"Gimana Pak ? saya nunggu nunggu berbulan bulan nggak ada khabar,kayaknya itu yang terbaik, Pak Priyo sudah seperti Bapak saya sendiri ,coba menjadi perantara saya"
"Ya kita harus coba cara apapun Pak"
"Saya serahkan semuanya sama Pak Priyo,atur waktunya nanti khabarin saya"
"Siap, Pak...kayaknya besok juga hari minggu agak senggang waktu saya"
"Syukurlah Pak...saya sudah nggak sabar"
"Do'a in aja Pak Hadi saya sukses"
"Aamiin..."
***
"Rin,hallo,hallo..."
"Ya Mas"
"Dimana ?"
"Aku ? ya di kantor lah...emang kenapa ?"
"Aku kangen kamu,kita keluar yu,jalan jalan atau nonton atau apa aja lah"
"Bahasanya kangen mulu tiap hari juga ketemu... yeeee..."
"Ayolah Rin"
"Sekarang ? Kayaknya senang banget Mas"
"Iya lah,Aku seneng terus,kalau ada kamu"
"Yeeee gombal,
tunggu 15 menit ya..."
"Bisa kurang nggak ?"
"Dasar,tukang maksa"
"Haaaaaaaa..."
Mobil melaju di jalan raya yang mulus,Hadi mengambil jalur lambat paling kiri,Arini heran tak biasanya melihat Hadi begitu berbunga bunga,apa habis menang undian atau punya proyek baru,atau nggak tahulah nggak kepikiran.
"Kita kemana Rin ?"
"Loh Mas yang ngajak di kira dah punya tujuan"
"Sebutin aja mau ke mana ?"
"Aku siiih pengennya melihat yang hijau hijau..kayak ke taman gitu"
"Kamu pinter banget sayang, Aku setuju,kita ke taman kota aja deket alun alun ya"
"Aku ikut aja..."
Arini dan Hadi duduk di bangku taman yang rindang,sore hari di taman begitu banyak orang lalu lalang bahkan bergerombol.
"Mas,nggak nyaman kita jadi kayak abg heeee...
pindah aja yu ke kafe kafe yang di sebrang jalan itu, Aku mau minuman"
"Ayo..."
Setelah memilih makanan dan minuman Hadi menatap Arini dengan pandangan aneh,Arini jadi salah tingkah.
"Rin,maaf ya Aku nggak minta persetujuan mu,semoga ini jadi kejutan.
"Maksud Mas apa ?"
"Aku mengutus Pak Priyo ke rumah Bapakmu hari ini,dan kabar baiknya aku di terima Rin, Aku telah melamarmu sama orangtuamu sekalian,Pak Priyo masih di perjalanan tadi nelepon Aku,Rin,tatap Aku yakinkan hatimu kita melangkah lebih jauh,kita mau menikah Rin"
"Mas serius,nggak bohong kan ?"
"Enggak Rin,mungkin Bapak mu akan memberitahumu langsung tunggu aja khabarnya..
"Mas... Aku kaget banget,bener bener ini kejutan"
"Iya Rin,kamu seneng ?"
"Heemght..."
"Kapan kita beli cincin Rin, Aku serahin aja sama kamu,terus mau resepsi seperti apa kamu"
"Ssssst....Mas,sabar,tenang...."
"Kalau Aku belum di telephon Bapak, Aku belum yakin Mas"
"Aku yakin Rin,masa Pak Priyo bohong"
Mereka berpandangan dan tertawa bersama sambil bergenggaman tangan satu Sama lainnya wajah mereka dihiasi senyuman,serasa telah melewati rintangan yang teramat rumit,atau tanjakan terjal yang telah mereka taklukan.
Sampai rumah hari sudah mulai gelap,Hadi menggandeng tangan Arini,Arini tak menolak hati mereka penuh dengan angan angan...seperti rasanya sebentar lagi akan terbang entah ke mana.
Setelah di balik pintu Hadi tak tahan ingin segera merangkul Arini,begitu juga Arini.
"Mas,acaranya sederhana aja cukup keluarga terdekat aja yang kita undang,Yang penting sakral dan khidmatnya,Aku nggak mau resepsi yang gede gedean, pernikahan kan bukan hanya pesta dan resepsi tapi kedepannya bagaimana kita membinanya"
''Apa tidak terlalu sederhana Rin ?
Kamu boleh bermimpi mau seperti apa pernikahanmu, Aku akan memenuhinya"
"Aku hanya memimpikan pernikahan yang bahagia Mas"
"Fikirkan juga harapan orangtuamu Rin, jangan hanya mengikuti keinginan kita"
"Nggak Mas,kedua orangtuaku bukan orang yang suka dengan kemubadziran ,mereka orang yang sangat memahami anaknya"
"Terserah kamu lah, Aku ikut aja....Rin Aku hanya minta satu hal sama kamu"
"Apa itu Mas ?"
"Selesai acara jam berapapun Aku mau langsung membawamu ke rumah kita"
"Itu adalah hak mu Mas..."
"Ya sudah mulai besok,bikin rincian apa apa yang di perlukan"
"Ya Mas..."
Hp Arini berdering,mereka yang sedang berpelukan kaget,dan melepaskan diri satu sama lain,Arini mengambil hp nya dari dalam tas dan melihatnya.
"Siapa Rin ?"
"Nggak tahu Mas no baru"
"Angkat aja"
"Ya hallo..."
"Teh Rini ini Arya,teh makasih hp nya ya"
"Arya ? hp apaan kan Teteh belum beliin"
"Tapi tadi Pak Priyo bawain hp,katanya buat Arya,ini hp nya...pokoknya makasih banget ya Teh"
"Ya ya ya..."
"Eeh teh,kata Bapak kalau ada waktu teteh suruh nelephon Bapak,besok pagi"
"Iya iya..."
"Terus apalagi ?"
"Udah gitu aja, salamualaikum..."
"Waalaikum salaam"
"Mas yang beliin hp buat Arya ya ?"
"Heeeeee...Iya kenapa ?"
"Kok Mas tahu Aku mau beliin hp buat Arya ?"
"Aku baca wa di hp kamu waktu kamu pingsan itu"
"Makasih banyak ya Mas...dasar tukang ngintip"
"Iya sayang,Enak aja tukang ngintip,aku ini detektif tahu"
"Huh...dasar..."
***
...................
"Pak ini Rini, Bapak sama Ibu sehat semua,juga Dini sama Arya ?"
"Ya Rin,Alhamdulilah..."
"Pak,sebaiknya Rini seperti apa Pak sekarang ini ?"
"Bapak sama Ibu sudah mempertimbangkan semuanya baik buruknya,semakin lama kalian berhubungan baik di tempat kerja atau secara pribadi, Bapak sama Ibu semakin khawatir kalian takut tidak bisa menjaga diri masing masing, walaupun pada dasarnya Bapak percaya sama kamu Rin...kamu bisa membawa diri,Untuk itu Bapak izinkan kalian menikah,
Minggu kemarin Pak Priyo atas nama Mas Hadi datang ke sini dan meyakinkan Bapak sama Ibu,Bapak sama Ibu hanya bisa mendo'akan yang terbaik buat kamu sama pilihanmu juga masa depanmu.
"Terima kasih banyak Pak,sudah ngertiin Rini"
"Sudah kewajiban Bapak sama Ibu mengantarmu ke gerbang kedewasaan dan rumahtangga,
Bapak sama Ibu tak bisa memaksa atau melarang asal kamu yakin dengan pilihanmu,
Jalani semua dengan niat ibadah dan ikhlas.
"Ya Pak..."
"Bapak urus semuanya di sini,Setidaknya Ibumu ingin ada selamatan kecil kecilan ngundang tetangga sama keluarga,Tidak usah melamar lagi,kemarin lamaran Mas Hadi sudah Bapak terima melalui Pak Priyo dan mungkin sudah sampai ke Mas Hadi,Sekarang tinggal Kamu Rin sama Mas Hadi nyari tanggal yang baik nanti khabari Bapak"
"Pak Rini sama Mas Hadi terimakasih atas restu Bapak sama Ibu,nanti saya sampaikan pada Mas Hadi"
"Ya Rin,kiranya Bapak cukup segitu dulu ya,Salam Bapak sama Ibu buat Mas Hadi"
"Ya Pak"
"Salamualaikum..."
"Waalaikum salaam"
Arini terdiam,duduk di ujung tempat tidurnya,Terimakasih Pak,Bu telah memberi restu, Do'a Bapak sama Ibu meringankan beban langkah langkahku kedepannya...dalam hatinya begitu berbunga seakan mau meledak,ingin Ia memberi tahu Mas Hadi semuanya,tapi nanti aja kalau ketemu.
Selangkah lagi aku menikah,ya menikah,impian semua orang berharap datangnya bahagia hari itu,fase hidup kedua akan di mulai tinggal mencari tanggal saja.
Berumah tangga,sesuatu yang baru akan di jalaninya dengan Mas Hadi,manisnya angan angan,indahnya harapan,yang akan diisi bersama,suka duka,pahit manis akan ada orang untuk berbagi bersamanya.
Teringat teman temannya,sudah banyak yang menikah,dan punya kehidupan masing masing,Arini termasuk orang yang tidak begitu banyak teman,sekarang paling teman kerjanya Lusy sekretarisnya dan Arman teman SMA nya.
Ingat Arman Arini terbersit rasa ingin mengabari khabar bahagianya,tapi takut malah menjadi masalah bagi Arman sendiri dan juga Mas Hadi,biarlah Arman tahu sendiri entah dari mana... Arini tak mau mengabarinya.
Teman lainnya di ingat ingat emang nggak ada,ada juga jauh di tempat tinggal orangtuanya, atau di kota lain dan jarang atau hampir tidak pernah komunikasi itu juga sebagian sudah pada menikah ada juga yang merantau nun jauh entah kemana menjalani nasib masing masing.
Jadi sekarang hanya ada teman kerja,rekan sekantor juga relasi di tempat kerjanya,
Hanya Lusy sekretaris kantornya yang lumayan deket dan akrab,udah itu semua rata teman kerja...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
aku berikan kopi buag Author agar semangat menilis.....eh mengetik...
2022-02-12
1