11

     Yura membuka matanya perlahan, samar Yura melihat wajah Reihan yang tengah menatapnya.

" Udah bangun.."

Yura mengerjap, wajah Reihan semakin jelas dan mendekat, Mengecup pipi Yura cukup dalam.

" Bentar lagi dokter periksa kamu.."lanjut Reihan.

Yura merona, benar - benar canggung dan masih belum terbiasa dengan perlakuan romantis Reihan.

" I-Iya.." Yura mengalihkan pandangannya asal. Selain malu di pandang dalam jarak dekat, Yura juga bingung dengan perasaannya sendiri, belum mengerti dengan rasa baru yang menghampiri.

Reihan mendudukkan tubuhnya lalu menghadap Yura yang masih tidur terlentang.

" Apa ada yang sakit?" tanya Reihan.

Yura menatap wajah datar Reihan lalu menggeleng." Engga, cuma masih ngantuk aja.."akunya jujur.

Reihan mengusap pucuk kepala Yura lalu turun." Tahan dulu, setelah di priksa kamu boleh lanjut tidur" terangnya seraya berjalan menuju kamar mandi.

Yura menatap kepergian Reihan dengan berbagai pemikiran, Reihan kalau berbicara terkesan cuek tapi perhatian, malah sudah membuat pengakuan.

Yura tersenyum lebar, mengingat setiap adegan yang sukses membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Senyum Yura luntur, mengingat dirinya yang belum menggenggam sebuah jawaban tentang perasaannya pada Reihan.

" Aku harus bagaimana?" gumamnya dengan alis bertaut.

***

Yura menatap pintu yang terbuka, Reihan masuk dengan satu paperbag di tangannya.

" Itu apa sayang?" tanya Harumi yang tengah mengupas apel untuk Yura.

" Baju ganti sama daleman Yura.." jawab Reihan sekenanya seraya menyimpan paperbag itu di samping nakas dekat yura.

Reihan melirik Yura yang kini menunduk menatap potongan apel di tangannya. Rona merah menghiasi wajah pucatnya.

" Ada yang sakit?" tanya Reihan seraya mengusap pipi Yura sekilas.

Yura semakin merona." Ba - Baik kok.."cicitnya seraya melirik Harumi sekilas, wanita cantik itu tengah mengulum senyum ke arahnya.

" Yura baik Rei, kamu aja yang bikin Yura ga baik.." goda Harumi.

Reihan menoleh ke arah Harumi." Emang Rei ngapain Yura?"tanya Reihan heran.

" Bikin dia malu karena isi paperbag.." jawab Harumi cekikikan.

Yura melongo dengan wajah merah padam.

Reihan terlihat mengerti namun kembali  acuh, Reihan memusatkan kembali matanya ke arah Yura.

" Kamu malu karena daleman?" tanya Reihan dengan ekspresi yang tak bisa Yura baca, seolah ucapannya itu tak akan berpengaruh pada Yura.

Yura menggeleng gugup." Eng-Engga.."cicit Yura.

Reihan menggenggam tangan Yura." Jelas dong kamu malu, kamukan manusia biasa Ra pasti punya malu, eh bukannya kamu bidadari ya?"

Yura diam, menatap Reihan penuh pertanyaan. Apa Reihan tengah mengajaknya bercanda? Apa pertanyaan tadi itu sebuah lelucon? Dengan wajah sedatar itu?

Yura seketika bingung harus membalasnya bagaimana, jika pun tertawa pasti akan terdengar garing.

Harumi beranjak masih dengan mengulum senyum geli." Mama keluar dulu, susul papa di kantin.."pamitnya.

Keduanya mengangguk, Harumi pun berlalu Meninggalkan keduanya dalam keheningan.

" Apelnya enak, kamu mau?"

Reihan menatap potongan apel di tangan Yura, Reihan menggeleng." Aku mau yang lain.."

Yura menyimpan potongan apel itu ke dalam piring." Padahal enak dan sehat"gumam Yura pelan lalu menatap Reihan." yang lain?" lanjutnya dengan alis bertaut Bingung.

Reihan menangkup pipi Yura, membawa wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan.

" Ada yang lebih enak dan ga bisa aku tahan.."

Reihan menempelkan bibirnya, mengulum bibir Yura pelan penuh perasaan.

Yura memejamkan matanya dengan kuat, benar - benar bingung harus meresponnya bagaimana, dia bukan ahlinya dalam hal itu.

Reihan sepertinya sudah pandai berciuman,  he’s good kisser pikir Yura.

Padahal Reihan pun sama, Yura adalah yang pertama. Tapi bukankah laki – laki memang seperti itu? Di beri kesempatan tiga kali maka sudah bisa seperti ahli.

Reihan melepas pagutannya, tak ingin memperpanjang kegiatannya. Di sini Rumah sakit, kapan saja dan siapa pun bisa masuk ke dalam ruang inap yang di tempati Yura.

" Cepet sembuh, biar bisa pulang.."

Yura mengangguk kaku, Reihan menyeka bibir Yura yang basah karena ulahnya.

" Setelah pulang dari sini, kamu ga perlu ke sekolah.." Yura hanya mengangguk patuh." kalau bosan kamu bisa ajak aku untuk jalan.."lanjut Reihan.

Yura mengangguk kecil." Makasih.."ucapnya pelan di iringi senyum malu - malu.

Reihan hanya menatap Yura yang semakin salah tingkah saja.

" Jangan liatin terus!"pekik Yura seraya mendorong pelan wajah Reihan dengan sebelah tangannya.

***

Ken merangkul Reihan menuju ke kelas, beberapa pasang mata melirik aneh ke arahnya. Ken menepuk bahu Reihan sekilas.

" Udah biarin, namanya juga gosip, Ketiup angin juga ilang.."celetuk Ken santai.

Reihan tak menyahut, siapa juga yang peduli dengan tatapan dan gosip yang kini heboh di sekolahnya.

" Pulang gue main ke rumah lo ya, Haruka sama temen - temen yang lain mau jenguk Yura.."

Reihan hanya mengangguk lalu duduk di bangkunya. Sebagian Teman sekelasnya menghampiri Reihan.

" Apa bener? Yura hamil anak lo Rei?" tanya Bram dengan serius, teman - temannya yang lain memasang telinga dan menatap Reihan menanti jawaban.

" Hm"

Semua mendesah tak percaya, jawaban singkat dari Reihan sudah seperti jawaban yang sangat meyakinkan.

" Kecelakaan Han?"tanya Dewa semakin penasaran.

Reihan tak menjawab membuat yang lain mendesah kecewa.

" Yura berhenti sekolah?" tanya Mela dengan suara centil yang khas.

Reihan mengangguk seraya mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya, mengabaikan teman - teman keponya.

***

Reihan mengaduk baksonya, mengabaikan siswa - siswi di kantin yang menatap ke arahnya.

" Apa gue keluar sekolah juga?"tanya Reihan tiba - tiba.

Ken terbatuk - batuk, dengan cepat meraih botol air mineral di sampingnya, meneguknya dengan tergesa.

" Uhuk! paan, ngga! Gue ga setuju, lo itu pemimpin keluarga, sekolah yang bener terus cari kerja buat istri anak lo.."tekan Ken begitu tegas dan serius.

Reihan tak merespon walau perkataan Ken tak sepenuhnya salah, tapi Reihan merasa tak adil saja, Yura tak bisa merasakan masa - masa terakhir di SMA.

Sepertinya keputusannya akan semakin bulat, dia akan ikut Yura mengambil paket.

***

Yura mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit walau belum ketara.

" Bagus, hari ini ga terlalu mual" gumamnya dengan mengulum senyum hangat.

Yura tersentak saat merasakan usapan di perutnya, dengan cepat Yura menoleh lalu melangkah mundur.

" Ini aku.."ucap Reihan.

Yura menarik nafas lega."

Aku kirain siapa.." gumamnya.

Reihan menyimpan tasnya di bar kecil yang berada di dapur.

" Lagi apa?" tanyanya seraya meraih gelas air yang sebelumnya di pakai Yura.

" Mau kupas apel, mau?"

Reihan mengangguk." Boleh.." jawabnya singkat.

Yura mengangguk." Bentar aku ambil dulu.."pamitnya.

Reihan mengangguk lalu duduk, membuka seragamnya hingga tersisa kaos oblong hitam yang sangat terlihat pas di tubuh putih Reihan.

Yura datang dengan dua apel di tangannya lalu meraih pisau kecil.

" Duduk di sini.." pinta Reihan seraya menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Yura menurut, duduk di kursi yang di siapkan Reihan.

" Aku iseng cari - cari nama dan udah dapet dua, cewek cowok.."

Reihan menatap Yura Lekat." Kenapa cuma 2, harusnya 4.."balasnya santai.

Yura menautkan alisnya"4? Kenapa banyak?"tanya Yura dengan masih fokus mengupas apel.

Reihan menerima suapan apelnya, mengunyahnya lalu menelannya.

Reihan mulai menjawab." Setelah baby ini lahir, aku ga mau nunda - nunda buat bikinin dia adik.." jawabnya begitu enteng.

Yura mematung, pisau yang tengah mengupas apel terhenti. Mulutnya terbuka lebar.

Dengan segampang itu laki - laki itu mengatakan ingin memberikan adik, padahal belum lahir tapi Reihan sudah memikirkan anak kedua benar - benar!

" Kalau gitu kamu aja yang hamil!" seru Yura ketus.

Reihan acuh, seperti tidak ada sesuatu yang terjadi, sibuk dengan apel yang di kunyahnya.

setelah apelnya habis Reihan kembali bersuara." Jadi kamu ga mau? Oke" Rajuk Reihan pelan seolah - olah berbicara untuk dirinya sendiri.

Yura gelagapan di tempatnya." Bu-Bukan gitu ju-juga, aku ga bilang ga mau ya!"protes Yura.

" Oh jadi kamu mau?"Reihan melirik Yura lalu kembali menatap apel baru yang kini beralih ketangan Reihan lalu mengupasnya.

Yura kicep,  merasa terjebak." Y-Ya bu-bukan gitu ju-ga_"Yura merona." eum Aku ya_aku eum_ishhh! nyebelin!" lanjutnya mengerutu.

Tanpa Yura sadari Reihan mengulum senyum kecil di sela - sela kunyahannya. Melihat kelakuan Yura yang kini merona dan salah tingkah. Lucu.

Reihan menyuapkan potongan apel pada Yura yang masih mengupas Apel.

" Becanda.."kata Reihan.

Yura menatap Reihan." Becanda? Apanya?"tanya Yura.

Reihan kembali mengupas apel." Soal adik untuk anak kita, walau aku ga tau dan ga bener - bener rasain yang kita lakuin malam itu, aku tetep hargain kamu, nunggu sampe kamu siap.."

Yura terdiam, hanyut dalam pemikirannya. Sibuk memuji laki - laki di depannya yang begitu baik, menghargainya dan tentunya mau menerimanya.

"_Rei, kamu nyesel ga nikah sama aku?"tanya Yura.

Reihan sontak menoleh lalu menelan apel yang di kunyahnya." Kenapa tanya gitu?"tanyanya balik.

" Jawab aja.."paksa Yura.

Reihan mengusap kepala Yura sekilas." Yang jadi penyesalan aku itu udah buat kamu berhenti sekolah, harus menjadi istri di usia muda, kalo aja aku bisa tahan malam itu mungkin_"

" Sssttt.." Yura membelitkan kedua tangannya ke leher Reihan, memeluknya erat." aku ga nyesel nikah sama kamu.."lanjutnya pelan namun masih bisa Reihan dengar dengan jelas.

Reihan masih diam, Yura jadi malu sendiri, perlahan Yura melepaskan belitan tangannya, namun saat hendak menjauh Reihan menariknya cukup kuat, memeluknya dengan begitu erat.

" Aku akan usaha buat kalian bahagia.."bisik Reihan disela - sela Rambut hitam Yura.

***

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah nah kan,Reihan udah kecanduan, Kemaren2 aja sok gengsi..😂😂😜

2024-11-21

0

Komang Padmawati

Komang Padmawati

love reihan....😘😘😘

2021-08-24

0

Ratih Tiyawan

Ratih Tiyawan

sweet banget sih si reyhan..bawaannya tenang, tegas, sabar ngadepin yura.. pdhl kebanyakan usia2 reyhan itu masih labil, grusa grusu apalagi di hadapin sama kondisi menikah muda krn alasan hamil tp disini reyhan meskipun masih sma , pemikirannya udah dewasa.... 😍

2020-11-07

34

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!