Shyla menatap malas pemuda yang terduduk di sebelahnya, dia merasa risih dengan tatapan genit yang Afra tujukan padanya itu.
" Jangan cemberut dong, senyum. Biar tambah manis, " Gombal Afra.
Shyla menghela nafasnya pelan.
" Mau apa lo? Jangan so aktab deh, sana pergi! " Ketus Shyla tanpa melihat Afra.
Bukannya pergi, Afra justru malah menggeser duduknya mendekat pada Shyla. Pemuda itu terlihat sedang mengamati setiap inci dari wajah Shyla dari samping.
" Lo itu cantik, manis. Jangan dingin-dingin deh, ntar ketuker lagi sama sop buah. " Ucap Afra kembali melayangkan gombalannya.
" Sop buah lo bilang? " Ulang Shyla sambil menoleh pada Afra.
" Cih, receh. " Lanjut Shyla sambil membuang mukanya karena terlalu dekat dengan Afra.
" Lo tau gak? Kalo balon di isi angin kan makin banyak makin besar, kalo hati gue di isi lo makin lama makin pengen ke pelaminan. Eakss...!! " Sorak Afra rame sendiri.
Shyla memutar bola matanya malas. Bosan dia lama-lama berdekatan dengan Afra. Lagian tu cowok sinting ngapain datang coba? Pake acara ganggu kesenangan Shyla yang lagi asik nonton amarah adiknya lagi. Mana tu cowok sinting terus ngebacot yang unfardah lagi, makin jengah dia.
" Dahlah, mumet otak gue lama-lama deket sama lo. " Ketus Shyla.
Gadis itu berdiri dari duduknya dan membalik badannya hendak pergi meninggalkan Afra.
" Mumet apa takut baper? " Goda Afra yang membuat Shyla menghentikan langkahnya.
Shyla mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan matanya sejenak untuk menahan kesal di hatinya.
Shyla menoleh dan menatap Afra dengan menyeringai kecil, sampai bibir tipisnya itu terbuka dan berkata:
" Takut baper? Sama yang ginian takut baper? Hah, Strowberry Mangga Apel, Sorry Gak Level! "
Jleb.
Afra meraba jantungnya yang seakan tertusuk ribuan duri, dia menatap kepergian Shyla dengan wajah sedikit kecewanya.
" Jahat lo Shy. Liat aja, tunggu aksi si tampan ini dimulai. Gue jamin lo bakal klepek-klepek sama gue! " Ucap Afra sambil menunjuk Shyla.
" Gak akan! " Teriak Shyla tanpa membalikkan basannya.
" Lo tunggu aja Shy! Gue- "
" Up to you, " Potong Shyla yang kini sudah tidak terlihat lagi punggungnya.
Afra menghela nafasnya pelan. Kemudian dia kembali membalikkan badannya yang miring dan merebahkan tubuhnya pada lantai dengan santai.
" Sulit amat naklukin hati tu si ketus, dasar kusut! " Kesal Afra.
" Kusut? Enggak enggak, cantik kok dia. Cuma itu aja, sama gue dingin plus ketusnya minta di kawinin. " Lanjut Afra menggerutu.
" Eh, apa gue kawinin aja dia ya? Eakss..Masih kecil juga, hadeuhh si Afra. " Tambah Afra sambil tertawa kecil.
Laki-laki itu memejamkan matanya dengan bibir yang terus menyunggingkan senyumannya. Wajah tampan dan putihnya terlihat memancarkan cahaya karena terkena cahaya matahari.
Afra langsung terlelap dalam tidurnya tanpa memperdulikan kedua temannya yang berada di dalam kelas tidak berhasil bolos sepertinya itu.
" Han, si Afra mana si? Ke toilet kok gak balik-balik, " Bisik Fikri dengan nada kesal.
" Elah, elo. Kayak gak tahu si Afra aja, bolos tuh dia. " Balas Rehan tanpa memandang Fikri.
Karena laki-laki itu tengah di sibukan dengan buku dan pena yang di pegangnya. Sungguh pemandangan yang langka bagi seorang Rehan.
" Ck, tau gitu ngikut gue. " Ucap Fikri sambil berdecak sebal.
Mau tidak mau Fikri pun harus mengikuti pelajaran Kimia yang gurunya super Killer itu.
--
Di salah satu meja kantin sana, terlihat Shyla yang sedang terduduk dengan mengunyah snacknya santai. Perempuan watados itu sibuk mengunyah tanpa peduli jika bel istirahat sama sekali belum berbunyi.
Saat Shyla tengah asik-asiknya memakan snack kesukaannya, tiba-tiba terlihat Martin dan Nathan yang sedang berlari ke arahnya dengan Nathan yang langsung menyambar minuman pesanannya.
" Elo, dateng-dateng main embat aja minuman gue. Bangkrut lo ya? Pergi sono beli! " Semprot Shyla.
" Ha ha ha..Kali-kali Shy, gue cape gila. " Ucap Nathan dengan nafas yang memburu.
" Bagi, "
Tanpa menunggu jawaban dari Nathan, Martin pun merebut minuman yang hanya berisi setengahnya lagi dan meneguknya sampai habis.
" Martin!! " Pekik Shyla kesal.
" Pesenin lagi, " Jawab Martin santai.
Martin memberi beberapa lembar uang merah pada Nathan yang membuat Shyla dan Nathan menatapnya bingung.
" Beli snack dan minuman, sisanya buat lo. "
Dengan wajah tanpa dosanya Martin menarik kursi depan Shyla dan terduduk di sana.
" Lo kira gue miskin apa? " Ucap Nathan tidak terima.
" Udah sana! Besok lo boleh suruh gue, "
Nathan mendengus kesal, dengan memukul tengkuk Martin dulu barulah pria itu ngacir membeli snack.
" Arghk, sialan lo Tan! " Teriak Martin yang hanya dibalas lambayan tangan oleh Nathan.
Shyla meringis melihat Martin yang sedang mengelus tengkuk belakangnya. Bisa dia lihat tengkuk Martin sedikit merah yang tentunya pasti terasa sakit dan nyilu.
" Lo gak apa-apa kan Mar? "
" Gak kok, " Balas Martin sambil tersenyum kecil.
Shyla mengangguk dan kembali memakan snacknya yang masih banyak. Sedangkan Martin hanya diam sambil menatap Shyla yang sedang sibuk mengunyah makanan itu.
" Makan pelan-pelan, gak bisa jaga image banget lo depan cowok. " Ucap Martin mengejek.
" Halah, image. Gak peduli gue sama yang namanya image! Selama gue nyaman, toh for what dengerin komentar orang? Gak penting banget, " Balas Shyla dengan tangan yang terus mengambil dan memasukkan satu persatu snack pada mulutnya.
" Cih, " Desis Martin.
" Seenggaknya depan cowok Shy! Gak enak di pandang banget, masa cewek cantik makannya bobrok gitu. Apalagi kalo misalnya depan pacar lo, emang gak malu? "
Shyla menghentikan kunyahannya, dia menelan makanan yang berada di mulutnya dan berdehem siap membalas ucapan Martin.
" Nih ya, kalo misalnya lo itu pacar gue, terus lo bilang kayak gitu maka ini jawaban gue. Ekhm, "
" Semua wanita bisa merubah segi fisik seperti apapun yang dia mau, tapi tidak semua wanita bisa merubah tata cara mereka berpikir ke arah yang jauh lebih baik. Jangan pernah kamu membandingkan apalagi melepaskanku karena wanita lain, karena jika kamu kehilangan wanita yang apa adanya sepertiku, kamu gak bakalan cepet nemuin yang kayak aku lagi. " Lanjut Shyla sambil menatap Martin dalam layaknya berbicara kepada kekasihnya beneran.
Sejenak Martin membeku di tempat mendengar ucapan lembut serta ekspresi wajah cantik Shyla saat berbicara padanya.
Dia menatap Shyla dalam dengan mata yang tidak berkedip. Bibirnya sedikit terbuka mengagumi Shyla yang memang tidak pernah cari perharian ataupun bersikap so anggun hanya untuk menarik perhatian pria lain.
Shyla adalah Shyla, gadis bobrok yang melakukan apapun yang dia mau dan apa yang membuatnya nyaman. Tanpa memikirkan image serta pandangan orang lain kepadanya.
Bruk.
" Nih! "
Suara benturan minuman dan snack membuat kedua orang yang masih bertatapan itu saling terkejut dan mengusap dadanya masing-masing.
" Kenapa? " Tanya Nathan polos.
" Gak bisa pelan apa Nat, jantungan nih gue lama-lama. " Protes Shyla.
Sedangkan Martin hanya menggeleng kecil dan langsung menyambar satu buah soda yang ada di depannya.
Nathan hanya mengangkat kedua bahunya acuh dan menarik kursi sebelah Martin. Mereka pun akhirnya makan bersama sambil sesekali mengobrol ria.
Sedangkan di balik tembok sana, terlihat dua orang pria yang sedang cekikikan sambil sesekali mengatakan ' Kamu mundur alon-alon ' pada ponselnya seakan mengejak.
" Matiin sialan! Temen gak guna lo pada! " Maki Afra dalam layar ponsel Fikri.
Fikri dan Rehan langsung membalik kamera yang tadinya mengarah pada Shyla menjadi pada wajah mereka yang tampak cerah dengan senyuman cerahnya.
" Gimana Fra? Panasnya pool gitu ya kan? " Tanya Rehan meledek.
Afra menatap tajam kedua temannya. Dan langsung saja dia mematikan Video Call nya secara sepihak.
Rehan Dan Fikri tertawa melihat wajah kesal Afra, tidak sia-sia dua makhluk itu di suruh membeli cutter oleh sang guru killer jika mereka sempat melihat Shyla berduaan dengan Martin di kantin dan bisa membuat Afra cemburu.
" Gila, Afra nyerimin breh! Tapi demen gue yang kek ginian, haha..! " Ucap Fikri tang langsung tertawa bersama Rehan.
" Dah ah, yuk pak Toni nungguin loh. "
Fikri mengangguk dan melangkah pergi bersama Rehan dengan wajah bahagia. Mereka bahkan tidak menghiraukan kekesalan Afra di rooftop sana.
" Sialan si Fikri, pake acara liatin gue acara live nya Shyla yang lagi mesra-mesraan lagi. Emang siapa si tu cowok? Si Martin yah? Alah, gantengan juga gue. " Ucap Afra percaya diri.
" Lagian aneh gue sama lo Shy. Gue kurang apa coba? Udah tampan, mapan, jago bela diri, raja mafia lagi. Masa iya gue kalah sama si Martin bocah ingusan itu, enggak dong. " Omel Afra dengan perasaan kesal di hatinya.
Afra menghembuskan nafasnya pelan dan kembali berbaring menatap langit di atas sana.
" Gini amat nasib gue, susah banget naklukin tu cewek. Baru kali ini gue bisa cinta sedalam ini sama cewek, mana anaknya Aunty beautiful lagi. Ketus lagi, kusut lagi, tapi untungnya cantik. "
" Ha.. Jangan sampai kisah cinta gue mendung dan kandas di tepi jalan kayak Dady sama Aunty, semoga gak ada titisan om Afgan kedua deh. " Lanjut Afra yang langsung memejamkan kembali matanya.
_-_
Tbc!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
cici
semangat terus up ya thor.
mampir kelapak ku yah😁
2020-11-13
1
Violita Putri
afra sama konyolnya sama regata 😆😆
2020-11-13
6
Moly
Lanjut thor
2020-11-13
1