12

Ken menghampiri Haruka." Kemana yang lain?"tanyanya.

" Ga jadi mereka yang, katanya inilah itulah, banyak banget alasannya.." jelas Haruka dengan wajah di tekuk bete.

" Yaudah ga papa yang, kuy kita ke rumah Reihan.."

Haruka naik ke atas motor Ken, memeluk pria kurus itu dengan hangat.

" Abis pulang dari sana kita nonton yu yang?" ajak Ken seraya menyalakan mesin motornya.

" Boleh sayang.."jawab Haruka.

***

Yura memeluk Haruka sekilas." Mega kemana?"tanyanya setelah melepaskan pelukan.

Haruka mendengus." Mega ada urusan, semenjak lo ga ada dia jadi jauh tau ga Ra, terus sekarang gaulnya sama yang sebelah si Tania, sebel!"dumelnya.

Yura mengulum senyum getir." Mungkin dia malu karena punya temen kayak aku, hamil di lu_"

" Jangan di pikirin, masih ada kita.."potong Ken dengan tegas.

Yura menahan air matanya, mencoba tersenyum tegar." Maaf kalo bikin kalian malu.."ucapnya tercekat.

Reihan menarik nafas pendek. belakangan ini Yura memang terlalu Baper, mungkin efek hormon kehamilan.

***

" Makasih udah dateng.." Yura mengantar Haruka dan Ken hingga depan Rumah." lain kali main lagi.." tambahnya.

" Pasti, jaga keponakan gue Ra.."ucap Ken ramah.

" Pasti, hati - hati" balas Yura hangat.

Haruka mengangguk lalu memeluk Yura sekilas." Lain waktu kita jalan.."bisik Yura.

Haruka mengangguk." Ayo, kita duluan ya dah.."pamitnya.

***

Afwan menghampiri Reihan yang tengah sendirian menonton televisi.

"Kemana Yura?"

Reihan menoleh, menatap sang papa yang kini duduk di sampingnya.

" Mandi.."jawab Reihan singkat.

Afwan menepuk bahu Reihan sekilas." Papa lagi buka lowongan, kamu mau coba daftar.."

" Boleh, aku sih mau aja, besok aku urus soal keluar sekolah.."

" Hmm, part time aja dulu, papa kasih kelonggaran, latihan juga sambil nanti nunggu buat ikutan paket.."

" Hmm, bagian apa pa?” tanya Reihan.

" Paling untuk sementara kamu cuma nyalin data doang.." jawab Afwan seraya mengganti chanel televisi di depannya.

" Mama udah tau?"tanya Reihan ragu.

Afwan mengangguk."Mama ga setuju.."terangnya Seraya meraih cemilan di meja.

Reihan terdiam, memikirkan ulang keputusannya." Tapi Aku mau coba.."putusnya yakin.

Afwan mengulum senyum." Oke, papa sih dukung - dukung aja, mama biar papa yang bujuk" lalu Afwan menepuk bahu Reihan agar tidak usah khawatir.

***

Yura berusaha menggapai resleting di punggungnya. Benar - benar menguras tenaga.

"Ish! Ganti aja!"

Belum sempat berbalik Yura di kagetkan dengan kedatangan Reihan yang masuk ke tempat ganti, tempat dirinya berada.

Reihan membalik tubuh Yura agar membelakanginya. Yura hanya diam menurut seperti robot.

" Kamu bisa minta tolong.."bisiknya setelah menarik resleting gaun yang di pakai Yura.

Yura menelan ludah gugup lalu berbalik untuk menatap Reihan." Lain kali ketuk dulu, kalau aku ga lagi di baju gimana?"tanyanya dengan bibir mengerucut.

Reihan tak merespon, dia hanya menatap Yura yang tampak cantik dengan gaun ungu sepaha.

"Mau kemana?"

Yura menautkan alisnya." Kata mama kita makan di luar.." herannya karena Reihan masih bertanya.

Reihan membalik lagi tubuh Yura, menarik resleting Yura hingga terbuka. Yura berbalik cepat seraya memegang gaunnya erat erat.

" Rei" panggilnya syok dan bingung.

" Makan malamnya di undur besok, kamu ga fokus.." Reihan melenggang acuh, meninggalkan Yura yang melongo.

***

Reihan menopang kepalanya, menghadap samping. Matanya menatap Yura yang sudah terlelap dengan posisi terlentang.

wajah datar Reihan sedikit melembut." Sejak kapan kamu bisa secantik ini.."gumamnya seraya mengusap pelan wajah Yura.

Yura menggeliat kecil, dengan cepat Reihan menarik tangannya. Yura membalik badannya. Perlahan matanya terbuka. Tatapan Keduanya terkunci.

" Rei.." panggilnya pelan dengan suara serak." kenapa belum tidur?"lanjutnya.

Reihan merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah Yura.

Wajah Reihan kembali datar.

" Besok kita ke Bandung.."terangnya pelan.

Yura menatap pergerakan Reihan yang tengah manarik selimut lalu mencari posisi nyaman.

" Ke Bandung? Mau apa?"tanya Yura dengan kantuk bergelantungan di matanya.

" Kata mama kita ga jadi makan di luar, kita berdua jadinya makan di rumah oma sambil jenguk, oma sakit pengen ketemu kita" jelas Reihan.

Yura mengerjap semakin di serang kantuk. Reihan menarik Yura agar mendekat padanya.

" Tidur, masih tengah malam.."bisiknya.

Yura memejamkan matanya, tanpa ingin melepas pelukan Reihan yang sangat nyaman itu.

***

Yura berhamburan ke dalam pelukan wanita lanjut usia di depannya. Udara Bandung yang sejuk menjadikan moodnya semakin baik.

" Oma gimana kabarnya? Katanya oma sakit?"tanya Reihan. Reihan memeluk omanya sekilas.

Oma Ana mengulum senyum hangat." Oma memang sakit, tapi karena kalian datang, rasanya sakit oma hilang. Oma senang kalian datang, oma juga seneng kalian sehat"

Yura kembali memeluk omanya Reihan dengan sayang Walau pertemuannya baru 3 kali tapi karena sikap hangatnya membuat Yura merasa kalau mereka sudah bertemu bertahun - tahun lamanya.

" Bagaimana dengan kandunganmu Ra?"tanya Ana.

Yura berjalan beriringan memapah Ana, membawanya untuk kembali masuk ke dalam rumah di ikuti Reihan.

" Baik oma, mualnya juga engga terlalu sering sekarang.." jelas Yura.

" Bagus kalau begitu.." Ana beralih menatap cucunya." Rei kamu menjaga Yura dengan baikkan?"tanyanya dengan mata memicing membuat keriput di matanya mengkerut.

Reihan mengangguk kecil. Ana mendengus, melihat sikap irit bicara cucunya itu yang kembali kambuh.

" Rei menjaga Yura dengan baik oma, Rei sangat perhatian.." jawab Yura.

Omanya itu memicingkan matanya." Kamu ga bohongin omakan?"desak Ana.

" Engga, Yura jujur oma.."yakin Yura.

Keduanya menoleh ke arah Reihan dengan wajah yang berbeda. Oma Ana menatap tak percaya sedangkan Yura menciut malu.

Ini yang di katakan Reihan.

" Rei menyayangi mereka oma, jelas Rei harus menjaga mereka, Rei ga mau kehilangan anak Rei terutama Yura.."

***

Yura menoleh ke arah pintu, suara bel berbunyi." Oma Yura bukain ya, mungkin itu mama, papa yang datang.."

Ana mengangguk dengan senyum hangat lalu kembali memperhatikan pembantunya memasak." Ikannya jangan terlalu kering, Afwan tak suka kekeringan.."perintahnya.

" Baik bu.."

Yura memeluk Harumi." Yura kira mama akan datang besok.."ujarnya seraya melepaskan pelukan.

Harumi mengulum senyum begitu cantik." Papa meetingnya di tunda.."jawabnya.

Yura mangut - mangut seraya berjalan beriringan dengan Harumi. Yura menatap Ana yang memeluk Afwan dengan begitu hangat.

" Mama kangen, kenapa baru ke sini sekarang, mama kesepian tanpa kalian, Renami mana? Lagi? Kenapa dia jarang sekali ke sini.." keluh Ana seraya membawa Afwan duduk di kursi, di sampingnya.

" Renami katanya banyak tugas ma, ga bisa di tinggal.."jelas Afwan seraya mengusap bahu Ana dengan sayang.

Kini giliran Harumi yang memeluk Ana." Gimana keadaan mama?"tanyanya.

Ana mengusap tangan Harumi penuh sayang." Mama baik, mama seneng kalian datang.."ucapnya penuh haru.

Yura yang duduk di sebrang mereka, mengulum senyum hangat melihat keharmonisan sebuah keluarga di depannya.

Reihan meraih tangan Yura, tanpa melihat ke arahnya. Yura sontak menoleh, menatap sekilas tangannya lalu menatap Reihan yang tengah menatap keluarganya seraya mengulum senyum, untuk pertama kalinya Yura terpana, terpesona, bibir yang jarang di gunakan senyum itu kini menyunggingkan senyuman yang mampu membuatnya berdebar dan tertular.

" Suka.." gumam Yura pelan yang terdengar oleh Reihan.

Reihan menoleh, menatap Yura dengan wajah yang kembali datar.

" Suka apa?"tanyanya.

Yura melempar senyum lebar." Tadi kamu senyum, aku suka.."akunya jujur.

Reihan memutuskan kontak matanya dengan Yura, mengabaikan penuturan Yura barusan. Berusaha menutupi jantungnya yang berdebar dan rasa senang yang membuncah di hatinya, rasanya Reihan ingin tersenyum lebar setelah mendengar ucapan Yura barusan, tapi Egonya kembali menguasai, Datar adalah ciri khasnya.

***

Yura melirik Reihan yang tengah berkutat dengan mainan rakitan yang ada di kamar bekas papanya itu.

" Papa kamu ganteng ya waktu muda.." puji Yura seraya menunjukkan Foto ke arah Reihan yang kini melirik ke arahnya, namun dengan acuhnya Reihan kembali berkutat dengan mainannya, merakit sebuah pesawat.

Yura mendengus pelan lalu kembali melihat isi kamar itu." Kenapa kita tidur di sini? Biasanya di kamar tamu.."tanya Yura acuh tak acuh.

" Mama papa nginep di hotel, honeymoon lagi mungkin.."jawab Reihan acuh tanpa menatap Yura.

Yura memberengut bete, merasa di abaikan, Yura sedikit tak suka." Jahat!"pekik Yura.

Reihan mendongkak, menatap Yura." Jahat? apanya?  Siapa? "tanyanya.

Yura menatap Reihan sedih." Kamu jahat! Dari tadi aku nanya kamu walau di jawab tapi kamu asyik sama mainan! Aku ga suka!"rengek Yura manja.

Reihan menatap Yura lekat, menatap Yura yang sedikit berubah, manja. Yura jadi gelisah di duduknya, Reihan terlalu lekat menatapnya, apa ada yang salah pikirnya bertanya - tanya.

Reihan meletakkan serpihan - serpihan di tangannya lalu beranjak menghampiri Yura.

" Maaf.."ucapnya seraya mengusap kepala Yura.

Yura mengangguk pelan, tatapan Reihan sedikit teduh dan itu berhasil membuat Yura nyaman.

Yura terpekik saat Reihan mengangkat Tubuhnya, repleks Yura melingkarkan tangannya di leher Reihan tak lupa kakinya pun membelit pinggang Reihan.

" Rei.." panggilnya syok.

" Kamu manja lucu, kayak anak kecil, Jadi aku mau gendong.." Reihan mengecup ujung bibir Yura singkat.

Yura mengulum senyum tersipu. pipinya bersemu merah." A-Apaan sih.."cicitnya malu - malu." turunin Rei"lanjutnya masih malu - malu.

Kedua ujung bibir Reihan tertarik ke atas." Love You.."bisiknya membuat Yura menatap Reihan cepat.

" Cintai aku juga.."sambung Reihan di depan bibir Yura yang terkatup.

Perlahan Reihan menempelkan bibirnya ke bibir Yura, hanya menempel.

Reihan menjauhkan wajahnya sedikit lalu menatap Yura dengan masih mengulum senyum kecil. Yura terdiam, hanyut dalam pikirannya.

" Ra?"panggil Reihan pelan.

Yura menarik nafas panjang." Aku nyaman sama kamu, aku belum tau Rasa apa yang aku punya, soalnya kamu yang pertama.." Jelas yura lalu menunduk tak sanggup menatap Reihan.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Beneran nih Rei berhenti sekolah? Kan bisa pindah sekolah gitu,Sayang lho berhenti,Apalagi dia ketua keluarga..

2024-11-21

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jiaaahhj Rei mulai posesif nih..👏👏👍👍😄

2024-11-21

0

✨•§͜¢• 𝑱𝒆𝒏𝒏𝒊⁴ᵐ✌︎🍒

✨•§͜¢• 𝑱𝒆𝒏𝒏𝒊⁴ᵐ✌︎🍒

awwww baperr 🤧🤧🤧🤧

2021-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!