Afra menghembuskan nafanya kasar, dia melangkahkan kakinya menyusul Nathan yang sedang berbincang hangat di ruang keluarga.
" Hey boy, kemana saja kau dari tadi? "
Regata langsung menyambut putra sulungnya dengan sebuah pelukan, sementara Veyna hanya tersenyum hangat melihat Afra.
" Tidak kemana-mana Dad, hanya tidak di persilahkan masuk saja. " Balas Afra sambil melirik Shyla yang membuang muka darinya.
Regata tertawa mendengar keluhan putra sulungnya, dia menepuk bahu Afra dan mengajak putranya untuk duduk di sofa yang berhadapan dengan Shyla dan Nathania.
" Oh ya Shy, aku dengar kau akan pindah ke sekolahan ku. Benarkah? " Tanya Nathania antusias.
" Eum, sepertinya begitu. " Jawab Shyla.
" Oh baguslah! Kita akan- "
" Tania! "
Nathania menggigit bibir bawahnya, kemudian dia cengengesan sambil menggaruk tengkuknya saat sang Ayah menatapnya tajam.
" Peace Dad! " Ucap Nathania sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya.
Regata menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya itu, dia tahu bahwa Nathania sudah memiliki rencana yang tidak-tidak untuk Shyla.
Seperti mengajak bolos, tawuran, dan kenakalan lainnya yang sering Nathania lakukan di sekolah yang berakhir dengan surat panggilan.
" By the way girl, kapan Bundamu pulang? " Tanya Regata pada Shyla.
" Entahlah uncle, kak El bilang si satu tahun lagi. " Jawab Shyla sambil cemberut.
" What? Satu tahun?! " Pekik Regata.
Shyla menghembuskan nafasnya kasar, " Ck, semua ini gara-gara kakek buyut. Dia bilang ingin di temani Bunda karena umurnya tidak akan lama lagi, " Gerutu Shyla.
" Hem..Uncle jadi curiga, jika kakekmu itu hanya beralibi saja. " Ucap Regata sambil menggaruk dagunya.
" Kau benar Uncle, dan bodohnya Bunda malah me- "
" Siapa yang kau bilang bodoh? "
Semua orang menoleh ke arah pintu masuk dan mendapati Agnes dan Afgan yang sedang berjalan sambil bergandengan dengan menyeret satu koper besar di tangan mereka.
Mata Shyla langsung berbinar melihat kedatangan ibunya, dia berlari dan memeluk Ayah dan Bundanya itu dengan erat.
" Hua..Shy kangen kalian, "
Agnes tersenyum dan mengelus kepala putrinya, dia melepaskan pelukan Shyla dan mencium kening gadis itu lembut.
" Shy sayang, Bunda gak mungkin dong ninggalin kamu lama-lama. Jadi bunda memutuskan untuk pulang saja, lagian pekerjaan Ayahmu di sana sudah selesai. "
Shyla tersenyum bahagia dan kembali memeluki ibunya erat.
" Ha..Syukurlah kalo begitu, ah bunda..Shy kangen, " Rengek Shyla dalam pelukan Agnes.
" Ekhm, cuma sama Bunda doang nih? "
Shyla melepaskan pelukannya dari Agnes, kemudian dia tersenyum dan beralih memeluki tubuh ayah tampannya.
" Shy juga rindu Ayah kok, "
Afgan terkekeh pelan dan membalas pelukan putrinya, dia mengangkat sebelah tangannya dan mengelus kepala putrinya penuh sayang.
" Alah, drama kalian. " Celetuk Regata merusak suasana.
Agnes menoleh pada Regata, dia tersenyum dan berjalan mendekati teman baiknya.
Bughk.
" Miss you, " Ucap Agnes sambil memeluk Regata.
" Me too, long time no see baby. " Balas Regata yang membalas pelukan Agnes dan mengedipkan sebelah matanya pada Afgan.
Afgan menatap Regata tajam, dia melepaskan pelukannya dari Shyla dan berjalan cepat menuju Regata.
" Norak kalian, sini sayang. " Ucap Afgan menarik Agnes hingga pelukan mereka terlepas.
" Wow masih saja yah suka jealous lo sama gue. Heran deh gue sama lo Gan, " Ucap Regata sambil tertawa.
" Manusia sepertimu tidak bisa di percaya, " Balas Afgan ketus.
" Ih, kamu apaan si yah. " Ucap Agnes sambil menyiku perut Afgan yang sedang memeluknya dari samping.
Veyna dan anak-anak yang lainnya tertawa menyaksikan pertengkaran dari para orang tua itu.
Sementara Afra hanya diam dengan pandangan yang tidak terlepas dari wajah Shyla, jika sedang tertawa seperti ini gadis itu sangat cantik.
Dia tahu Shyla sangat ceria, hanya kepadanya saja Shyla bersikap dingin dan cuek. Perasaan Afra tidak punya salah apa-apa pada gadis itu, tapi kenapa Shyla terus saja bersikap cuek dan ketus padanya?
Secara tidak sengaja pandangan Afgan tertuju pada Afra yang terus menatap putrinya, dia mendelik kesal karena masih tidak suka dengan Afra si bocah play boy itu.
" Shy kemari! "
Shyla mengangguk dan berjalan menuju Ayahnya.
Saat Shyla sudah berada di sisinya, dengan segera Afgan menutupi wajah putrinya dengan tangannya dan baralih menatap Afra tajam.
" Jaga matamu! Putriku bukan konsumsi umum, " Ucap Afgan dingin.
Afra yang tercyduk langsung gelagapan sendiri, dia menatap sang ayah yang sedang menahan tawanya dan hal itu membuat Afra kembali menatap Afgan kesal.
" Apa si om, Afra cuma liat aunty aja kok ngelarang. " Balas Afra ketus.
" Aunty apaan, emang kamu pikir saya tidak melihat arah pandangmu apa. " Ucap Afgan tidak kalah ketusnya.
Semua orang tertawa ngakak menyaksikan Afra dan Afgan yang saling serang dengan tatapan dan ucapan ketus mereka.
" Hey sudahlah! Afra, apa kabar sayang? "
Agnes langsung terduduk di sisi Afra.
" Baik Aunty, Aunty sendiri gimana? " Tanya balik Afra sambil tersenyum ramah.
" Tentu saya dia baik selama denganku, jika bersama ayahmu baru dia akan buruk. " Semprot Afgan mendahului Agnes yang hendak menjawab.
" Hey hey, apa maksudmu? " Ucap Regata tidak terima.
Agnes memijit pelipisnya, suaminya ini masih saja tidak berubah dengan sikap cemburu dan over posesifnya.
" Ayah buka ih, Shy gak bisa liat. " Protes Shyla yang matanya masih di tutup oleh Afgan.
Afgan melepaskan telapak tangannya yang berada di wajah Shyla dan berjalan menghampiri Agnes.
" Ayo kita mandi dulu, setelah itu istirahat. Kamu pasti lelah kan? " Ucap Afgan sambil menarik-narik lengan baju panjang Agnes.
" Cih, si om. Udah aki-aki juga masih mau aja mandi bareng, gak malu sama umur ya? " Celetuk Afra.
" Diam kamu! "
" Ha ha ha..! "
Semua orang tertawa mendengar perkataan Afra, semenatra Agnes hanya bisa memukul pelan tangan suaminya dengan wajah yang memerah karena malu.
" Wah, aku ketinggalan nih. " Ucap Mark yang baru saja tiba bersama Fani dan kedua anaknya.
" Fani!! "
" Agnes!! "
Pekik Agnes dan Fani barengan, mereka saling berjalan mendekat dan berpelukan melepas rindu.
" Wah, kau makin cantik saja. Aku iri padamu, " Canda Fani sambil mencolek dagu Agnes.
" Kau juga cantik baby, " Mark yang menjawab.
" Mark, aku tidak bertanya padamu. " Ketus Fani.
Agnes hanya tertawa dan secara tidak sengaja matanya bertemu dengan lelaki tampan yang sangat mirip dengan Mark.
" Fani, itu- "
" Martin Achileas, putra pertamaku. " Potong Fani.
Agnes berdecak kagum, dia berjalan mengahampiri Martin dan langsung memeluknya sekilas.
" Kau sangat tampan, bahkan lebih tampan dari ayahmu. " Celetuk Agnes sambil menepuk pundak Martin.
Mark mendelik malas ke arah Ratu Mafia yang beberapa tahun lalu sempat mengalahkannya itu, sementara Fani malah tertawa dan menepuk-nepuk pundak suaminya.
Martin hanya tersenyum tipis dan kembali memasang wajah datarnya. Sama halnya dengan Fania yang berdiri tepat di sampingnya.
" Fania, kamu Fania kan? " Tanya Agnes saat menyadari keberadaan gadis cantik di samping Martin.
" Iya tante, aku Fania. " Jawab Fania sambil tersenyum ramah.
" Ah.. Kau sangat cantik, " Ucap Agnes yang langsung memeluk Fania.
" Terima kasih tante, "
Saat semua orang tua sibuk berbincang, Nathania yang noteben nya gadis centil dan ceria langsung mengajak para teman sebayanya untuk berkumpul dan mengobrol di tempat yang tidak jauh dengan para orang tua berkumpul.
Saat ini, Shyla, Nathania, Fania, Afra, Martin, Kenandra dan Nathan sedang berkumpul di ruang tengah sambil memakan cemilan yang tersedia di sana.
" Fania, jangan lupa besok malam! " Ucap Shyla dengan mulut yang di penuhi dengan snack.
" Gak janji, "
" Ck, lo masih aja nyebelin. Gak suka ah gue sama lo, " Gerutu Shyla sambil melemparkan bantal pada Fania.
Fania hanya diam dengan ekspresi datarnya, dia bahkan tidak menyadari jika dirinya terus di tatap oleh sepasang mata yang juga berada di sana.
" Dia mistrius, tapi entah kenapa gue merasa ada yang aneh saat melihatnya. " Gumam Kenandra yang memang sedari tadi memperhatikan Fania.
Sementara Martin, dia tidak henti-hentinya menatap Shyla. Gadis itu seperti memiliki daya tarik kuat yang membuat Martin tidak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari Shyla.
Shyla yang menyadari hal itu langsung menoleh dan menatap malas ke arah Martin.
" Apa liat-liat? Ingat ya, gue itu lebih tua dari lo! " Ingat Shyla galak.
" Gak masalah, " Balas Martin santai.
" Martin!! " Teriak Shyla kesal.
Nathania dan Nathan tertawa melihat temannya yang di buat kesal oleh kakak beradik yang dingin dan datarnya minta ampun.
Sedangkan Afra terus memutar bola matanya malas, dia pun memilih untuk memainkan ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi.
Shyla mengangkat sebelah alisnya bingung saat melihat Afra yang senyam senyum sendiri, kemudian dia memutar bola matanya malas saat menyadari ponsel Afra yang terus berbunyi dengan pria itu yang terus memainkan dan mengetik pesan di ponselnya.
" Fu*k boy ya gitu, " Gumam Shyla.
" Apa Shy? " Tanya Nathan yang tidak terlalu jelas mendengar gumaman Shyla.
" Gue suka sama lo, " Jawab Shyla asal.
" Gak bisa!! " Teriak Afra tiba-tiba.
Semua orang menoleh menatap Afra heran, begitupun dengan para orang tua yang membalikkan badan mereka menatap Afra yang berteriak.
" Kenapa lo? " Tanya Shyla heran.
" Eh, eum- anu. Itu, gue kalah nge game. Ya jelas lah gak bisa, masa iya gue kalah. He he..!! " Alibi Afra sambil cengengesan.
Semua orang hanya ber ' oh ' ria dan kembali mengobrol seperti semula, sedangkan Afra menatap Shyla tajam.
Tapi yang di tatap hanya acuh tak acuh saja dengan terus memasukkan snack ke dalam mulutnya, seolah dia bodo amat dan tidak peduli dengan tatapan tajam Afra.
Toh, Shyla juga tidak mengerti arti dari tatapan itu.
_-_
Tbc!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
*Archer_Queen*
orang tua nya gk jodoh malah anak anak nya yg berjodoh
2020-10-24
5
Rœchəə
ayok thor aku trus vote biar upny ditambah
2020-10-20
2
Riyo Cebol
lanjut thorrr
2020-10-20
1