20

Yura melirik Reihan takut - takut. Untuk pertama kalinya Yura bisa melihat Reihan marah. Agfa pulang setelah mendapat bogem mentah dari Reihan.

Entah apa yang merasuki Reihan. Padahal Agfa hanya mengajaknya jalan? Baru juga di tinggal ke kamar mandi sebentar udah baku hantam aja Pikir Yura lesu plus sebal.

Tunggu! Apa Reihan cemburu?

Kembali ke kejadian satu jam lalu...

Setelah lama mengobrol, Yura pamit untuk ke kamar mandi.

Setelahnya, Hening...

Keduanya masih sama - sama bungkam. Reihan melirik Agfa yang tengah melihat ke arahnya.

" Gue akan terima anak lo dengan hati yang lapang, mencintainya layaknya anak gue sendiri.." celetuk Agfa dengan penuh keseriusan.

Reihan tersenyum miring. Sesuai dugaannya, entah itu Yura atau Agfa, pasti ada perasaan khusus di antara hubungan persahabatan mereka.

" Semua keputusan ada di tangan Yura, gue akan lepas dia kalau dia sendiri yang minta.." balas Reihan acuh karena bagaimana pun dirinya akan menang dari peperangan tak kasat mata ini.

Agfa mengulum senyum hangat." Dan akan gue usahakan itu, dari dulu Yura cuma punya gue, kita hanya pisah sementara.." yakin Agfa dengan penuh percaya diri.

Reihan semakin menyorot Agfa dengan dingin. Reihan tak suka miliknya di akui orang lain. Mungkin awal pernikahan Reihan bisa saja melepas Yura, tapi tidak dengan sekarang. Dia harus berjuang mempertahankan Yura-nya.

" Gue ga peduli dia bekas lo."sambung Agfa dengan senyum devil.

Bekas?

Reihan mengetatkan rahangnya kuat - kuat. Reihan sangat tersinggung dengan kata - kata 'bekas' yang di ucapkan Agfa, seolah Yura itu barang yang sudah tak berharga.

Dengan gerakan cepat, Reihan meraih kerah baju Agfa. Menatap lurus kedua mata Agfa dengan tatapan menghunus tajam.

" Pikir ulang perasaan lo! Orang yang cinta ga akan merendahkan orang yang di cintainya, bekas? Sampai kapanpun Yura ga akan gue biarin dia jadi Bekas! Selamanya dia punya gue! " geram Reihan setelahnya kepalan tangannya pun melayang dan mendarat mulus di pipi kiri Agfa.

Agfa pun membalasnya.

Keduanya saling berguling di lantai, saling menepis atau memukul.

" REIHAN! AGFA! " Pekik Yura yang kini mematung menatap keduanya bergantian dengan kaget.

***

" Aku ga suka! jauhi Agfa! " Tegas Reihan seraya hendak beranjak namun dengan cepat Yura mencekal lengan Reihan.

" Rei, apa yang terjadi? Kenapa kamu_"

Cup..

Reihan melepaskan cekalan tangan Yura setelah mengecup kilat bibir Yura. Seolah menyuruh Yura untuk diam.

Saat ini mood Reihan benar - benar sedang tidak dalam kondisi baik dan lebih di takutinya lagi, Reihan akan melukai Yura dengan perkataannya.

Reihan takutnya tak bisa mengendalikan diri dan Reihan akui dirinya kini tengah cemburu.

" Aku keluar dulu, cari angin.." pamit Reihan seraya mengusap sekilas rambut Yura lalu berlalu.

Yura masih diam. Menatap kepergian Reihan dengan semakin banyak pertanyaan di benaknya.

" Ada apa sih jadi penasaran.."gumam Yura dengan bibir mengerucut.

***

Reihan duduk di cafe dengan di temani Ken yang kini menekuk wajahnya malas. Ingatan dan rasa kesalnya pada sahabat palsu Yura membuatnya semakin muak.

" Gue harus ketemu Haruka dan lo malah paksa gue ke sini dengan ancaman yang menyebalkan.."gerutu Ken.

Reihan mengacuhkan gerutuan Ken. Matanya terlihat masih berkilat emosi. Reihan sedang dalam mood 'senggol bacok!'.

Ken mengamati wajah Reihan." Lo bonyok? Tawuran di mana? Bukannya lo berhenti tawuran eh lo kan ga pernah tawuran.." celoteh Ken lalu setelahnya meneguk jus yang di pesan olehnya.

" Berantem sama sahabatnya Yura.." jawab Reihan malas.

Mata Ken membola." Lo jotosan sama cewek? "kagetnya.

Reihan memincingkan matanya menatap Ken kesal lalu berdecak sebal.

" Emang cewek harus sahabatan sama cewek lagi? " tanya Reihan tak santai.

Ken ber'ah tanpa suara." Sahabat cowok Yura, kenapa? " tanyanya mulai kembali biasa.

" Dia mau rebut Yura dari gue.." jelas Reihan acuh tak acuh.

Ken mangut - mangut paham. " Saat kejadian itu Yura kemana? " ken menyeruput jusnya lagi.

" Kamar mandi.." jawab Reihan singkat.

Ken menautkan alisnya, seolah - olah tengah berpikir keras." Oh.. Eumm.. Ehey lo cemburu? "pekik Ken di akhir.

tanpa menyangkal Reihan mengangguk yang sontak membuat Ken melongo tak percaya sesaat lalu setelahnya terbahak. Reihan langsung menyorot Ken dengan dingin.

Ken berdehem lalu menghentikan tawanya." Kenapa harus jotosan sih Han, terus abis itu lo tinggalin Yura yang lagi bingung sekarang? "

Reihan mengangguk. Ken berdecak jengkel, tak biasanya Reihan tak peka seperti ini." Harusnya lo jelasin, kasihan Yura, lagi hamil jangan banyak pikiran.."

***

Reihan memeluk Yura dari belakang. Yura yang sudah terpejam pun terusik, membuatnya kembali terjaga.

" Soal tadi.."bisik Reihan seraya mengeratkan pelukannya." maaf.." lanjutnya.

Yura mengurai pelukan Reihan, membalik badannya agar berhadapan dengan Reihan.

" Kalian kenapa? " tanya Yura sedikit serak, menatap retina gelap di depannya dengan sayu.

Reihan bisa melihat wajah Yura yang terlihat lelah. Reihan merapihkan anak rambut yang mengenai wajah Yura.

" Dia mau ambil kamu dari aku.."jelas Reihan.

Hening...

bibir Yura berkedut, menahan tawanya. Reihan mengernyit bingung.

" Ya ampun, emang dasar jahil! Mungkin Agfa bercanda.." ujar Yura geli.

Reihan mendatarkan wajahnya. Jelas - jelas Agfa serius saat berbincang tadi. Reihan merasa moodnya kembali memburuk.

Yura menangkup kedua pipi Reihan dengan tatapan geli." Kenapa harus berantem sih..hm?" tanya Yura gemas.

Reihan melepas tangan Yura yang menangkup pipinya dengan malas, moodnya kembali terganggu.

" Aku ga bisa diem karena dia mau ambil kamu dari aku dan yang lebih parahnya aku tersinggung saat dia bilang akan jadiin kamu bekas aku, aku ga bisa kamu di bilang bekas, aku ga akan buat kamu jadi bekas, kamu selamanya akan terus sama aku, aku pastiin itu.." yakinnya dengan tekad menggebu.

Yura menatap mata Reihan yang penuh kesungguhan itu. Yura terharu dan sekaligus menyesal karena hampir saja berpaling pada Agfa.

Jelas - jelas Agfa selalu membuatnya menunggu,menyakitinya secara tidak langsung. Sudah ada Reihan yang jelas, Yura harus semakin meyakinkan hatinya untuk tetap pada satu cinta Yaitu cinta Reihan.

" Maaf.."gumam Yura seraya memeluk Reihan erat." tolong jangan lepas aku buat Agfa.."lanjut Yura.

Reihan menghela nafas lega. Amarahnya langsung menguap." Ga akan aku lepas sampai kapan pun, Love you.."bisik Reihan.

Tangannya mengusap perut Yura." maaf udah buat kamu sama anak kita kaget.." lanjut Reihan dengan tulus.

***

Keesokan paginya, Reihan mengusap punggung Yura dengan lembut.

" Mau malam mingguan keluar? Kita belum pernah rasain pacaran.."ucap Reihan pelan di atas kepala Yura.

Yura mendongkak dengan menekuk wajah bete." Kamu salah ajak aku kayak gitu, romantis dikit kek atau nembak kek, biar aku tau rasanya di tembak itu gimana, di lamar romantis aja aku ga pernah.." keluh Yura dengan bibir mengerucut. Pura - pura marah.

Reihan mengulum senyum kecil. Hidungnya dia gesekkan ke hidung Yura dengan gemas." Aku ga berpengalaman tau, langsung nikah.." aku Reihan seraya kembali memeluk Yura.

" Kamu emang berpengalaman di hal lain.." gumam Yura pelan seraya melepaskan pelukan Reihan.

Untuk pertama kalinya Reihan terbahak keras. Walau pelan Reihan masih bisa mendengar gumaman Yura tadi.

" Pengalaman apa? Aduh kamu ya.." Gemas Reihan di sela tawa gelinya.

" Harusnya jangan ingetin aku tentang itu! Kan aku jadi mau! " sambung Reihan dengan masih menatap Yura geli, tawanya pun masih terdengar walau pelan.

Wajah Yura sudah tidak tertolong, rasanya panas. Yura sekarang semakin mengenal Reihan.

Reihan yang datar, Reihan yang cuek kini berubah menjadi Reihan yang benar - benar mesum, menyebalkan namun menggemaskan.

" Udah ah jangan di bahas! Nanti aku marah, ga mau ngobrol sama kamu! " ancam Yura serius.

***

Reihan merangkul Yura yang tengah mengunyah jajanan ringan yang di belinya. Ramainya mall di malam minggu ini menjadi pemandangan yang nyaman. Tidak panas seperti siang hari.

" Banyak juga yah yang pacaran.." celetuk Yura di sela kunyahannya.

Reihan mengangguk lalu melirik jaket Yura yang terbuka." Tunggu.."tahan Reihan membuat Yura menghentikan langkah kakinya.

Reihan merapihkan jaket Yura lalu mengancingkannya dengan hati - hati.

" Ini malem, udaranya ga terlalu baik, di tambah kamu lagi hamil.."ucap Reihan masih fokus dengan mengancingkan jaket Yura.

Yura menatap Reihan dengan mengulum senyum. Lagi, Yura merasa bersyukur di pertemukan dengan Reihan.

Setelah di rasa Reihan selesai. Dengan cepat Yura mengecup pipi Reihan lalu sedikit berlari meninggalkan Reihan.

Reihan yang melihat itu buru - buru mengejar Yura. Mencekal tangannya.

" Jangan lari! Bahaya! " Teriak Reihan sedikit membentak.

mata Yura meredup." Maaf.."cicitnya dengan mata berkaca - kaca.

Reihan berdehem pelan, merasa bersalah karena membentak Yura." Maaf, aku cuma takut kalian kenapa - kenapa.." jelasnya dengan lembut.

Terpopuler

Comments

nurul 30

nurul 30

sisakan 1 yang seperti reihan ya allah🙏😅

2021-01-31

5

Arinda_Na

Arinda_Na

omoo...

2020-12-29

1

Dbp sinta.

Dbp sinta.

aduh mereka gemes bgt sih,jadi pengen nikah muda🤣

2020-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!