Jangan Lupa tinggalkan jejak walau hanya berupa LIKE ya guys!! Jangan jadi pembaca halus, eh apa atuh cenah?🤣
Dahlah garing, oke lanjut!
____________
Kring...Kring...Kring...
Plak.
Satu tamparan keras berhasil Shyla daratkan pada jam waker yang mengganggu tidur nyenyaknya. Hingga jam malang itu tergeletak di atas lantai dengan bunyi yang lebih nyaring lagi.
" Shit! " Umpat Shyla sambil terduduk dengan kasar.
Gadis itu menggaruk kepalanya dengan mulut yang menguap lebar.
" Jam berapa sih? Kok gue masih ngantuk ya? " Gumam Shyla sambil celengak-celinguk.
Cekrek.
Pintu kamarnya terbuka dengan menampakkan sang ibu yang kini diam dan menyandar di ambang pintu.
" Jam berapa ini? " Ucap Agnes sambil menatap putrinya datar.
" Hm..Mwehehehe..Sorry Bun, kemaleman Shy tidurnya. " Ucap Shyla menyengir.
Agnes menggeleng pelan.
" Mandi, setelah itu turun ke bawah! Ada yang ingin Bunda sama Ayah bicarakan sama kamu, "
Setelah berkata demikian, perempuan cantik dengan pakaian rumahannya itu pun membalik badannya dan melangkah keluar dari kamar Shyla.
Shyla menghela nafasnya pelan, dengan gerakan ogah-ogahan dan mulut yang terus komat-kamit perempuan itu pun menyibak selimut hangatnya dan beranjak menuju kamar mandi.
--
Beberapa menit kemudian, Shyla turun ke bawah dengan seragam lengkap dan tidak lupa dengan tas kecil yang berada diantara pinggang dan pant*tnya.
" Morning all! "
Shyla mendekat dan mencium pipi Afgan dan Agnes secara bergantian. Setelahnya, perempuan itu langsung terduduk di kursi depan yang berhadapan dengan sang ibu.
" Ayo makan, nanti kita bicara! "
Shyla mengangguk dan langsung menyambar dua potong roti tawar dengan selai coklat di dalamnya.
Ting..
Agnes menyimpan roti yang sedang di makannya dan menoleh ke arah ponselnya yang berbunyi, begitupun dengan Afgan dan Shyla.
" Siapa Bun? "
" Entahlah! Sebentar Bunda cek, "
Agnes menyambar ponselnya dan membuka sebuah pesan masuk beberapa menit yang lalu itu. Seketika matanya membulat dan sedikit terbatuk setelah membaca pesan itu.
" Dari siapa? " Tanya Afgan sambil menatap Agnes penuh selidik.
Agnes mendengus malas.
Suaminya selalu saja begitu. Setiap ada pesan atau panggilan masuk, pasti Afgan selalu kepo dengan dalil takut dia selingkuhi. Padahal bagaimana mau selingkuh coba? Jika selama 24Jam full Agnes selalu bersama Afgan.
Yah ngikut ke kantor dia.
" Ayah apan si, nanyanya kok gitu. "
" Ini tuh dari Sonya, dan katanya satu jam lagi mungkin Adnan mendarat di bandara Seokarno Hatta. Dia pulang, " Lanjut Agnes menjelaskan.
" Adnan?! " Pekik Shyla syok.
Berbeda dengan Afgan yang hanya mengangguk kecil dan kembali melanjutkan sarapannya.
" Bun, Adnan balik? "
" Pulang sayang, pulang. Bahasa apa itu balik, " Ralat Agnes.
" Ishh iya itu maksud aku Bun. Jadi bener Adnan pulang? " Ulang Shyla dengan mata melotot.
" Heem, "
" Yey!! " Sorak Shyla sambil jingkrak-jingkrak gak jelas yang membuat Afgan menatap putrinya aneh.
" Duduk Shy, kita sedang apa. "
" Eh, eum-iya yah. "
Shyla kembali duduk setelah mendapatkan teguran dingin dari sang ayah. Tapi hal itu tidak membuat semangat tentang kepulangan adiknya itu hilang dari hati dan pikirannya.
" Yes, Adnan balik. Si Cold boy pulang, ntar gue sambut dia kayak gimana ya? "
Seketika otak Shyla berkelana kesana kemari mencari ide yang bagus untuk menyambut kepulangan adik ketusnya itu.
Memang, Shyla itu jahil dan manja plus cerewet jika sedang bersama adiknya. Dan tentu saja itu membuat Adnan jengah dan malas pulang ke rumahnya yang terdapat si jahil Shyla.
Jika bukan karena permintaan sang Bunda, jelas ogah Adnan jika harus kembali ke rumahnya. Apalagi dengan adanya makhluk halus yang jahil seperti Shyla sang kakak.
" Kali ini jangan jahil Shy! Kasihan adikmu, " Tegur Agnes saat melihat putrinya melamun dengan senyam-senyum gak jelas.
" Eh, hehe..Apa si Bun, berprasangka buruk mulu sama Shyla. Shy cuma mikirin kelas tambahan nanti kok, gak mikirin si Adnan. Apaan, gak penting banget. " Elak Shyla.
" Awas kamu! "
" Ya elah, iya bun iya. I'm not promise, " Celetuk Shyla yang membuat Agnes menatap tajam pada putrinya.
" Kelas tambahan? Pelajaran apa memangnya? "Afgan pun membuka suara.
" Praktek dance yah. Biasa, pemilihan untuk acara tahunan. " Jawab Shyla seadanya.
Mendengar jawaban Shyla, membuat Afgan teringat tentang masa lalunya. Afgan ingat tentang dia yang baru menyadari perasaannya pada Agnes, dan itu dimulai dari kelas menari.
Dimana Agnes tampil dengan lagu korea menggunakan pakaian serba pendek dan bentuk tubuh mungil nan polos plus sexynya yang terpapang jelas menjadi konsumsi publik waktu itu.
" Ingat? "
Lamunan Afgan buyar kala suara istrinya terdengar. Dia menoleh dan tersenyum pada Agnes yang sedang menatapnya.
" Ya, bukankah first kiss kita terjadi setelah acara itu. " Ucap Afgan tanpa filter dan tanpa memperdulikan Shyla yang berada di antara mereka.
" Ishhh, bukan itu maksudnya. " Gumam Agnes.
Wajah Agnes memanas dibuatnya, dia membuang muka dari Afgan dengan kakinya yang menendang kaki Afgan di bawah sana.
Sementara Shyla yang polos hanya bisa menatap ibu dan ayahnya secara bergantian, dia memang tidak mendengar ucapan Afgan barusan karena ayahnya itu bicara setengah berbisik pada ibunya.
" Kalian kenapa si? Itu juga, Bunda kok wajahnya merah? Bunda sakit ya? " Tanya Shyla dengan polosnya.
Afgan menutup mulutnya yang hampir memuntahkan tawa ngakak mendengar ucapan polos anaknya. Sementara Agnes di buat gelagapan dengan mata yang langsung mendelik tajam ke arah suaminya yang watados itu.
" Enggak sayang, udah sana kamu berangkat aja! " Usir Agnes secara halus.
" Oke deh. Aku berangkat yah, bye bye! "
Shyla meneguk habis susunya dan langsung melangkah pergi dengan satu potongan kecil roti yang berada di tangannya.
Seakan lupa yang ingin ayah dan ibunya bicarakan, Shyla malah naik ke atas motor dengan santainya dan langsung melesat pergi ketika roti di tangannya telah habis.
Sedangkan di dalam sana, Agnes dan Afgan tampak sedikit membelalak saat mendengar suara mesin motor. Mereka langsung menepuk jidatnya karena ingat dengan apa yang terlupakan.
" Kamu si, goda aku. Kita gak jadikan, bicara sama Shylanya. " Kesal Agnes.
" Apa si yang, gak papalah! Besok-besok aja Shyla pake mobilnya, "
Agnes langsung berdiri dan pergi meninggalkan Afgan dengan perasaan kesal di hatinya.
Tadinya dia dan suaminya itu hendak meminta Shyla memakai mobil dengan di antar jemput oleh sopir pribadi. Tapi karena Afgan yang menggodanya jadi lupa deh, emang dasar suami itu.
Afgan terkikik geli menatap punggung Agnes yang perlahan hilang dari pandangannya. Dengan menyeruput segelas air putih, pria tampan itu pun langsung berjalan setengah berlari menyusul sang istri yang tengah merajuk.
Karena hari ini Afgan akan memutuskan untuk bolos dari kantor, sangat disayangkan jika waktunya ini disia-siakan dan tidak bercumbu mesra dengan sang istri.
Apalagi dengan Agnes yang sudah memberinya kode, dengan masuk ke dalam kamar tanpa Afgan minta.
Xixi...Sungguh istri yang pengertian!
--
Sedangkan di sisi lain, Shyla baru saja sampai di sekolah dan langsung bergegas menuju toilet wanita. Dia mengunci pintu toilet itu dari dalam dan langsung mengotak-atik ponselnya.
" Hallo, " Ucap seseorang dari sebrang sana.
" Lo masih di rumah kan? "
" Iya, gue gak enak badan. " Alibi orang yang tidak lain adalah Rania.
" Ran, gue buruh bantuan lo nih." Ucap Shyla tanpa basa-basi lagi.
" Apaan? Gue lagi nyenyak-nyenyaknya juga, " Protes Rania sambil menggaruk pahanya dengan rambut acak-acakan.
" Ehh...Gue usir lo dari rumah tau rasa ntar! " Ancam Shyla.
" Ck, gitu amat lo sama sodara sendiri. Ya udah apa? "
" Lo tau kan, kamar atas yang letaknya di samping kamar gue tepatnya yang menjadi pemisah antara kamar gue sama kamar lo? " Tanya Shyla.
" Hem, " Jawab Rania dengan mata terpejam antara mendengar dan tidak mendengar ucapan Shyla karena ngantuk.
" Nah, jadi gini--- "
Shyla berbicara panjang lebar tentang rencananya, sedangkan Rania yang mendengar rencana gila temannya dibuat langsung membuka matanya lebar-lebar.
Rasa kantuk yang sempat menyerang Rania ssakan hilang saat mendengar rencana Shyla barusan.
" Apa lo bilang?! Gila ya lo?! " Pekik Rania.
" Stt..Lakuin aja apa susahnya si, ambil kuncinya di lemari gue yang paling bawah, oke? Inget, jangan sampe ketahuan Ayah maupun bunda ya! Jangan lupa juga taro kamera di sudut ruangan. Okay? Bye bye..god luck, "
Tut..Tut...
Shyla tersenyum senang setelah mematikan ponselnya, tanpa memperdulikan Rania yang sedang mengacak rambutnya frustasi di sana.
" Arghkk!! Tau gini mending sekolah gue, " Gerutu Rania sambil berjalan menuju kamar mandi dengan oleng.
--
Sekitar satu jam lebih kemudian, terlihat seorang anak remaja tampan berusia 14 tahunan yang baru saja turun dari pesawat dengan di temani oleh dua orang bodyguard utusan sang kakek.
Dialah Adnan Bastian Afriansyah, putra bungsu dari Agnes dan Afgan yang memiliki sikap dingin dan cuek yang bahkan melebihi Agnes dan Afgan dulu.
Adnan berjalan dengan santinya dengan kaca mata hitam yang dipakainya saat hendak turun tadi, dan kedua tangan yang dia masukkan kedalam jaket membuat kadar ketampanan dan kegagahannya terlihat sangat menonjol meskipun dengan usia yang masih di bilang ABG.
" Silahkan, Tuan Muda. "
Adnan langsung menyelono masuk ke dalam mobil jemputan ibunya tanpa memperdulikan dua orang bodyguard yang sibuk memasukkan koper besarnya ke dalam bagasi mobil.
Menurut Adnan, itu memang tugas mereka sebagai bodyguard. Selain mengawal, hal yang tak jarang juga bagi mereka membawa serta menyimpan barang bawaan majikannya.
Itulah Adnan, cuek dan dingin serta irit bicara pada orang lain. Ya tentunya ada pengecualian pada keluarganya, terutama pada sang kakak yang selalu membuatnya naik pitam setiap bicara.
Saat mobil melesat maju, Adnan memilih memakai earphone bluetooth dan memejamkan matanya menikmati lagu barat kesukaannya.
Beberapa menit kemudian, Adnan membuka matanya saat merasakam mobil itu berhenti. Adnan membuka pintu mobil dan beranjak keluar dari dalam mobil.
" My boy, welcome! " Ucap Agnes yang berdiri tidak jauh dari Adnan.
Senyum cerah terbit dari bibir Adnan yang sedaritadi diam tanpa ekspresi. Bocah tampan itu langsung berlari dan memeluk ibunya erat.
" I miss you mom, verry verry miss you. "
" Don't call me mom! " Ingat Agnes yang hanya dibalas cengiran oleh Adnan.
Agnes memamg tidak suka jika anak-anaknya memanggil dia dengan sebutan mom. Meskipun Mommy dan Bunda memiliki arti yang sama, tapi hal itu di anggap berbeda oleh Agnes.
Mom atau Mommy membuat Agnes ingat pada Feby sang ibu tiri dan hal itulah yang membuat Agnes benci sebutan itu.
Adnan melepaskan pelukannya dan langsung menggenggam tangan Agnes erat. Tanpa menunggu lagi, merekapun masuk ke dalam rumah bersama-sama.
" Dad- "
" Ayah, " Poting Afgan yang sedang terduduk di atas sofa.
Adnan mendengus kesal dan langsung memeluk ayahnya erat, yang tentunya dibalas hal serupa oleh Afgan.
" Bagaimana sekolahmu boy? " Tanya Afgan sambil mengelus kepala putranya.
" Good, and I- "
" Sana mandi dulu! Setelah itu istirahat baru berbincang setelah kakakmu pulang, " Potong Agnes.
Adnan mengangguk patuh dan langsung berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya.
Saat berada di depan pintu kamarnya, Adnan mengerutkan alisnya bingung saat melihat pintu kamarnya yang sedikit terbuka.
Tidak mau ambil pusing, Adnan pun langsung masuk ke dalamnya.
Seketika matanya membelalak dengan emosi yang langsung naik ke ubun-ubun saat mendapati kamarnya yang serba pink dengan banyaknya macam boneka hello kitty dan barbie tergeletak di atas tempat tidurnya.
" Kak Shyla!!! "
--
" Ha ha ha....!! "
Tawa Shyla pecah saat melihat vidio yang Rania kirimkan secara live, dimana isinya memperlihatkan kemurkaan adiknya yang kesal karena hadiah penyambutan darinya.
" Ha ha ha...Pink, lo cocok dude! " Ucap Shyla sambil tertawa.
Gadis itu rela membolos dan diam di rooftop hanya untuk menyaksikan wajah kesal adiknya secara langsung. Membuat adiknya kesal adalah kenahagaian tersendiri bagi Shyla.
" Lagi apa? "
Shyla menoleh saat mendengar sebuah suara.
" Afra? "
_-_
Tbc!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
cici
penyambutan shyla luar biasa.
tetap semangat thor
2020-11-13
4
ayaaxii
akhirny up juga y thor, cerita sebelah udh tamat thor? bosan aku nungguin ny, wwkkwk,
telat baca aku wkwk, ketiduran
semangat thor ngelanjutinny!
by by...
2020-11-13
1
Moly
Lanjut
2020-11-13
1