Chapter 5 : Bukannya Egois

"Wanita yang baik untuk lelaki yang baik. Dan lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik (pula)". - Surat An Nur 26

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Lima hari telah berlalu. Semenjak kedatangan arrsyad kerumah, zhibana menjadi pendiam! Masih memikirkan semua itu tidak boleh asal dalam mengambil keputusan, apalagi ini menyangkut tentang masa depan dirinya dan juga arrsyad. Apalagi arrsyad masih sekolah belum tentu setelah lulus dia mau jadi apa.

Rama telah memberitahu zhivana, bahwa reno dan arrsyad akan datang kembali. Menanyakan soal keputusan. Katanya.

Maryam berdiri diambang pintu kamar zhivana.

"Nak, apakah umi boleh masuk"

Zhivana yang sedang duduk ditepi ranjang, langsung menoleh. Uminya tengah berdiri disana.

"Masuk aja umi."

Maryam duduk disamping zhivana, dengan senyum merekah penuh kehangatan dirinya mengusap punggung zhivana dengan sayang.

"Nak, nanti malam reno dan arrsyad akan kemari."

Zhivana menseaah lesu.

"Iya, umi aku tau."

"Dengar!! Umi dan abi tidak akan memaksa mu agar merima arrsyad. Hanya saja, ini amanah dari mendiang orang tuanya arrsyad"

Zhivana menunduk dalam-dalam, air matanya hampir terjatuh.

"Arrsyad masih sekolah sma, dia masih kecil. Diusia yang masih sangatlah muda, arrsyad harus membina bahtera rumah tangga tanggung jawabnya akan besar sebagai seorang suami! Ibu belum tau apakah arrsyad akan menjadi imam yang baik untukmu? Jujur saja, ibu masih ragu dengannya. Apalagi kamu juga masih muda dan masih kuliah."

Zhivana terdiam, lalu memeluk uminya erat.

"Apa umi boleh tau, keputusanmu nak?"

" Maaf umi aku tidak bisa memberitahunya sekarang!! Nanti saja, ya."

"Baiklah nak, apapun itu keputusannya. Umi akan tetap dukung."

Zhivana tersenyum senang.

***

Malampun tiba. Tepat jam delapan malam, reno dan arrsyad telah sampai dirumah. Rama langsung mempersilakan masuk dan mengajaknya berbincang-bincang.

Zhivana dan maryam langsung ikut bergabung.

"Mari kita langsung saja keintinya. Katanya, nak reno sedang terburu-buru mau ngecek proyek yang sedang bermasalah." Ucap rama.

"Sekarang, apa keputusanmu, zhivana?"

Seketika semuanya, langsung menatap kearah zhivana. Tentu itu membuat zhivana gelagapan.

"Kak"

Suara arrsyad mengagetkan semua orang yang ada di sani. Suatu keanehan. Karna arrsyad sejak pertama datang kesini sampai sekarang belum pernah bicara!.

"Apa kamu manggil zhivana?" Tanya reno, seraya menepuk pundak arrsyad.

"Iya"

Rama tersenyum hangat.

"Bicaralah nak arrsyad. Jangan sungkan"

Menghela napasnya pelan, lalu berkata.

"Usiaku masih sangatlah muda! Tapi aku janji, aku akan bekerja keras dan berusaha untuk selalu menjaga kak zhivana dan jadi suami yang baik." Ucapnya dengan serius.

"Aku punya bisnis kecil sendiri. Sejak kelas sembilan smp, aku membeli sebuah cafe bekas dan aku renovasi ulang dengan desainku sendiri dan sampai saat ini aku masih membuka cafe itu." Ujarnya kembali.

"Ah, cafe itu ya." Ucap reno

Memang benar, arrsyad membuka cafe yang lumayan cukup besar bergaya klasik sungguh hebat adiknya itu dalam mengelola cafenya sendiri.

Cafe Bergaya Klasik Milik Arrsyad.

***

Dengan gugup zhivana memberanikan diri untuk memanggil arrsyad.

"Arrsyad"

"Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Bukannya egois!. Tapi berpikirlah, kita masih sangat muda, perjalanan hidup kita masih panjang. Setiap manusia mempunyai impiannya masing-masing dan keinginannya masing-masing. Aku masih kuliah, usiaku juga masih muda! Aku punya cita-cita, dan impian. Aku ingin mewujudkannya. Dengarkan aku ya dek! Kamu masih sekolah. Lanjutkan dulu sekolah mu, pasti kamu juga punya cita-cita, wujudkanlah cita-citamu. Buatlah bangga keluargamu. Jika memang kita berjodoh, pasti alloh akan mempertemukan kita kembali dilain hari. Percayalah."

"Baiklah aku terima keputusan kakak. Tapi, akan kepastikan. Kalau kak zhivana adalah jodohku." Ucapnya dengan tegas.

Deg

Zhivana mengerjap tak percaya.

Setelah arrsyad berbicara seperti itu. Arrsyad beranjak pergi begitu saja.

"Loh nak arrsyad kamu mau kemana?" Panggil rama, dengan terheran-heran.

"Arrsyad kamu mau kemana?"

Teriak reno, yang tidak digubris sama sekali oleh arrsyad.

Rama menatap reno, khawatir.

"Nak reno, apakah arrsyad marah? Karena zhivana tidak menerima khitbahnya?"

Zhivana jadi merasa bersalah sendiri.

"Kak reno, bagaimana ini?"

"Nak reno kejarlah arrsyad! Umi takut akan terjadi seuatu." Sahut maryam.

" Maafkan tingkah laku adik saya. Anak itu memang begitu, selalu saja keras kepala." Gerutu reno..

"Tak apa. Pergilah temui adikmu" Titah rama. Seraya menepuk pundak reno.

"Kalau begitu saya pamit dulu, sekali lagi saya minta maaf" Ucapnya dengan memelas.

Rama tersenyum hangat.

"Dia masih labil! Jadi wajar sikapnya masih begitu"

Reno mengagguk.

"Kalau begitu saya pamit. Assalamualaikum." Seraya menyalami rama dan maryam bergantian.

"Waalaikumsalam"

"Tunggu, kak reno" Panggil zhivana.

"Eh iya zhi, ada apa?" Jawab reno seraya tersenyum.

Zhivana menunduk malu.

"Tolong sampaikan pada arrsyad, jadilah pria yang bertaqwa dan taat pada agamanya alloh."

Rama dan maryam yang mendengarnya langsung tersenyum.

Reno tersenyum mendengar perkataan zhivana.

"Baiklah. Nanti akan ku sampaikan padanya. Terima kasih."

Zhivana mengangguk dengan tersenyum ramah.

'

'

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurliah Kisarani Lia

Nurliah Kisarani Lia

wah zhi terima kayaknya...heheh

2021-03-22

3

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2020-11-24

1

Flora

Flora

5 boomlike kudaratkan untukmu
aku selalu mendukungmu
ku tunggu kelanjutan kisahmu
semangat dan jaga kesehatan selalu

salam manis dari yuppy
"Diikuti makhluk ghaib"

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2 Chapter 2 : Keluarga
3 Chapter 3 : Memanah
4 Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5 Chapter 5 : Bukannya Egois
6 Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7 Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8 Chapter 8 : Gara-gara Uang
9 Chapter 9 : Kue Coklat
10 Chapter 10 : Kecelakaan
11 Chapter 11 : Pemakaman
12 Chapter 12 : Kenapa Gelap
13 Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14 Chapter 14 : Janji
15 Chapter 15 : Rindu
16 Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17 Chapter 17 : Rencana
18 Chapter 18 : Taqdir
19 Chapter 19 : Pondok Pesantren
20 Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21 Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22 Chapter 22 : Rahasia Azwar
23 Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24 Chapter 24 : Syal Dari Seina
25 Chapter 25 : Angin musim semi
26 Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27 Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28 Chapter 28 : Panggilan Mas
29 Chapter 29 : Rencana Pulang
30 Chapter 30 : Jadi Penguntit
31 Chapter 31 : Pertemuan
32 Chapter 32 : Calon Suami
33 Chapter 33 : Kecewa
34 Chapter 34 : Hujan
35 Chapter 35 : Gelisah
36 Chapter 36 : Perdebatan
37 Chapter 37 : Kedatangan Seina
38 Chapter 38 : Ungkapan Manis
39 Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40 Chapter 40 : Racun Mematikan
41 Chapter 41 : Gedung Tua
42 Chapter 42 : Seorang Bidadari
43 Chapter 43 : Minum Racun
44 Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45 Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46 Chapter 46 : Operasi
47 Chapter 47 : Jodoh Orang
48 Chapter 48 : Masih Rindu
49 Chapter 49 : Cahaya
50 Chapter 50 : Pulang
51 Chapter 51 : Gantikan Saya
52 Chapter 52 : Dukung Kita
53 Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54 Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55 Chapter 55 : Pernikahan
56 Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57 Chapter 57 : Kamu Cantik
58 Chapter 58 : First kiss
59 Chapter 59 : See You Suamiku
60 Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61 Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62 Chapter 62 : Oh Zhivana
63 Chapter 63 : Kebablasan
64 Chapter 64 : First Love
65 Chapter 65 : Morning Kiss
66 Chapter 66 : Salah Paham
67 Chapter 67 : Aku Cemburu
68 Chapter 68 : Andre
69 Chapter 69 : Sepeda
70 Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71 Chapter 71 : Sensitif
72 Chapter 72 : Permintaan Aneh
73 Chapter 73 : Lift
74 Chapter 74 : Terganggu
75 Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76 Chapter 76 : Sepertinya
77 Chapter 77 : Aku Hamil
78 Chapter 78 : Ikan Bakar
79 Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80 Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81 Chapter 81 : Kenapa
82 Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83 Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84 Chapter 84 : Memborong
85 Chapter 85 : Jauhi Dia
86 Chapter 86 : Dimana Istriku
87 Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88 Chapter 88 : Positif
89 Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90 Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91 Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92 Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93 Chapter 93 : Aroma Rambut
94 Chapter 94 : Mau Pacaran
95 Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96 Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97 Chapter 97 : Kontraksi
98 Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99 Chapter 99 : Nama Yang Indah
100 Chapter 100 : Udah Belum
101 Chapter 101 : Minta Dipeluk
102 Chapter 102 : Dibalik Gorden
103 Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104 Chapter 104 : Makan Malam
105 Chapter 105 : Penampilan
106 Chapter 106 : Azwar dan Almira
107 Chapter 107 : Apa Separah Itu
108 Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109 Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110 Chapter 110 : Keputusan
111 Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112 Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113 Chapter 113 : Dia Orangnya
114 Chapter 114 : Kecewa Padamu
115 Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116 Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117 Chapter 117 : Berpura-pura Kuat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2
Chapter 2 : Keluarga
3
Chapter 3 : Memanah
4
Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5
Chapter 5 : Bukannya Egois
6
Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7
Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8
Chapter 8 : Gara-gara Uang
9
Chapter 9 : Kue Coklat
10
Chapter 10 : Kecelakaan
11
Chapter 11 : Pemakaman
12
Chapter 12 : Kenapa Gelap
13
Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14
Chapter 14 : Janji
15
Chapter 15 : Rindu
16
Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17
Chapter 17 : Rencana
18
Chapter 18 : Taqdir
19
Chapter 19 : Pondok Pesantren
20
Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21
Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22
Chapter 22 : Rahasia Azwar
23
Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24
Chapter 24 : Syal Dari Seina
25
Chapter 25 : Angin musim semi
26
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27
Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28
Chapter 28 : Panggilan Mas
29
Chapter 29 : Rencana Pulang
30
Chapter 30 : Jadi Penguntit
31
Chapter 31 : Pertemuan
32
Chapter 32 : Calon Suami
33
Chapter 33 : Kecewa
34
Chapter 34 : Hujan
35
Chapter 35 : Gelisah
36
Chapter 36 : Perdebatan
37
Chapter 37 : Kedatangan Seina
38
Chapter 38 : Ungkapan Manis
39
Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40
Chapter 40 : Racun Mematikan
41
Chapter 41 : Gedung Tua
42
Chapter 42 : Seorang Bidadari
43
Chapter 43 : Minum Racun
44
Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45
Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46
Chapter 46 : Operasi
47
Chapter 47 : Jodoh Orang
48
Chapter 48 : Masih Rindu
49
Chapter 49 : Cahaya
50
Chapter 50 : Pulang
51
Chapter 51 : Gantikan Saya
52
Chapter 52 : Dukung Kita
53
Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54
Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55
Chapter 55 : Pernikahan
56
Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57
Chapter 57 : Kamu Cantik
58
Chapter 58 : First kiss
59
Chapter 59 : See You Suamiku
60
Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61
Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62
Chapter 62 : Oh Zhivana
63
Chapter 63 : Kebablasan
64
Chapter 64 : First Love
65
Chapter 65 : Morning Kiss
66
Chapter 66 : Salah Paham
67
Chapter 67 : Aku Cemburu
68
Chapter 68 : Andre
69
Chapter 69 : Sepeda
70
Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71
Chapter 71 : Sensitif
72
Chapter 72 : Permintaan Aneh
73
Chapter 73 : Lift
74
Chapter 74 : Terganggu
75
Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76
Chapter 76 : Sepertinya
77
Chapter 77 : Aku Hamil
78
Chapter 78 : Ikan Bakar
79
Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80
Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81
Chapter 81 : Kenapa
82
Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83
Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84
Chapter 84 : Memborong
85
Chapter 85 : Jauhi Dia
86
Chapter 86 : Dimana Istriku
87
Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88
Chapter 88 : Positif
89
Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90
Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91
Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92
Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93
Chapter 93 : Aroma Rambut
94
Chapter 94 : Mau Pacaran
95
Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96
Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97
Chapter 97 : Kontraksi
98
Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99
Chapter 99 : Nama Yang Indah
100
Chapter 100 : Udah Belum
101
Chapter 101 : Minta Dipeluk
102
Chapter 102 : Dibalik Gorden
103
Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104
Chapter 104 : Makan Malam
105
Chapter 105 : Penampilan
106
Chapter 106 : Azwar dan Almira
107
Chapter 107 : Apa Separah Itu
108
Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109
Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110
Chapter 110 : Keputusan
111
Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112
Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113
Chapter 113 : Dia Orangnya
114
Chapter 114 : Kecewa Padamu
115
Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116
Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117
Chapter 117 : Berpura-pura Kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!