Pernyataan cinta

Mentari berpijar diujung cakrawala, membiaskan warna oranye sebagai energi kehidupan, membangunkan seisi alam, memberi pertanda pergantian antara gelap dan terang, menuntun semua yang ada di seisi bumi untuk tafakur bersimpuh pada sang Pencipta.

Kumandang Adzan shubuh memang begitu melelapkan bagi orang yang lalai, tapi bagi orang yang berfikir merupakan panggilan dan mengingatkan.

Arini bangun dari tidurnya berusaha mengingat mimpinya, tapi tak kunjung ingat, hatinya berharap mimpi indah, walaupun hanya bunga tidur belaka.

Celingukan mencari cari handphone nya yang nggak ada di meja rias Arini mengambil tasnya, ternyata handphone nya ada di tas dalam keadaan silent, ya ampuuuuuun... aku lupa sehabis rapat kemarin tak menghidupkan kembali notifikasinya.

Panggilan tak terjawab dari Arman begitu panjang dari satu nomor aja, juga panggilan tak terjawab lainnya,

Panggilan video ada beberapa,

Pesan singkat juga begitu banyak.

Arini men-charge handphone nya sembari menuju kamar mandi.

Selesai mandi, sholat Arini sibuk mencari cari baju dalam lemarinya, menimbang-nimbang mematut-matut di tempel-tempel ke tubuhnya, ini udah bosan, yang ini kayaknya udah nggak pantas, yang ono dah keseringan di pakai, yang itu udah nggak nyaman, sudah lama memang Arini nggak beli baju berasa kerja di belakang layar tidak memprioritaskan pakaian, yang penting suara khas nya melekat di telinga pemirsa.

Tapi kini dirinya pimpinan di tempatnya bekerja harus mulai merubah cara pandangnya soal pakaian, pilihannya jatuh pada blazer ungu sedang dan bawahan yang senada, Arini berencana nelepon Arman sebelum berangkat kerja, tapi sebelum dia melakukannya keburu hp nya bersuara.

"Ya Man."

"Rin, hp mu mati dari kemarin ya, tapi suara panggilannya masuk kok?"

"Aku lupa menghidupkan nada panggilannya Man heeeeee..."

"Semalem juga kamu nggak ada siaran, orang lain yang gantiin kamu, kamu nggak sakit kan?"

"Enggak Arman emght...aku sehat, buktinya aku nih lagi ngomong."

"Nanti aja jam makan siang ceritanya, lagian aku juga mau ngasih "surprise" ke kamu."

Deg! jantung Arman berdetak lain dari biasanya, apa Arini tahu isi hatiku ya? apa dia juga mulai meleleh hatinya? Ah Arini, aku ingin segera siang itu datang,

Aku ingin segera mendengar surprise mu, Jangan jangan surprise kita sama tentang perasaan.

"Hallo...Man kamu masih di situ?"

"Eh I-Iya Rin, ntar kita mau makan di mana?"

"Nanti aja kita tentuin siang, dah dulu ya aku mau sarapan."

"Ok siiip!"

Sesampainya di kantor Arini langsung masuk ke ruangannya, semua sudah bersih rapih dan wangi karena ada petugas yang setiap hari bertugas membersihkan dan membereskannya.

Arini menimbang-nimbang pengennya merubah sedikit meja kerjanya biar kalau melirik ke kanan bisa melihat view luar yang teduh rimbun hijau daun yang menurutnya sangat menakjubkan di lihat dari lantai 5 ke bawah langsung ke parkiran dan jalan raya.

Arini memencet satu tombol di meja kerjanya, dan langsung bicara.

"Tolong minta OB ke ruangan saya ya."

Dan nggak lama berselang.

"tok tok tok..."

"Ya silahkan masuk."

"Ada yang bisa saya bantu Bu?"

Datang seorang OB yang masih muda, kira-kira usia dua puluh tahunan.

"Oh iya Mas, tolong saya mau meja kerjanya di geser kan ke sini ya, juga lemari yang itu jadi di sini."

"Baik Bu."

Beberapa saat berselang, Arini mengawasi dan memberi petunjuk, dan akhirnya posisi yang di inginkan sudah selesai.

"Udah ini aja Bu?"

"Oh iya, udah-udah terimakasih ya."

Setelah merubah suasana ruangannya Arini duduk di kursinya menghadap ke pintu, dan kalau melirik ke kanan bisa melihat pemandangan luar,

Lalu memijit satu tombol lagi,

"Lus, Lusy, sudah bisa ke ruangan saya belum?"

"Ya Bu ,sebentar saya ke situ."

Lusy datang dengan membawa tumpukan map di tangannya.

"Wah wah Bu Arini merubah ruangannya ya, enak banget Bu tuh kalau gini kan kita bisa ngintip ke luar Bu lihat yang bening-bening heeeee..."

Seloroh Lusy sambil melihat ke luar dan mendongokkan kepalanya ke kaca sebelah kanan.

"Hush...emang kamu, kerjaannya ngintip orang-orang ya?"

"Enggak lah Bu."

"Sudah sini, aku lihat kerjaannya."

Lusi menyerahkan tumpukan map di tangannya sambil membuka satu map satu map dan menerangkannya singkat pada Arini.

"Ini kontrak dengan biro iklan bu,

Ini rencana Riang Fm jumpa pendengar, ini rencana perubahan siaran, Ini rencana mendatangkan artis, Ini rancangan audisi pencarian bakat bintang radio....dan ini ini ini..."

"Ya sudah nanti saya pelajari dulu,kalau sudah cocok tinggal tandatangan dan kalau belum pas kita diskusikan dengan semua divisi ya."

"Ya Bu."

"Biasanya Teteh Lus."

"Malu Bu sama yang lain heeee..."

"Biasa aja kali."

"Heeeeeee..."

Sepeninggal Lusy si ceria, kepo dan centil tapi cantik dan pintar Arini sibuk dengan map-map nya hingga tak sadar hari sudah beranjak siang.

"kriiiiiiiiiiiiing..."

Arini membuka kacamatanya melirik hp nya Arman memanggil.

"Ya."

"Aku udah di bawah nih."

"Ya udah tunggu ya."

"Apa perlu aku jemput ke atas?"

"Eeeeh...jangan 5 menit aku nyampai"

"Ya tuan puteri."

"Huh...."

"Arini bangkit dari duduknya membereskan berkas asal saja, mengambil tas matiin AC dan beranjak ke luar, di ruangan karyawan ada rekan-rekannya.

"Lus, aku makan duluan ya ada temanku di bawah."

"Oh iya Bu silahkan."

Lusi menjawab sambil mendelik, tak berani lagi menggoda atau bergurau karena Arini sekarang pimpinannya, Arini maklum, walaupun geli melihat tingkah Lusy yang sudah seperti adiknya Arini berlalu sambil mengangkat tangannya.

Arman bengong, melongo melihat Arini di depannya dengan baju atasan blazer ungu muda, longgar menutupi pinggulnya dan bawahan legging tebal warna tua, kerudung kembang-kembang kecil motif sakura menghiasi kepalanya.

Semakin cantik aja Arini dalam hati Arman tak henti-hentinya mengagumi Arini setiap bertemu membuat matanya nggak bosan-bosan ingin memandangnya lama-lama, Arini senyum di hadapan Arman.

"Makannya jangan di sini ya kita cari tempat lain aja."

"Siap tuan puteri."

Arman menggoda Arini, Arini hanya menyeringai sambil berjalan ke pintu depan,

tuk tuk tuk... hak sepatu Arini menginjak lantai marmer yang bening, gerakan badannya gemulai seperti model-model di catwalk, membuat bayangan siluet seperti sesuatu yang melayang-layang di ubin marmer.

"Stop, di sini aja Man."

Arini menunjuk sebuah restoran sunda lesehan, sering sekali Arini datang ke sini bergerombol sama temen-temen kerjanya.

"Ok."

Arman memarkir mobilnya

Arini turun duluan.

"Hai katanya ada surprise buatku apa?"

Arini memulai pembicaraan setelah mereka duduk dan memilih menu makanan.

"Kamu dulu deh." Kata Arman agak grogi,

"Yeeee nggak bisa, orang kamu duluan yang mau ngasih surprise."

"Ya sudah."

Arman mengalah.

"Begini Rin, sebenarnya sudah lama kita tak bertemu, jauh dari kamu, kuliah kita berpisah, saya pernah mencoba kerja di perusahaan orang, dan akhirnya kembali ke usaha keluarga."

"Heemght."

"Tuntutan semua keluarga pasti sama ingin melihat anaknya bahagia dengan membina satu hubungan yang serius, dan aku mencoba menjalin hubungan serius dengan beberapa wanita tapi berakhir kandas tidak sukses seperti yang aku harapkan, Hingga aku dapat khabar kamu kerja di kota ini dan aku juga punya kantor usaha di sini apa ini bukan satu kebetulan ? dan aku berharap kamu belum punya pendamping"

"Heemght."

"Kamu tahu Rin sejak dulu aku sayang sama kamu,aku mencintaimu,walau pernah kamu tolak aku nyatakan kembali perasaanku Rin"

Pelayan datang mengantar pesanan makanan, terpaksa mereka diam sejenak.

"Kita makan dulu aja ya."

"Oh iya ...yuk yuk yuk..."

Selagi makan Arini memikirkan matang apa yang harus di ucapkan sebagai jawabannya, semuanya sudah menduganya Arini tak kaget dengan semua ini Arini sudah tahu dari sorot mata Arman, dari tingkah lakunya. Arini wanita pintar apalagi hanya menebak hati si perusuh temannya ini.

Arini menyeruput minumannya sekali lagi, tanda ia menyudahi makannya.

"Kita teruskan ya Rin."

"Heemght."

"Intinya aku mencintaimu Rin...aku menyayangimu."

Arman memegang tangan Arini dan menariknya perlahan ke hadapannya, Arini diam saja membiarkan tangannya di genggam Arman.

"Aku tak mengharapkan jawaban sekarang Rin, pikirkan aja dulu, sampai kamu siap dengan jawaban itu aku akan bersabar."

"Arman, aku mengerti perasaanmu, hatimu, ta-tapi...tapi aku bingung, galau dan tak yakin dengan perasaanku sendiri. Pandanganku, perasaanku sudah terbangun image sahabat sama kamu itu Man, entahlah Arman, entah mau berkembang seperti apa ke depannya perasaan hatiku ini padamu, aku tak tahu, dan entah sampai kapan."

Arman diam, dan sekarang Arini balik yang memegang tangan Arman seakan ingin menguatkan.

"Aku sendiri bingung dan tak mengerti dengan hatiku Man, kamu sangat baik dari dulu sampai sekarang."

"Aku akan menunggu Rin, sampai kamu memberi jawaban yang pasti buatku, aku akan menjadi orang yang lebih baik lagi untukmu Rin, Aku faham jawabanmu yang sekarang Rin, kamu belum bisa menerimaku, tapi aku akan berusaha semoga kamu berubah fikiran suatu saat, dan itu aku tunggu."

Arini manggut mengiyakan perkataan Arman.

"Arman, kejutanku buatmu aku hanya mau ngasih tahu soal karirku soal pekerjaanku, aku hanya ingin berbagi kebahagiaan denganmu, Aku di rapat kemarin diangkat menjadi pimpinan di tempatku kerja menggantikan Pak Priyo."

"Wah wah...beneran Rin?

selamat ya, Ibu pimpinan."

Arman kembali meraih kedua tangan Arini.

"Heemght."

Arman antusias mendengar ucapan Arini, tapi Arini melihat guratan kesedihan di matanya.

"Maafkan Aku Man ya...aku terlalu sibuk, sampai-sampai aku lupa urusan pribadi juga, aku terlalu semangat bekerja."

"Nggak papa itu hakmu Rin, nggak ada yang perlu di maafkan."

"Kita serahkan aja hati kita pada yang Maha membolak balikan hati kita."

"Ya ya yaaa..."

Arman mengantar Arini ke kantornya dengan perasaan hampa, walau jauh di lubuk hatinya Arman mengaku Arini itu orang baik terlalu baik untuk menyakitinya, tapi ini murni masalah perasaan, Arman akan sabar, sabar dan sabar, cinta tak bisa di paksakan dan Arman pun bukan ingin cinta karena kasihan, tapi cinta yang tulus dengan perasaan, akan ku tunggu sampai hatimu cair, betapa aku sulit menggapai mu Rin...

Happy reading ❤️🙏

Episodes
1 Arman dan rasa itu...
2 Bimbang...
3 Kenapa aku?
4 Jatuh cintakah aku..?
5 Pernyataan cinta
6 Inikah cinta?
7 Tak terduga
8 Yakin dengan pilihan
9 Rahasia
10 Gelora asmara
11 Ketulusan
12 Restu
13 Kesabaran
14 Perjuangan
15 Ujian perasaan
16 Maafkan aku,aku terlalu mencintaimu
17 Akhirnya...
18 Menikah
19 Menikah serasa pacaran
20 Ada yang kecewa
21 Romantika rumahtangga
22 Penasaran
23 Hamil
24 Kehidupan baru
25 Kesedihan
26 Maafkan aku
27 Kelahiran
28 Bimantara
29 Keluarga kecil
30 Sepi dalam kesepian
31 Perasaan yang salah
32 Luka yang dalam
33 Perpisahan,selamat jalan istriku...
34 Meniti pelangi
35 Semangat Baru
36 Andini
37 Kejutan yang manis
38 Kejutan lain
39 Suamiku telah kembali
40 Masih dengan perasaan sama
41 Mulai pencarian
42 Pertemuan di halte
43 Pria dewasa yang mapan
44 Sama sama jomblo
45 Gairah cinta
46 Dor !
47 Nggak fokus kerja
48 Seperti dalam mimpi
49 Madu cinta
50 Selamat pagi dunia !
51 Beli kejutan
52 Cari jarum dan kutu
53 Pamer pacar
54 Mulai bicara serius
55 Boros pulsa dan lifstick
56 Apa Mas bahagia ?
57 Cinta yang hangat
58 Kok lu tahu sih ?
59 Jaga hatimu untukku dan jangan kecewakan aku
60 Hanya sekali saja
61 Akhir akhir masa kuliah
62 Icip-icip lagi ?
63 Rahasia berdua
64 Mulai menata
65 Rencana pindahan
66 Eternal
67 Pertama berpisah
68 Penglaris hari pertama
69 Sembuh jadi lebih semangat
70 Kecemasan Kakak
71 Kunjungan penuh nasehat
72 Sama-sama kangen
73 Bumerang
74 Cinta yang mendalam
75 Gamang
76 Curhat sesama lapuk
77 Rindu
78 Rindu 2
79 Hasrat yang tertahan
80 Diam-diam punya pengagum
81 Semakin serius
82 Undangan mendadak
83 Kemesraan
84 Bangun kesiangan
85 Sampai Rumahku
86 Happy Engagement
87 Surprise yang menyakitkan
88 Cincin bertatahkan batu mulia
89 Doa terbaik
90 Hati yang berbunga
91 Paska tunangan
92 Saran Kakak
93 Sebentar lagi
94 Kejutan tak terduga
95 Gantian traktir
96 Wisuda
97 Mesra bikin iri
98 Nostalgia
99 Pulang
100 Menjelang hari bahagia
101 Pernikahan
102 Malam yang di tunggu
103 Ikut bulan madu
104 Berdua di rumah impian
105 Menjalani status baru
106 Mual
107 Positif
108 Marah
109 Mengadu
110 Terus terang.
111 Saling memaafkan
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Arman dan rasa itu...
2
Bimbang...
3
Kenapa aku?
4
Jatuh cintakah aku..?
5
Pernyataan cinta
6
Inikah cinta?
7
Tak terduga
8
Yakin dengan pilihan
9
Rahasia
10
Gelora asmara
11
Ketulusan
12
Restu
13
Kesabaran
14
Perjuangan
15
Ujian perasaan
16
Maafkan aku,aku terlalu mencintaimu
17
Akhirnya...
18
Menikah
19
Menikah serasa pacaran
20
Ada yang kecewa
21
Romantika rumahtangga
22
Penasaran
23
Hamil
24
Kehidupan baru
25
Kesedihan
26
Maafkan aku
27
Kelahiran
28
Bimantara
29
Keluarga kecil
30
Sepi dalam kesepian
31
Perasaan yang salah
32
Luka yang dalam
33
Perpisahan,selamat jalan istriku...
34
Meniti pelangi
35
Semangat Baru
36
Andini
37
Kejutan yang manis
38
Kejutan lain
39
Suamiku telah kembali
40
Masih dengan perasaan sama
41
Mulai pencarian
42
Pertemuan di halte
43
Pria dewasa yang mapan
44
Sama sama jomblo
45
Gairah cinta
46
Dor !
47
Nggak fokus kerja
48
Seperti dalam mimpi
49
Madu cinta
50
Selamat pagi dunia !
51
Beli kejutan
52
Cari jarum dan kutu
53
Pamer pacar
54
Mulai bicara serius
55
Boros pulsa dan lifstick
56
Apa Mas bahagia ?
57
Cinta yang hangat
58
Kok lu tahu sih ?
59
Jaga hatimu untukku dan jangan kecewakan aku
60
Hanya sekali saja
61
Akhir akhir masa kuliah
62
Icip-icip lagi ?
63
Rahasia berdua
64
Mulai menata
65
Rencana pindahan
66
Eternal
67
Pertama berpisah
68
Penglaris hari pertama
69
Sembuh jadi lebih semangat
70
Kecemasan Kakak
71
Kunjungan penuh nasehat
72
Sama-sama kangen
73
Bumerang
74
Cinta yang mendalam
75
Gamang
76
Curhat sesama lapuk
77
Rindu
78
Rindu 2
79
Hasrat yang tertahan
80
Diam-diam punya pengagum
81
Semakin serius
82
Undangan mendadak
83
Kemesraan
84
Bangun kesiangan
85
Sampai Rumahku
86
Happy Engagement
87
Surprise yang menyakitkan
88
Cincin bertatahkan batu mulia
89
Doa terbaik
90
Hati yang berbunga
91
Paska tunangan
92
Saran Kakak
93
Sebentar lagi
94
Kejutan tak terduga
95
Gantian traktir
96
Wisuda
97
Mesra bikin iri
98
Nostalgia
99
Pulang
100
Menjelang hari bahagia
101
Pernikahan
102
Malam yang di tunggu
103
Ikut bulan madu
104
Berdua di rumah impian
105
Menjalani status baru
106
Mual
107
Positif
108
Marah
109
Mengadu
110
Terus terang.
111
Saling memaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!