Chapter 3 : Memanah

Islam mewajibkan wanita menutup aurat karena Islam melindunginya dari pandangan buas para lelaki.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Seorang gadis bercadar yang memakai pakaian syar'inya berwarna mocca senada dengan jilbab yang ia pakai. sepatu flat shoes berwarna putih. menemani langkahnya melewati lorong gedung universitas. Nampak ramai dan banyak mahasiswa lainnya yang belum masuk ruangan.

"Zhivana" Teriak seorang wanita dari belakang.

Dengan rasa penasaran, zhivana membalikan tubuhnya.

"Gea"

Ternyata sahabatnya, gea wanita itu tengah berjalan cepat kearahnya.

"Huh, zhi aku cape banget!! Dari parkiran lari sampai sini" Keluh gea dengan suara terpongoh-pongoh.

"Kenapa lari-lari padahal tidak akan terlambat" Tanya zhivana, merasa bingung kenapa harus lari-lari padahal masuk kelas masih ada waktu 18 menit lagi.

"Aku lagi ngejar, jodoh" Sahut gea asal.

"Iyakah?"

"Becanda ini, aku cuman ingin bareng sama kamu. Tapi, kamu gak denger." Gerutu gea.

"Iya, iya maaf, aku gak tau dan gak denger, maaf ya" Ucap zhivana dengan memelas.

Gea menghela napasnya.

"Iya, aku maafin, lagi pula aku bercanda!" Komentar gea, seraya menggandeng tangan zhivana dan berjalan menuju gedung B. Bersama.

"Aku denger kamu dapet juara satu, lomba memanah ya, zhi?" Tanya gea.

"Eh iya. Ahamdulilah, aku menang" Jawab zhivana malu-malu.

"Selamat ya sahabatku yang baik ini, emang hebat" Fuji gea sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Alhamdulilah, mungkin itu udah rezekinya" Sahut zhivana, rendah hati.

Memang benar zivana ahli dalam memanah, sejak saat dipondok pesantren zhivana selalu diajari memanah hingga kini ia sangat mahir dalam memanah.

***

"Yaudah, kita masuk" Ajak gea, dengan masih mengandeng tangan zhivana.

Saat masuk kelas, suasana kelas lumayan berisik kebiasaan sebelum ada dosen mereka selalu mengobral dan bermain ponsel.

"Assalamualaikum"

Ucap zhivana dan gea bersama saat masuk ke dalam kelas.

"Waalaikumsalam" Ucap semua orang dengan serempak.

Zhivana duduk dikursi depan gea dan gea dibelakang kursi zhivana, duduk dikursi ke dua dan gea ke tiga. Di ruangan fakultas kedokteran ini hanya ada 6 orang lelaki mereka ramah dan sopan. Wanitanya pun sama. kami sangat kompak dan saling membantu.

"Gea" Panggil zhivana, seraya berbalik badan menghadap ke arah belakang untuk melihat gea.

"Iya zhi ada apa?"

"Aku ke mesjid kampus dulu, biasa mau shalat dhuha dulu. Kamu mau ikut?" Tanya zhivana.

"Maaf ya zhi aku lagi ada halangan, jadi gak bisa ikut dan nemenin kamu."

"Baiklah"

"Yaudah gak papa aku pamit dulu ya." Ucap zhivana langsung beranjak dari tempat duduk.

"Yaudah hati-hati!! Kalau ada dosen mah, nanti aku bilangin" Ucap gea.

"Makasih, yaudah aku kemesjid dulu" pamit zhivana.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah gea menjawab salam dari zhivana.

Zhivana langsung berjalan keluar kelas dan melangkah pergi ke mesjid yang ada dikampus. Di kampus ini memiliki mesjid yang besar berfasilitas lengkap dan bergaya modern. Di depannya terdapat taman memiliki keindahan tersendiri terdapat rumput-rumput hijau , pohon-pohon kecil, kursi taman panjang, air mancur dan bunga masih banyak jenis lainnya sehingga udara sangat sejuk dan nyaman.

Zhivana melangkahkan kaki nya untuk pergi kesamping kanan mesjid khusus tempat wudhu wanita, dan sebelah kiri mesjid khusus tempat wudhu pria. Selesai berwudhu, zhivana masuk ke dalam mesjid. Ada banyak mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat dhuha.

Lima belas menit lamanya, zhivana di dalam mesjid melaksanakan shalat dhuha.

Alhamdulilah yaalloh, hati ini sangat sejuk dan tenang setelah melaksanakan shalat dan memanjatkan doa-doa kepada mu. batin zhivana

***

Selesai sudah melaksanakan kewajibannya, zhivana langsung beranjak kembali.

Sampai didepan pintu. Terlihat pak dosen, sudah masuk.

"Assalamualaikum" Ucap zhivana mengucap salam sambil menunduk.

"Waalaikumsalam" Jawab pak dosen paruh baya.

"Maaf, saya tadi baru melaksanakan shalat sunnah dhuha." Ucap zhivana memberitahu.

"Baiklah"

"Kalau begitu silahkan masuk, saya juga baru masuk satu menit sebelum kamu tiba" Ucap dosen paruh baya itu.

Akhirnya. Zhivana bernapas lega.

"Terima kasih, pak."

"Iya. Silahkan, masuk." Titah pak dosen yang mempersilahkan zhivana masuk.

Pembelajaran dimulai dan berlangsung selama dua jam.

Akhirnya selesai dan sang dosen pun keluar.

"Zhi maaf ya, aku telat ngabarin kamu kalau ada dosen" Ucap gea dengan menghampiri zhivana.

"Iya, gak apa, kok."

" Zhi. Ke kantin yuk! Aku laper nih"

"Yasudah yuk, kita makan dulu" Ucapnya seraya beranjak dari tempat duduk.

Berjalan beriringan menuju kantin, sepanjang lorong gedung banyak mahasiswa lainnya sepertinya mereka juga akan ke kantin.

Sesampainya dikantin zhivana dan gea memilih tempat duduk dipojokkan dekat jendela.

"Gea, kamu mau pesan apa?" Tanya zhivana.

"Baso sama es teh, aja deh"

"Oke sama, biar aku pesan dulu"

" Eh, biar aku aja zhi. Kamu duduk aja disini."

" Yaasudah, aku tunggu"

Zhivana kembali duduk santai sambil melihat keluar kaca jendela.

Gea langsung melangkah pergi untuk memesan makanan.

5 menit kemudian

"Nih zhi, pesanan sudah dateng" Ucap gea, seraya menaruh dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.

"Alhamdulilah. Makasih, gea" Ucap zhivana yang kini tengah mengaduk-ngaduk kuah bakso.

"Iya sama-sama. Yuk kita mulai makan!"

"Berdoa dulu ya ge, baru makan"

"Iya, iya." Ucap gea dengan diiringi tawa kecilnya.

Sementara itu zhivana hanya mengeleng-geleng kepala. Merakapun langsung berdoa dan memakan makanan yang telah di pesan.

'

'

Bersambung

Terpopuler

Comments

Titin

Titin

like thor

2021-03-26

1

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"

2020-12-04

1

ENDAH_SULIS

ENDAH_SULIS

shukakk novel religius gini...yg berbau cadar sm ustadz kl GK Gus gt...lanjut trorrrr

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2 Chapter 2 : Keluarga
3 Chapter 3 : Memanah
4 Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5 Chapter 5 : Bukannya Egois
6 Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7 Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8 Chapter 8 : Gara-gara Uang
9 Chapter 9 : Kue Coklat
10 Chapter 10 : Kecelakaan
11 Chapter 11 : Pemakaman
12 Chapter 12 : Kenapa Gelap
13 Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14 Chapter 14 : Janji
15 Chapter 15 : Rindu
16 Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17 Chapter 17 : Rencana
18 Chapter 18 : Taqdir
19 Chapter 19 : Pondok Pesantren
20 Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21 Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22 Chapter 22 : Rahasia Azwar
23 Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24 Chapter 24 : Syal Dari Seina
25 Chapter 25 : Angin musim semi
26 Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27 Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28 Chapter 28 : Panggilan Mas
29 Chapter 29 : Rencana Pulang
30 Chapter 30 : Jadi Penguntit
31 Chapter 31 : Pertemuan
32 Chapter 32 : Calon Suami
33 Chapter 33 : Kecewa
34 Chapter 34 : Hujan
35 Chapter 35 : Gelisah
36 Chapter 36 : Perdebatan
37 Chapter 37 : Kedatangan Seina
38 Chapter 38 : Ungkapan Manis
39 Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40 Chapter 40 : Racun Mematikan
41 Chapter 41 : Gedung Tua
42 Chapter 42 : Seorang Bidadari
43 Chapter 43 : Minum Racun
44 Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45 Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46 Chapter 46 : Operasi
47 Chapter 47 : Jodoh Orang
48 Chapter 48 : Masih Rindu
49 Chapter 49 : Cahaya
50 Chapter 50 : Pulang
51 Chapter 51 : Gantikan Saya
52 Chapter 52 : Dukung Kita
53 Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54 Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55 Chapter 55 : Pernikahan
56 Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57 Chapter 57 : Kamu Cantik
58 Chapter 58 : First kiss
59 Chapter 59 : See You Suamiku
60 Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61 Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62 Chapter 62 : Oh Zhivana
63 Chapter 63 : Kebablasan
64 Chapter 64 : First Love
65 Chapter 65 : Morning Kiss
66 Chapter 66 : Salah Paham
67 Chapter 67 : Aku Cemburu
68 Chapter 68 : Andre
69 Chapter 69 : Sepeda
70 Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71 Chapter 71 : Sensitif
72 Chapter 72 : Permintaan Aneh
73 Chapter 73 : Lift
74 Chapter 74 : Terganggu
75 Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76 Chapter 76 : Sepertinya
77 Chapter 77 : Aku Hamil
78 Chapter 78 : Ikan Bakar
79 Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80 Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81 Chapter 81 : Kenapa
82 Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83 Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84 Chapter 84 : Memborong
85 Chapter 85 : Jauhi Dia
86 Chapter 86 : Dimana Istriku
87 Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88 Chapter 88 : Positif
89 Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90 Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91 Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92 Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93 Chapter 93 : Aroma Rambut
94 Chapter 94 : Mau Pacaran
95 Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96 Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97 Chapter 97 : Kontraksi
98 Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99 Chapter 99 : Nama Yang Indah
100 Chapter 100 : Udah Belum
101 Chapter 101 : Minta Dipeluk
102 Chapter 102 : Dibalik Gorden
103 Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104 Chapter 104 : Makan Malam
105 Chapter 105 : Penampilan
106 Chapter 106 : Azwar dan Almira
107 Chapter 107 : Apa Separah Itu
108 Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109 Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110 Chapter 110 : Keputusan
111 Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112 Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113 Chapter 113 : Dia Orangnya
114 Chapter 114 : Kecewa Padamu
115 Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116 Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117 Chapter 117 : Berpura-pura Kuat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2
Chapter 2 : Keluarga
3
Chapter 3 : Memanah
4
Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5
Chapter 5 : Bukannya Egois
6
Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7
Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8
Chapter 8 : Gara-gara Uang
9
Chapter 9 : Kue Coklat
10
Chapter 10 : Kecelakaan
11
Chapter 11 : Pemakaman
12
Chapter 12 : Kenapa Gelap
13
Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14
Chapter 14 : Janji
15
Chapter 15 : Rindu
16
Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17
Chapter 17 : Rencana
18
Chapter 18 : Taqdir
19
Chapter 19 : Pondok Pesantren
20
Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21
Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22
Chapter 22 : Rahasia Azwar
23
Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24
Chapter 24 : Syal Dari Seina
25
Chapter 25 : Angin musim semi
26
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27
Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28
Chapter 28 : Panggilan Mas
29
Chapter 29 : Rencana Pulang
30
Chapter 30 : Jadi Penguntit
31
Chapter 31 : Pertemuan
32
Chapter 32 : Calon Suami
33
Chapter 33 : Kecewa
34
Chapter 34 : Hujan
35
Chapter 35 : Gelisah
36
Chapter 36 : Perdebatan
37
Chapter 37 : Kedatangan Seina
38
Chapter 38 : Ungkapan Manis
39
Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40
Chapter 40 : Racun Mematikan
41
Chapter 41 : Gedung Tua
42
Chapter 42 : Seorang Bidadari
43
Chapter 43 : Minum Racun
44
Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45
Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46
Chapter 46 : Operasi
47
Chapter 47 : Jodoh Orang
48
Chapter 48 : Masih Rindu
49
Chapter 49 : Cahaya
50
Chapter 50 : Pulang
51
Chapter 51 : Gantikan Saya
52
Chapter 52 : Dukung Kita
53
Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54
Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55
Chapter 55 : Pernikahan
56
Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57
Chapter 57 : Kamu Cantik
58
Chapter 58 : First kiss
59
Chapter 59 : See You Suamiku
60
Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61
Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62
Chapter 62 : Oh Zhivana
63
Chapter 63 : Kebablasan
64
Chapter 64 : First Love
65
Chapter 65 : Morning Kiss
66
Chapter 66 : Salah Paham
67
Chapter 67 : Aku Cemburu
68
Chapter 68 : Andre
69
Chapter 69 : Sepeda
70
Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71
Chapter 71 : Sensitif
72
Chapter 72 : Permintaan Aneh
73
Chapter 73 : Lift
74
Chapter 74 : Terganggu
75
Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76
Chapter 76 : Sepertinya
77
Chapter 77 : Aku Hamil
78
Chapter 78 : Ikan Bakar
79
Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80
Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81
Chapter 81 : Kenapa
82
Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83
Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84
Chapter 84 : Memborong
85
Chapter 85 : Jauhi Dia
86
Chapter 86 : Dimana Istriku
87
Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88
Chapter 88 : Positif
89
Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90
Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91
Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92
Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93
Chapter 93 : Aroma Rambut
94
Chapter 94 : Mau Pacaran
95
Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96
Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97
Chapter 97 : Kontraksi
98
Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99
Chapter 99 : Nama Yang Indah
100
Chapter 100 : Udah Belum
101
Chapter 101 : Minta Dipeluk
102
Chapter 102 : Dibalik Gorden
103
Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104
Chapter 104 : Makan Malam
105
Chapter 105 : Penampilan
106
Chapter 106 : Azwar dan Almira
107
Chapter 107 : Apa Separah Itu
108
Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109
Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110
Chapter 110 : Keputusan
111
Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112
Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113
Chapter 113 : Dia Orangnya
114
Chapter 114 : Kecewa Padamu
115
Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116
Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117
Chapter 117 : Berpura-pura Kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!