Chapter 11 : Pemakaman

"Seseorang boleh mengalami pahit getirnya perjalanan hidup. Tetapi dia tak boleh berhenti & tak boleh kehilangan impiannya."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

" Dok bagaimana keadaan kak zhivana " Tanya arrsyad yang sudah berada didepan ruang ICU.

"Apakah anda keluarga dari pasien? Sementara, kedua orang tuanya sudah tiada"

"Saya keluarganya juga, dok."

"Baiklah. Mari ikut keruangan saya"

Arrsyad langsung mengikuti langkah dokter itu menuju ruangannya. sampai diruangan dokter itu arrsyad langsung duduk didepan sang dokter.

"Begini, pasien mengalami luka yang parah tapi beruntung dia masih selamat. Tapi sayang, pasien harus kehilangan penglihatannya akibat serpihan pecahan kaca."

"Maksud anda dia buta"

"Ya. Pasien buta total, dan tidak bisa melihat lagi. Kecuali ada pendonor mata."

"Apakah saya bisa melihat pasien"

"Tentu saja, tapi disana ada suster untuk menjaga pasien saya liat pasien memakai cadar."

"Iya dia memakai cadar. Tolong jangan lepas cadarnya selama perawatan"

"Saya tau dan saya juga menghargainya."

"Baiklah, saya permisi dulu"

"Silahkan."

Setelah keluar dari ruangan dokter tadi. Arrsyad langsung masuk ke dalam ruang ICU. Terlihat zhivana terbaring tak sadarkan diri disana, kain cadarnya diganti oleh masker tipis.

Arrsyad masih diam mematung dijarak satu meter dengan tempat berbaringnya zhivana. Hatinya sangat sesak melihat orang yang dia sayangi terluka parah seperti ini zhivana harus kehilangan penglihatannya. dengan keadaan zhivana yang seperti ini hati arrsyad sangat sakit.

"Kak zhivana maafkan. Andai keluarga kakak tidak ikut mengantarku kebandara, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini." Batin arrsyad.

Arrsyad pergi keluar. Hatinya terasa sesak berlama-lama melihat zhivana dengan keadaan seperti itu.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pesan singkat dari reno ternyata.

"Syad. Aku sedang dirumah pak rama dan aku juga sudah mengurus pemakaman supir serta memberi uang kepada pihak keluarga sebagai permintaan maaf dan memberi sebuah rumah yang lebih layak untuk mereka tempati."

Arrsyad langsung menuju rumah pak rama. Dirinya harus ikut ke pemakaman. Ini seperti mimpi buruk!! Arrsyad masih belum mempercayai ini semua.

Kecelakaan yang begitu cepat terjadi begitu saja. Tapi ini memang ujian dari alloh untuk hambanya, arrsyad hanya berusaha untuk terlihat tegar. Tapi sungguh tak bisa dibohongi hatinya sangat sedih rasanya ingin berteriak "Kenapa ini semua terjadi".

Arrsyad juga tak ingin meninggalkan zhivana, tapi mau bagaimana lagi, dirinya harus pergi untuk mengantar dimana rama dan maryam akan dikebumikan hari ini.

***

Dirumah Kediaman Rama.

Warga berdatangan ke rumah pak rama untuk mengucapkan bela sungkawa dan membantu proses pemakaman. Para tetangga masih tidak percaya dengan kejadian yang menimpa keluarga pak rama, begitu mengenaskan dan maut mengambil mereka berdua secara bersamaan.

Padahal baru kemarin warga melihat pak rama selalu shalat berjamaah dimesjid tapi sekarang sudah meninggal dunia dengan kejadian yang sangat tragis.

Reno duduk ditengah jenazah rama dan maryam sedari tadi dirinya enggan untuk beranjak dari sana. Lantunan surat yasinn sedari tadi sudah selesai dan jenazah pun sudah dikain kapanni.

Seorang pria yang usianya sudah terbilang sepuh, duduk berjongkok didekat reno.

"Nak, sebaiknya kita menyelenggarakan shalat jenazah, sekarang."

"Sebentar pak. Adik saya belum datang, dia sedang dalam perjalanan kemari." Ucapnya dengan lirih.

"Baiklah."

Tak lama kemudian arrsyad datang. Memandangi kedua jenazah rama dan maryam secara bergantian. Rasanya ingin melihat secara lekat orang yang sudah menyayanginya seperti anak kandungan sendiri. Air mata sudah tak bisa dirinya bendung lagi, arrsyad menangis seraya bersimpuh dihadapan kedua kaki rama.

Reno berbalik badan untuk menghadap arrsyad yang sedang mencium kedua kaki rama. Reno ingat arrsyad juga melakukan ini juga pada saat Alm kedua orang tuanya juga meninggal, dimana Arryad mencintai kedua kaki ayah dan ibunya.

Orang-orang tertegun dan terharu melihat apa yang dilakukan oleh arrsyad. Jarang-jarang seorang anak melakukan hal seperti itu.

"Kita sudah harus mengshalatkan pak rama dengan bu maryam." Ucap reno seraya menepuk pundak arrsyad. Kini mereka harus ikhlas.

Arrsyad mengangguk setuju.

Merekapun melakukan shalat jenazah dimesjid banyak warga yang mengikuti shalat jenazah mereka juga tahu bahwa keluarga pak rama memang taat pada perintahnya alloh. Baik hati dan suka berbagi.

Setelah selesai melaksanakan shalat jenazah. Mereka semua mengantar jenazah kepemakaman, sungguh sangat luar biasa banyak masyarakat yang pergi untuk mendoakan alm pak rama dan bu maryam mereka semua juga merasa bersedih dan merasa kehilangan.

Pemakaman sudah selesai semua orang sudah pergi meninggalkan makam Alm. Rama dan maryam. Kini tinggal arrsyad dan reno saja mereka berdua masih berdoa.

Reno berdiri seraya memakai kembali kacamata hitam.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit. Untuk melihat kondisi zhivana."

"Aku tidak tega melihat kondisi kak zhivana." Ucap arrsyad dengan lesu.

"Memangnya kondisi zhivana, bagaimana?"

"Kak zhivana harus kehilangan penglihatannya. Dia buta total."

"APA" Ucap reno yang tercegang kaget.

"Kecuali ada pendonor. Maka kak zhivana akan bisa melihat kembali."

Reno langsung memeluk adiknya itu. Ini semua sangat berat untuk dilalui kejadian yang tragis harus menimpa keluarga pak rama. Apalagi sekarang zhivana tidak bisa melihat dan kedua orangtua nya meninggal.

"Sebaiklah kita ke rumah sakit, kita harus merawat dan menjaga zhivana dengan sebaik mungkin sampai sembuh" Ucap reno dengan tegas.

"Iya kak aku tahu. Tapi aku takut!! Kak zhivana tak bisa menerima ini semua, kehilangan penglihatannya dan kehilangan kedua orangtua nya. Ini semua terlalu berat baginya pasti akan sangat dia akan terluka."

"Aku tau. Tapi kamu tau kan zhivana orangnya seperti apa? Dia akan berusaha ikhlas dan tabah menerima semua ini, zhivana sangat berpegang teguh pada imannya. Aku yakin dia bisa"

"Saya janji akan menjaga dan melindungi kak zhivana sebaik mungkin. Saya juga berjanji akan menikahi kak zhivana suatu saat nanti. Mohon restunya." Batin arrsyad, seraya memandangi kedua makam rama dan maryam.

Kini mereka langsung pergi dari area pemakaman. Menjalankan mobilnya menuju rumah sakit pelita. Reno menyetir mobil sementara arrsyad melamun reno tau bahwa arrsyad juga sangat sedih dengan kejadian ini.

'

'

Bersambung

Episodes
1 Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2 Chapter 2 : Keluarga
3 Chapter 3 : Memanah
4 Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5 Chapter 5 : Bukannya Egois
6 Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7 Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8 Chapter 8 : Gara-gara Uang
9 Chapter 9 : Kue Coklat
10 Chapter 10 : Kecelakaan
11 Chapter 11 : Pemakaman
12 Chapter 12 : Kenapa Gelap
13 Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14 Chapter 14 : Janji
15 Chapter 15 : Rindu
16 Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17 Chapter 17 : Rencana
18 Chapter 18 : Taqdir
19 Chapter 19 : Pondok Pesantren
20 Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21 Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22 Chapter 22 : Rahasia Azwar
23 Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24 Chapter 24 : Syal Dari Seina
25 Chapter 25 : Angin musim semi
26 Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27 Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28 Chapter 28 : Panggilan Mas
29 Chapter 29 : Rencana Pulang
30 Chapter 30 : Jadi Penguntit
31 Chapter 31 : Pertemuan
32 Chapter 32 : Calon Suami
33 Chapter 33 : Kecewa
34 Chapter 34 : Hujan
35 Chapter 35 : Gelisah
36 Chapter 36 : Perdebatan
37 Chapter 37 : Kedatangan Seina
38 Chapter 38 : Ungkapan Manis
39 Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40 Chapter 40 : Racun Mematikan
41 Chapter 41 : Gedung Tua
42 Chapter 42 : Seorang Bidadari
43 Chapter 43 : Minum Racun
44 Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45 Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46 Chapter 46 : Operasi
47 Chapter 47 : Jodoh Orang
48 Chapter 48 : Masih Rindu
49 Chapter 49 : Cahaya
50 Chapter 50 : Pulang
51 Chapter 51 : Gantikan Saya
52 Chapter 52 : Dukung Kita
53 Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54 Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55 Chapter 55 : Pernikahan
56 Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57 Chapter 57 : Kamu Cantik
58 Chapter 58 : First kiss
59 Chapter 59 : See You Suamiku
60 Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61 Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62 Chapter 62 : Oh Zhivana
63 Chapter 63 : Kebablasan
64 Chapter 64 : First Love
65 Chapter 65 : Morning Kiss
66 Chapter 66 : Salah Paham
67 Chapter 67 : Aku Cemburu
68 Chapter 68 : Andre
69 Chapter 69 : Sepeda
70 Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71 Chapter 71 : Sensitif
72 Chapter 72 : Permintaan Aneh
73 Chapter 73 : Lift
74 Chapter 74 : Terganggu
75 Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76 Chapter 76 : Sepertinya
77 Chapter 77 : Aku Hamil
78 Chapter 78 : Ikan Bakar
79 Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80 Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81 Chapter 81 : Kenapa
82 Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83 Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84 Chapter 84 : Memborong
85 Chapter 85 : Jauhi Dia
86 Chapter 86 : Dimana Istriku
87 Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88 Chapter 88 : Positif
89 Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90 Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91 Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92 Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93 Chapter 93 : Aroma Rambut
94 Chapter 94 : Mau Pacaran
95 Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96 Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97 Chapter 97 : Kontraksi
98 Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99 Chapter 99 : Nama Yang Indah
100 Chapter 100 : Udah Belum
101 Chapter 101 : Minta Dipeluk
102 Chapter 102 : Dibalik Gorden
103 Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104 Chapter 104 : Makan Malam
105 Chapter 105 : Penampilan
106 Chapter 106 : Azwar dan Almira
107 Chapter 107 : Apa Separah Itu
108 Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109 Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110 Chapter 110 : Keputusan
111 Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112 Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113 Chapter 113 : Dia Orangnya
114 Chapter 114 : Kecewa Padamu
115 Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116 Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117 Chapter 117 : Berpura-pura Kuat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2
Chapter 2 : Keluarga
3
Chapter 3 : Memanah
4
Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5
Chapter 5 : Bukannya Egois
6
Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7
Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8
Chapter 8 : Gara-gara Uang
9
Chapter 9 : Kue Coklat
10
Chapter 10 : Kecelakaan
11
Chapter 11 : Pemakaman
12
Chapter 12 : Kenapa Gelap
13
Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14
Chapter 14 : Janji
15
Chapter 15 : Rindu
16
Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17
Chapter 17 : Rencana
18
Chapter 18 : Taqdir
19
Chapter 19 : Pondok Pesantren
20
Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21
Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22
Chapter 22 : Rahasia Azwar
23
Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24
Chapter 24 : Syal Dari Seina
25
Chapter 25 : Angin musim semi
26
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27
Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28
Chapter 28 : Panggilan Mas
29
Chapter 29 : Rencana Pulang
30
Chapter 30 : Jadi Penguntit
31
Chapter 31 : Pertemuan
32
Chapter 32 : Calon Suami
33
Chapter 33 : Kecewa
34
Chapter 34 : Hujan
35
Chapter 35 : Gelisah
36
Chapter 36 : Perdebatan
37
Chapter 37 : Kedatangan Seina
38
Chapter 38 : Ungkapan Manis
39
Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40
Chapter 40 : Racun Mematikan
41
Chapter 41 : Gedung Tua
42
Chapter 42 : Seorang Bidadari
43
Chapter 43 : Minum Racun
44
Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45
Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46
Chapter 46 : Operasi
47
Chapter 47 : Jodoh Orang
48
Chapter 48 : Masih Rindu
49
Chapter 49 : Cahaya
50
Chapter 50 : Pulang
51
Chapter 51 : Gantikan Saya
52
Chapter 52 : Dukung Kita
53
Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54
Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55
Chapter 55 : Pernikahan
56
Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57
Chapter 57 : Kamu Cantik
58
Chapter 58 : First kiss
59
Chapter 59 : See You Suamiku
60
Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61
Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62
Chapter 62 : Oh Zhivana
63
Chapter 63 : Kebablasan
64
Chapter 64 : First Love
65
Chapter 65 : Morning Kiss
66
Chapter 66 : Salah Paham
67
Chapter 67 : Aku Cemburu
68
Chapter 68 : Andre
69
Chapter 69 : Sepeda
70
Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71
Chapter 71 : Sensitif
72
Chapter 72 : Permintaan Aneh
73
Chapter 73 : Lift
74
Chapter 74 : Terganggu
75
Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76
Chapter 76 : Sepertinya
77
Chapter 77 : Aku Hamil
78
Chapter 78 : Ikan Bakar
79
Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80
Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81
Chapter 81 : Kenapa
82
Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83
Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84
Chapter 84 : Memborong
85
Chapter 85 : Jauhi Dia
86
Chapter 86 : Dimana Istriku
87
Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88
Chapter 88 : Positif
89
Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90
Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91
Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92
Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93
Chapter 93 : Aroma Rambut
94
Chapter 94 : Mau Pacaran
95
Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96
Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97
Chapter 97 : Kontraksi
98
Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99
Chapter 99 : Nama Yang Indah
100
Chapter 100 : Udah Belum
101
Chapter 101 : Minta Dipeluk
102
Chapter 102 : Dibalik Gorden
103
Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104
Chapter 104 : Makan Malam
105
Chapter 105 : Penampilan
106
Chapter 106 : Azwar dan Almira
107
Chapter 107 : Apa Separah Itu
108
Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109
Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110
Chapter 110 : Keputusan
111
Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112
Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113
Chapter 113 : Dia Orangnya
114
Chapter 114 : Kecewa Padamu
115
Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116
Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117
Chapter 117 : Berpura-pura Kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!