SELAMAT MEMBACA,
JANGAN LUPA LIKE, COMENT, RATE BINTANG 5 AND VOTE
NEXT
#DI PADEPOKAN#
Ibu Sekar dan abah Joko saling asyik berbincang tentang nama yang cocok untuk cucu pertama ibu Sekar..
"Apa nama itu cocok buat cucu saya bang"
"Insyaallah itu nama tidak berat buat calon penerus mu" jawab Abah
"Insyaallah.." jawab ibu sekar
Selesai berbicara dengan Abah dan menyiapkan aula untuk santri santriwati, ibu Sekar pun pamit pulang menjemput cucunya..
"Hati hati di jalan Bu.." ucap putri pada ibu Sekar
"Iya.. kalian jangan lupa untuk bantu siap kan aula, ibu mau jemput cucu ibu dulu.."
"Assalammualaikum.." Pamit ibu Sekar
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab serempak para santri
Ibu Sekar pun pulang karna waktu yang menunjukan hampir tiba waktu ashar, Dalam perjalanan pulang ibu Sekar hanya melihat keluar jendela mobil, Ujang yang memperhatikan dari kaca depan pun tidak berani untuk berkata..
*******
#DI KEDIAMAN WICAK SONO#
Ayah yang di bantu para bibi pun, menyiapkan berbagai keperluan untuk ke pondok pesantren, Di luar pun petir menggelegar namun tak ada tanda mau hujan, Ayah yang tahu akan firasat buruk pun, Hanya menatap keluar jendela Tanpa berkata.
Para bibi pun tau, Akan ada kejadian yang akan membuat mereka takut, Namun karna kebaikan keluarga Wicaksono banyak bibi yang enggan untuk keluar dari pekerjaan mereka.
"Cuaca cerah tiba tiba banyak petir dan Guntur.." ucap Bi Yuyun
"Do'a kan yang baik buat kita semua" kata bibi ayu
"Husst.. jangan banyak omong lagi.. ayo bantu rapiin kuenya.." perintah mang Nurdin, tukang kebun.
"Iyo yuk ayo buruan.. keburu Maghrib.." ucap bubuk Yuyun
Di luar gerbang Tampa mereka lihat dan mungkin mereka merasakan, atau mereka hanya pura pura biasa saja, itu mereka yang tau..
Ada sosok yang sangat menakutkan, Dia berbadan besar, Tinggi, Gigi yang runcing, kulit yang gelap kebiruan, mata yang menyala merah darah, Rambut nya seperti bulu domba, kaki yang besar dan berbulu, dan kuku yang panjangnya, sosok yang menakutkan, siapa pun yang melihatnya, mungkin akan merasa takut sekujur badannya, Bahkan hawa membunuh yang terpancar dari sosok itu, bisa terasa sampai ke dalam rumah.
Bunda Dyah yang bisa merasakan makhluk itu pun sedikit merespon, Dan dia ingin bangun dari tidurnya, Tapi jalan yang Bunda Dyah lalui sangat melelahkan untuk nya agar bisa kembali ke dunianya.
#Dalam bawah sadar bunda Dyah#
"Ya Allah.. kenapa lama sekali.. Bagaimana aku bisa lalui Padang pasir ini, dia begitu luas ya Allah.. Tunjukanlah jalan mu.." Tampa henti do'a dan harapan bunda Dyah, untuk bisa keluar dari Padang pasir putih itu.
Hingga Tampa terasa bunda Dyah berjalan terus terus terus dan terus, pasir yang tadinya sejuk berubah menghangat dan menjadi panas di kaki bunda Dyah.
Namun bunda Dyah terus berjalan, Telapak kaki yang tadinya bersih tanpa luka, kini berubah merah dengan goresan luka yang mengalir darah segar.
Bunda tak henti berdo'a, memohon kepada Allah, bunda Dyah selalu percaya Allah akan datang membantunya.
#Dunia nyata#
Ibu Sekar yang hampir tiba di rumah di kagetkan dengan sosok yang berada di luar pintu gerbang rumahnya..
Dia sosok yang hanya menaruh dendam, Tampa belas kasihan dia selalu membuat orang bisa hilang akal, dia bisa berubah wujud, namun di mata ibu Sekar, dia tidak bisa membohonginya.
Dia adalah Genderuwo
Ujang yang fokus di depan tak bisa melihat makhluk itu, dia hanya fokus pada jalanan yang tiba tiba berembun.
Ibu Sekar yang melihat Ujang kesusahan untuk melajukan mobilnya pun menyuruh Ujang berenti di samping jalan,.
"Ujang berenti di sini saja.." printah ibu Sekar
"Kenapa bu..??
sebentar lagi kita sampai rumah Bu.."
"Udah berenti aja.. kita jalan dari sini.." ucap ibu Sekar
"Mobilnya bu..??
"Kita tinggal dulu di sini, nanti kamu ambil berdua sama Nurdin.." kata ibu Sekar sambil mengambil barang dari dalam tasnya..
Ujang bertanya tanya dalam hati
"udah mau sampe kenapa di suruh jalan, nanti balik lagi jalan buat ambil mobil, mobil juga ga mogok, kadang aneh pikiran orang kaya.." ucap mang Ujang dalam hati
Ujang mau tidak mau mengiyakan apa yang di perintahkan ibu Sekar,
"Ambil ini Jang..!!" ibu Sekar memberikan selembar kertas dengan tulisan Arab gundul, yang di lipat lipat kecil sekali.
itu adalah kertas khodam yang selalu ibu Sekar bawa kemana pun ibu Sekar pergi.
"Buat apa Bu.. saya nggak bisa baca nya Bu.." jawaban mang Ujang yang takut di suruh membaca.
"Pegang Ujang, bukan di suruh baca, kamu baca surat kursi sampe pagar rumah, jangan membantu siapa pun yang minta tolong nanti di depan rumah, jangan menoleh kebelakang bila ada jeritan minta tolong, saya nggak mau di repotin ma kamu saat kamu ga denger omongan saya.." peringatan ibu Sekar pada mang Ujang
"I.. iya Bu.." jawab mang Ujang yang takut dengan ucapan ibu Sekar
****
Sampe sini dulu ya.. Trimakasih da setia Ama cerita ruru.. lop lop buat kalian yang udah menemani ruru yang malas up ini..
jangan lupa tinggalin comentar kalian di bawah...
like, rate bintang 5 and vote..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Adinda
4 November
17 tahun
🎂🎂🎂🎂🎂🖤🖤🖤🖤🥀🥀🥀🥀
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
2021-11-03
1
KIA Qirana
4 November
17 Tahun
🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
2021-11-03
1
🏁Nyno_Ever🏁
4 November 🎂🎂🎂
🌷🌷🌷🌷🖤🖤🖤💗💗💗💗
2021-10-31
1