MAAF BARU BISA UP
TANGAN RURU BARU BAIKAN.. JADI GA BISA UP KEMAREN MAREN
LANJUT YA JANGAN LUPA LIKE COMEN DAN RATE BINTANG LIMA
#Flashback on
Deras hujan dan petir yang menggelegar menjadi saksi akan kelahiran anak dan cucu pertama keluarga Wicaksono
kegaduhan yang dari petang membuat semua orang merasa lelah
Ibu Sekar dan bunda Dyah pun merasa lelah dan gembira akan kelahiran penerus keluarganya,
lelah pun mereka tak rasakan saat melihat malaikat kecil lahir kedunia
"Biar ibu bersihkan dulu cucu ibu ini.. kamu istirahat lah.." ucap ibu Sekar sambil membawa cucunya itu ke keranjang bayi untuk di bersihkan
Tiba tiba ibu Sekar merasa hawatir.. ibu Sekar pun menoleh ke arah bunda Dyah yang lelap tertidur karena lelah berjuang melahirkan,
Ibu Sekar tau bunda ada di dunia lain saat ini untuk pemulihan karna sedikit ruh nya yang hilang saat melahirkan,
petir dan Guntur masih menghiasi pendengaran mereka, ibu Sekar tau, pertanda apa ini, tapi dengan tekat kuat ibu Sekar untuk bisa mempunyai keturunan, resiko apapun akan ibu Sekar pertaruhkan
"Siap kan kain dan air hangat untuk membasuh badan cucuku.." perintah ibu Sekar pada bibi yuyun
"Iya Bu.."
"ayu siapkan baju dan kain untuk membedong bayinya, dan siap kan semua keperluan cucu ku, karna bundanya akan lama untuk bangun.." perintah ibu Sekar
"Iya Bu.." jawaban bibi ayu
Ibu Sekar melihat lagi cucunya, "Dalam Guntur dan petir, bayi ini tertidur pulas tanpa takut sedikit pun.." Gumam ibu Sekar
"Kau harus jadi anak yang kuat, karna cucu ku tak boleh lemah atau manja.." ucap nenek Sekar pada bayi itu
Anehnya seperti mengerti, bayi itu pun tak takut atau menangis saat petir dan Guntur itu datang, dia terlelap nyenyak, seperti Guntur dan petir adalah lagu tidurnya
Para bibi pun datang dengan berbagai keperluan yang mereka siapkan untuk anggota baru di keluarga itu,
"KAU yang maha pengasih.. tolong slalu lindungilah penerusku.." dengan air mata yang mengalir.. ibu Sekar berusaha kuat menyeka badan bayi mungil yang di pegang nya,
Para bibi yang melihat ibu Sekar hampir menangis pun berfikir bahwa ibu Sekar bahagia karna cucunya sudah lahir,
Bayi itu begitu kecil dan munyil, tenang dan damai walau Guntur dan petir menggelegar, tak menangis dalam basuhan air hangat yang mengalir dalam tubuhnya, nyenyang dengan kegaduhan di luar rumah,
"Ayu.. siap kan tempat bedak bayi, isi bedak dan tumbukan kunyit, beri sedikit air mawar dan basuh di kening kalian.. dan berikan pada pekerja lain juga.." perintah ibu Sekar
"Njeh buk.." Jawab bibi
Setelah selesai membersihkan cucu nya.. ibu Sekar pun keluar memanggil ayah Anjar untuk meng azani anak nya, dan ingin berbicara pada ayah Anjar
Saat keluar dari pintu ayah Anjar dan semua pekerja sudah ada di depan pintu ingin melihat dan ingin mendoakan bayi munyil yang baru lahir
"Anak mu lahir dengan sempurna dan sehat.. ikutlah dengan ibu.. ada yang mau ibu bicarakan.." kata ibu Sekar
"Anjar mau temui anak dan istri Anjar dulu Bu.." Ayah pun berlalu masuk tanpa menunggu jawaban ibu Sekar
"Ibu tunggu di ruangan ibu.." ibu Sekar berlalu tampa menoleh, dan di ikutin semua bibi yang membantu persalinan keluar dari kamar bunda Dyah, dan ayah Anjar mendengar ucapan ibu Sekar
Di dalam kamar ayah Anjar melihat istrinya yang ter tidur nyenyak
Tampa membangunkan istrinya ayah Anjar mendekat ke putrinya..
"Mata yang cantik seperti bunda mu.." ucap ayah Anjar dan mendekatkan wajahnya ke telinga kanan bayi mungil yang sedang terlelap
ayah Anjar meng adzani di telinga kanan dan meng iqamat kan di telinga kirinya
selesai meng adzani anaknya, ayah Anjar ingin bergegas menemui ibunya, dan menanyakan keadaan bunda dyah
"Mimpi indah ya sama bunda km dulu.. ayah di panggil nenek kamu.." ucap ayah Anjar selesai mengadzani dan iqamat
Ayah Anjar tau ada yang berbeda pada anaknya.. karna dia tenang dalam keadaan yang mencengkram ini.. tapi ayah Anjar tak tau apa yang berbeda itu.. dan di kamar nya.. kenapa dia bisa merasakan banyak qhodam di kamarnya.. pikirannya pun beralih ke ibunya.. "mungkin punya ibu" ucapnya
Ayah Anjar pergi tampa melihat ke sampingnya
sosok wanita yang cantik dengan baju warna biru laut itu memandang bayi munyil yang baru saja lahir.. dia menggumamkan sesuatu yang tak bisa di dengar orang lain..
tiba tiba petir kencang menghantam gapura gerbang
Ayah yang akan menemui ibu nya pun berlari kencang menghampiri anaknya
"BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM" gumaman doa ayah lantunkan sambil mendekap anaknya..
ayah pun melihat istrinya yang masih terlelap..
"Bunda masih lelah.. ayo ikut ayah ketemu nenek.." ajak ayah sambil menimang nimang anaknya..
"anak ayah pinter ga nangis denger petir.." ucap ayah sambil berlalu pergi..
Di luar rumah Tampa mereka sadari sedang gaduh dengan bangsa halus yang ingin menembus rumah ibu Sekar, dan terjadilah pertarungan yang menegangkan, banyak yang menginginkan cucu ibu Sekar dari golongan makhlus tak kasat mata, mereka berlomba lomba menembus dinding yang sudah di belapisi dengan pelindung dan penjaga yang ketat
#Di ruangan ibu Sekar#
ibu Sekar sedang menatap laut pantai selatan yang seperti ingin meluap, Laut yang awalnya tenang, kini juga ikut menggerumuh dalam kegaduhan dari perang ini, fenomena ini menjadi saksi semua tetangga akan keanehan ini, banyak yang menghina dan menggunjing keluarga ini, namun itu tak membuat ibu Sekar marah, bahkan itu bagus karna mereka tak akan dekat dekat dengan cucunya kelak sebelum dewasa
"Bisakah kau jaga cucuku sampai dia kuat menghadapi hidup nya yang berbeda.." ibu Sekar berucap sambil memandang berhadapan laut selatan
"Sungguh aku tak tega melihatnya harus hidup lebih berat dari ku.." air mata kesekian kalinya yang ibu Sekar keluarkan hampir membuatnya terisak karena sakit akan takdir cucu nya yg baru lahir bahkan blom sehari sudah begini
Di luar ayah pun mengetuk pintu dan akan membukanya.. tiba tiba ibu Sekar mengusap air matanya
"Bu.. maaf harus membawa cucu mu kesini.. karena petir dan hujan Anjar takut meninggalkannya.." ucap ayah anjar
"Tak apa.. kemarikan cucu ibu yang cantik ini.." ibu Sekar mengambil cucunya dari ayah Anjar, dan ayah Anjar menyerahkan anaknya pada ibu nya
"Ibu menyuruh Anjar kesini ada apa Bu.." ayah Anjar langsung bertanya pada ibu Sekar
"Duduk." jawaban dari ibu Sekar
Ayah anjar pun duduk Tampa bertanya
"Ibu mau bicara sesuatu Anjar " Sambil melihat ayah anjar
"Iya Bu, bicara bu.. Anjar bakal dengerin.." ucap ayah
"Kau harus siap Anjar dengan semua cobaan ini.."
"Kau harus bisa menjaga dan merawat anak mu kelak.."
"Kau harus mau menanggung resiko saat anak mu tak mampu berdiri dan berpijak lagi pada kedua kakinya.."
"Apa kamu bisa Anjar..??" ucap ibu Sekar yang membuat ayah bertanya
"Apa maksudnya ibu..??" heran ayah
"Jawab.. YA atau TIDAK.." tegas ibu Sekar
Ayah Anjar bingung akan semau pertanyaan dari ibunya, "Bismillahirrahmanirrahim" mantap ayah
"INSYAALLAH Anjar bisa Bu.." jawab ayah
"Dengarkan ibu dan pahami Anjar..!!"
"ANJAR.. ANAKMU BERBEDA DARI KALIAN " Ucap nenek yang membuat ayah heran
"Dia anak Anjar bu.. masa beda.. matanya ajah sama kaya bundanya.." ucap ayah Anjar menghilangkan fikiran negatifnya
"Ibu sudah bilang, dengarkan dan pahami apa yang akan ibu ucapkan"
"ANJAR.. ANAK KAMU SAMA SEPERTI IBU.. DIA ANAK KETURUNAN WICAKSONO.. ANAK YANG TERLAHIR PUNYA KELEBIHAN.. TAPI.. " ucapan ibu Sekar terputus sejenak..
Bagai di sambar petir mendengar ucapan ibu Sekar.. Ayah tak bisa membayangkan anaknya harus menjalani hidup seperti ibunya..
tiba tiba fikiran ayah anjar terhenti
dengan menatap ibu Sekar ayah bertanya
"Tapi kenapa Bu..??" bingungnya
"Anak mu.. cucu ibu.." kalimat ibu Sekar terpotong karena tangisan ibu Sekar
"Kenapa dengan anak Anjar bu.. jangan menangis lagi.. bilang Anjar bu.. knpa dengan anak Anjar..?? " triak ayam dan ayah Anjar pun ikut menangis
anak muu.. cucu ibu.. dia tak di trima di tempat ini.. selama nya tak akan di trima di dunia lain nanti.. dia akan di hantui dengan rasa takut selamanya kalo masih di sini.." ibu Sekar berucap dengan tangisan yang tertahan
Ayah Anjar mencerna semua ucapan ibunya,
"Berarti benar apa yang Anjar fikirkan.."
"Kenapa bisa anak Anjar harus beda Bu, apa salah Anjar bu, apa salah Anjar.." tangis ayah yang bertanya pada ibunya
"Ini bukan kesalahan Anjar, Ini cobaan dalam kelebihan, kuat kan iman mu, jangan menyalahkan anak mu atau takdir.." ucap ibu Sekar menguatkan ayah
Ayah Anjar pun melihat anaknya yg sedang tertidur di pangkuan ibunya.. anak yang Tampa dosa dan masih suci..anak yang blom tau apa apa.. anak yang bahkan baru terlahir.. kenapa bisa takdir mempermainkannya seperti ini.. kenapa bahkan makhluk lain pun ingin merenggut nyawanya, nyawa anak yang bahkan belom bisa apa apa, anak yang hanya bisa tertidur dan harus butuh orang lain untuk mandi atau sekedar minun, kenapa harus begitu rumit jalan hidup anak yang selama ini dia nanti nanti, Bagaimana hidupnya kelak..
petir dan Guntur pun belom berhenti juga, itu menandakan masih berlangsungnya perebutan bayi ini
Ayah Anjar menangis dalam diam sambil melihat putri kecilnya.. putri kesayangannya, dan putri penerus ibunya kelak,
UDAH DULU YA SAMPE SINI...
SAMBIL NANGIS RURU NULISNYA.. KARNA PAS DI CRITAIN RURU MASIH KECIL.. TAPI PAS DI TULIS MENGHAYATI RURU JADINYA NANGIS.. HIKK HIKK
JANGAN LUPA LIKE COMENT KARNA BIKIN RURU NANGIS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🏁BLU⭕
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2021-12-08
1
Qiana
HBD RURU
🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💚💚💚💚💚💚💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜1️⃣7️⃣💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚 4 November 💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💜💜💜💜💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚♥️♥️♥️♥️💚💚💚💚💚💚💚😘😘😘😘😘😘💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
2021-11-04
2
Adinda
4 November
17 tahun
🎂🎂🎂🎂🎂🖤🖤🖤🖤🥀🥀🥀🥀
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
2021-11-03
2