"Bekerja lagi? untuk apa? aku bisa memenuhi semua keinginanmu saat ini juga, lalu untuk apa bekerja?" Tanya Zayn Keenan.
"Aku.. aku hanya ingin menjalankan kehidupan normal seperti dulu." Sahut Violet, ia selalu menundukan kepalanya.
"Bekerja lagi? di One Zayn Group? itu artinya dia akan bertemu dengan Axel setiap hari." Batin Zayn Keenan.
"Tidak. kamu di rumah saja, aku akan meminta bodyguard wanita untuk menemanimu." Sahut Zayn tegas menolak.
Violet lantas hanya diam tidak lagi ingin berkomentar. baginya jawaban Zayn itu sudah skakmat dan tidak akan bisa di tentang.
Melihat Violet yang bahkan langsung diam di sisi ayahnya, sejujurnya Axel tidak sampai hari melihatnya. pria itu lantas mengalihkan pandangan sambil ia bangkit dari duduk lagi.
"Mau kemana?" Tanya Zayn Keenan.
"Mencari sesuatu yang mampuh membuatku senang di luar." Sahut Axel, ia menjawab pertanyaan ayahnya namun fokus matanya bahkan tidak teralihkan dari sosok ibu tirinya.
Zayn Keenan lantas membiarkan Axel pergi dan ia menoleh pada Violet, ia lantas merangkulnya dan menariknya untuk bersandar di dadanya.
"Kamu akan terbiasa di rumah, tentu kamu boleh pergi kemanapun kamu mau bersama dengan bodyguardmu nanti. aku sudah siapkan mobil untukmu dan kamu tidak boleh pergi hanya sendirian." Ucap Zayn Keenan pada Violet yang hanya diam.
Axel Zayn bersandar di sisi dinding ruangan lain saat ia melihat wanita itu di rangkul dan merebahkan tubuh di dada ayahnya. ia mendongak di susul dengan ia menyandarkan kepala. menghela nafas panjang sambil memejamkan mata.
"Aku sangat mencintaimu Violet. aku bisa merasakan jika kamu tidak lah bahagia bersama ayah." Batin Axel Zayn.
"Ayo kita ke kamar." Ajak Zayn Keenan seraya ia bangkit dari duduk dan kini melangkah bersama merangkul istrinya menaiki satu per satu anak tangga.
Axel pun kembali menoleh dan memperhatikan mereka. entah kenapa seolah Violet dapat merasakan jika ia dan suaminya saat ini tengah di perhatikan seseorang. wanita itu lantas menoleh dan mendapati Axel sedang memandanginya. kembali tertunduk. hanya itu yang bisa Violet lakukan.
Melihat ayah dan ibu tirinya menghilang di balik pintu kamar mereka. Axel lantas tertunduk dan mulai melangkahkan kakinya. ia lantas pergi dengan mobil mewahnya meninggalkan rumah mewah bak istana keluarga Zayn. Sepanjang perjalanan Axel bahkan terlihat lemas, tidak ada semangat sedikitpun untuk ia menjalani harinya.
Deeerrrttt....
Ponselnya bergetar, Axel lantas menoleh dan meraihnya, "Ben?" Batin Axel. ia pun menerima panggilan itu.
"Halo."
"Kau dimana?"
"Di jalan."
"Mau kemana?"
"Minum."
"Jemput aku! aku sangat stress dengan semua pekerjaan mu!"
"Keluarlah aku sebentar lagi sampai."
"Oke."
Percakapan singkat itu lantas di akhiri oleh Axel. kini pria itu mulai menginjak gas semakin dalam untuk ia segera sampai di One Zayn Group. kini mobil mewahnya mulai memasuki area lobby utama. Axel menghentikan tungganganya dan membuka kaca jendela di susul Ben yang langsung bangkit dari duduk untuk menghampirinya.
Ben pun masuk dan duduk sambil ia menarik seat belt. pria itu lantas merebahkan tubuhnya terlihat sangat stress. Axel lantas melajukan lagi mobilnya menuju Bar.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Ben pada Axel yang hanya diam mengemudi dengan pandangan kosong.
"Menurutmu aku baik?" Sahut Axel kembali bertanya, ia menjawab tanpa menoleh hingga membuat Ben memperhatikanya.
Ben menarik nafas panjang seraya ia memejamkan mata dengan sepasang tangan kekar yang melipat di dada, "Aku mengerti perasaanmu."
Akhir dari kalimat itu keduanya lantas hanya diam sepanjang perjalanan hingga kini mobil mereka memasuki area Bar. Axel dan Ben pun keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam bersama untuk menghilangkan stress.
Mereka yang kini sudah duduk dan memesan Sampanye, keduanya bahkan masih diam hingga Ben pun mulai mengawali percakapan.
"Bagaimana dengan Joe Nathan? apa dia sudah di temukan?" Tanya Ben.
"Entahlah. mungkin pria itu sungguh sudah mati." Sahut Axel dengan wajahnya yang sendu.
Bartender pun mulai menyuguhkan Sampanye yang telah mereka pesan, Axel lantas langsung meraih dan menenggaknya dengan sekali tegukan langsung habis. tentu Ben hanya diam memperhatikanya.
"Menurutmu, jika Joe Nathan masih hidup. apa yang akan dia lakukan jika mengetahui Violet telah menikah dengan ayahmu?"
"Pria itu akan membunuh ayahku." Sahutnya.
Taaakkk!!!!
Suara gelas sloki kosong yang di letakan sangat kasar oleh Axel dan bartender lantas langsung menuang lagi Sampanye kedalam gelasnya.
"Aku bertemu Violet terakhir kali di One Zayn Group saat ayahmu membawanya." Ucap Ben seraya ia memutar-mutar gelas slokinya. pria itu lantas menenggak Sampanye dari dalamnya dan....
Taaakkk!!!!
Nyaring terdengar suara gelas sloki kosong yang ia letakan di atas meja, ia lantas menoleh pada Axel yang terdiam.
"Aku mencium bibirnya." Lanjutnya.
Mendengarnya, sontak Axel menoleh pada pria yang saat ini ada di dekatnya, pria yang sedang memandangi gelasnya yang saat ini sedang di isi kembali oleh Sampanye.
"Aku minta maaf. kau tau aku pun memiliki perasaan yang sama padanya. sama sepertimu." Ucapnya seraya ia menenggak lagi Sampanye dari gelasnya.
"Awalnya wanita itu menolak menerima ciuman dariku, sama seperti dulu dia pernah menolakku saat aku ingin sekali mencium bibirnya. hingga terlintas di otaku untuk memanfaatkanmu di saat pikiranya sedang kalut. kau tau?" Ucap Ben yang di akhiri dengan pertanyaan, kini pria itu menoleh pada Axel yang sejak tadi memandanginya dengan tatapan dingin setelah ia mendengar jika sahabatnya itu berani mencium bibir wanita yang sangat ia cintai.
"Apa?" Sahut Axel.
"Saat itu dia menolak ku yang sangat ingin mencium bibirnya, aku lantas memintanya untuk ia menganggap aku ini sebagai dirimu dan kau tau? dia sungguh menganggap aku sebagai dirimu. jujur aku sangat sakit. meski begitu aku tidak mengurungkan niatku untuk aku sangat menginginkanya. hingga akhirnya aku sungguh menciumnya meski di dalam hati dan pikiranya saat itu tidak ada aku. Cih!" Ucap Ben di akhiri dengan senyum getir yang tertoreh di wajahnya. pria itu lantas menenggak lagi Sampanye dari dalam gelasnya dan taaakkk!!! Ben lantas tertunduk tidak berdaya.
"Aku tau, sejujurnya dia sangat menyukaimu. namun sangat di sayangkan kamu bahkan gagal meraihnya. Axel Zayn. Violet pasti menderita di sisi ayahmu. aku bisa merasakanya bagaimana wanita cantik itu selalu ketakutan saat ia mendengar nama Zayn Keenan." Sabung Ben.
"Aaaaaacchh!!!!" Erang Axel seraya ia tertunduk menjambak rambutnya sendiri dengan menggunakan sepasang tangan kekarnya di barengi dengan air mata yang menetes dari kedua sudut matanya.
"Aku sungguh tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan sekarang. aku bahkan tidak tahu harus bagaimana bersikap di hadapanya! aku menyesali kegagalanku namun aku sendiri tidak bisa menghadapinya lagi!" Ucap Axel, ia nampak sangat frustasi akan kenyataan jika ia tidak bisa meraih cintanya.
"Aku, sepertinya... aku tidak bisa bersikap baik lagi padanya. mungkin dengan begitu dia akan membenciku dan aku pun akan jauh darinya. aku tidak ingin lagi mendengar namanya sekarang! aku sangat ingin membenci wanita itu agar sakit di dalam hatiku pun ikut lenyap bersama perasaan cintaku yang begitu besar untuknya." Sambung Axel.
🍁Stay With Me Violet 2🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Nur Insana Hadi
Exel dan Violet saudara kandung
2020-12-03
1
Wulan Ndari
kasihan Exel
2020-10-31
1
Chichi Apriani
semangat terus thor 💪, slalu menanti kelanjutan nya
2020-10-23
1