku ini." Ucap luchia dengan tersenyum-tersenyum.
Zhivana mengerjit heran, lalu bertanya.
"Kenapa Memangnya, kak?"
"Karena aku telah melihat wajah cantik dan manis mu itu." Teriak luchia yang langsung memeluk zhivana.
Semalam saat luchia ingin masuk ke dalam kamar zhivana, dirinya tidak sengaja melihat zhivana yang sedang melepas cadarnya.
"Umimu ngidam apa sih? Masa kamu sampai secantik itu! Aku saja yang melihatnya langsung terpesona."
"Tapi kak. Menurutku cantik itu tidak selalu dengan wajah indah, kulit bening, aroma wangi. Tapi cantik itu indahnya bersabar beningnya rasa bersyukur, dan wanginya aroma memaafkan."
"Yapp betul. Tapi kau tau zhi, aku merawat wajahku ini sampai mengeluarkan uang puluhan juta tapi tidak secantik dirimu, kau cantik alami zhi tanpa bantuan skincare, rahasianya apa sih."
"Air wudhu." Jawab zhivana jujur.
"Huaaa. Kau terlalu alami untuk ku yang jiwa skincare." Teriak luchia dengan ekspresi sedihnya.
Zhivana hanya tersenyum saja.
"Aku yakin arrsyad akan langsung mengeluarkan air liurnya saat melihatmu tanpa cadar." Ucap luchia dengan terkekeh geli.
"Jangan sampai melihat dia bukan mahrom ku kak."
"Iya, iya. Tapi bagaimana kalau dia sudah halal dan melihat wajahmu! Aku jadi penasaran dengan ekspresi wajahnya yang datar dan dingin itu."
Setelah berbicara cukup lama, keduanya pun memutuskan untu sarapa pagi. Saat tiba didapur, terdengar seseor diluar sana mengetuk pintu.
Luchia langsung melangkah pergi ke depan untuk membuka pintu. Terlihat wanita bercadar tengah berdiri dihadapan luchia sekarang.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Maaf, kamu siapa ya."
"Perkenalkan. Saya gea, sahabatnya zhivana."
Luchia menatap gadis bercadar itu. Dirinya mulai teringat perkataan zhivana yang pernah menyebut nama gea saat dirumah sakit.
"Nama saya luchia. Kakaknya zhivana" Ucap luchia seraya mengulurkan tangan kanannya.
Keduanya pun saling berjabatan tangan, seraya tersenyum manis.
"Mari masuk. Aku baru saja membuat sarapan jadi kita bisa sarapan bersama." Ajak luchia dengan tersenyum ramah.
Gea mengangguk seraya melangkah masuk, mengikuti luchia dari belakang. Setelah memberitahu zhivana, bahwa sahabatnya yang datang. Luchia langsung kembali ke dapur.
Gea malah diam mematung menatap zhivana sahabat dari kecilnya itu, gea teramat sangat kasian melihat kondisi zhivana sekarang.
Waktu itu hanya bisa pergi ke pemakaman kedua orang tuanya zhivana. Gea juga menangis disana bersama ayahnya menangisi kepergian Alm. Umi dan abi nya zhivana.
Gea tidak bisa pergi kerumah sakit untuk melihat kondisi zhivana. Bukannya tidak peduli, tapi gea sangat terburu-buru harus pergi bersama ayahnya ke singapura, untuk menjenguk neneknya yang sakit di singapura.
"Assalamualaikum gea, kenapa tidak langsung menyapaku biasanya kamu suka langsung heboh saat ada aku? Oh ya, gea aku rindu bercanda bersamamu, aku rindu padamu juga aku ingin melihatmu tertawa bersamaku" Ucap zhivana dengan lirih. Kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.
Gea yang sudah beruraian air mata langsung memeluk zhivana dengan erat.
"Waalaikumsalam"
"Jangan menangis. Aku baik-baik saja, tenanglah! Aku sudah ikhlas dengan semua musibah yang menimpaku. Doakan saja semoga umi dan abiku tenang disana."
"Maaf. maafkan aku zhi. Aku tak bisa menjengukmu ke rumah sakit, maaf aku juga tidak bisa menemanimu saat kau seperti ini. Aku hanya bisa pergi ke pemakaman kedua orang tuamu bersama ayahku, sebelum berangkat menjenguk nenek di singapura. Aku sangat sedih, saat mendengar kecelakaan yang kau alami bersama kedua orang tuamu. Pasti rasanya sangat teramat sakit. Hiks, zhivana aku sangat menyayangimu." Ucap gea dengan tersendu-sendu.
Setelah berbicara panjang lebar dan melepas rindu. Kini gea duduk disamping zhivana. Hatinya sangat tak tega sekaligus tidak percaya dengan keadaan zhivana yang sekarang.
Luchia yang baru selesai membuat nasi goreng, langsung menghampiri keduanya seraya meletakkan tiga piring nasi goreng tadi dimeja makan.
"Mari kita sarapan bersama." Ajak luchia.
Merekapun sarapan bersama. Setelah sarapan dan mencuci piring. Kini ketiganya pun duduk diruang tamu seraya menunggu reno yang akan menjemput untuk mengantar arrsyad ke bandara.
Setelah menjelaskan pada gea yang sebentar lagi akan pergi kebandara untuk mengatar arrsyad. Gea nampaknya bingung, lalu bertanya.
"Arrsyad siapa? Aku gak tau, kak." Tanya gea.
"Arrsyad itu adik dari suamiku. Pria yang waktu itu pernah ngekhitbah zhivana. Loh"
"Ohh arrsyad, ya. Aku lupa lagi soalnya."
Luchia hanya tersenyum. Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil yang berhenti di depan rumah zhivana.
Pasti itu mas reno dan arrsyad sudah sampai. Batin luchia.
Beranjak pergi untuk membukakan pintu. Terlihat reno dan arrsyad yang sudah berdiri disana.
"Mas" Ucap luchia yang langsung memeluk suaminya. Padahal hanya satu malam mereka tidak bertemu, tapi rasanya sangat rindu.
"Sayang, kamu udah makan."
"Udah tadi. Bareng gea juga sahabatnya zhivana."
Reno mengangguk saja.
Menggandeng tangan suaminya dan langsung mengajaknya ke dalam rumah yang diikuti arrsyad dari belakang.
"Assalamualaikum" Ucap reno yang melihat zhivana dan gea yang sedang duduk diruang tamu.
"Waalaikumsalam" Sahut zhivana dan gea bersama.
"Kak reno sudah sampai." Tanya zhivana.
"Udah zhi. Kalau bisa sekarang kita langsung berangkat aja, soalnya takut dijalan terkena macet."
"Yaudah ayo. Nah gea, kamu ikut saja." Ajak luchia.
"Memangnya boleh kak." Gea langsung menatap luchia.
"Tentu, mari berangkat kau bantu zhivana ya aku mau kunci pintu."
Reno dan arrsyad langsung keluar menuju mobil. Diikuti oleh zhivana dan gea. Sementara luchia mengunci dulu pintu rumah.
Gea melihat arrsyad sekilas, lalu menundukkn pandangannya kembali.
"Subhannalloh dia tampan sekali. Sungguh ciptaan mu sangat indah. Eh, tunggu sepertinya aku pernah melihatnya? Oh iya, aku baru ingat! Aku pernah melihatnya dipemakaman kedua orang tua zhivana." Batin gea.
"Yu berangkat. Aku udah kunci pintu rumahnya." Ucap luchia yang menghampiri zhivana, gea, reno dan arrsyad.
"Baiklah. Semuanya langsung kedalam mobil." Ucap reno.
Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit. Kini mobil reno sudah sampai dibandara. Merekapun turun dari mobil. Reno langsung membawa koper besar milik arrsyad sedangkan arrsyad mengambil koper satunya lagi dengan ukuran sedang. Luchia menuntun zhivana dan gea berjalan melangkah beriringan dengan zhivana untuk masuk ke dalam.
"Kita hanya bisa ngantar kamu sampai disini, delapan belas menit lagi pesawatnya akan lepas landas. Dan saat kamu sampai diamerika temanku alex dia akan menjemputmu. Hati-hati kamu disana, belajarlah dengan rajin, jangan telat makan nanti penyakit maag akutmu itu bisa kambuh lagi. Soal cafe mu, aku akan mengurusnya. Zhivana juga akan ku jaga." Ucap reno.
Keduanya saling berpelukan. Reno menatap arrsyad, adiknya itu akan pergi jauh.
"Kapan-kapan aku juga akan pergi menemuimu." Ucap reno.
"Arrsyad jaga dirimu dengan baik disana, ingat makan dan jam tidurmu harus teratur jangan sampai sakit. Kalau kau sakit aku akan menghukumu karna tidak menurut padaku." Ucap luchia memeluk adik iparnya itu.
"Kakak ipar, kau memang egois." Arrsyad membalas pelukan luchia dan melepaskannya lagi.
"Aku memang egois maka dari itu kau harus menuruti perintahku."
Arrsyad hanya mengangguk saja. Kini retina matanya beralih menatap zhivana.
"Bisakah aku mengobrol berdua saja dengan kak zhivana, hanya sebentar." Ucap arrsyad dengan menatap reno.
"Tentu, kalian bicaralah. Gea, ayo ikut kami dulu."
Gea mengangguk seraya mengikuti langkah luchia dan reno.
Kini tinggalah mereka berdua yang saling berhadapan, jaraknya tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh. Arrsyad terus saja memandangi wajah zhivana yang tertutup kain cadar.
"Arrsyad" Panggil zhivana dengan lirih.
"Aku ada disini, kak."
"Kamu akan pergi dengan waktu yang sangat lama. Jadi jagalah dirimu dengan baik disana. Jangan telat makan, jagalah shalat lima waktumu. Ingat!! Sempatkan waktumu untuk membaca al-qur'an aku yakin kau akan baik-baik saja disana." Nasehatnya.
"Tentu kak, terimakasih. Oh ya, apakah kau masih ingat dengan perjanjian kita." Ucap arrsyad dengan senyuman yang mengembang diwajah tampannya.
Zhivana tersenyum seraya menggangguk kecil.
"Terima kasih. Cukuplah aku yang mencintaimu dalam diam, menyebut namamu dalam sholat disepertiga malamku, dan menjagamu melalui alloh. Maaf, atas kelancanganku yang selalu menyebut namamu dalam doaku."
Yaalloh jantungku kenapa berdebar sangat cepat. Batin zhivana.
Zhivana hanya mengangguk saja, tangannya mencengkeram erat tongkat hitam.
"Kak tolong jagalah dirimu dengan baik, sejujurnya hatiku sangat berat untuk meninggalkanmu, apalagi kondisimu yang sekarang pasti sulit untuk melakukan apapun."
"Lama-lama juga aku akan terbiasa. Arrsyad kau belajarlah dengan rajin disana. kau tidak perlu mencemaskan diriku disini aku akan baik-baik saja. Percayalah."
Arrsyad mengangguk tersenyum.
"Aku tanya sekali lagi padamu kak, maukah kau percaya padaku dan menungguku."
"Iya. Karena aku sudah berjanji padamu, maka aku akan percaya padamu dan menunggumu pulang." Ucap zhivana yakin.
"Syukurlah. Aku harus berangkat sekarang, jaga dirimu dengan baik. Kak" Ucap arrsyad seraya melangkah mundur dari zhivana.
"Kamu juga jaga dirimu dengan baik."
Tiba-tiba hatinya merasa sangat sesak, kenapa ada perasaan tidak rela berpisah dengan arrsyad.
Arrsyad hanya tersenyum saja. lalu memberikan kode kepada reno agar segera mendekat.
"Sudah bicaranya." Tanya reno yang sudah berada disamping arrsyad.
"Sudah"
"Sekarang sudah harus masuk ke dalam." Tegas reno pada arrsyad. Padahal, hatinya sangat berat untuk berpisah jauh dari arrsyad.
"Aku berangkat dulu. Assalamualaikum."
Sebelum berbalik badan arrsyad menatap zhivana sekilas sambil tersenyum kecil.
"Waalaikumsalam" jawab meraka bersama.
"Arrsyad hati-hati." Teriak luchia dengan melambaikan tangannya.
Reno hanya diam, menatap kepergian arrsyad yang semakin jauh dan tidak terlihat lagi.
"Aku melepaskan mu arrsyad. Jika memang kita berjodoh kamu akan kembali padaku, bila tidak kamu memang bukan milikku." Batin zhivana.
***
Style Arrsyad.
'
'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
reii.ptra
boleh tau nama asli visualnya thorr??
soalnya dia aktor China kan😊
2021-11-15
1