15

      Reihan kembali merapihkan pakaiannya yang sempat dirinya lepas. Wajahnya di tekuk masam.

"Aku ke bawah dulu.."Pamit Reihan setelah membenarkan selimut yang menutupi tubuh Yura.

Yura hanya mengangguk, menatap kepergian Reihan dengan rona merah menghiasi kedua pipinya.

Afwan tertawa pelan, menatap Reihan dengan geli." Kusut sekali anak papa.." godanya pada pengantin baru itu.

Reihan tak menggubrisnya, wajah datarnya kembali tampak." Ada apa pa? " tanyanya to the point.

Afwan menepuk sekilas bahu Reihan." Nanti bisa di lanjutkan.." singgungnya dengan geli.

Reihan berdecak pelan." Ada apa pa? " ulang Reihan dengan sedikit jengkel.

" Lusa Fardan datang, tolong jemput dia oke? Papa pergi dulu, ngantor.."

Reihan menghembuskan nafas kasar, kegiatannya dengan Yura terganggu hanya karena masalah jemput menjemput? Reihan benar - benar di buat tak bisa berkata - kata.

"Cuma itu?"tanya Reihan datar.

Afwan kembali menepuk bahu Reihan." Sebenernya papa cuma mau ingetin. Kamar kamu ga kedap suara. Jangan kenceng - kenceng.."

Afwan dengan usilnya cekikikan seraya melangkah meninggalkan Reihan yang samar terlihat merona.

***

Yura menggeliat kegelian, sudah hampir 5 menit Reihan ndusel - ndusel leher Yura dengan mengeluh malu. Seperti bukan diri Reihan.

" Kenapa? cerita dong.."paksa Yura.

Reihan mendongkak, mengecup bibir Yura sekilas." Papa bilang suara kita kekencengan.."

" Suara apa? Suar_"Ucapan Yura menggantung, dirinya baru mengerti.

Rona merah pun muncul di kedua pipi Yura.

Besoknya...

Reihan menoleh saat sebuah tangan membelit lehernya. Tanpa bertanya Reihan tau, itu pasti tangan Yura. Dari wanginya saja Reihan sudah sangat tau.

" Kenapa? "

Yura menghela nafas pendek." Pengen aja meluk.. kamu jadi jemput sepupu kamu? " tanyanya.

Reihan beranjak dari duduknya. Membuat pelukan Yura perlahan terlepas.

" Jadi.."jawab Reihan seraya merangkul Yura, membawanya ke arah meja makan.

" Aku ikut boleh?"pinta Yura penuh harap.

Reihan mengangguk kecil. Yura yang melihat itu memekik senang.

Sesampainya di bandara...

Yura menatap laki - laki tinggi di depannya dengan kagum.

" Woa.."responnya tanpa sadar.

Reihan menatap Yura dalam diam. Dalam hatinya Reihan benar - benar tak suka dengan tatapan Yura pada sepupunya.

Fardan terkekeh geli." Istri lo lucu Rei.." godanya.

Reihan tak merespon. Yura menatap tak enak ke arah Reihan.

" Maaf, reaksi aku selalu seperti itu kalau berhadapan sama laki - laki tinggi dan tampan hehe.." canda Yura seraya melempar cengiran lebar.

Reihan semakin tak suka, penjelasan Yura malah membuatnya semakin bete.

Dulu saat bertemu bahkan Yura tidak menatap dan merespon seperti tadi, bahkan sejak kejadian itu pun Yura sangat acuh, apa dirinya jelek pikir Reihan, tanpa sadar dirinya cemburu.

"Kita pulang.."

Reihan menuntun Yura ke arah mobil. Fardan yang melihat gelagat cemburu dari Reihan hanya terkikik geli, tak menyangka Reihan bisa cemburu.

***

Fardan memeluk Harumi sekilas lalu berganti memeluk Afwan.

" Kau sudah besar sekali Fardan. Om masih ingat dulu kau berlarian bersama Reihan hanya memakai celana dalam.."ujar Afwan geli.

" Oh ayolah om jangan bahas itu. Aku malu di sini ada istri Reihan.." keluh Fardan di akhiri senyum geli.

Reihan masih betah dengan kebisuannya. Hanya menatap Fardan yang kini duduk di sebrangnya.

" Oke oke.. Mau sampai kapan kamu tinggal di sini Dan? " tanya Afwan.

" Cuma 2 hari aja Om. Maaf karena akan merepotkan.."

" Kita malah senang kamu sama sekali tidak merepotkan Dan.." sahut Harumi.

***

Fardan duduk di samping Reihan. Keduanya tengah duduk di taman depan. Menatap gelapnya malam di temani lampu yang temaram.

" Gue kira lo bakal berakhir sama Thea.."singgung Fardan.

Sebelum menjawab Reihan meneguk sedikit coklat panas yang di buat oleh Yura.

" Justru dia yang bikin gue berakhir kayak gini.." Jawab Reihan sekenanya.

" Jadi lo nyesel?"

Reihan menggeleng cepat." Gue bersyukur. Yura segalanya buat gue sekarang.."jelasnya tulus walau berekspresi datar.

Fardan tersenyum miris." Lo beruntung.. Dapet cewek cantik, bentar lagi jadi ayah.. Lah gue masih aja jomblo " keluhnya putus asa.

" Lo jomblo emang karena ulah lo sendiri.. Berhenti main cewek di club.. Ketular penyakit baru tau rasa!"

Fardan menonjok pelan bahu Reihan." Sembarangan.. Gue pilih - pilih kali.. Yang sehat dan rapet.."terangnya di akhiri tawa.

Reihan menggeleng samar mendengar ucapan Fardan yang frontal barusan.

"Nikah muda ga buruk Dan.. Walau harus ada yang di korbanin, tapi hidup emang selalu begitukan?  Dalam pilihan memang harus ada yang di korbankan.."

Fardan merenung sejenak." Gue ga bisa nikah.. Gue ga percaya pernikahan.. Lo taulah kenapa.."

Reihan tau kenapa sepupunya itu bisa terjerumus ke dunia malam dan juga sulit berhubungan serius dengan satu perempuan. Masalahnya soal kepercayaan. Fardan tak memiliki kepercayaan pada suatu hubungan karena dia pernah di lukai.

" Lo ga mau maju? Padahal lo masih muda.. Masa lalu cuma perlu lo inget, jangan sampe masa lalu buat masa depan lo ancur.."

Fardan memijat sekilas pelipisnya. Perkataan Reihan tidak sepenuhnya salah.

" Lupain soal gue.. Gue mau nanya.. Lo kuat berapa lama sama Yura?" tanyanya usil di iringi kekehan geli.

Reihan bungkam, tak menjawab pertanyaan usil sepupunya itu. Dia tidak berubah ternyata selalu saja usil dan menyebalkan.

“ Ganti pertanyaan deh.. Lo siap jadi ayah?”

Reihan terdiam,  merenungkan pertanyaan Fardan.” Siap ga siap harus siap,  gue ga punya pilihan”jawab Reihan sekenanya.

“ Gue salut sama lo.. Gue pernah hamilin anak orang tapi gue kabur ga berani tanggung jawab”aku Fardan dengan tatapan menerawang jauh.

“ Brengsek banget! Itu kejadian Kapan?”tanya Reihan kesal.

“ Sekarang, gue ke sini karena kabur”aku Fardan dengan putus asa.

Reihan menatap sepupunya itu dengan berang. “ Lo harus tanggung jawab!  Besok pulang gue usir lo! Dan gue tunggu undangan dari lo! “tekan Reihan.

***

Yura membuka matanya saat merasakan kasur sampingnya bergoyang. Yura menatap Reihan yang kini memeluknya.

"Dari mana?"tanyanya parau.

" Ngobrol.."

" Sekarang jam berapa?"tanya Yura seraya memeluk Reihan.

" 11 malem.."

Yura mendongkak." Ngobrol apa? "tanyanya penasaran.

" Apa aja yang bisa di bahas.." Reihan mengecup kening Yura." tidur lagi aja"lanjutnya.

***

Fardan tertawa pelan saat mendengar cerita Yura tentang Reihan yang selalu membuatnya malu.

" Awalnya sih emang cuek.. Jarang bales kalo di ajak ngomong tapi sekarang dia lebih banyak respon.."

Fardan mangut - mangut." Baguslah.. kalian pasti selalu ena - ena kan? Kuat lama ga? Secuek - cueknya cowok kalo soal begituan mah dia pasti gesit ga mungkin cuma lakuin sekali.."

Fardan kembali terbahak saat melihat rona merah yang menghiasi kedua pipi Yura. Tak perlu di jawab pun Fardan tau jawabannya. dan satu lagi ternyata tak sulit untuk akrab dengan Yura. Fardan merasa sudah lama dekat dengan Yura.

Keputusannya berkunjung ke sini membuatnya meyakini satu hal. Dia siap berkeluarga dan menjadi ayah di usia muda. Itu Resiko dari perbuatannya,  benar kata Reihan siap tidak siap harus siap.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wuuiiddiihh malu dong Rei,Kenapa gak di pasang kedap suaranya sih..😄

2024-11-21

0

Har Tini

Har Tini

reyhan keren euy nikah muda bisa menerima semua

2022-03-07

1

yosefin chatrin

yosefin chatrin

keren

2021-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!