Seperti kebiasaan sejak dulu,sejak masih kecil, Arini setiap bangun tidur setelah beres beres kamarnya selalu menemani Ibunya dan Bi Minah di dapur,entah memasak untuk sarapan atau makan siang atau membikin kue dan camilan.
Rasa rindu akan kebiasaan itu selalu Arini obati setiap ada kesempatan pulang,banyak nasehat dan petuah yang Ibunya berikan selama ini, yang diingatnya saat di dapur seperti ini.
Seperti kebiasaan kebiasaan lainnya,menyiram tamannya,dan membersihkan rumah lainnya tapi itu semua kadang dengan Bi Minah atau dengan Ibunya.
Bapaknya yang mengurus kolam ikan belakang,memberi makan ikan,dilakukannya rutin sebelum berangkat kerja atau seperti hari libur sekarang ini.
Bi Minah mengocek adonan di baskom,dan ibunya lagi memotong sayuran,terasa indah rasanya kebersamaan ini...terlalu indah untuk di lupakan,Ibunya pandai memasak,apapun yang di masaknya terasa enak menempel di lidahnya.
Arini berdiri berjejeran dengan Ibunya,Ibunya mengamati anak gadisnya yang tingginya sudah melampauinya dirinya,Ibunya menghela nafas pendek,terasa nyeri di dadanya,mengingat pada pilihan putrinya yang di ceritakan semalam,ada rasa tak rela dirinya melepaskan putrinya,atau Ia terlalu sayang pada putrinya,tapi Arini seolah melupakan soal semalam,atau pura pura kah Arini ?
"Mau pulang lagi kapan Rin ?"
"Nanti sore habis ashar Bu"
"Apa nggak terlalu sore ?"
"Cukup Bu,kan perjalanannya dua setengah jam an"
"Barangkali mau bawa apa gitu,sekedar oleh oleh buat temanmu"
"Nggak ah Bu males jinjing jinjingnya... heeee"
Ibunya tak membahas lagi apapun apalagi soal semalam, Arini faham semua udah jelas,Arini hanya menunggu waktu dan keajaiban.
"Bi sini aku coba nyetak kue serabinya ya"
"Boleh Neng,tapi harus udah panas cetakannya,kasih minyak aja dulu"
"Iya Bi..."
Sampai tengah harian Arini males malesan aja di rumah, rasanya masih kangen dengan rumah masa kecilnya,Andini ngajak jalan ke alun alun atau bersepeda santai juga cukup di jawab lagi males.
Lepas ashar Arini siap berangkat,semua sudah rapi tas selempang nya udah ada di kursi ruang tamu,tak lupa Arini bercanda ke Bi Minah nanti kalau udah punya rumah Bi Minah mau di ajaknya,Bi Minah hanya meng aamiin kan sambil tertawa menyalami Arini yang menyelipkan amplop di tangannya.
"Pak,Bu Rini berangkat dulu...di peluknya Ibunya sambil berlinang air mata,di salami di cium punggung tangan Bapaknya, Bapaknya tak banyak bicara hanya mengusap kepala Arini sambil mengangguk.
Arini melambaikan tangan pada semua orang terkasihnya,angkot yang di tumpanginya melaju perlahan.
"Tok tok tok..."
Tah ada jawaban,tak ada suara,Arini sekali lagi mengetuk pintunya,tetap sama hening...
Arini coba buka pintunya nggak di kunci, melongokan kepalanya ke dalam dan masuk,
Hadi tampak tertidur telungkup di tempat tidur,Arini mencoba mendekat pelan pelan sekali.
Arini mengamati wajah Hadi yang sebelah tertutup bantal,ganteng banget fikirnya,hidungnya mancung alis yang lebat dan bayangan bekas jenggot dan kumis yang di cukur rapi membuat sempurna wajahnya,di tambah sorot mata yang tajam selintas menakutkan tapi membuat kangen akan tatapannya.
Tiba tiba Hadi menarik Arini ke dalam pelukannya,Arini kaget tak di hiraukan nya,Hadi memeluk erat erat tubuh ramping Arini,Arini tak berdaya dalam dekapan,Arini pasrah menikmati semuanya,brak...tasnya jatuh ke bawah tempat tidur ke tendang kaki,Hadi masih belum puas seperti kesurupan melampiaskan rasa,Arini melenguh di dera hasrat yang berkobar kobar menatap balik Hadi dengan memeluknya dengan sangat nafsu dan tatapan yang panas pula.
Tangan Hadi ke sana kemari menggapai dan meraba mengusap semua yang kejangkau ,Arini menggelinjang, Hadi mengusap dan membelai rambut Arini dengan penuh sayang aaaaaah... teriakan kecil Arini menyadarkan Hadi atas tindakannya.
Arini mendorong Hadi kuat kuat, Arini mendekap tubuhnya sendiri dengan perasaan takut dan menjauh dari Hadi,takut tak bisa menjaga diri terbawa nafsu sesaat,Arini sadar ini belum saatnya akan ada waktunya nanti setelah semua masalahnya selesai.
"Mas keterlaluan...!!!"
"Kamu yang keterlaluan Rin"
"Aku, Aku ? emang kenapa ?"
"Aku hampir gila mondar mandir bolak balik depan rumah kamu,tapi kamu nggak keluar rumah sama sekali,
Terus hp kamu mati nggak bisa di hubungi kenapa ?"
"Loh ngapain mondar mandir kayak setrikaan,kan kita udah janji ketemu lagi di sini"
"Aku kangen sama kamu, Aku ingin melihat kamu menatap kamu dan memastikan kamu baik baik aja, Aku tak sabar mau dengar khabar dari kamu"
"Mas,sekali lagi kamu menjebak dan membuat Aku terperangkap terlalu jauh Aku nggak mau,ini hakku, Aku berhak mengatakan tidak ! dan mempertahankannya, Aku hanya ingin memberikannya satu saat kelak saat kita sudah halal"
"Maafkan Aku Rin sayang,aku hilap Aku lupa segalanya yang ada hanya keinginanku yang menyala nyala, Aku begitu mencintaimu Rin,kau begitu menggodaku, Aku nggak sabar ingin segera kamu Aku miliki,kamu harus sadar itu"
"Jangan banyak alasan,aku selalu sadar,apalagi sekarang orangtuaku tak memberi lampu hijau Mas,apa kita mau jadi orang konyol ? mau jadi apa hubungan kita ?sebaiknya kita cari jalan untuk bisa meluruhkan hari Bapak sama Ibuku.
Hadi menarik nafas berat...
"Sabar sayang,pelan pelan aja masih panjang dan banyak waktu kita,selalu ada jalan keluar setiap permasalahan asal kita sabar"
Hadi memeluk kembali Arini yang berlinang air mata dan mengusapnya dengan penuh perasaan.
"Kita nginep semalam lagi di sini ya sayang"
Hadi malah menggoda Arini, kontan aja Arini jadi tambah marah.
"Apa...??? ada ada aja nih orang...trus aku tidur di mana ? kamar sebelah atau di bawah ?
"Di sini tidurnya heeee..."
Hadi menepuk bahunya sendiri sambil tertawa.
"Maunya,enak aja emang Aku cewek apaan ?"
"Kamu itu cewek cantik,menggoda dan menggairahkan tapi galak"
Arini melotot memandang Hadi.
"Ooh enggak,enggak bercanda Arini sayang"
"Ayo ah Mas,udah sore kita kemalaman"
"Kalau kamu cium pipi Aku sekali lagi baru Aku mau berangkat"
"Alaaah kolokan,gombal cepat Mas kita pulang..."
Arini menarik tangan Hadi sambil bernada marah,tapi Hadi tetep tiduran sambil meluk pinggang Arini.
"Serius cium pipi Aku dulu..."
Mau tidak mau Arini mendekatkan wajahnya ke wajah Hadi dan melingkarkan kedua tangannya di leher Hadi, Arini baru kali ini melihat jelas wajah simpatik di depannya, Arini berjinjit mencium hidung dan pipi Hadi perlahan dada Arini berdegup kencang baru kali ini dirinya mencium seseorang,ya seorang laki laki tentunya, sesuatu yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.
Mereka berpelukan cukup lama,dengan penuh perasaan dan kelembutan,saling mengusap usap dan membelai bergantian dengan penuh kenikmatan,saling mengusap usap penuh sayang,tak terasa waktu sudah mulai temaram menuju kegelapan.
Seperti enggan beranjak dari kehangatan dan kemesraan yang di rasakan, berdua saling tatap saling pandang seperti ingin masuk lebih dalam lagi menelusuri relung relung hati mereka dan memperlihatkan rasa sayang yang teramat dalam.
***
"Kamu romantis juga sayang"
"Aaaah mas bisa aja,basi tahu...!
"Basi apa ? yang ada masih hangat"
"Udah,udah fokus kalau pegang kemudi,Ingat aku belum merasakan menikah loh"
"Haaaaaaaa..."
"Mas aku tidur ya"
"Iya sayang,tidurlah..."
Sepanjang perjalanan pulang keduanya tak banyak bicara penuh dengan fikiran masing masing,Arini memejamkan matanya mencoba tidur untuk tidak memancing pembicaraan lagi,dan benar adanya Arini di bangunkan Hadi saat sudah sampai di tempat kost kostan nya.
Arini masuk duluan mau ke kamar mandi, Hadi duduk di kursi panjang,Arini datang dengan dua gelas minuman hangat,dan menyimpannya di meja riasnya.
"Mas minum"
"Iya Rin"
"Aku kehabisan kata kata Mas di hadapan Ibu sama Bapakku, semua jawaban mereka seakan sudah di siapkan"
"Maafkan aku Rin,aku yang membawamu pada permasalahan yang sulit ini"
"Enggak Mas, jangan minta maaf,aku hanya belum bisa meyakinkan mereka saja"
"Aku sudah memperkirakannya, semua orangtua pada dasarnya ingin yang terbaik buat anak anaknya,bersabar aja"
"Emang Mas bukan orang baik ?"
"Di mata mereka mungkin masih di ragukan kebaikan dan ketulusanku,bahkan statusku yang meragukan mereka Rin"
"Tapi bagiku tak serumit itu Mas,Mas orang baik walau kadang bikin aku kesel"
Arini merebahkan kepalanya di pangkuan Hadi, Hadi pun mengelusnya dengan perasaan sayang.
"Mas pulang ya,kita perlu istirahat"
"Sebentar lagi Rin"
"Emang mau ngapain ?"
"Mau memandang bintang jatuh...heeeee"
"Huh dasar..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments