Waktu terus berlalu begitu saja. Kini zhivana tengah menangis, tiga hari yang lalu orang tuanya telah tiada zhivana merasa tak nyaman, dirinya ingin pergi ke makam kedua orangtua nya tapi dokter dan reno meralangkan karena kondisi zhivana masih belum stabil.
Setelah melaksanakan shalat shubuh dan mendoakan kedua orangtua nya, kini zhivana hanya duduk sambil menangis di atas bed hospitalnya.
"Yaalloh. Aku berusaha berusaha ikhlas untuk menerima kenyataan, dimana kedua orangtua ku telah tiada. Aku ikhlas dengan keadaan aku yang sekarang. Tapi tetap saja hati ini sangat sakit dan terasa sesak."
Lagi-lagi air matanya bederai dengan sendirinya, mungkin kata ikhlas telah zhivana ucapkan tapi tetap saja hatinya masih pilu.
Luchia baru saja pergi keluar untuk membeli sarapan di kantin rumah sakit, saat kembali dan membuka pintu kamar inap zhivana luchia melihat zhivana tengah menangis sambil terduduk.
Luchia telah kembali ke indonesia. Mendapat kabar duka dari suaminya bahwa keluarga zhivana mengalami kecelakaan yang tragis saat sedang perjalanan menuju ke bandara yang merenggut nyawa Alm. Pak rama dan istrinya bu maryam.
Saat itu juga luchia langsung memesan tiket, rasanya ingin langsung tiba ke indonesia. Namun sayang, tiketnya kosong dan harus menunggu jadwal besok pagi untuk penerbangan. Dan kini luchia sudah dua hari berada diindonesia dan merawat zhivana.
Luchia buru-buru mendekat ke zhivana.
"Zhi, kenapa kamu menangis?" Tanya luchia dengan raut wajah khawatir.
Mendapati zhivana yang diam, luchia langsung memeluk zhivana dengan erat seraya menenangkannya.
"Zhi. Ini aku kak luchia, tenanglah ada aku disini. Kamu jangan menangis!! Aku tau apa yang kamu rasakan ini, sangat berat dan tak mudah untuk dilalui begitu saja. Tapi percayalah, kamu pasti bisa. Dan aku juga tau kamu orangnya tak selemah ini, kamu sangat tabah dan penyabar kamu pasti kuat! Bangkitlah. Kedua orangtua mu pasti tak tega ketika melihat anaknya seperti ini. Buatlah mereka senang dan tenang dengan kekurangan kamu yang sekarang."
"Hiks, aku rindu kedua orangtua ku kak. Aku mohon antarkan aku ke tempat mereka di makamkan. Aku rindu kak. Aku ingin melihat wajah umi dan abiku. Bisa tidak kalau aku saja yang meninggal! Hiks. Kenapa? Kenapa bisa terjadi kecelakaan itu? Aku tidak bisa melihat lagi, bahkan kedua orangtua tuaku juga tiada."
"Jangan menangis!! Ini sudah terjadi. Aku janji besok aku bawa kamu ke pemakaman deh, zhi. Aku tak tega melihat mu seperti ini. Tenanglah aku akan terus menjagamu." Ucap luchia yang ikut menangis.
"Beneran, kak"
"Iya. Besok pagi kita berangkat ke sana, aku tau pasti kamu sudah merindukan kedua orangtua mu bukan! Maka dari itu berhenti menangis, bangkitlah dari semua musibah ini dengan keterbatasan mu yang sekarang aku yakin kamu bisa menjadi lebih kuat lagi."
"Terima kasih kak, maaf aku merepotkan, mu."
"Apaan sih zhi, kamu tidak merepotkan kok. Tenang aku disini bersamamu."
Luchia melepas pelukannya, lalu mengajak zhivana untuk sarapan bersama. Sudah beberapa hari ini, zhivana selalu makan sedikit.
"Sekarang kita sarapan dulu."
Luchia berniat untuk menyuapi zhivana. Zhivana menolak dengan baik, katanya dia bisa sendiri. Luchia mengiyakan dan membiarkan zhivana makan sendiri.
****
Visual Luchia Nasha
Luchia Nasha adalah seorang direktur dibidang dunia modelling diusianya yang masih muda yaitu 24 tahun luchia sosok wanita karir yang sukses luchia juga seorang model terkenal diindonesia.
Terutama dikorea. Belum memiliki seorang anak. Luchia dan reno menikah dua tahun yang lalu mereka sering sibuk akibat bisnis yang dijalani mereka masing-masing, tapi luchia dan reno tetap harmonis mereka memahami satu sama lain.
***
Arborea Cafe
Nama Kafe Milik Arrsyad.
Arrsyad sedang menghitung pengeluaran dan pemasukkan biaya cafe. Cafenya selalu ramai oleh pengunjung. Terutama dari kalangan muda, seperti pelajar sekolah atau mahasiswa. Setiap hari minggu atau bulannya arrsyad selalu mengadakan promosi atau desain baru dalam cafenya agar pelanggan selalu tertarik dan tak bosan.
Sudah setengah jam, arrsyad duduk diruangannya. Selesai menghitung biaya cafe kini arrsyad beranjak dari duduknya keluar dari ruangan dan menuju parkiran.
"Mau pulang, bos?" tanya seorang karyawannya. Yang bernama willy, sebagai pelayan cafe.
"Iya. Saya duluan"
"Iya bos. Hati-hati bos dijalannya!!" Ucap kio yang bekerja di bagian mesin kasir.
Arrsyad keluar dari cafe. Memakai helm seraya menaiki motor besar miliknya. Rasanya arrsyad ingin melihat kondisi zhivana, dan berniat lebih baik kerumah sakit dulu baru pulang.
Setelah sampai dirumah sakit, dan dengan tidak sengaja berpas-pasan dengan reno. Keduanya pun sedikit berbincang-bincang mengenai kondisi zhivana yang mulai membaik.
Luchia yang mengetahui suaminya telah tiba, dan sekarang sudah ada didepan ruangan vip tempat zhivana berada. Luchia pun mendekati reno, ternyata ada arrsyad juga disana.
Berbicara mengenai merencanakan keberangkatan arrsyad ke amerika yang membuat arrsyad menolak. Arrsyad ingin tetap disini dan menjaga zhivana. Tapi reno dan luchia tetap mengharuskan arrsyad untuk pergi kesana.
"Aku gak mau pergi kesana!!" Tolak arrsyad dengan ketus.
Reno mendengus kesal.
"Tapi kamu harus tetap kuliah disana! Kamu udah dapet beasiswa tau syad, jadi mau tidak mau kamu harus tetap berangkat ke amerika." Tegas reno yang sudah tidak bisa dibantah lagi.
Arrsyad mengacuhkan perkataan reno, dan langsung masuk kedalam untuk menemui zhivana.
Reno mengacak rambutnya frustasi.
"Tuh anak keras kepala banget! Diajak bicara malah main pergi gitu aja."
Luchia mengelus punggung tangan reno, berniat untuk meredakan emosinya.
"Udah, sabar dulu aja mas. Kita bantu bantuan zhivana, pasti arrsyad bakal nurut sama dia"
Renopun menggangguk setuju.
****
Visual Reno Julian Al Faruq
Reno Julian Al Faruq adalah kakaknya arrsyad dan suaminya luchia nasha. Reno juga seorang CEO diperusahaan Industri'al Grup. Gayanya yang keren dan berwibawa sangat mendominasi dengan wajahnya yang tampan dan usianya kini 26 tahun.
***
Di dalam kamar inap zhivana
Arrsyad masih berdiri mematung dengan posisi tak jauh dari zhibana. Akhirnya dia bisa melihat zhivana, mata zhivana terbuka jari jemarinya yang lentik itu saling bertautan dengan posisinya yang berbaring. Arrsyad yang melihat itu tersenyum kecil. Arrsyad melangkahkan kakinya mendekati zhivana.
Arrsyad kini bisa memandang jelas zhivana. Rasanya arrsyad ingin memegang kedua tangan zhivana dan menanyakan kabarnya. Arrsyad masih diam matanya menangkap retina mata zhivana disana terlihat kosong akibat kecelakaan itu zhivana harus kehilangan penglihatannya.
"Arrsyad? Itu kamu kan." Tanya zhivana dengan tiba-tiba.
Arrsyad cukup terkejut ketika zhivana memanggil namanya. Pasalnya arrsyad diam saja, dan langkah kakinya pun tadi tidak terdengar tapi kenapa zhivana bisa tau.
"Kenapa diam saja"
Diam tidak ada jawaban.
"Assalamualaikum. Hukum menjawab orang yang mengucapkan salam itu wajib!! Maka dari itu kau harus berbicara dan menjawabnya." Ucap zhivana seraya tersenyum.
Arrsyad jadi salah tingkah sendiri.
"Waalaikumsalam" Ucap arrsyad dengan ragu.
"Akhirnya, kamu bicara juga" Ucap arrsyad yang diiringi tawa kecilnya.
"Maaf" Ucap arrsyad dengan lirih.
'
'
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments