Chapter-19

Rubby pov

"assalamu'alaikum.. syifa..."

"wa'alaikumsalam tante ruby..." jawab nya dengan suara yang mengemaskan menurutku.

"Eh..udah tau nama tante ya..?? siap yang kasih tau hemm...?" tanya ku pura pura tidak tau.

"tentu saja papa yang kasih tau syifa.." balasnya sambil memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi, aku terkekeh melihat kelakuannya.

dulu aku sempat bermimpi akan menikah dengan seseorang yang mencintaiku sepenuh hati dan memiliki anak lalu meenjadi sebuah keluarga kecil yang bahagia,sejujurnya aku sangat ingin memiliki seorang anak dari pernikahan ini, namun semua itu hanya sebuah mimpi, bagaimana bisa punya anak?? kalau dia tidak pernah menyentuhku bahkan sehelai rambut pun ia tak bernah menyentuhku.

maka dari itu saat aku melihat syifa aku sangat bahagia, seperti ada suatu perasaan hangat di dalam dadaku, namun aku tidak mau berfikir jauh dia anak orang lagian aku juga sudah bersuami.

setelah mengobrol yang ujangnya brian yang mengakhiri pembicaraan kami, karna syifa nya udah duluan tidur, kami pun mengakhiri panggila video call nya, saat aku melihat jam waker yang ada di atas nakas sudah menunjukkan pukul 10 malam, pantas saja syifa ketiduran batinku.

memang semenjak kejadian di depan masjid itu, aku sering bertemu dengan brian, ralaat.. bukan brian tapi bertemu dengan syifa, karna anak itu selalu ingin bersamaku.

entahlah aku sendiri tak nisa menolak sat ajakan dari syifa.

aku bangun dari duduk ku lalu aku berjalan ke sajadah yang masih terlentang rapi di lantai kamarku, karna mameng tadi saat selesai sholat mangrib aku tidak memindahkannya.

setelah selesai sholat insya aku langsung tidur, karna mata sudah tak bisa di ajak bicara, sampai makan malampun aku melewati nya.

Rubby pov off

******

hari ini ruby terbangun cukup kesiangan, karna setelah sholat subuh tadi ia kembali tidur, ini baru pertama kalinya ia seperti itu, bahkan mukenah yang ia gunakan untuk sholat masih utuh di kepalanya,

pukul 9 ruby baru bangun dari tidurnya, saat melihat jam ruby buru buru masuk kedalam kamar mandi setelah berberes di dalam kamarnya, beberapa menit ruby keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan pakainnya.

sekira semua sudah siap ruby turun ke bawah, saat ia turun ternyata rumah begitu kosong.

"kenapa sepi ya?? kemana penghuninya..?? oohh mungkin mereka sudah ke kantor.. " batin ruby.

tak sempat berpikir lebih lama, ruby ke dapur ia mengambil dua lembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat lalu ia mengigit di ujung rotinya kedua tangannya membuka kulkas, sejenak ia mematung saat melihat isi kulkas sudah kosong, di sana hanya tersisa beberapa butir telur dan air mineral.

ruby menarik nafas panjang, bagaimana mungkin seorang suami tak pernah menafkahi istrinya, "haaaiizzzss...mas, kamu sungguh berdosa mas, kau tak pernah adil denganku, bahkan keperluan rumah tangga yang seharusnya jadi tanggung jawab mu kini berbalik malah.....aaahh sudahlah sekeras apapun aku mencoba ia tetap tak peduli padaku" batin ruby.

setelah mengambil air mineral ruby menutup kembali kulkasnya, lalu ia keluar rumah untuk menuju cafenya.

semenjak vano membawa madunya kerumah, ruby sudah sering untuk ke cafe karna baginya tempat itulah yang paling tenang dan aman.,ia males banget harus ketemu manda di rumah apalagi saat melihat kemesraan mereka berdua, seakan matanya menjerit ingin di keluarkan dari tempatnya.

saat telah di cafe ruby memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di belakang, karna di sana suasanya lebih ke alam, semelir angin menerpa wajah cantiknya, pepohonan yang hijau bunga bunga yang cantik menyejukkan mata saat memandangnya.

secangkir kopi dan sepotong kue yang baru saja di sajikan di depan ruby, terlihat jelas saat asap mengepul di atas cangkir kopinya sesekali ruby menyesap kopinya, pandangannya lurus kedepan entah apa yang ada di pikirkan wanita itu saat ini, sampai saat geratan ponselnya menyadarkannya sejenak.

Dreet dreeet dreeet

tanpa melihat siapa penelpon ruby langsung menjawab panggilan itu.

"Hallo, assalamu'alaikum.. siapa...??"

"..."

seakan benar benar tersadar ruby kembali melihat siapa yang menelpon dia tadi, langsung matanya melebar saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Ya allah, bunda..maaf bun, ta.. tadi ruby gak liat nama bunda saat menjawab telponnya" jawab nya kelagapan.

"..."

"Eh..ti..tidak bun,, ruby baik baik saja kok"

"..."

"Bunda jangan memikirkan yang bukan bukan, ruby baik baik saja kok, oh ya gimana ke adaan ayah sama bunda??" jawab ku mengalihkan pembicaraan.

"..."

"benarkah..??"

"..."

"baiklah bun, insya allah kalau ada waktu ruby usahain kerumah bunda,iya nanti kalau mas vano tidak ada pkerjaan inysa allah ruby akan bareng mas vano nginap di sana"

"..."

"iya...wa'alaikumsalam"

setelah mengakhiri telponnya, ruby menghela nafas panjang "huuufff,, pada akhirnya apa bunda akan tau juga masalah ku???" batin ruby, kembali ia menyesap kopinya yang sudah mulai dingin.

****

Setelah menutup telpon dari putrinya, bunda siti semakin gelisah dengan putrinya itu, perasaannya mengatakan bahwa sedang terjadi sesuatu pada putrinya.

sampai suaminya datang masuk kedalam kamar.

"bunda..kenapa kok keliatannya gelisah gitu..??" tanya ayah Ali

"Eh..ayah.. udah pulang..?? maaf bunda gak jemput ayah di depan" bukan menjawab bunda siti malah bertanya pada ayah ali, ia langsung mencium telapak tangan suaminya itu, namun wajahnya tetap terlihat gelisah.

"kamu kenapa siih bun...??"

kini mereka duduk di atas sofa yang ada di kamarnya.

"yah..dari kemarin kemarin persaan bunda kok gak enak ya..??" ujar bunda siti melihat ke arah suaminya.

"Lohh..bunda sakit..?? kenapa gak bilang sama ayah sih, bunda sakit apa demam? apa ada pusing, apa perlu kedokter??" tanya ayah ali khawatir.

"bukan itu...iiihh ayah mah, maksud bunda itu,, perasaan bunda mengatakan kalau ruby sekarang ada masalah"

"Oohh kirain bunda sakit, kan ayah jadi panik,heheh.. sudah jangan mikir yang macam macam dulu, belum tentu persaan bunda benar, kita doakan saja semoga rumah tangga putri kita baik baik saja" jelas ayah ali ia memeluknya agar persaan istrinya itu jauh lebih tenang.

*********

Rubby pov

Setelah dari cafe aku kembali ke rumah, untuk membuatkan sarapan, namun rumah masih sepi karna mereka belum kembali dari kantor sebelum itu aku menunaikan sholat azhar ku terlebih dahulu.

ya..setelah menikah manda keluar dari dunia entertaimen, dan sekarang ia bekerja di perusahaan mas vano.

saat sudah selesai dengan masakanku, aku masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakain ku, adzan mangrib berkumandang sangat indah aku masuk kedalam kamar mandi mengambil wudhu setalah itu aku menunaikan sholat mangrib.

sekitar 20 menit aku selesai dan turun kebawah, saat baru melangkah keluar dari pintu kamar, aku melihat mas vano dan manda menaiki tangga ternyata mereka sudah pulang.

mas vano sama sekali tak melihat ke arahku, sedangkan manda tersenyum sinis ke arahku, entah apa yang sudah ia bicarakan tentangku di depan mas vano, aku tak ingin memikirkannya, setalah melihat mereka masuk ke dalam kamar, aku langsung turun kebawah.

aku tunggu mereka untuk makan malam sama sama, tak berapa lama mereka sudah masuk ke dapur, seperti biasa aku bangun dari dudukku lalu aku meraih piring yang ada hadapan suamiku untuk memasukkan nasik kedalamnya namun di cegah olehnya.

"tidak usah, biarkan manda yang melakukannya untuk ku" Ujar nya ketus.

aku memnatu di tempat, aku masih menatap ke arahnya, tak ada respon apa apa darinya, lalu ku lihat ke arah manda,dia tersenyum penuh dengan kemenangan, lalu piring yang ada di tangan ku di rebut olehnya.

"minggir sana..aku mau melayani suamiku"

karna masih bengong aku yang di dorong manda hilang keseimbangan hampir saja aku terjatuh dengan cepat aku memegang sisi meja, aku lihat mas vano biasa biasa saja aja, Ya allah sungguh sakit saat melihat suami sendiri hanya diam saat melihat istrinya di perlakukan seperti itu oleh istri satunya lagi.

hilang selera makan ku, aku pergi dari sana aku berharap ia memanggilku tapi sejauh ini aku berjalan belum terdengar sedikitpun suaranya, lalu aku menoleh kebelakang jangankan untuk memanggil melihat kebelakang saja dia tidak, ia malah memakan sarapannya dengan lahap, seolah aku hanya butiran debu dalam rumah ini.

aku berlari ke dalam kamarku, tak kuasa ku menahan air mata lagi, sekitar satu jam aku menangis ku lihat jam sudah pukul 9 malam, aku bangun dari rebahanku aku masuk kedalam kamar mandi untuk berwudhu.

sekitar 20 menit aku selesai sholat, aku meresa perutku sudah minta untuk di isi, tapi aku sangat males untuk keluar kamar, aku sungguh tak ingin keluar dari kamar dan akhirnya aku tertidur dalam keadaan perut yang masih kosong.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

vie-cha

vie-cha

ini bukan sabar tapi bodoh.selama itu tidak d anggap tidak d nafkahi mlah di madu tapi masih bertahan masih berharap.apalagi yg kau harpkn dri sumi bgno????
jadi cewek jangn terlalu d bkin bodoh npa thor

2022-11-18

0

amalia

amalia

udah lah jgn ruby pov ruby pov trs author nya aja yg nuliss bingung jadi nya

2022-07-19

0

Rizal dody Zakaria

Rizal dody Zakaria

lanjut

2022-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!