"Terimakasih sayang untuk malam pertamanya"
"Heemght..."
"Kok,cuma heemght doang ?"
"Harusnya bilang apa ?"
"Heemght, aku menikmatinya, atau aku suka,atau apa aja"
"Kok terimakasihnya cuma untuk malam pertamanya aja,untuk malam malam selanjutnya gimana ?"
"Untuk segalanya terimakasih juga sayang,Apa kamu ada yang di inginkan sayang ?
Misalnya mau mengisi seminggu cuti kita pergi ke mana... anggaplah ini hadiah bulan madu kita"
"Nggak Mas cukup di rumah aja,
aku lebih nyaman di rumah"
"Seperti aku sayang asal kita bersama tak ada yang di inginkan lagi, mau tidur ada kamu bangun tidur juga ada kamu itu kebahagiaanku"
Arini duduk di ujung sofa dan Hadi tiduran, kepalanya di pangkuan istrinya,Arini mengotak atik hp nya dan Hadi males malesan...meluk meluk pinggang dan perut depan istrinya.
"Geli tahu Mas"
"Aku sengaja biar kamu geli,
Habis dari tadi kamu maen hp melulu"
"Iya maaf,tadi aku lihat lihat pesan yang masuk"
"Matiin aja hp nya..."
"Terus kita ngapain ?"
"Tiduran aja lagi yuk...nggak boleh nolak ajakan suami lho"
"Mas kita baru beberapa jam bangun tidur masa tidur lagi ?"
"Kan malam kurang tidur,jadi kita tiduran lagi"
"Aku mau lihat taman depan ntar kita nyari bunga lain atau pohon apa untuk di tanam biar tambah sejuk, Mas tiduran sendiri ya"
"Nggak mau, Aku mau tiduran sama kamu"
"Kalau Aku nggak mau ?"
"Aku paksa..."
"Aku nggak mau di paksa,
Aku mau tapi ada syaratnya"
"Siap,apapun syaratnya aku penuhi"
"Aku nggak mau jalan ke atas...heeee"
"Itu syarat yang mudah banget Aku penuhi sayang"
Hadi membopong tubuh ramping istrinya sambil tertawa dan Arini tersenyum geli,Menaiki tangga yang berbelok.
"Ringan banget tubuh kamu sayang"
"Sok kuat apa sok jagoan nih...heeee"
"Maunya kamu Aku jadi jagoan apa jadi yang kuat ?"
"Dua duanya heeee..."
"Sayang,aku ingin menjadi pelindung bagimu,
Aku ingin selalu ada di setiap kamu membutuhkanku, Aku mencintaimu melebihi jiwa ragaku"
Hadi memeluknya dengan penuh perasaan dan Arinipun pasrah.
Hadi membaringkan tubuh istrinya di tempat tidur,dan mulailah penjelajahannya,manis madunya cinta yang telah menjadi miliknya, ingin selalu di nikmati dan di reguk nya dengan istri tercintanya.
Perjalanan panjang selama ini,telah telah sampai pada muara cintanya, terobati sudah semua angan angan dan khayalnya, seperti tak ingin kehilangan waktunya di manfaatkan setiap moment kebersamaanya
Betapa ingin Hadi menyalurkan getar getar asmaranya dengan penuh kelembutan dan perasaan sayangnya,agar istrinya tahu dan merasakan betapa besar rasa cintanya.
Begitu juga Arini yang telah lama mengharapkan kehangatan, betapa ingin menjadi yang terbaik di mata suaminya,
Jiwa raganya milik suaminya sepenuhnya.
Siang malam penuh dengan gairah,ciuman dan pelukan, sentuhan lembut dan tatapan sayang juga belaian mesra ini adalah cinta mereka.
Arini menatap wajah suaminya yang tertidur pulas telanjang dada kecapaian,begitu juga dirinya tubuhnya hanya di balut selimut.
Arini bangun dan mengambil satu persatu pakaiannya dan memakainya,tanpa membangunkan yang tertidur,Arini berjalan ke arah jendela kamarnya menatap keluar,rasanya baru kemarin Mas Hadi ngasih kejutan rumah ini,dan sekarang dirinya telah menempatinya juga telah menjadi nyonya Hadinata,
Arini hanya tersenyum mengingat kisah cintanya yang agak unik dengan suaminya.
Waktu seminggu terasa sehari di habiskan di rumah,sesekali keluar sekedar mencari angin dan udara segar, kadang kalau merasa lapar baru keluar cari makanan.
Hidup keduanya nyaris terasing selama seminggu masa cutinya,tak ada kontak dengan tempat kerjanya,Hadi ingin seminggu ini di habiskan special urusan pribadinya dengan istrinya.
Tak kenyang rasanya menikmati waktu dengan seseorang yang kita cintai,tapi waktu juga harus lebih bermakna selain urusan cinta,ada tanggung jawab lain menanti kita.
Seperti sore ini Arini mencoba menelephon Lusy sekretaris di kantornya...Arini merebahkan tubuhnya di sofa ruangan tv bawah.
"kriiiiiiiiiiiiing... kriiiiiiiiiiiiing..."
"Ya hallo"
"Bu Arini apa khabar ? sehat sehat aja ?"
"Alhamdulilah Lus, kamu gimana ? ini lagi ngapain ?"
"Aku baik baik aja Bu,Pak Hadi juga baik baik Bu ? Aku lagi santai aja di rumah"
"Yaa ya ya...sama baik baik aja,
Terus Radio nya apa khabar...kerjaan kamu nggak ada kendala semuanya ?"
"Lancar lancar aja Bu,seperti Bu Arini dan Pak Hadi....haaaaa
ceritanya gimana Bu heeee..."
"Ngaco kamu...cerita apa ? yang pasti disensor dan untuk 17 tahun ke atas heeee..."
"haaaaaaaa..."
"Oh iya Bu,hari apaaaa ya ada Mas Arman di lobby bawah,katanya nyari Bu Arini"
Deg jantung Arini agak berdebar
Apa si Lusy cerita nggak ya.
"Terus terus gimana ?"
"Aku bilang Bu Arini lagi tugas keluar, Aku takut nggak boleh ngomong,jadi aku bohong,
kayaknya nelephon ke Ibu juga,cuma hp nya mati terus"
"Segitu aja ? bener nggak ngomong apa apa lagi ?"
"Serius Bu...nggak"
"Bagus,nggak usah ngomong apa apa biarin saya aja yang ngasih tahu dia,besok saya mulai masuk kerja,kita ketemu di kantor ya"
"Ya Bu siyaap..."
Arini termenung sendiri di ruangan besar itu,bagaimana kalau Arman mencarinya, akankah ia berterus terang ?
sudah seharusnya dirinya berterus terang,
Apa ya reaksi Arman,sedih apa gembira ?
Sudah semestinya seorang sahabat ikut gembira dan bahagia melihat sahabatnya bahagia,tapi ini Arman sahabat yang jatuh hati padanya,Arman yang jatuh cinta pada dirinya,dan telah dua kali menyatakan perasaannya tapi di tolak dengan halus oleh dirinya.
Dulu Arman orang baik,cuma grasak-grusik karakternya makanya di kasih julukan si perusuh,tapi telah lama mereka berpisah waktu dan lingkungan pasti mempengaruhinya bisa merubah semuanya tapi Arini meyakini Arman itu sahabat terbaiknya.
Mengingat Mas Hadi pernah cemburu besar pada Arman,hati Arini takut,semua kejadian seperti saat itu terjadi lagi,fikirnya itu hal sederhana dan sepele,jalan bareng makan siang bareng toh mereka sahabatan dari dulu dari masa sekolah,bareng sekretaris kantornya Lusy juga,tapi masalah hati seseorang siapa tahu ternyata bagi suaminya sekarang itu hal yang tak di benarkan dan melukai hatinya,memicu kemarahan besar,Hingga Ia mengerjainya sebagai balasan ketidakterimaan hatinya.
Mas Hadi kini suaminya, Aku berkewajiban menjaga perasaannya,dan Aku kini sudah berumahtangga seharusnya Aku mengesampingkan hal hal lain selain urusan suami, rumahtangga keluarga dan pekerjaan.
Rumahtangga dan suamiku adalah pelabuhan ku,titik dimana masa depan di tambat kan,suka duka itu yang di rasakan pahit manis adalah bumbunya, perjalanan masih panjang,Aku harus bahagian dengan pernikahan ini.
"Sayang kamu udah bangun ?"
Mas Hadi turun telanjang dada hanya pake kaos dan celana kolor,menuruni tangga menghampiri Arini.
"Aku nggak tidur kok Mas... kita keluar cari bahan makanan kita coba masak yu mas"
"Bener nih istriku tersayang mau masak ?"
"Rasanya aku pengen masak mas, Aku kangen masakan sendiri"
"Memangnya nggak cape ?"
"Nggak lah,masaknya yang ringan ringan aja"
"Iya iya kita keluar,tapi mandi dulu ya"
"Heemght..."
Hadi keluar dengan mobilnya,dan Arini di belakangnya menutup pintu pagar,Arini melihat sekeliling dan seberang jalan terlalu sepi lingkungan perumahan ini fikirnya...apa memang begini kehidupan di perumahan...atau orangnya pada di dalam rumah saja ?
Hadi melongokan kepalanya keluar.
"Masuk yu sayang..."
"Mas,sepi banget di sini,emang tetangga tetangga sebelah rumah pada ada penghuninya nggak ya, Aku belum ada yang kenal satu juga"
"Haaaaaa...ada lah mungkin kayak kita pada lagi bulan madu"
"Iiiiiiiiiih Mas,aku serius..."
"Sayang,ini kan cluster baru,jadi ada yang isi ada juga yang masih kosong,kebanyakan yang ngisi pasangan muda kayak kita, jadi wajar lah agak sepi,kenapa takut di rumah sendiri ? ada satpam kok di depan...aman di jaga 24 jam"
Terbayang sama Arini kalau harus sendiri di rumah segede ini,kalau Mas Hadi keluar kota,suara aja bergema,karena rumahnya masih lengang belum banyak perabotan mengisi tiap ruangannya,Hadi melirik istrinya dan tersenyum.
"Nyari aja yang bisa membantu beres beres rumah mulai besok,biar di rumah ada orang yang nungguin kalau kita kerja"
Sesuatu yang tak terfikirkan dari kemarin kemarin,rumah segede ini nggak mungkin keurus hanya waktu sebelum dan sesudah kerja,Pakaian berdua selama seminggu aja cuma di giling dan di jemur boro boro di setrika dan di lipat.
Memang perlu ada yang membatu pekerjaan rumahnya,apalagi nanti suatu saat perutnya isi dan hamil...dan mempunyai anak..aaaah betapa lucunya,Arini tersenyum sendiri membayangkannya sambil mengusap perutnya sendiri.
"Sayang kenapa,kamu lapar banget ? jangan masak atuh kelamaan beli jadi aja ya"
"Nggak Mas Aku bosen mau masak aja, nggak susah kok tinggal beli bahan aja kita balik lagi masak nggak sampai berjam jam kok"
Benar adanya,memang Arini cekatan dalam berbagai hal, Hadi baru menyadari betapa Arini bisa segalanya.
"Ini di potong gimana sayang ?"
"Nih aku kasih contohnya..."
"Hadi terkekeh sendiri seumur hidupnya baru kali ini memotong kangkung,mengiris tempe,membelah jamur dan mengupas telur puyuh"
"Asyik kan masak sendiri ya Mas ?"
"Banget sayang..."
"Tuh nasinya udah mau mateng"
"Tar kalau hari minggu atau kita libur masak lagi, Mas doyannya masakan apa ?"
Arini bertanya ke arah suaminya tanpa melirik,sibuk sendiri membuat omelette telur cornet,
Hadi memperhatikan istrinya masak, Arini memang cantik sekali,sekalipun dari belakang,badanya ramping, kulitnya kuning hampir putih pake celana panjang setengah betis ,kemeja motif bunga longgar,rambut di jepit ke belakang terlihat lehernya yang putih mulus selalu tertutup,dan juga betisnya sebagian,tanpa kerudung terlihat pemandangan beda di mata Hadi.
Hadi berjalan ke arah istrinya dan memeluknya dari belakang.
"Ya ampun Mas,nggak bisa nanti ya,kan Aku lagi masak,ntar gosong loh"
"Matiin aja dulu kompornya... Aku mau meluk kamu dulu"
Hadi memeluk istrinya dalam keadaan berdiri,menciumi bibir dan lehernya.
"Aaah Mas nggak sabaran amat,biar Aku selesaikan dulu masaknya,terus kita makan terus kita ngapain terserah"
"Sepuluh menit aja... Aku maunya sekarang"
"Aaah Mas geli tahu"
Akhirnya Arini pasrah,tubuhnya dalam rengkuhan suaminya yang seakan baru memeluk dan menciuminya.
"Udah,udah.. Mas duduk di sini terusin ngiris bawang merah bawang putih cabe dan tomat...heeeee"
Hadi merenggut tapi tak urung jua menurut,Arini tertawa melihat hasil irisan suaminya.
"Mas ngiris nya kayak main main gini..."
"Emang ngiris ginian gimana ? sama aja kali rasanya"
"Ya sama,tapi secara estetika masak ada seninya gitu"
"Sudah siap Mas yu makan,menunya omelette telor cornet,tempe goreng dan cah kangkung jamur telur puyuh, istimewa banget karena ini semua racikan Bapak Hadinata...
heeeee..."
"Terimakasih sayang,tak sabar Aku mencicipinya..sepertinya enak banget seenak yang masaknya heee..."
"Huh dasaaaar,enak nggak Mas ?
"Enak banget....sayang,
Tapi seandainya kamu cape,atau nggak sempat jangan memaksakan diri masak,soal makanan Aku paling gampang,beli jadi juga banyak,walau memang enak dadakan gini"
"Aku seneng kok Mas,asal Mas suka Aku akan senang memasaknya"
"Iya,tapi Aku tak mau membebani mu,biarlah pernikahan ini kita nikmati seperti pacaran saja,asal kita merasa bahagia kita jalani apa adanya"
"Iya mas.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments