Ditenggaknya lagi Sampanye hingga berulang kali Axel Zayn meletakan gelas slokinya sangat kasar di atas meja.
"Berikan padaku!" Ucapnya seraya ia merampas satu botol Sampanye dalam genggaman tangan bartender yang saat itu sedang mengisi kembali gelas slokinya hingga membuat bartender itu lantas hanya diam menatapnya penuh rasa sungkan.
"Jangan terlalu banyak minum." Ucap Ben saat ia melihat Axel menenggak Sampanye langsung dari dalam botolnya, tidak berhenti sampai semua isi dari dalamnya telah habis.
Craaaannggg!!!
Diletakanya botol Sampanye itu di atas meja sangat kasar hingga botol itu seketika hancur berkeping-keping dan melukai telapak tanganya.
Ben lantas terperanjak saat ia melihat darah begitu deras mengalir keluar dari luka yang ada di telapak tangan sahabatnya namun seketika ia terhenti saat melihat Axel mengulurkan tangan. memberinya aba-aba untuk meminta Ben kembali duduk di kursinya.
"Kau terluka." Ucap Ben.
"Tidak seberapa." Sahut Axel.
Di hembuskanya nafas panjang seraya ia menundukan kepala semakin dalam memandangi telapak tangan yang gemetar berlumuran darah segar.
"Andai kamu tahu, luka di dalam hatiku jauh lebih sakit daripada luka sayatan di tanganku ini. Violet Grizelle... meski mulutku berkata aku ingin membencimu, menjauh darimu, ingin sekali melupakanmu. nyatanya itu semua hanyalah omong kosong. aku tahu, aku pun sadar, apa yang terjadi di antara kita, apa yang terjadi padamu, takdir ini... semua bukan kehendakmu. aku tahu, hanya saja.. entah kenapa? aku bahkan seolah mencoba menyangkalnya. terlepas dari itu semua, kamu akan selalu tersimpan di hati ini, entah sampai kapan... yang pasti. aku Axel Zayn... masih sangat mencintaimu." Batin Axel.
Axel yang telah mabuk, ia lantas meraih satu bungkus rokok dari saku kemejanya, mengeluarkan satu batang dari dalamnya dan membakar ujung dari rokok yang saat ini terselip di antara jemarinya. pria itu lantas mengepulkan asap dari dalam mulutnya dengan pandangan kosong lurus kedepan.
Di saat-saat seperti itu, Ben bahkan tidak bisa mengganggunya dan hanya bisa menemaninya. pria itu hanya diam sambil sesekali menenggak sampanye dari gelas slokinya.
"Dia ingin kembali bekerja di One Zayn Group." Ucap Axel, ia bicara tanpa menoleh dan Ben pun kembali menoleh padanya.
"Lalu?"
"Ayahku tegas menolaknya."
"Apa alasanya?"
"Cih! aku rasa ia takut istrinya akan kembali dekat dengan putranya."
"Jika ayahmu mengizinkanya kembali bekerja. apa kau akan menyetujuinya?"
"Tidak."
"Apa alasanmu?"
"Sudah cukup wanita itu membuat dadaku sesak saat berada di rumah. menyandang status sebagai istri sah ayahku. Cih! bang*sat!"
Craaannggg!!!
Suara gaduh itu kembali nyaring terdengar saat Axel Zayn meraih gelas slokinya dan membantingnya di lantai hingga semua pengunjung menoleh ke arahnya.
"Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana aku menghadapinya di kantor jika dia sungguh akan kembali."
"Kau akan terbiasa. pelan-pelan saja." Ucap Ben seraya ia menepuk-nepuk punggung kekar Axel Zayn yang saat ini tengah rapuh.
"Besok. aku akan kembali memimpin."
"Itu bagus. kau akan di sibukan dengan pekerjaan dan perlahan kau akan melupakanya."
Axel pun kembali termenung sambil sesekali ia mengetuk-ngetukan rokok di asbak. ia lantas kembali menghisap rokoknya dan mengepukan asap dari mulutnya lagi.
🍁
Setelah lama menghabiskan waktu bersama untuk minum di Bar, Ben yang setengah mabuk bahkan menahan diri untuk ia tidak lagi menenggak anggurnya. namun berbeda dengan Axel, pria itu terus menenggak anggurnya hingga ia benar-benar telah ambruk.
"Pria bodoh! kau sangat menyusahkan." Ucap Ben, ia mulai bangkit dari duduk dan meraih tangan kanan Axel untuknya memapah pria itu menuju mobil.
"Aku.. sangat... mencin...ta...mu....Violet..ku." Gumam Axel, seraya ia terkulai bersandar di tubuh Ben yang saat ini memapahnya.
"Tutup mulutmu! kau pikir hanya kau yang mencintainya?" Sahut Ben, ia bahkan sangat kesal saat mendengar gumaman sahabatnya yang mabuk berat.
Kini keduanya telah sampai di mobil Axel, Ben lantas mengemudikan mobil mewah itu menuju kediaman Zayn untuk ia mengantarkan Axel Zayn. Ben bersandar di kursinya seraya ia menoleh untuk menatap sahabat yang sangat menyedihkan di dekatnya.
"Cih! tua bangka itu seharusnya mati saja." Gumam Ben, ia sungguh sangat membenci Zayn Keenan.
Setelah beberapa lama dalam perjalanan akhirnya mereka sampai, Ben memarkirkan mobilnya di halaman rumah dan ia segera keluar dari dalam mobil. Ben lantas membuka pintu mobil Axel, ia memapah pria itu dan terhenti seketika saat ia menyadari akan seseorang tengah memperhatikanya.
Ben lantas mendongak dan pria itu terdiam sambil ia menahan beban berat tubuh Axel Zayn yang mabuk.
"Violet.." Batin Ben.
Ben melihat Violet saat ini tengah berdiri memandanginya dan Axel dari jendela besar salah satu ruangan di lantai dua rumah megah bak istana milik Zayn Keenan. ruang itu tentu adalah kamarnya bersama dengan suaminya.
Saat ini Ben dan Violet saling menatap sangat dalam, pria itu melihat betapa wanita yang sangat ia kagumi bahkan tidak menoreh senyum di wajahnya. Violet hanya diam dengan wajahnya yang sangat dingin. entah sejak kapan wanita itu seolah lupa bagaimana cara tersenyum.
"Jangan pergi! aku masih ingin melihatmu!" Batin Ben saat ia melihat Violet menutup tirai jendelanya kembali dan memutar tubuh untuk menghilang dari pandanganya.
"Violeeett....." Gumam Ben.
"Tuan Ben, tuan muda Axel kenapa?"
Suara panik itu terdengar semakin kencang saat kepala pelayan berlari ke arah Ben, Ben lantas menoleh dan ia kembali mendongak ke arah jendela kamar Violet saat kepala pelayan membantunya memapah Axel.
"Aku masih ingin melihatmu Violet." Batin Ben.
"Tuan Ben, ayo cepat." Ucap pelayan saat melihat Ben termenung menatap ke lantai dua.
"Ah~ iya." Sahutnya.
Di rebahkanya tubuh Axel di atas tempat tidur di dalam kamarnya, Ben lantas duduk di atas tempat tidur di dekat sahabatnya itu. ia termenung mengingat betapa wajah Violet bahkan sangat dingin dan redup. semua nampak sangat jelas jika wanita itu jauh dari kata bahagia. di dalam kamar Violet lantas duduk di sofa saat ia meninggalkan jendela kamarnya. wanita itu kembali termenung memeluk lutut sambil menyandarkan kepala di atas sandaran sofa.
Di pejamkanya sepasang kelopak mata seraya ia mengenang semua kenangan manis bersama dengan mereka orang-orang terkasihnya. orang-orang yang telah meninggalkanya sendirian bersama dengan Zayn Keenan.
"Tuan Axel, sekarang kamu kembali menjadi dirimu yang dulu, sikapmu saat melihatku. seperti kamu sangat membenciku. sekarang aku benar-benar tidak memiliki siapapun lagi. aku sungguh hanya sendirian sekarang. Racel adikmu bahkan sangat membenciku." Batin Violet.
Kesepian menguasai diri Violet sejak ia di tinggal mati ayahnya, di tinggal Joe Nathan calon suaminya dan sekarang di benci Axel Zayn putra tiri sekaligus pria yang juga memiliki hatinya.
🍁Stay With Me Violet 2🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Umi Yan
Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏
2020-10-23
1
Khanya
heyyyy Ben , jgn doakan tuan zayn mati yaaa 🤣🤣🤣 gak rela aku
2020-10-23
3