Chapter 14 : Janji

"Ketika cahaya dalam hidup ku redup, bahkan bisa dikatakan sirna kini hanya ada kegelapan, tak ada bedanya dengan saat menutup mata, saat membuka matapun akan sama yaitu gelap gulita."

~ Zhivana Khoirun Nisa~

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Masih dimana arrsyad bersama zhivana. Kini arrsyad masih diam mematung.

"Maaf, untuk apa?" Tanya zhivana dengan lirih.

Zhivana bangun dari tidurannya menjadi duduk. pandangannya lurus ke depan.

"Seandainya, keluarga kakak tidak berangkat mengantar pergi ke bandara mungkin kejadiannya, tidak akan seperti ini." Ucap arrsyad dengan rasa bersalah.

"Arrsyad ini semua sudah takdir dari alloh!! Kita sebagai umatnya hanya bisa bersabar, dan ikhlas untuk menghadapi musibah ini. Aku ikhlas dan mencoba menerima kepergian Alm. Kedua orangku. Pada dasarnya ini semua hanya milik alloh dan akan kembali lagi kepada alloh sang maha pencipta. Aku juga ikhlas kehilangan penglihatan ku pada dasarnya ini semua hanya musibah aku yakin aku bisa melewati semua ini." Ucap zhivana dengan tersenyum manis.

"Tapi, kak"

"Sudah jangan dibahas lagi. Oh ya, arrsyad bukannya kamu harus pergi ke amerika, ya?"

Arrsyad menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Gak jadi. Lagi pula aku tidak ingin pergi kesana."

Sebenarnya zhivana sudah tau kenapa arrsyad tidak ingin pergi. Tidak sengaja mendengar percakapan antara reno, luchia, dan arrsyad tadi saat mereka diluar sangat terdengar jelas. Dan zhivana merasa bahwa dirinya telah membebani mereka semua.

"Apa karena aku, kamu tidak jadi pergi?!!"

Arrsyad terdiam.

"Kak reno dan kak luchia telah menganggapku sebagai adik kandungnya sendiri. Jujur saja, aku sangat senang!! Setelah kedua orang tuaku tiada aku masih punya keluarga baru. Nah arrsyad sekarang aku juga kakak mu bukan? Sebagai seorang kakak, pasti menginginkan adiknya menjadi yang terbaik, aku ingin kamu pergi melanjutkan pendidikanmu di amerika. Buatlah Alm. Kedua orangtua mu bangga. Buatlah kak reno juga bangga pasti mereka semua akan senang sekali bahwa adiknya sangat hebat."

Arrsyad menatap zhivana dengan penuh kecewa. Kenapa zhivana menganggap nya seorang adik! Arrsyad itu mencintai zhivana. Bukan sebagai perasaan sebagai adik pada kakak, melainkan seorang pria pada wanita.

"Arrsyad, aku mohon pergilah! Ini semua keinginan Alm. Ayahmu jugakan. Jadi buatlah harapan beliau itu menjadi kenyataan. Aku yakin kamu sebagai seorang anak tidak inginkan mengecewakan orang tuamu. Meskipun mereka telah tiada tapi mereka orang yang paling berjasa dalam hidup kita, mereka adalah malaikat tanpa sayap buat anak-anaknya."

"Kau benar kak. Tapi apakah kak zhivana tau perasaan ku bagaimana?" Tanyanya dengan penuh penekanan.

"Aku tidak tau perasaanmu bagaimana, tetapi kau harus mendengarkan dan mematuhi ini mungkin semua ini untuk kebaikan mu juga."

"Aku mencintaimu, kak. Maka dari itu aku-" Ucapan arrsyad terpotong oleh zhivana.

"Aku mohon jangan bicara seperti itu. Bagiku kau adalah seorang adik, soal dulu pada kamu mengkhitbahku itu lupakan saja arrsyad. kita masih muda maka dari itu lanjutkan pendidikan mu."

"Ya aku hanya anak kecil yang belum dewasa, keras kepala dan egois!!"

Arrsyad tersenyum miris, dirinya terlalu berharap pada zhivana pada dasarnya zhivana hanya menganggapnya seorang adik.

"Aku mohon pergilah! Disini aku akan baik-baik saja. Ada gea, sahabatku dia mulai besok akan selalu bersamaku jadi kau tak perlu mengkhawatirkanku lagi pula ada kakakmu juga."

"Tapi aki tak ingin. Pergi"

"Pasti karena aku kan, arrsyad aku mohon pergilah apa karena aku buta. Kamu jadi kasian padaku jadi kau tak ingin pergi."

"Maksudku, bukan seperti itu kak. Aku ingin menjagamu."

Zhivana diam dengan tertunduk, matanya sudah berkaca-kaca.

Arrsyad yang melihat zhivana seperti itu langsung merasa bersalah.

"Kak." Panggil arrsyad.

zhivana terdiam.

Arrsyad menghela napasnya kasar.

"Baiklah, aku akan pergi ke amerika."

Ahh. Syukurlah. Batin zhivana.

"Benarkah kau akan pergi kesana?!!" Tanya zhivana dengan antusias.

"Tentu. Untuk dirimu dan juga ayahku, aku akan pergi" Ucapnya seraya tersenyum manis.

"Syukurlah. Aku sangat senang mendengarnya." Ucap zhivana dengan girang.

"Hanya dengan aku menyetujuinya, kau sangat senang, kak. Tapi perasaanku sangat berat saat mengatakannya." Batin arrsyad.

"Tapi ada syaratnya." Ucap arrsyad seraya tersenyum lebar.

Zhivana mengerjitkan dahinya. Apa, syarat? Memang syarat apa yang akan arrsyad ajukan pada dirinya.

"Berjanjilah. Untuk selalu menungguku pulang." Ucap arrsyad penuh harap.

Zhivana diam sejenak seraya berpikir.

"Baiklah, jika itu akan membuatmu pergi ke amerika. Maka, aku akan selalu menunggu mu pulang." Ucap zhivana.

Arrsyad yang mendengarnya pun langsung tersenyum semringah.

"Jaga diri disana, jaga agamamu dan jaga kesehatanmu juga dengan baik."

"Aku tau, maka dari itu maukah kau percaya padaku dan menungguku." Suara arrsyad terdengar sangat lembut dan terdengar penuh harap.

Zhivana mengangguk yakin, seraya berkata.

"Insya alloh, aku akan selalu percaya padamu dan aku juga akan menunggu dirimu pulang."

Kini arrsyad melangkah untuk lebih dekat dihadapan zhivana. Senyumnya terus mengembang, kini mereka saling berhadapan dengan jarak satu meter. Arryad mengangkat jari kelingkingnya ke udara tepat dihadapan zhivana.

"Kak angkatlah jari kelingkingmu!! Jika kau berjanji untuk selalu percaya dan mau menungguku."

Zhivana menurut dan mengangkat tangannya seraya mengacungkan jari kelingkingnya ke udara.

"Janji" Tanya arrsyad menyakinkan.

"Janji" Jawab zhivana yakin.

Jari kelingking keduanya seolah-olah saling bertautan. Padahal masih ada jarak penyekat keduanya, bisa saja arrsyad mengikis jarak yang ada diantara mereka berdua tapi mereka bukan mahromnya.

Keduanya tersenyum dengan jari yang masih diangkat, walau senyuman zhivana tertutup kain cadar. Tapi arrsyad yakin, bahwa zhivana juga tersenyum dan pasti senyuman itu sangatlah indah.

'

'

Bersambung

Episodes
1 Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2 Chapter 2 : Keluarga
3 Chapter 3 : Memanah
4 Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5 Chapter 5 : Bukannya Egois
6 Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7 Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8 Chapter 8 : Gara-gara Uang
9 Chapter 9 : Kue Coklat
10 Chapter 10 : Kecelakaan
11 Chapter 11 : Pemakaman
12 Chapter 12 : Kenapa Gelap
13 Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14 Chapter 14 : Janji
15 Chapter 15 : Rindu
16 Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17 Chapter 17 : Rencana
18 Chapter 18 : Taqdir
19 Chapter 19 : Pondok Pesantren
20 Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21 Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22 Chapter 22 : Rahasia Azwar
23 Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24 Chapter 24 : Syal Dari Seina
25 Chapter 25 : Angin musim semi
26 Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27 Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28 Chapter 28 : Panggilan Mas
29 Chapter 29 : Rencana Pulang
30 Chapter 30 : Jadi Penguntit
31 Chapter 31 : Pertemuan
32 Chapter 32 : Calon Suami
33 Chapter 33 : Kecewa
34 Chapter 34 : Hujan
35 Chapter 35 : Gelisah
36 Chapter 36 : Perdebatan
37 Chapter 37 : Kedatangan Seina
38 Chapter 38 : Ungkapan Manis
39 Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40 Chapter 40 : Racun Mematikan
41 Chapter 41 : Gedung Tua
42 Chapter 42 : Seorang Bidadari
43 Chapter 43 : Minum Racun
44 Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45 Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46 Chapter 46 : Operasi
47 Chapter 47 : Jodoh Orang
48 Chapter 48 : Masih Rindu
49 Chapter 49 : Cahaya
50 Chapter 50 : Pulang
51 Chapter 51 : Gantikan Saya
52 Chapter 52 : Dukung Kita
53 Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54 Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55 Chapter 55 : Pernikahan
56 Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57 Chapter 57 : Kamu Cantik
58 Chapter 58 : First kiss
59 Chapter 59 : See You Suamiku
60 Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61 Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62 Chapter 62 : Oh Zhivana
63 Chapter 63 : Kebablasan
64 Chapter 64 : First Love
65 Chapter 65 : Morning Kiss
66 Chapter 66 : Salah Paham
67 Chapter 67 : Aku Cemburu
68 Chapter 68 : Andre
69 Chapter 69 : Sepeda
70 Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71 Chapter 71 : Sensitif
72 Chapter 72 : Permintaan Aneh
73 Chapter 73 : Lift
74 Chapter 74 : Terganggu
75 Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76 Chapter 76 : Sepertinya
77 Chapter 77 : Aku Hamil
78 Chapter 78 : Ikan Bakar
79 Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80 Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81 Chapter 81 : Kenapa
82 Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83 Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84 Chapter 84 : Memborong
85 Chapter 85 : Jauhi Dia
86 Chapter 86 : Dimana Istriku
87 Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88 Chapter 88 : Positif
89 Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90 Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91 Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92 Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93 Chapter 93 : Aroma Rambut
94 Chapter 94 : Mau Pacaran
95 Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96 Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97 Chapter 97 : Kontraksi
98 Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99 Chapter 99 : Nama Yang Indah
100 Chapter 100 : Udah Belum
101 Chapter 101 : Minta Dipeluk
102 Chapter 102 : Dibalik Gorden
103 Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104 Chapter 104 : Makan Malam
105 Chapter 105 : Penampilan
106 Chapter 106 : Azwar dan Almira
107 Chapter 107 : Apa Separah Itu
108 Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109 Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110 Chapter 110 : Keputusan
111 Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112 Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113 Chapter 113 : Dia Orangnya
114 Chapter 114 : Kecewa Padamu
115 Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116 Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117 Chapter 117 : Berpura-pura Kuat
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Chapter 1 : Pengenalan Tokoh
2
Chapter 2 : Keluarga
3
Chapter 3 : Memanah
4
Chapter 4 : Mendadak Khitbah
5
Chapter 5 : Bukannya Egois
6
Chapter 6 : Mencintai Dalam Diam
7
Chapter 7 : Kehidupan Arrsyad
8
Chapter 8 : Gara-gara Uang
9
Chapter 9 : Kue Coklat
10
Chapter 10 : Kecelakaan
11
Chapter 11 : Pemakaman
12
Chapter 12 : Kenapa Gelap
13
Chapter 13 : Berusaha Ikhlas
14
Chapter 14 : Janji
15
Chapter 15 : Rindu
16
Chapter 16 : Kepergian Arrsyad
17
Chapter 17 : Rencana
18
Chapter 18 : Taqdir
19
Chapter 19 : Pondok Pesantren
20
Chapter 20 : Cinta Dalam Diam
21
Chapter 21 : Rencana Ta'aruf
22
Chapter 22 : Rahasia Azwar
23
Chapter 23 : Ketulusan Azwar
24
Chapter 24 : Syal Dari Seina
25
Chapter 25 : Angin musim semi
26
Chapter 26 : Kebahagiaan Seina
27
Chapter 27 : Waktu Yang Berlalu
28
Chapter 28 : Panggilan Mas
29
Chapter 29 : Rencana Pulang
30
Chapter 30 : Jadi Penguntit
31
Chapter 31 : Pertemuan
32
Chapter 32 : Calon Suami
33
Chapter 33 : Kecewa
34
Chapter 34 : Hujan
35
Chapter 35 : Gelisah
36
Chapter 36 : Perdebatan
37
Chapter 37 : Kedatangan Seina
38
Chapter 38 : Ungkapan Manis
39
Chapter 39 : Rindu Yang Curang
40
Chapter 40 : Racun Mematikan
41
Chapter 41 : Gedung Tua
42
Chapter 42 : Seorang Bidadari
43
Chapter 43 : Minum Racun
44
Chapter 44 : Seina Kazumi (Part 1)
45
Chapter 45 : Seina Kazumi (Part 2)
46
Chapter 46 : Operasi
47
Chapter 47 : Jodoh Orang
48
Chapter 48 : Masih Rindu
49
Chapter 49 : Cahaya
50
Chapter 50 : Pulang
51
Chapter 51 : Gantikan Saya
52
Chapter 52 : Dukung Kita
53
Chapter 53 : Aku Tadi Nungguin
54
Chapter 54 : Penjelasan Azwar
55
Chapter 55 : Pernikahan
56
Chapter 56 : Panggilan Sayang Aku, Ke Kamu
57
Chapter 57 : Kamu Cantik
58
Chapter 58 : First kiss
59
Chapter 59 : See You Suamiku
60
Chapter 60 : Imannya Kuat Juga
61
Chapter 61 : Aku Butuh Kamu
62
Chapter 62 : Oh Zhivana
63
Chapter 63 : Kebablasan
64
Chapter 64 : First Love
65
Chapter 65 : Morning Kiss
66
Chapter 66 : Salah Paham
67
Chapter 67 : Aku Cemburu
68
Chapter 68 : Andre
69
Chapter 69 : Sepeda
70
Chapter 70 : Aku Harus Bagaimana
71
Chapter 71 : Sensitif
72
Chapter 72 : Permintaan Aneh
73
Chapter 73 : Lift
74
Chapter 74 : Terganggu
75
Chapter 75 : Bidadari Bermata Cantik
76
Chapter 76 : Sepertinya
77
Chapter 77 : Aku Hamil
78
Chapter 78 : Ikan Bakar
79
Chapter 79 : Kamu Bagian Dari Diriku
80
Chapter 80 : Aku ingin Melamarnya
81
Chapter 81 : Kenapa
82
Chapter 82 : Aku Tidak Percaya
83
Chapter 83 : Datang Untuk Mengambil
84
Chapter 84 : Memborong
85
Chapter 85 : Jauhi Dia
86
Chapter 86 : Dimana Istriku
87
Chapter 87 : Presedir Yang Arogan
88
Chapter 88 : Positif
89
Chapter 89 : Tunggu Aku Datang
90
Chapter 90 : Suaminya Zhivana
91
Chapter 91 : Jangan Ulangi Lagi
92
Chapter 92 : Semacam Kode Rahasia
93
Chapter 93 : Aroma Rambut
94
Chapter 94 : Mau Pacaran
95
Chapter 95 : Untuk Kamu (Part 1)
96
Chapter 96 : Untuk Kamu (Part 2)
97
Chapter 97 : Kontraksi
98
Chapter 98 : Bayi Mungil Kembar
99
Chapter 99 : Nama Yang Indah
100
Chapter 100 : Udah Belum
101
Chapter 101 : Minta Dipeluk
102
Chapter 102 : Dibalik Gorden
103
Chapter 103 : Hanya Ingin Kamu
104
Chapter 104 : Makan Malam
105
Chapter 105 : Penampilan
106
Chapter 106 : Azwar dan Almira
107
Chapter 107 : Apa Separah Itu
108
Chapter 108 : Lantunan Surah Ar-Rahman
109
Chapter 109 : Aku Bisa Mati Kapan Saja
110
Chapter 110 : Keputusan
111
Chapter 111 : Pergiku Tanpa Pamit
112
Chapter 112 : Akanku Beri Tahu
113
Chapter 113 : Dia Orangnya
114
Chapter 114 : Kecewa Padamu
115
Chapter 115 : Kenapa Kau Pergi
116
Chapter 116 : Sakit Hati Terindah
117
Chapter 117 : Berpura-pura Kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!