Pasang surut kehidupan membawa semua orang pada masa masa bahagia juga ada saatnya merasa tak beruntung.
Arini dengan kehidupannya sekarang,seorang istri dari pemilik perusahaan yang di pimpinnya, juga usaha kontraktor yang melaju dengan pesatnya, menikah dengan pria yang di cintai dan mencintainya,fasilitas segala menunjang,rumah sudah atas namanya sebagi hadiah pernikahannya.
Tapi bukan Arini namanya kalau semua perubahan itu membuatnya berubah,tetap Arini yang dulu yang baik ramah dan sopan,selalu menjaga perasaan orang lain,selalu mendengar pendapat orang lain.
Arini masuk kantor dan menyapa semua orang yang di temuinya,semua manggut dan tersenyum begitu juga Arini tak henti hentinya menebar senyum lebarnya.
"Pagi Bu Arini"
"Apa khabarnya Bu..."
"Pagi juga semua,khabarnya baik, Lusy nggak kelihatan nih,jangan jangan lagi absen,apa ada masalah?"
"Biasa Bu,dandannya di rumah belum maksimal haaaa..."
"Dandannya belum tuntas Bu heeee..."
"Ke toilet Bu,tadi rebutan toilet di rumahnya"
"Ya sudah kalau ada,takutnya di culik orang heee..."
Semua teman teman Lusy pada berkomentar lucu,memang semua tampak akrab,suasana kerja seharusnya seperti itu jangan terlalu tegang atau serius tapi tanggung jawab ke kerjaan tetep no satu,semua ada bagiannya masing masing,dengan tugas dan pekerjaan yang berbeda beda,tapi kalau sudah ngumpul di ruangan karyawan terasa santai.
Arini masuk ruangannya yang seminggu ini nggak diinjaknya,masih seperti waktu terakhir Ia meninggalkannya, semua tampak seperti ini.
"kriiiiiiiiiiiiing kriiiiiiiiiiiiing..."
Ponsel Arini berbunyi,dan Arini merogoh tasnya yang sudah di simpan di mejanya...
Arman memanggil...
"Hah Arman ?"
Arini ragu menimbang nimbang,terima nggak ya, Arini melihat jam dinding waktu menunjukan jam 08.05.
"Ya hallo....Man..."
"Hai Rin kemana aja,apa khabarnya ?"
"Baik baik aja Man...kamu gimana ?"
"Aku sih begini begini aja,
Aku mau ketemu kamu Rin siang bisa kan ? ntar aku traktir"
"Siang tar lihat dulu ya"
"Alaaah pokoknya aku samper nanti ya,Udah dulu ya Rin,salamualaikum"
"Waalaikum salaam..."
Perusuh emang rusuh,belum juga menjelaskan telephon dah di tutup,bingung juga menghadapi orang kayak gini.
"tok tok tok..."
"Ya masuk"
"Hai,pagi Bu Arini"
"Pagi juga Lusy sayang..."
Arini berdiri,Lusy memeluknya erat erat,Arini pun sebaliknya Ia kangen semuanya, kantornya, pekerjaannya, dan sahabat juga sekretarisnya Lusy.
"Bu Arini sehat sehat aja ?"
"Seperti yang kamu lihat"
"Kayaknya masih wangi bunga melati haaaaaaaa..."
"Harus selalu begitu...wangi terus,karena selain nempel di hidung nempel juga di hati
heeee...."
"Bocorin dong pengalamannya Bu heeee..."
"Serasa meminum air lautan Lus,semakin kita meneguknya semakin kita haus dan haus lagi.. haaaaaaaa..."
"Iiiiiiiiiih Bu Arini sama Pak Hadi kayaknya romantis banget"
"hait eith... ssssssssst...pagi pagi udah ngebayangin orang aja,sudah,sudah gimana pekerjaannya
"Heeee,Iya Bu"
"Makanya cepet nyari yang serius dan menikah biar bisa ngerasain pengalaman baru nggak tidur tiap malam,haaaaa..."
"Haaaaaaaa...
segitunya Bu ?Oh ya habis akad nginep berapa malam di sono Bu"
"Boro boro nginep sorenya juga langsung berangkat"
"Ya ampuuun Bu,emang boleh ? di izinin sama Ibu Bapak ?"
"Boleh nggak boleh kita maunya begitu,terutama Mas Hadi nya..heeee..."
"Bener bener nggak sabar ini mah... haaaa..."
"Lusy,Lusy mana ada pengantin yang sabar"
Masih dengan cekikikan dan Arini senyum senyum,Lusy menggeser kan tumpukan map ke arah Arini,senang rasanya membikin penasaran orang yang kepo seperti Lusy.
"Ya udah Bu,selamat ngantuk aja heeee..."
"Huh dasar"
Arini menekuni semua pekerjaannya,dari map ke map,kontrak ini,anggaran itu,rencana A dan yang lain lainnya,di baca lagi di teliti baru di tandatangan,di pisahkan yang sudah deal dan yang masih di pertimbangkan semua serba hati hati di perhitungkan kekurangan dan kelebihannya.
Terkadang meminta saran Mas Hadi yang kini suaminya bila ada hal hal yang tidak bisa diambil keputusan dan meminta saran sarannya.
Tak terasa waktu beranjak siang Arini teringat suaminya kalau kalau mau makan bareng,tapi kalau nggak mau,mau nemuin sahabatnya Arman.
"kriiiiiiiiiiiiing..."
"Hallo sayang..."
"Ya Mas...Mas di mana ?"
"Aku masih di kantor sayang,kamu makan aja ya aku makan di sini aja, lagi tanggung ngebahas lokasi proyek baru,nggak apa apa kan ?"
"Oh nggak Mas,cuma Aku kangen aja heeee..."
"Haaaaaaaa,sama sayang Aku juga kangen banget,ntar pulangnya aku samper terus kita pacaran heeee..."
"Aku nggak mau pacaran Mas,kan kita udah suami istri,masa kita pacaran Mas udah dapat semuanya"
"Haaaaaaaa..Iya,iya....saking senengnya Aku hampir lupa kita udah tidur bareng ya, haaaaaaaa..."
"Aaah Mas masa lupa sih ?"
Arini pura pura ngambek.
"Aku bukan lupa nggak ingat sayang...tapi saking masih terasa melayang merasakan semuanya ....heeee..."
"Gombal..."
"Haaaaaaaaaaa..."
"Aku makan dulu ya Mas"
"Ya sayang"
Arini turun tanpa Lusy ke bawah mengendarai sendiri mobilnya, ingin ngasih tahu sahabatnya statusnya sekarang walaupun nggak tau apa reaksi Arman, setelah janjian di suatu tempat makan Arini melajukan lagi mobilnya.
Arini datang duluan, dan langsung nyari tempat di pojokan,dan pesan minuman terlebih dahulu,Tak lama selang lima belas menit Arman pun datang,Seperti biasa mukanya penuh antusias dan semangat tingkat tinggi,Arini hanya tersenyum melihat keceriaan sahabat satu satunya yang sering kontak juga sering ketemuan.
"Hai Rin,apa khabar,tambah cantik aja"
Arman ketawa sambil menjulurkan sebelah tangannya
"Baik banget Man, Alhamdulillah, bener nih tambah cantik ? aku nggak punya receh,serius"
"Haaaaaaaa..."
"Aku udah pesenin makanannya ya,pasti yang paling enak di sini"
"Owgh nggak apa apa terserah tuan puteri, Aku ikut aja"
"Kerjaan kamu gimana,dah dapat proyek gede belum ?"
Arini memandang Arman sambil mengaduk juice stroberry nya.
"Ya beginilah masih renovasi renovasi gitu,susah di jaman krisis seperti ini,terlalu banyak saingan kakap"
"Di syukuri dan di jalani aja"
"Begitulah..."
"Man,Aku habis pulang kampung lho"
"Serius kapan ?nggak ngajak aku"
"Begini Man,maaf ya,aku nggak ngasih tahu sebelumnya kalau aku itu sudah menikah"
"Hah...menikah ? kok nggak tahu pacarannya tiba tiba menikah,serius Rin ?
juga nggak ngasih tahu kalau kamu punya pacar,tiba tiba menikah ?"
"Aku serius Arman,begitulah,aku menikah dengan seseorang,yang aku cintai dan mencintaiku tentunya,Sekali lagi aku minta maaf,nggak ngundang kamu,karena aku fikir tak banyak teman yang Aku kasih tahu, hanya kerabat dekat dan rekan kerjaku"
Arman terheyak,menatap nanar jari tangan Arini yang telah dilingkari satu cincin pernikahan,semua harapannya hilang,nggak ada lagi secercah pengharapan,semuanya jadi sia sia,hanya ada satu orang di depannya Arini teman SMP dan SMA nya titik.
"Kok diam aja nggak ucapin selamat atau apa kek ? heeee..."
Arman tergagap,mendadak lemas sekujur tubuhnya, jangankan nafsu makan yang sudah ada di hadapan mereka,untuk bicara juga hampir nggak keluar suara.
"Rin selamat ya,semoga sukses dan bahagia selalu,betapa beruntungnya laki laki itu,orang mana Rin ?"
"Terimakasih,masih orang sini,Man"
"Ok,suatu saat kenalin ke Aku ya"
"Pasti,pasti itu Man"
Dan makan siangnya berakhir dengan kekakuan yang di bikin sewajarnya, mungkin...,tapi Arini tahu Arman terpukul dan kecewa walau di depannya berusaha tak memperlihatkan rasa kecewa itu,biarlah Arman tahu,agar aku tak merasa bersalah selamanya,seakan memberi harapan kepadanya,agar Arman berhenti berharap,dan berusaha mencari pasangan terbaiknya.
Sebaliknya Arman,bagai terkena geledek di siang bolong,Arini yang di harapkan nya berubah fikiran dan balik mencintainya sekarang sudah menikah,pupus sudah angan angannya,hancur sudah harapannya Arini yang Ia cintai dengan sepenuh hatinya dari dulu sampai sekarang sudah menjadi milik orang lain,
tinggal kehampaan mengurung dirinya
Arini,bahagia kah kamu dengan pernikahanmu...? seandainya kamu tak bahagia sungguh Aku tak rela seumur hidupku,Betapa sesungguhnya Aku yang ingin membahagiakanmu,tapi kamu menutup hati untukku,tak sedikitpun celah kau buka untukku.
Kamu memang tak salah Arini,itu hak mu itu pilihanmu,semua orang berhak menentukan hidupnya dan masa depannya,mungkin Aku yang salah terlalu besar harapan ini ku pertaruhkan kepadamu,terlalu besar rasa cintaku padamu, sehingga mendatangkan rasa sakit yang teramat dalam, sepertinya butuh waktu lama untuk bangkit mencari obat penawar rasa kecewa ini,atau akan kubiarkan hati ini tak bertuan selamanya.
Arman menatap lesu buntut mobil yang di kendarai Arini,dan menghilang di keramaian dan hiruk pikuk jalan raya,Arini yang di cintai nya telah memilih jalannya sendiri,kekosongan hati kini menyergapnya,pada siapa lagi aku berharap, dan menambatkan harapanku,
Arman menaiki mobilnya dengan badan yang terasa lunglai...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
kasihan arman.....
2022-02-14
1