Beberapa hari kemudian..
Reihan membuka matanya saat merasakan geliatan kecil di tubuh Yura. Reihan menunduk, mencoba melihat Yura. Wanita itu masih terlelap.
Reihan menggeser tubuh Yura lalu menarik tubuhnya untuk menjauh. Setelah berhasil Reihan beranjak dan berlalu menuju kamar mandi.
Setelah mandi Reihan menatap Yura yang masih dalam posisi sama dan terlelap. Tanpa ingin mengganggu tidurnya Reihan keluar kamar lalu menuju ruang makan, menghampiri Harumi yang tengah merapihkan makanan di meja makan.
"Pagi ma.."sapa Reihan seraya duduk di kursi seperti biasa.
"Pagi.. Mana Yura Rei?"tanya Harumi di sertai senyum hangat.
"Masih tidur.."jawab Reihan sekenanya.
Afwan yang baru datang melempar senyum. "Semenjak kalian pulang dari hotel, papa liat - liat kamu makin perhatian sama Yura.. Papa jadi makin penasaran, tumben banget kalian nginep di hotel.."goda Afwan seraya mengecup kening Harumi sekilas lalu duduk di sebrang depan Reihan.
Harumi menempuk bahu suaminya itu sekilas."Kepo banget.. Bagus dong pa ada perkembangan mereka.."
Afwan terkekeh, kini perhatiannya terpusat pada Harumi."Sekarang makin berani ya pukul pukul.."sindirnya seraya menggenggam tangan Harumi dengan gemas.
Harumi mengulum senyum seraya melepas genggaman Afwan di tangannya.
Reihan hanya melirik mereka berdua, sudah biasa melihat kemesraan mereka yang mungkin orang - orang akan iri tapi tidak dengannya.
"Deuh pengantin baru.. Pagi - pagi udah di gelendotin miss K (kuntilanak)"
Harumi, Afwan dan Reihan menoleh kearah pintu masuk, di sana Renami berjalan hendak menghampiri Mereka.
"Hus hus pergi! .. Aduh Kuntilanak bener - bener doyan sama bang Rei ck ck.."sambungnya seraya menghindari tatapan Harumi.
"Kamu ini! Baru pulang jam segini.. Jadi semalem yang tidur di kamar itu siapa?"tanya Harumi dengan raut wajah marah namun sanggup membuat Afwan mengulum senyum gemas, sedangkan Renami terkekeh geli.
Harumi benar - benar payah dalam mengekspresikan amarah, orang lain yang melihatnya sekarang pasti bukannya takut malah jatuhnya pengen cubit.
senyum Afwan luntur, mengingat betapa banyaknya laki - laki yang masih menggoda Harumi, padahal usia tak semuda dulu.
"Itu sih pasti temen hantunya Renam ma.."jawab Renami sekenanya lalu menggeser duduknya kesamping Reihan.
Reihan menatap kembarannya itu.
"Apa liat - liat?"tanya Renami seraya mengangkat dagu.
"Leher lo merah - merah... Jangan bilang hantu juga yang lakuinnya"ujar Reihan santai.
Sedangkan Renami kicep di duduknya.
"Leher kamu kenapa Renam?"tanya Afwan dengan alis bertaut serius.
"Anu..." Renami memincingkan matanya kesal pada Reihan yang kini terlihat acuh. Benar - benar menyebalkan!
***
Yura bangun dengan tersentak kaget. matanya melirik jam di dinding,waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi.
Gawat! pasti telat pikirnya kelabakan. Yura turun dari kasur dengan tergesa, Reihan yang baru masuk menatap bingung dengan kelakuan Yura.
"Kamu ga sekolah?"tanya Yura dengan muka bantal dan rambut yang acak - acakkan.
"Sekarang minggu.."jawab Reihan cuek seraya berjalan melewati Yura lalu berhenti di meja belajar, membawa kunci motor di sana.
Matanya kembali menatap Yura.
"mau ikut?"
Yura masih diam, kesadarannya masih belum penuh. Reihan yang melihat itu berdecak pelan lalu berjalan menghampiri Yura, menjentrikkan jemari telunjuk dan jempolnya di depan wajah Yura.
"Mau ikut?"ulangnya.
Yura mengerjap lalu mengangguk."Eh.. Kemana?"tanyanya cepat.
"Ke kantor papa.. Nganter berkas yang ketinggalan.." Reihan kembali mengayunkan langkahnya kearah lemari, meraih jaketnya asal tak lupa jaket untuk Yura.
"Tapi tunggu aku mandi ya?"Pinta Yura dengan penuh harap.
"Lama.. Nih pake.. Ayo"
Dengan sigap Yura menangkap jaket yang di lemparkan Reihan kepadanya.
Yura cengo. "Ga mandi? Cuci muka deh cuci muka.."negonya seraya mengekor di belakang Reihan.
"Di bawah.. Ada kran air yang sering di pake cuci mobil.."
Yura melongo lalu memberengut sedih.
'Jahad!'
***
Reihan memberikan helmnya pada Yura yang masih duduk di jok motor.
"Yaudah.. Tunggu di sini"
Yura mengangguk dengan masih menekuk wajahnya masam, merasa menyesal ikut.
Reihan mengusap sekilas helm yang di pakai Yura lalu mengayunkan langkahnya menuju kantor.
“Pagi Reihan.. Mau ke pak Afwan? Pak Afwan sedang di ruang Rapat.. Mau saya bantu?”tanya sekertaris Afwan begitu ramah.
“Pagi.. Ini.. Berkas yang di minta papa”
“Iya.. Biar saya yang antarkan, terima kasih Reihan”
***
Reihan menghampiri Yura yang terlihat kesal, di tatap tajam seperti itu membuat Reihan geli sendiri, di tambah pakaian tidur Yura yang bocah sekali menjadikannya seperti anak 5 tahun yang sedang merajuk.
"Mau beli sesuatu?"tanya Reihan tanpa merespon kekesalan Yura.
Tatapan Yura berubah."_bubur di persimpangan depan yang waktu itu enak loh Rei.. Kesana kuy"ajaknya dengan antusias.
Reihan mengangguk seraya meraih helm di tangan Yura.”ayo..”
Ternyata membuat Yura kembali dalam mood baik itu gampang pikirnya dengan mengulum senyum samar.
"Jangan seneng dulu! Bukan berarti kesel aku ilang ya! Kamu udah buat aku nunggu dalam keadaan malu banget! Malu tau banyak pegawai kantor yang lewat ish! Lihat aku pake baju tidur lagi!"gerutu Yura seraya berpegangan, memeluk Reihan.
Reihan tak merespon, dirinya hanya fokus berkendara. bahaya, ada dua nyawa yang harus dirinya jaga.
***
Reihan menghentikan motornya di tempat bubur langganannya. Yura pun turun seraya melepas helmnya.
“Enak ya cuacanya mendukung”celetuk Yura dengan begitu antusias.
Reihan menyimpan helmnya lalu menatap Yura dengan tangan terulur merapihkan rambut Yura yang berantakan.
“Ayo cepetan!”ajak Yura dengan tak sabaran.
Reihan hanya mengikuti Yura yang menarik tangannya. Yura melepaskan cekalannya saat sudah sampai di gerobak bubur.
“Pak aku beli bubur dengan ayam spesial ya.. Maksudnya ayamnya banyak, tanpa kacang, bawang”pesan Yura begitu riang.
Reihan tersenyum samar, tidak tau kenapa mood Yura begitu terlihat baik sekarang.
Yura menoleh menatap Reihan.
“Giliran kamu”ujar Yura.
“Biasa aja pak”
“Siap Rei.. Pacarnya makin cantik, makin cocok..”
“Ah bapak bisa aja”balas Yura, sedangkan Reihan hanya tersenyum kecil seperti biasanya, tanpa banyak bicara.
***
Reihan dan Yura sudah sampai di rumah dengan perut kenyang, Yura menautkan alisnya saat melihat Renami tengah menunduk di sofa ruang keluarga, di sampingnya Harumi tengah menatap Renami serius.
"Ada apa?"tanya Yura Pada Reihan di sampingnya.
"Leher.."jelas Reihan yang membuat Yura tak puas.
"Kenapa leher?"tanya Yura sedikit berbisik.
"Merah.."
"Oh.. Renami sakit?"tanya Yura masih dengan setengah berbisik.
"******"
"Hah? Apa hubungannya sama ikan?"tanya Yura dengan polosnya.
Reihan hanya menatap Yura dengan pandangan tak terbaca, membuat Yura gelagapan lalu melirik tajam Reihan."Ga jelas!"dumelnya lalu berjalan menghampiri Renami dan Harumi.
"Ma.. Re"sapanya seraya duduk di samping Renami.
Di tatapnya Renami."Kamu sakit?"tanyanya seraya melirik leher Renami."ah iyah lehernya merah - merah, kamu alergi ikan?"
Harumi dan Renami kompak menautkan alisnya bingung."Maksud kamu?"tanya Renami.
"Tuh kata Reihan..tadi”
"Ayo keatas.. Ada yang mau aku omongin.."potong Reihan seraya menarik tangan Yura.
***
"Lu dodol apa **** sih.. ****** Ra ******, perbuatan cowok di leher cewek! Harus banget ya gue jelasin secara rinci? Padahal lo lagi bunting! Tapi ****** aja ga tau ck ck ck!"
Yura mengerucutkan bibirnya, ponselnya ia alihkan ke kuping sebelahnya."Ya udah si.. Ga usah ngegas lah Dav, gue lagi baper nih! Ga tau apa orang hamil itu sensitif!"
"Hmm.. Kandungan lo gimana? Sehat kan ponakan gue?"
Yura mengulum senyum."Baik.. Cuma mual aja guenya.." yura mengusap perutnya.
"Huh! Gue ga nyangka, lo bakalan punya anak secepet ini.. Inget! Ini bukan musibah.. Tapi anugrah Ra, jangan salahin diri lo! Jangan banyak pikiran.. Dan inget juga, temen lo yang ganteng ini akan ada buat lo bagaimana pun keadaan lo.."
Yura mengangguk dengan mata berkaca - kaca, walau percuma sahabatnya yang satu itu tak bisa melihatnya."Makasih ya Davin.."
"Hmm, dan gue tau musibah yang baru di alami sama lo kemarin - kemarin, gue ga bakalan nanya, tapi gue bakal bikin perhitungan sama dia! Lo tenang aja!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ternyata Reihan kembar? lha apa Renami Udah nikah juga,Sama siapa tuh merah2 lehernya..
2024-11-20
0
Qaisaa Nazarudin
Oh udah pulang kerumah nih ceritanya,Tapi masih keadaan tiduran juga,makanya aku jadi bingung 😃🙏
2024-11-20
0
Qaisaa Nazarudin
Beberapa HARI atau beberapa JAM kemudian?? 🤔🤔 Beberapa hari tapi masih tidur dan juga tempat yang sama??
2024-11-20
0