Chapter 20 : Cinta Dalam Diam

"Mengagumi adalah cara diriku untuk memandangmu. Menjadikanmu objek tak tergantikan, yang terus membuat pusat rotasi berada pada pesonamu."

~Muhammad azwar Haidar~

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

***

Prov Arrsyad Zega Al Faruq.

Diam adalah cara terbaik ku untuk menjaga, entah itu kata maupun rasa. Yakinlah, tuhan telah mengatur semuanya. Jika itu memang jodoh kita maka tuhan akan mempersatukan nya. Namun, jika itu bukan jodoh kita, maka ikhlas adalah cara terbaik untuk untuk melepasnya.

Sekuat apa pun kita berjuang, sebesar apa pun kita menunggu. Jika dia tidak ditakdirkan untuk menjadi masa depan kita, maka akhir kata nya adalah ikhlas melepas kan nya.

Apa kamu tahu?

Bagaimana rasanya Cinta Dalam Diam?

Sepi, Sedih, Pedih.

Semua hanya mampu ku tahan sendiri,

Kamu? Tidak akan pernah merasakan nya.

Lelah? Jujur " IYA".

Tetapi, setiap aku ingin berhenti hati meminta untuk berjuang lagi dan logika berkata " masa cuma segini" dan akhirnya aku kembali.

Seorang pria dengan wajah tampan nya, tengah berdiri di balkon apartemen memakai kaus putih polos yang menambah berkali lipat ketampanan nya.

Tatapanya lurus menghadap langsung ke gemerlap sebuah pusat kota pada malam hari. Rambut pria itu menari-nari tertiup angin malam. Apartemen tempat pria itu berdiri di lantai yang cukup tinggi. Ruangnya hanya diterangi oleh sebuah lampu meja. Setelah cukup lama memandangi gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pria itu menatap ke bawah jalanan di bawahnya.

"Sudah satu bulan aku disini, rasa rindu ku terhadap kak zhivana semakin terasa. Terasa sangat berat dan ingin melihatnya setiap kali sendiri seperti ini aku sering melihat sosok dirinya yang terlintas dipikiranku." Ucap arrsyad.

Arrsyad meraih ponsel yang ada di dalam saku celana. Berniat untuk menghubungi sang kakak. Pasti di indonesia masih siang beda dengan amerika yang sudah larut malam karena memiliki perbedaan waktu jauh.

Tapi sayangnya ponsel reno sedang tidak aktif. Arrsyad mendengus kesal pasti kakaknya itu sedang sibuk bekerja. Enggan untuk menghubungi lagi sang kakak akhirnya arrsyad memilih untuk tidur saja.

***

Zhivana telah selesai mengerjakan shalat dzuhur. Karena sudah tidak ada lagi jadwal mengajar akhir nya zhivana memutuskan untuk langsung ke rumah kiai husen.

Sesampainya di depan rumah kiai husen zhivana sudah disambut oleh umi aisyah istrinya kiai husen.

"Assalamualaikum." Ucap zhivana.

"Waalaikumsalam, zhivana kamu sendiri kesini." Tanya umi aisyah.

"Iya umi." Ucap zhivana seraya mencium tangan umi aisyah.

"Ya, sudah mari masuk."

Zhivana pun masuk ke dalam rumah dengan dibantu oleh umi aisyah. Sesampainya di dalam rumah terlihatlah kiai husen dan azwar sedang duduk sambil berbincang-bincang.

"Assalamualaikum." Ucap zhivana dan umi aisyah yang telah duduk bersama kiai husen dan juga azwar.

"Waalaikumsalam." Ucap kiai husen bersamaan dengan azwar.

"Zhivana bagaimana mengajarnya lancar." Tanya kiai husen.

"Alhamdulilah, lancar." Jawab zhivana ramah.

"Syukur alhamdulilah. Zhivana saya menyuruh kamu datang kesini untuk makan siang bersama. Kebetulan istri saya masak banyak dan ingin mengundang kamu jadi kita makan siang bersama."

"Iya zhivana umi sangat rindu kebersamaan kita, jadi kita makan siang bersama kebetulan azwar tidak ada lagi jadwal mengajar di pesantren jadi kita bisa makan sama-sama." Sahut umi aisyah mengelus pungung tangan zhivana.

"Baiklah umi saya akan bergabung dan makan siang disini. Terima kasih ya umi dan kiai." Ucap zhivana.

Merekapun berjalan beriringan untuk pergi ke dapur. Kiai husen memimpin doa, sepanjang makan tidak ada yang berbicara hanya terdengar bunyi dentingan sendok dan piring yang beradu. Selesai makan zhivana ingin membantu membereskan piring kotor tapi umi aisyah melarangannya, akhirnya zhivana hanya diam saja.

Setelah selesai mencuci piring umi aisyah mengajak zhivana keruang keluarga untuk ikut berbincang-bincang bersama kiai husen dan azwar. Selama mengobrol hanya berbicara seputar pesantren dan ilmu agama.

Tak terasa waktu sudah semakin sore zhivana pamit pulang saja. Tapi kiai husen melarang zhivana pulang sendiri walau tidak terlalu jauh jaraknya tapi tetap saja kiai husen khawatir dengan keadaan zhivana apalagi zhivana tidak bisa melihat.

"Azwar antar zhivana pulang abi takut terjadi apa-apa padanya." Ucap kiai husen.

Azwar melirik zhivana sekilas dan langsung menganggukkan kepalanya bahwa dirinya bersedia mengantar zhivana pulang.

"Tidak usah kiai saya bisa pulang sendiri lagi pula saya sudah terbiasa." Tolak zhivana.

"Tidak zhivana kamu harus diantar azwar." tegas kiai husen tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Baiklah, terimakasih kiai dan umi aisyah kalau begitu aku pulang dulu. Assalamualaikum" Ucap zhivana, dengan menyalami kiai husen dan umi aisyah bergantian.

"Waalaikumsalam, hati-hati dijalannya." Ucap kiai husen dan umi aisyah bersamaan.

"Umi, abi kalau gitu azwar pamit dulu untuk mengantar zhivana pulang. Assalamualaikum." Pamit azwar yang ikut menyalami kedua tangan umi, abi nya.

"Waalaikumsalam."

"Mari ukhty." Ajak azwar.

Azwar pun berjalan berdampingan dengan zhivana dengan jarak dua meter seperti biasanya. Sepanjang jalan tidak ada yang membuka suara hanya terdengar suara ketukkan tongkat hitam zhivana. Sesekali azwar mencuri pandang ke arah zhivana yang berada di sampingnya. Hatinya berdebar senyumnya sesekali terlihat di wajah azwar yang tertunduk.

"Walau udara sedang panas-panasnya kehadiranmu yang anggun justru menyejukkan suasana." Batin azwar.

"Ukhty." Ucap azwar.

"Ada apa ustadz."

"Apakah ukhty pernah medengar kata cinta."

"Pernah."

"Apa itu cinta."

"Ketika hidungmu menyentuh sajadah. Itulah cinta" Ucap zhivana dengan senyuman manisnya.

Azwar tersenyum mendengarnya.

"Apakah ada penjelasan lain tentang cinta." Tanya azwar lagi.

"Cinta. Menurut versi saya cinta adalah sebuah fitrah yang memang telah melekat kedalam benak manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Cinta merupakan sebuah anugerah namun juga bisa menjadi musibah. Islam sendiri memandang bahwa menyatakan cinta kepada lawan jenis terutama yang bukan mahram merupakan hal yang dilarang."

"Kenapa ustadz azwar menanyakan itu."

"Hanya ingin tanya saja."

"Kecantikanmu yang disembunyikan terlihat lebih mengagumkan. Tak bisa dipungkiri aku telah jatuh cinta pada sesosok wanita bercadar seperti dirimu." Batin azwar.

Cinta dalam doa menurut islam adalah cara mencintai yang dirasa paling tepat ketika diri belum mampu terikat dalam sebuah ikatan suci, yaitu pernikahan. Jika belum mampu mencintai dan cintai dalam ikatan pernikahan cinta dalam diam merupakan jawaban atas segala kegalauan hati.

Ya, kini azwar telah jatuh cinta pada zhivana, entah sejak kapan perasaan ini tumbuh tapi azwar mengakuinya sendiri bahwa dirinya telah tertarik pada sosok wanita bercadar yang kini sedang berjalan disamping dirinya. Sosok wanita yang tidak bisa melihat tapi azwar tidak memperdulikan hal itu karena manusia hidup dengan serba kekurangan. Bukannya dua insan saling mencintai dan menikah itu untuk saling menerima kekurangan masing-masing dan menutupi kekuranganya satu sama lain.

"Kini aku hanya bisa mencintaimu dalam diam dan riuhnya cintaku dalam doa." Batin azwar.

Kini sampailah mereka berdua di depan rumah zhivana. Azwar langsung menyuruh zhivana masuk, dan azwar pun langsung pamit pulang saja karena tidak baik jika terlalu lama berdua'an seperti ini.

***

Amerika Serikat

Arrsyad kini tengah berada di dalam perpustaan, setelah menyelesaikan mata kuliahnya arrsyad memutuskan untuk pergi ke perpustakaan seorang diri karena adzril memilih untuk langsung pula saja.

Di dalam perpustakaan terlihat banyak orang yang sedang membaca buku atau sekedar mencari buku. Rak buku yang besar diisi penuh oleh berbagai macam jenis buku.

Arrsyad tengah duduk sendiri pikiran dan pandanganya fokus membaca buku. Tiba-tiba seorang wanita memakai gaun putih selutut duduk dihadapannya, arrsyad langsung mendonggakkan kepalanya untuk melihat wanita yang duduk dihadapannya itu.

Terlihatlah wanita cantik sedang tersenyum manis ke arahnya, kulitnya putih dan bersih, rambut panjangnya yang digerai membuat wanita yang dihadapan arrsyad itu terlihat cantik dan imut.

***

Seina Kazumi seorang wanita cantik yang sering dibicarakan oleh para kaum adam karena kecantikan yang seina miliki mampu memikat lawan jenisnya. Bagaimana tidak seina itu blasteran antara jepang dan indonesia. Dimana ayahnya berasal dari jepang dan ibunya berasal dari indonesia. Seina memilih menetap di negara indonesia. Seina juga berkuliah di universitas MIT, mengambil jurusan sains.

"May I sit here with you."

Arrsyad mengangguk saja.

"Woww. He was very handsome." Batin seina.

"Sepertinya kamu dari indonesia" Ucap seina yang menganti bahasa bicaranya.

"My name is Seina Kazumi." Imbuh seina kembali, senyum manis dibibirnya terus merekah.

Arrsyad hanya sekedar melirik kearah tangan seina sebentar tanpa membalas uluran tangan seina.

"Saya tidak tanya." Ucap arrsyad dingin.

Seina menarik uluran tangannya kembali, dirinya hanya tersenyum saja dengan balasan sikap arrsyad.

"Tapi saya ingin berkenalan. Jadi siapa nama mu."

"Arrsyad."

Setelah memberitahu nama nya arrsyad langsung beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan seina yang kini tengah menatap arrsyad.

"Sangat menarik baru pertama kali ada pria yang seperti itu padaku." Batin seina.

Seina masih melihat pungung arrsyad yang kini semakin menjauh. Terlihat seina menyungingkan senyumannya ia sangat senang bisa bertemu pria tampan seperti arrsyad.

"Arrsyad, nama yang bagus apalagi orangnya tampan sekali." Ucap seina dengan lirih.

Arrsyad keluar dari gedung perpustakaan langkah nya langsung menuju pinggir jalan untuk mencari taxsi. Arrsyad memutuskan langsung pulang saja, tidak lama kemudian taxsi berhenti di hadapan arrsyad dan arrsyad pun langsung naik.

Sepanjang perjalanan arrsyad menatap keluar jendela kaca mobil memperhatikan keadaan sekitar perjalanan, banyak orang berlalu lalang diluar sana begitupun dengan kendaraan beroda empat yang terlihat berlalu lalang di jalanan.

Taxsi pun berhenti di depan gedung apartemen yang arrsyad tinggali, arrsyad pun turun dari taxsi langsung masuk ke dalam gedung apartemen. Saat di lobi arrsyad melihat adzril sedang duduk di sopa.

"Dzril ngapain disini." Tanya arrsyad.

"Aku nungguin kamu, soalnya bosen di kamar sendirian." Ucap adzril.

"Yaudah ke kamar aku aja."

"Oke."

Merekapun berjalan menuju lift, kamar adzril dan arrsyad itu sebelahan jadi sama-sama tinggal di satu lantai, kamar mereka terletak di lantai delapan belas, karena apartemen ini memiliki dua puluh lima lantai.

Lift pun terbuka dan sudah sampai dilantai delapan belas. Arrsyad dan adzril pun langsung menuju kamar arrsyad. Setelah sampai dikamar adzril langsung merebahkan dirinya di sopa panjang.

"Kamu kenapa lama banget di kampus." Tanya adzril.

Arrsyad melepaskan jaket, dan duduk di sisi ranjang menghadap ke arah adzril yang kini tengah menatap dirinya.

"Aku ke perpustakaan untuk baca buku dulu."

"Oh"

"Tadi ada cewe yang lo omongin waktu malam kemarin." Ucap arrsyad yang mengingat kejadian saat di perpustakaan.

"Maksud kamu, seina."

Arssyad mengagguk.

"Terus."

"Dia awalnya duduk di hadapan aku, terus memperkenalkan dirinya sendiri padahal aku ngga tanya. Aku ngga peduli dan langsung tinggalin dia sendirian."

"Crazy, cewek cantik seperti seina kamu tinggalin sendirian."

"Ngapain ngeladenin orang yang ngga kita kenal lagi pula aku tidak tertarik dengan kecantikan nya." Ucap arrsyad ketus.

"Dengar, janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, karena mungkin saja kecantikannya akan membinasakannya. Dan jangan pula kamu menikahi wanita karena hartanya, karena mungkin saja hartanya akan menjadikannya bersikap sewenang-wenang. Akan tetapi, nikahilah wanita itu karena agamanya. Jadi kamu jangan menyukai wanita karena cantik nya aja tapi harus tau bagaimana pula hatinya" Ucap arrsyad.

Andril terdiam seraya berpikir mencerna setiap ucapan arrsyad barusan.

"Makasih banget pencerahannya. Aku sadar aku terlalu melihat seorang wanita dari kecantikan nya saja, tapi tidak dari segi agamanya."

'

'

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurliah Kisarani Lia

Nurliah Kisarani Lia

good arsyad

2021-03-22

3

Anita Jenius

Anita Jenius

Semangat kak..

2020-11-24

1

Rusma Hamid

Rusma Hamid

semoga Arsyad dan zhivana jodoh

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2 Chapter 2 : Keluarga
3 Chapter 3 : Memanah
4 Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5 Chapter 5 : Bukannya Egois
6 Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7 Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8 Chapter 8 : Gara-gara Uang
9 Chapter 9 : Kue Coklat
10 Chapter 10 : Kecelakaan
11 Chapter 11 : Pemakaman
12 Chapter 12 : Kenapa Gelap
13 Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14 Chapter 14 : Janji
15 Chapter 15 : Rindu
16 Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17 Chapter 17 : Rencana
18 Chapter 18 : Taqdir
19 Chapter 19 : Pondok Pesantren
20 Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21 Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22 Chapter 22 : Rahasia Azwar
23 Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24 Chapter 24 : Syal Dari Seina
25 Chapter 25 : Angin musim semi
26 Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27 Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28 Chapter 28 : Panggilan Mas
29 Chapter 29 : Rencana Pulang
30 Chapter 30 : Jadi Penguntit
31 Chapter 31 : Pertemuan
32 Chapter 32 : Calon Suami
33 Chapter 33 : Kecewa
34 Chapter 34 : Hujan
35 Chapter 35 : Gelisah
36 Chapter 36 : Perdebatan
37 Chapter 37 : Kedatangan Seina
38 Chapter 38 : Ungkapan Manis
39 Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40 Chapter 40 : Racun Mematikan
41 Chapter 41 : Gedung Tua
42 Chapter 42 : Seorang Bidadari
43 Chapter 43 : Minum Racun
44 Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45 Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46 Chapter 46 : Operasi
47 Chapter 47 : Jodoh Orang
48 Chapter 48 : Masih Rindu
49 Chapter 49 : Cahaya
50 Chapter 50 : Pulang
51 Chapter 51 : Gantikan Saya
52 Chapter 52 : Dukung Kita
53 Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54 Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55 Chapter 55 : Pernikahan
56 Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57 Chapter 57 : Kamu Cantik
58 Chapter 58 : First kiss
59 Chapter 59 : See You Suamiku
60 Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61 Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62 Chapter 62 : Oh Zhivana
63 Chapter 63 : Kebablasan
64 Chapter 64 : First Love
65 Chapter 65 : Morning Kiss
66 Chapter 66 : Salah Paham
67 Chapter 67 : Aku Cemburu
68 Chapter 68 : Andre
69 Chapter 69 : Sepeda
70 Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71 Chapter 71 : Sensitif
72 Chapter 72 : Permintaan Aneh
73 Chapter 73 : Lift
74 Chapter 74 : Terganggu
75 Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76 Chapter 76 : Sepertinya
77 Chapter 77 : Aku Hamil
78 Chapter 78 : Ikan Bakar
79 Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80 Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81 Chapter 81 : Kenapa
82 Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83 Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84 Chapter 84 : Memborong
85 Chapter 85 : Jauhi Dia
86 Chapter 86 : Dimana Istriku
87 Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88 Chapter 88 : Positif
89 Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90 Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91 Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92 Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93 Chapter 93 : Aroma Rambut
94 Chapter 94 : Mau Pacaran
95 Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96 Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97 Chapter 97 : Kontraksi
98 Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99 Chapter 99 : Nama Yang Indah
100 Chapter 100 : Udah Belum
101 Chapter 101 : Minta Dipeluk
102 Chapter 102 : Dibalik Gorden
103 Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104 Chapter 104 : Makan Malam
105 Chapter 105 : Penampilan
106 Chapter 106 : Azwar dan Almira
107 Chapter 107 : Apa Separah Itu
108 Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109 Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110 Chapter 110 : Keputusan
111 Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112 Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113 Chapter 113 : Dia Orangnya
114 Chapter 114 : Kecewa Padamu
115 Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116 Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117 Chapter 117 : Berpura-pura Kuat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2
Chapter 2 : Keluarga
3
Chapter 3 : Memanah
4
Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5
Chapter 5 : Bukannya Egois
6
Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7
Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8
Chapter 8 : Gara-gara Uang
9
Chapter 9 : Kue Coklat
10
Chapter 10 : Kecelakaan
11
Chapter 11 : Pemakaman
12
Chapter 12 : Kenapa Gelap
13
Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14
Chapter 14 : Janji
15
Chapter 15 : Rindu
16
Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17
Chapter 17 : Rencana
18
Chapter 18 : Taqdir
19
Chapter 19 : Pondok Pesantren
20
Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21
Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22
Chapter 22 : Rahasia Azwar
23
Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24
Chapter 24 : Syal Dari Seina
25
Chapter 25 : Angin musim semi
26
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27
Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28
Chapter 28 : Panggilan Mas
29
Chapter 29 : Rencana Pulang
30
Chapter 30 : Jadi Penguntit
31
Chapter 31 : Pertemuan
32
Chapter 32 : Calon Suami
33
Chapter 33 : Kecewa
34
Chapter 34 : Hujan
35
Chapter 35 : Gelisah
36
Chapter 36 : Perdebatan
37
Chapter 37 : Kedatangan Seina
38
Chapter 38 : Ungkapan Manis
39
Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40
Chapter 40 : Racun Mematikan
41
Chapter 41 : Gedung Tua
42
Chapter 42 : Seorang Bidadari
43
Chapter 43 : Minum Racun
44
Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45
Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46
Chapter 46 : Operasi
47
Chapter 47 : Jodoh Orang
48
Chapter 48 : Masih Rindu
49
Chapter 49 : Cahaya
50
Chapter 50 : Pulang
51
Chapter 51 : Gantikan Saya
52
Chapter 52 : Dukung Kita
53
Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54
Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55
Chapter 55 : Pernikahan
56
Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57
Chapter 57 : Kamu Cantik
58
Chapter 58 : First kiss
59
Chapter 59 : See You Suamiku
60
Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61
Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62
Chapter 62 : Oh Zhivana
63
Chapter 63 : Kebablasan
64
Chapter 64 : First Love
65
Chapter 65 : Morning Kiss
66
Chapter 66 : Salah Paham
67
Chapter 67 : Aku Cemburu
68
Chapter 68 : Andre
69
Chapter 69 : Sepeda
70
Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71
Chapter 71 : Sensitif
72
Chapter 72 : Permintaan Aneh
73
Chapter 73 : Lift
74
Chapter 74 : Terganggu
75
Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76
Chapter 76 : Sepertinya
77
Chapter 77 : Aku Hamil
78
Chapter 78 : Ikan Bakar
79
Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80
Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81
Chapter 81 : Kenapa
82
Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83
Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84
Chapter 84 : Memborong
85
Chapter 85 : Jauhi Dia
86
Chapter 86 : Dimana Istriku
87
Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88
Chapter 88 : Positif
89
Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90
Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91
Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92
Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93
Chapter 93 : Aroma Rambut
94
Chapter 94 : Mau Pacaran
95
Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96
Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97
Chapter 97 : Kontraksi
98
Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99
Chapter 99 : Nama Yang Indah
100
Chapter 100 : Udah Belum
101
Chapter 101 : Minta Dipeluk
102
Chapter 102 : Dibalik Gorden
103
Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104
Chapter 104 : Makan Malam
105
Chapter 105 : Penampilan
106
Chapter 106 : Azwar dan Almira
107
Chapter 107 : Apa Separah Itu
108
Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109
Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110
Chapter 110 : Keputusan
111
Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112
Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113
Chapter 113 : Dia Orangnya
114
Chapter 114 : Kecewa Padamu
115
Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116
Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117
Chapter 117 : Berpura-pura Kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!