6

     Reihan turun dari mobil lalu pandangannya beredar, siswa - siswi sudah banyak berlalu lalang.

"Ayo!"ajak.Yura.

Reihan menoleh ke arah yura yang kini sudah di sampingnya."Duluan.." balas Reihan.

Yura pun berlalu, tak mau ambil pusing atau bertanya ini itu. Reihan menatap kepergian yura  lalu beralih menatap perempuan yang kini melambai kearahnya.

"Yuk! Maaf udah buat nunggu.."

Reihan mengangguk kecil  lalu mengayunkan langkahnya menuju kelas.

"Kenapa di telpon ga di angkat si Han? Di sms juga ga di bales, kamu sibuk apa sekarang? Sering banget abaiin aku tau.."

"Maaf.."balas Reihan singkat.

walau ekspresinya datar, tapi Reihan serius benar - benar menyesal membuat perempuan di sampingnya menunggu, tapi kalau tidak begitu Reihan lebih merasa bersalah, karena sampai kapanpun Reihan tak bisa memberinya sebuah status.

"Hmm.. Jalan yuk! Ada film baru juga, kita nonton.."

"Liat nanti ya Thea.."

Thea mengulum senyum lalu mengangguk. Thea semakin merasa aneh dengan sikap Reihan yang seolah - olah ingin menjauh darinya. Thea berpikir apa benar soal gosip itu, harusnya kesalahan malam itu tak terjadi.

"Aku ke kelas ya.. Ga usah di anter.."

Reihan mengangguk lalu melambai sekilas. Thea membalasnya lalu berlalu dengan pikiran yang berkecamuk.

Reihan sudah berubah dan sepertinya itu karena ulahku.

***

Yura memijat pelipisnya yang sedikit berkeringat, Yura menahan mual. Pelajaran bahasa indonesia yang tengah di jelaskan guru di depan benar - benar tidak masuk sama sekali.

"Lo baik Ra?"tanya Mega teman sebangkunya, pengganti Haruka.

Yura menggeleng."Pusing.. Perut ga enak, pengen muntah.."jelasnya pelan.

"Mau ke Uks ?"

Yura mengangguk, tidak sanggup lagi menahannya.

Mega mengangkat tangan. “Pak Yura sakit”

***

Davin duduk di samping blankar Yura, bumil satu itu tengah mengunyah jeruk asam pesanannya kemarin pada Davin. Untung kelas Davin sedang jam kosong.

"Lo ga keaseman Ra? liat lo ga kayak makan jeruk asem.. Kayak makan anggur.. Tumben lo kuat asem.."ringis Davin.

Yura mengangguk."Gue juga aneh.. Tapi ini enak, bikin mualnya berkurang.."

Davin kembali mengupas jeruk untuk Yura."Soal Danu_"

"Gue ga mau bahas dia Dav.."potong Yura tanpa menghentikan aktivitasnya memakan jeruk.

"Dia udah di penjara.."ujar Davin mengabaikan larangan Yura.

Yura mematung lalu menatap Davin seolah bertanya tentang keseriusan ucapannya.

"Gue kerjasama sama suami lo.."lanjut Davin.

Yura masih diam, moodnya kembali memburuk. Merasa kecewa karena tidak di libatkan. Yura melempar jeruknya asal lalu menarik selimut, membelakangi Davin.

"Pergi lo!"usir Yura dingin.

"Ra.. Kok marah?"keluh Davin.

"Pergi!"teriak Yura tak ingin di bantah.

Davin menghela nafas panjang, mencoba mengalah dengan ibu hamil satu itu.

"Iya.."balas Davin lesu.

***

Yura membuka mata, menatap langit - langit putih, ternyata masih di uks.

"Udah baikan?"

Yura menoleh cepat, Reihan duduk di sampingnya, menatapnya dengan wajah datar khasnya.

"Ga baikan sama sekali!"ketus Yura seraya hendak turun dari blankar.

Tangan Yura di tahan Reihan."Yaudah lanjut istirahat.."

Yura menepis tangan Reihan"Pergi! Gue ga mau liat lo!"Yura turun dari blankar, meraih sepatu lalu memakainya.

Reihan menatap Yura dalam diam, berdiri di belakang Yura yang tengah di sepatu. kedua tangannya masing - masing di masukan ke dalam saku.

Yura menoleh, menatap sekilas Reihan dengan tatapan tajam."Ga usah ikutin gue!"Tekan Yura dengan begitu ketus.

Reihan sedikit menautkan alisnya, baru pertama kali Yura bergue-elo. Selama menikah, walau tanpa kesepakatan, keduanya secara alami beraku-kamu.

Davin masuk ke dalam uks lalu berpapasan dengan Yura yang meliriknya penuh amarah.

Davin menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu melirik Reihan.

"Lo ngomong apa sama dia?"tanya Reihan santai.

"Soal Danu Han.."Davin melempar cengiran kikuk. Karena Davin tidak terlalu dekat dengan Reihan, kenal juga karena dia suami sahabatnya.

"Pantes.. Gue duluan.."Reihan menepuk bahu Davin sekilas.

***

Yura sibuk menatap kendaraan di samping jendela mobilnya, sedari masuk Yura tak ingin menatap atau bersitatap dengan Reihan.

Reihan yang bertanya pun Yura tak menjawab, mogok bicara ceritanya.

Reihan tak ambil pusing, Reihan merasa tak memiliki salah apapun.

soal Danu yang masuk penjara itu sudah bukan lagi urusan Yura menurutnya, Reihan melakukan itu tanpa bertanya pada Yura pun karena tak ingin membuat Yura terbebani lalu membuat anaknya bahaya dan tentunya bahaya juga untuk Yura.

perkataan omnya yang bilang kalau Yura itu Rentan karena hamil muda selalu menghantui pikiran Reihan.

Cukup dengan rasa bersalah karena sudah menyeret Yura ke dalam masalahnya dan membuat Yura hamil, Reihan tak ingin kembali di tumpuki Rasa bersalah lagi.

Reihan menatap ponselnya yang bergetar, sebuah email masuk lalu membacanya.

Reihan terdiam dengan tatapan kosong, pesan yang masuk membuatnya tersentak oleh kenyataan.

‘Thea? Perempuan selembut dia yang melakukannya? Menjebak dengan obat itu?’

Reihan menoleh menatap rambut Yura yang berliuk tertiup angin. Dia masih betah membelakangi Reihan dan sibuk menatap jalanan.

Reihan kembali menatap ponselnya. Lalu mengetik sesuatu.

Me.

'Thea.. kita nonton, jam 7 malam aku jemput..'

Thea.

Oke.. Aku akan siap – siap :)

***

Yura menatap Reihan yang berlalu begitu saja, merasa gondok karena dia tidak berusaha memperbaiki kesalahan, sudah tau Yura sedang merajuk tapi di abaikan.

"Ih kesel! kesel!"pekik Yura dengan menatap punggung Reihan yang kian berlalu lalu hilang.

"Sabar.. Dia ngelakuinnya demi kebaikan kok.."

Yura tersentak lalu mengusap dadanya yang cukup terkejut melihat Renami sudah ada di sampingnya.

"Abang kamu tuh Nam.. Bikin aku kesel!" Yura menekuk wajahnya bete, menghentakkan kakinya kesal.

"Dia emang ngeselin.." Renami cekikikan seraya merangkul Yura, membawanya masuk ke dalam rumah.

"Kamu harus extra sabar dan tebelin rasa percaya kamu sama dia.. Jangan terlalu sering marah juga.. Inget di perut ada yang harus kamu jaga.."

Renami berlalu, meninggalkan Yura yang tengah berusaha mencerna Ramalan tidak langsung dari Renami.

***

Yura menatap Reihan yang tengah bersiap, merasa gatal ingin bertanya tapi Yura ingat kalau dirinya tengah marah dan mogok bicara dengan Reihan.

Padahal ini sudah hampir satu hari, tapi Reihan benar - benar tak berusaha menebus kesalahannya.

Yura tahu kalau dia tidak berarti apa - apa buat Reihan, tapi harusnya tidak begini juga. kata maaf saja mungkin cukup pikir Yura.

Dengan ketus Yura akhirnya bersuara."Kemana?"tanya Yura lalu melipat tangannya di perut.

Reihan menoleh masih dengan mengancingkan kemejanya."Nonton.."jawab Reihan setenang mungkin .

Yura memicingkan matanya nonton? Kok ga ajak? Pikirnya terheran.

"Sama siapa?"tanyanya semakin ketus. Setelahnya Yura merutuki ucapannya, merasa kalau dirinya seperti istri yang tengah cemburu.

"Thea.."singkat Reihan lalu merapihkan rambutnya.

Yura menekuk wajahnya semakin di penuhi rasa marah plus kecewa. Bukannya membujuk atau meluruskan kesalahan, suaminya itu malah akan kencan?

"Oh!"balas Yura dengan judes. Yura pun beranjak membawa langkahnya keluar kamar.

matanya tiba - tiba berair, benar - benar cengeng. yura merasa kesal, jengkel, dan kecewa, pokoknya semua rasa bercampur di tambah mood ibu hamil membuatnya semakin down saja.

Reihan menghela nafas berat, merasa bodoh dengan kejujurannya, pasti Yura salah paham sekarang. karena terlanjur tanggung Reihan hanya perlu menjelaskannya nanti, setelah masalahnya selesai dengan Thea. oke fokus Reihan, agar semua berjalan dengan cepat dan baik pikirnya menyemangati.

***

Reihan melirik Yura yang kini tengah menonton televisi, membelakanginya.

"Kemana Rei?"tanya Harumi yang berada tak jauh dari Yura.

"Keluar bentar ma.. Titip Yura"balas Reihan yang di abaikan Yura.

Harumi mengangguk."Tentu.. Mama bakal jaga dia.."yakin Harumi.

Reihan mengangguk lalu hendak membawa langkahnya keluar.

"Ga pamit sama istri ga baik Rei.."sindir Harumi.

Reihan mengurungkan langkahnya lalu berbalik membawa langkahnya menghampiri Yura yang masih betah bungkam.

"Keluar dulu ya.."pamit Reihan lalu mengecup kening Yura sekilas, Yura mematung.

***

Reihan menatap film di depannya dengan enggan.

"Rei.. Abis ini kita jalan ke taman bermain yang biasa kita datengin ya?"ajak Thea dengan antusias.

Reihan melepas tangan Thea yang bergelayut di lengannya, sudah cukup drama singkat yang di buatnya.

"Soal malem itu, di pesta ulang tahun Haruka.. Ulah kamukan The? Aku kecewa.."aku Reihan.

Thea gelagapan di duduknya."Bukan.. Maksudnya Emang apa yang aku lak_”

"Kamu masukin obat perangsang ke dalam minuman aku.. Jebak aku, harusnya aku berakhir sama kamu, tapi kamu salah kamar, malah masuk ke kamar Danu dan Yura yang masuk kamar aku.. Harusnya Yura ke kamar Danu ya kan? Aku bersyukur, Yura perempuan yang baik - baik yang berakhir di bawah selimut dengan aku.."Terang Reihan dengan nafas memburu menahan emosinya.

Kalau saja Thea itu laki laki, Reihan sudah pastikan, dia habis di tangannya.

"Rei..."panggil Thea Lirih."jadi maksud kamu aku perempuan ga baik?"tanya Thea semakin lirih.

Reihan mengangguk."Kamu berakhir sama Danu, kamu lagi hamil anak Danukan? Dan malam ini kamu mau jebak aku lagi? Ga bisa.."

Reihan meraih minuman di meja yang di pesankan Thea lalu melemparnya asal.

untung saja bioskop yang di pilihnya biskop VIP dan Khusus keluarga jadi di sini tidak ada orang selain mereka berdua.

"Rei!"mohon Thea dengan berderai air mata. Thea menatap sendu Reihan."tolong.. Danu ga mau tanggung jawab hiks.. Aku salah.. Aku terlalu gila cinta sama kamu.. Aku salah..hiks tolong aku Rei"

Reihan beranjak."Jangan temuin aku lagi.. Kita berakhir, ga ada temenan atau apapun itu.. Hubungan kita ga sehat!"

Thea beranjak, mencekal lengan Reihan yang sontak Reihan hempaskan.

"Kita ga kenal lagi mulai detik ini" tunjuk Reihan di depan wajah Thea lalu berlalu. Meninggalkan Thea yang terus terisak.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Terus kasusnya renami yang lehernya merah2 apa kabar? Gak ada kejelasan thor,Udah nikin aku penasaran sekarang malah kau gantung kekepoan aku thor 😂😂😜

2024-11-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah kan ku nilang juga apa.. Sekarang kamu harus nepatin janji kamu Rei untuk ngejauhin sejauh-jauh nya kalo pelakunya itu ternyata Cewek..

2024-11-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aku suka sikap Tegasnya Rei.. Ck masih mau ngejebak Rei,Rasain tuh KARMA kamu,Enak aja mau jadiin Rei kambing hitamnya Dhanu..

2024-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!