"Ananda Hadinata,saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Arini Atmaja dengan maskawin seperangkat alat sholat dan perhiasan mas seratus gram di bayar tunai...!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Arini Atmaja dengan maskawin tersebut di atas di bayar tunai....!"
Penghulu yang menikahkan manggut,sambil melirik ke saksi satu ,dua dan tiga.
"Sah ? sah ?"
Sah..."
"Alhamdulillah,Barrakallah..."
"Kedua mempelai dan saksi juga wali nikah di persilahkan menandatangani surat berkas berita acara pernikahan"
"Silahkan sematkan cincin pernikahan kalian, sebagai tanda ikatan pernikahannya"
"Nak Hadinata sekarang Neng Arini sudah sah menjadi istrimu,silahkan Neng Arini memberi salam pada suamimu"
Arini mencium punggung tangan Hadi dengan penuh perasaan,dan Hadi menyambutnya dengan mencium kening istrinya.
Semua yang hadir pada mendokumentasikan dengan ponsel dan camera mereka.
Dilanjutkan dengan sungkem pada orangtuannya,dengan berlinang airmata Arini mencium dan memeluk orangtuanya, sodara sodara dan semua kerabatnya, Pak Priyo,Lusy dan yang lainnya.
Semua tamu undangan bersuka cita menikmati hidangan beranekaragam makanan, dan minuman,kue kue tradisional juga kue kekinian, minun ngobrol dan ber basa basi.
Arini mondar mandir, menyambut,mengajak menyapa,menyalami semua tamu yang hadir di acara pernikahannya,Arini memang ramah murah senyum dan satu lagi Arini sangat cantik
Kebaya putih modern selutut model lancip dan kain batik kuno coklat kehitam hitaman membungkus tubuhnya yang tinggi ramping,kerudung kreasi modern dua warna keemasan senada kain bawahannya muncung menjulang laksana mahkota putri raja raja,roncean melati menghias samping kerudungnya,setiap bergerak dan berjalan ikut bergoyang menambah kharisma ciri khas pengantin.
Bingkai kebahagiaan tergambar jelas di semua wajah wajah yang hadir,terutama sepasang mata yang sedari tadi selalu dekat dan selalu tebar senyum mencuri pandang terpesona ke arah Arini, ya itu adalah Hadinata suaminya..
Pria tinggi,gagah,ganteng, kharismatik,murah senyum, ramah juga sangat sopan,dengan setelan jas hitam kemeja putih,dasi motif garis kecil sangat mencuri perhatian Arini istrinya.
Ramah tamah,memang melelahkan tapi menyenangkan, ditambah persiapan pernikahan yang tak terlalu lama sangat menguras fisik Arini,walau tak ada acara yang sempurna pasti ada aja kekurangannya,tapi Arini puas dengan acaranya..
Setelah tamu tamunya berangsur pulang tinggal orang orang terdekat dan kerabatnya aja,Pak Priyo sama Lusy dan rekan rekannya di Radio terakhir berpamitan...mereka bersalaman terutama Pak Priyo dan Hadinata,mereka tertawa bareng akrab sekali,juga Lusy menyalami Arini dan membisiki sesuatu di sambut Arini dengan tertawa dan Lusy juga terkekeh sendiri..
"Terima kasih semuanya ya juga do'a do'a nya" Arini mengantar rekan dan teman temannya.
"Ya sama sama,Bu Arini sama Pak Hadi selamat berjuang malam nanti"
"haaaaaaaaaaa..."
"haaaaaaaaaaa..."
Hadi sedang ngobrol santai dengan Bapak nya di ruangan depan,tetangga dan kerabatnya Bi Minah juga hilir mudik membereskan piring gelas dan sampah bekas makanan yang berserakan di semua ruangan.
Ibunya sedang di kamar membantu Arini membuka pakaian pengantinnya.
"Rin nginep dulu atuh barang semalam dua malam di sini,Ibu masih kangen,emang nggak cape apa ?"
"Mas Hadi maunya seperti itu Bu"
"Sudah ngomong sama Bapakmu ?"
"Belum, Ibu aja yang ngomong heeee..."
"Ya sudah ntar Ibu yang ngomong,Tapi kalau ada waktu pulanglah nginep di sini"
"Iya Bu, Rini janji ntar ada waktu agak lamaan Rini sama Mas Hadi pasti pulang"
Ibunya hanya tersenyum mendengar jawaban Anaknya,mengusap rambutnya dan mengangguk penuh pengertian,Saling percaya, komunikasi dan saling menghargai satu sama lain itu kuncinya,selain kasih sayang dan saling memiliki.
"Kerikil dalam rumahtangga pasti ada,jangan bagi masalah pada orang lain,orang lain belum tentu jadi hakim yang bijak sekalipun itu orangtuamu,tapi selesaikan dulu dengan kepala dingin"
"Akan Rini ingat semuanya Bu"
"tok tok tok..."
"Ya..."
Hadi manggut pada Ibu mertuanya dan tersenyum,Ibunya keluar membawa baju pengantin.
"Mas jangan dulu masuk... Aku belum pake baju"
"Hei aku ini suamimu sekarang, Aku cuma mastiin kamu udah siap belum,ayo kita berangkat udah sore"
"Di kira mau ngapain heeeee...
Aku malu Mas sama Ibu Bapak"
"Aku sudah ngobrol tadi sama Bapak"
"Syukurlah..."
Sekali lagi Arini dan Hadi menyalami dan memeluk orang orang terkasihnya,Ibu Bapaknya,mengangguk angguk sambil mengusap kepala Arini,restu yang tak terucap,itu adalah ridho orangtua, betapapun orangtua mencintai dan menyayangi anaknya tapi suatu saat akan ada masa merelakan anaknya di bawa seseorang menuju kehidupannya sendiri.
Lepas tanggung jawab orang orangtua setelah anaknya menikah,hanya do'a terbaik sebagai bekal untuk melangkah di kehidupan baru gerbang rumahtangga dan segala pahit manisnya.
"Pakai sabuk pengamannya sayang"
"Mas pelan pelan bawa mobilnya,ingat Mas bawa istrimu lho"
"Iya istriku,tapi Aku pengen cepet sampai rumah"
Sepanjang perjalanan tak henti hentinya Hadi,menebar senyum sambil meremas tangan Arini.
"Mas, Aku tidur ya"
"Ya udah tidur"
Arini menyandarkan kepalanya ke belakang jok mobil,dan berusaha memejamkan mata,sesekali Hadi meliriknya,cape banget Arini fikirnya,marathon mempersiapkan segala kebutuhannya,akhirnya sampai juga kita pada hari ini sayang,
Arini kelihatan pules tidurnya seperti tanpa beban,teramat kasihan Hadi membangunkannya.
Memasuki kota Bandung mulai macet,jalan mobil tersendat,dan akhirnya sampai juga di rumah mereka, dan membangunkan Arini setelah mobil masuk garasi.
"Ya ampun Mas nggak bangunin Aku"
"Tidurmu pules banget Aku nggak tega sayang"
Hadi menarik tangan Arini untuk turun perlahan,Hadi menuntunnya dan membuka pintu,setelah pintu di tutup Hadi menarik tangan Arini dan menatapnya dengan tatapan penuh gairah.
"Mas sabar, Aku ke kamar mandi dulu ya, Aku membersihkan diri dulu"
"Aaaah Rin,mana ada pengantin yang sabar"
"Masih panjang malam ini Mas,ini baru mau isya,nggak boleh suami istri berhubungan sebelum waktu isya, tapi harus sesudahnya ayo kita sholat dulu Mas kan Imam saya sekarang,
Kan Mas udah janji nggak akan memaksa"
"Iya,istriku yang mulai bawel"
Arini mandi duluan Hadi menyalakan tv dan duduk di sofa,
Arini benar,segala sesuatu ada aturannya, Keinginan yang tak terkendali hanya akan mendatangkan ketidak nyamanan,Hasratnya sedari tadi ingin rasanya sampai rumah langsung bermesraan,tapi yang pasti sesudah sholat dan mandi mungkin lebih enak lagi.
Selesai mandi ganti baju,Arini duduk di meja riasnya menyisir rambutnya, dan membersihkan mukanya,gaun tidurnya yang agak tipis dengan warna merah muda menggambarkan cetakan tubuhnya yang ramping.
Harum lembut parfum khas wanita yang di pakainya menyeruak dalam ruangan kamar dengan tempat tidur yang cukup besar itu.
Hadi melihat Arini begitu terpesona dan menghampirinya, di peluknya istrinya dari belakang dengan penuh perasaan,
Arini berbalik menatap Hadi sambil agak mendongak lehernya agak di naikkan,kedua tangannya melingkar di pinggang Hadi.
"Sayang seperti mimpi kita malam ini..."
"Ya,seperti bukan kenyataan"
"Sayang,apa yang akan kamu berikan malam ini untukku ?"
"Semuanya,jiwa dan ragaku"
"Arini Aku begitu mencintaimu"
"Aku juga mas...."
Hadi mulai mencium istrinya,mula mula keningnya, hidung dan bibirnya,lehernya dan tangannya perlahan membuka tali baju istrinya, dan membiarkan belahan depannya terbuka, tangan Hadi menyasar semua lekuk lekuk pemandangan indah lembah bukit danau dan belantara hijau di depan matanya menghujaninya dengan ciuman dan meremas membelai mengusap,Arini melenguh kecil,Arini menggelinjang pasrah dalam gairahnya,sama sama berapi apinya,membalas ciuman ciuman panas Hadi dengan berbagai ekspresi...Arini merasa kejang seluruh tubuhnya, rangsangan yang sama sama mencapai ketinggian puncak,
fantasi yang selama ini hanya ada dalam angan angannya malam ini jadi kenyataan, khayalan yang ada di buku bacaannya dan film film yang di tonton nya Ia rasakan sekarang.
Hadi menjelajah semua bagian tubuh istrinya seperti juga Arini yang memuncak gairahnya baru kali ini semua bagian sensitifnya di sentuh terasa kejang kejang dengan beban gairah yang meledak ledak.
"Sayang,kita lanjutkan lagi ya..."
Hadi dengan suara ngos ngosan berbisik di telinga istrinya,dan Arini tak kalah tersengal sengal gugup,takut tapi ingin merasakannya...
"Lakukan Mas,lakukan aku istrimu,aku milikmu"
Lampu redup,pakaian mereka berantakan berserakan di sekeliling tempat tidur,bad cover kusut terlipat ke samping.
Hasrat yang selama ini terpendam,tercapai sudah,semuanya terlampiaskan,rasa yang begitu menggelora tercapai tuntas sudah, seperti magma yang tak tertahankan,menyemburkan lahar panas,memuntahkan kerinduan akan kebebasan memadu asmara,
Arini menjerit kecil sambil meremas seprai,Hadi mendekapnya erat,ini malam pertama mereka,semua terbalaskan,resah gelisah semua telah teredam...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments