selepas keluar dari rumah ruby tidak jadi ke cafenya, saat ini hatinya sedang menjerit karna sakit yang di torehkan suaminya semakin membuat luka yang sempat sembuh kini kembali terbuka bahkan kali ini mungkin sulit untuk di balut kembali.
karna kali ini sakit itu sungguh melampaui batas kesabaran nya, bagaimana tidak??
kalau selama ini dia pikir suaminya itu saat tidak pulang kerumah kemungkinan dia bekerja lembur atau mungkin akan menginap di rumah sepupunya riko, tapi kenyataan pahit yang harus di telan oleh ruby saat ia baru mengetahui bahwa selama ini suaminya itu ternyata selalu bermalam di rumah kekasihnya.
awalnya ruby tidak mau mengambil kesimpulan atas apa yang di lihatnya semalam, namu karna tadi ia mencium bau parfum yang menyengat di tubuh suaminya, membuat semua pikiran ruby yang semalam memenuhi kepalanya sampai ia sulit untuk memejamkan mata membuktikan bahwa semua yang ada di dalam kepalanya benar adanya.
Flashback on
setelah kepergian sepasang kekasih terlarang itu pergi dari rumah, ruby meratapi nasipnya dan menangis sesegukan, karna kelelahan menangis ruby tertidur sejenak diatas sofa dengan posisi bersandaran di sofa.
namun saat mendengar suara getaran ponselnya membangunkan ia dari tidurnya.
Dreet dreeet dreeet
ruby mengucek matanya yang sudah bengkang karna terlalu lama menangis, sekilas ia melihat siapa yang menelpon, setelah melihat nama yang tertera ruby menggeser tombol warna hijau yang ada di layar ponselnya.
"Iya...assalamu'alaikum" salam ruby dengan suara masih serak karna baru terbangun dari tidur di tambah habis menangis.
"..."
"enggak apa apa...saya baik baik saja, ada apa san, telpon malam malam gini?"
"..."
"Ooh.. baiklah, rencananya besok saya juga akan berkunjung ke cafe, sudah lama sejak terakhir kali aku kesana"
"..."
"Oh ya santi, bagaimana perkembangan cafe yang ada jokja?"
"..."
"Alhamdulillah.. semoga saja cafe yang disana berjalan dengan lancar"
"..."
"iya..Wa'alaikumsalam" sambung ruby mengakhiri telponnya.
ruby kemabli membetulkan duduknya, lalu ruby melihat ke arah jam yang ada di dinding di ada di atas televisinya.
"huuuuff,,,ternyata sudah hampir 2 jam aku terditur" batin ruby menghela nafas.
lalu ruby melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda, selang beberapa menit ruby telah selesai dengan pekerjaannya, lalu ruby menutup laptopnya dan menuju kemabli kekamar.
saat berada di kamar ruby meletakkan laptop di atas meja kerjanya, ruby membuka kerudungnya lalu memasuki kamar mandi untuk berwudhu setelah selesai ruby keluar dan langsung saja ruby menunaikan sholat insya nya, tentunya setelah mengenakan seperangkat alat solatnya.
sekitar 20 menit ruby menyelesaikan sholat nya, tak lupa ruby juga memanjatkan doanya pada sang khalik, untuk di bukakan pintu hati suaminya.
setelah selesai ruby ingin merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, namun ia teringat sesuatu yang membatalkan niatnya untuk tidur, ia ingat kalau tadi pagi ia belum sempat mengumpulkan baju kotor milik suaminya.
lalu ruby keluar dari kamarnya dan masuk kedalam kamar suaminya, yaa..ruby hanya akan di izinkan masuk kedalam kamar vano hanya saat membersihkan kamar dan mengumpulkan baju kotor saja, selebihnya ruby tidak di perbolehkan masuk maupun menyentuh barang yang tidak seharusnya ia sentuh.
dengan penuh kehati hatian ruby memilah milah baju kotor itu, dan sesekali memeriksa kantong yang ada di baju maupun di celana kalau ada barang barang vano yang tertinggal ia akan memindahkan nya.
namun saat tangan ruby merogoh kantong salah satu celana milik vano, jemarinya yang lencik tidak sengaja menyentuh sesuatu yang sepertinya bebentuk kotak namun tidak terlalu kecil maupun besar kurang lebih seukuran kotak cincin.
lalu ruby meraih kotak itu dan mengeluarkan benda itu, namu saat melihat itu ruby tersentak dan menjatuhkan barang tersebut, kedua mata ruby terbuka lebar dengan reflek kedua tangannya langsung menutupi bulutnya yang sempat terbuka, sejenak ruby terdiam dan menatap lekat benda itu.
"astarghfirullah... kenapa benda seperti itu ada di dalam celana mas vano??" ujar ruby masih syok.
yaa.. yang di lihat ruby adalah benda yang menurutnya begitu terkutuk yang tak lain alat pengaman saat melakukan ****.
suby masih menerka nerka kenapa barang itu ada di dalam celana suaminya, lalu pikiran buruk melintas di kepalanya, karna selama ini saat megumpulkan baju kotor suaminya tidak pernah ia menemukan barang barang aneh seperti itu.
"untuk apa mas vano barang itu," ruby terdiam sejenak ia masih menerka nerka lalu.." apa jangan jangan mas vano menggunakan barang seperti itu saat bersa....Ya allah mikir apaan sih aku, jangan seuzon dulu ruby, mungkin itu milik orang lain" sambung ruby namun dengan cepat di sangkalkan pikiran itu dari kepalanya.
dengan tangan yang bergetar ruby menggambil benda laknut itu lalu membuangnya ke dalam tong sampah yang ada di pojok kamar itu.
setelah selesai ruby kelaur dari kamar suaminya, namun sebelum itu ia mencuci kedua tangannya yang telah menyentuh barang haram itu.
Flashback off
dengan air mata yang masih mengalir di pipinya ruby mengendarai mobilnya pelan namun pasti, tak sadar akhirnya ruby telah berada di depan cafenya, sebelum turun ruby menghapus sisa sisa air mata yang ada di pipinya dengan sapu tangan yang ia bawa kemana mana, lalu ia memeperbaiki penampilannya, ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya di depan pegaiwainya.
serasa sudah cukup ruby turun dari mobilnya yang sudah terparkir cantik di area parkiran khusus untuknya, lalu ruby berjalan memasuki cafe, walaupun jam masih menunjukkan pukul 9 namun cafe nya sudah di penuhi sebagian orang, karna di sana tidak hanya menyediakan kopi tapi juga beberapa cemilan berupa kue kering dan basah.
saat ia melewati setiap meja cafe menuju ruangannya ia meleparkan senyum termanis nya ke arah setiap pengunjung yang ada di dalam cafe itu, membuat orang yang ada di dalam cafe itu berdecak kagum akan kecantikan yang di miliki oleh ruby, ada yang mengira dia seorang aktris, ada yang iri dengan wajah ruby, ada yang terposana dengan senyum yang di berikan ruby ada juga ada yang kagum akan keramahan yang ada di dirinya ruby.
mereka yang sudah menjadi pelanggan tetap di sana, sudah mengetahui kalau ruby pemilik cafe ini.
saat ruby sudah memasuki ruangan nya di sana ia sudah melihat santi asistennya sekaligur menejer di cafenya.
setelah duduk di kursi kebesarannya, santi menyerahkan beberapa pembukan ke arah ruby lalu ia langsung keluar dari ruangan atasannya itu, tanpa membuang waktu ruby langsung mengejakan pekerjaan nya.
***********
saat siang hari vano telah selesai dengan pekerjaan di kantor, vano langsung menuju rumah orang tuanya, bahkan ia menolak ajakan dari manda untuk makan siang, karna ia lebih mementingkan orang tuanya.
saat vano telah sampai di rumah ia langsung masuk kedalam, ia melihat ke adaan rumah yang sepi tidak melihat siapa pun di sana, lalu ia bertanya pada salah satu pelayan di rumah nya itu.
"bik.. kenapa rumah sepi banget, kemana semua orang" tanya vano tanpa melihat ke arah bibik karna masih sibuk mencari keberadaan orang tuanya dan adiknya.
"nyonya sama tuan ada di taman belakang den, sedangkan non viona ada di kamarnya" jawab pelayan itu sopan.
lalu vano mengangguk mengerti dan tanpa berlama lama vano menuju ke arah yang di tunjuk pelayan itu, ya... ketaman belakang.
saat sudah melihat orang tuanya, vano tersenyum ke arah mereka, namun keduanya tak membalas senyuman itu, sikap mereka membuat vano sedikit menautkan kedua alisnya, apa lagi saat ia melihat mamanya yang langsung memalingkan wajahnya saat melihat dirinya, sedangkan papanya memasang ekpresi yang tak bersahabat.
"Assalamu'alaikum.. mama..papa" sapa vano yang ingin menjabat kedua tangannya orang tuanya.
"wa'alaikumsalam..." balas mama bina ketus yang masih melihat ke arah bunga bunga yang ada di taman itu tanpa membals jabatan tangan anaknya, sedangkan papa alex ia hanya diam dan masih menatap putranya itu dengan tatapan ingin membunuh.
vano yang di tolak sang mama langsung menarik kembali tangannya.
"Ada apa mama nyuruh vano datang??" setengah berdehem vano memulai pembicaraannya setelah duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu.
bukannya menjawab papa alex malah melempar sebuah koran ke hadapan vano dengan begitu keras, vano mengkerutkan keningnya pasalnya ia belum tau apa maksud ayah nya ini.
dan hari ini pun iya belum sempat melihat berita di karnakan ia sangat sibuk, begitu juga dengan riko yang sibuk dengan pekerjaan yang di berikan oleh vano padanya.
"apa ini pa? kanapa papa kasih koran ke vano?" vano masih bingung melihat ke arah koran yang ada di hadapannya namun belum menyentuhnya.
"kamu baca sendiri" jawab papa alex dingin, kedua tangannya telah ia tautkan di depan dadanya.
sedangkan mama bina hanya diam dan sesekali melirik ke arah anaknya itu, terlihat jelas di wajah mama bina tersirat kekecewan pada putranya.
dengan ragu vano mengambil koran itu dan mulai membuka halaman pertama, saat halaman itu terbuka mata vano melebar seakan matanya ingin keluar dari tempatnya, namun dengan cepat vano mengubah ekpresi seperti semula vano membaca setiap kata yang ada di dalam koran itu.
vano berdecak kesal "sial..."
karna selama ini dia sangat berhati hati saat akan bertemu dengan manda, saat ini pikirannya terbagi dua, satunya bagaimana iya menjelaskan ini pada orang tuanya , dan satu lagi saat ini ia khawatir dengan manda, pasti sekarang kekasihnya itu sedang di buru wartawan.
lalu vano menutup kembali korannya dan menatap ke arah kedua orang tuanya.
"papa..mama.. vano bisa jelaskan, ini semu.." belum sempat vano menghabiskan kata katanya di potong oleh sang papa.
"jelaskan.."
"Ma..pa... ini tidak seperti yang kalian lihat"
karna mendengar penjelasan yang tak sperti yang di harapkan membuat emosi papa alex yang dari tadi ia tahan meledak, papa alex berdiri dan menampar wajah putranya itu.
hal itu membuat vano dan juga mama bina terkejut, karna selama ini papa atau suaminya itu tidak pernah bermain kasar kepada putra putrinya.
"kamu masih berani bilang semua itu tidak seperti yang kami lihat hah..? saat kamu sudah mempunyai istri kamu malah berani beraninya bermain api di belakang nya, bagaimana perasaan ruby saat melihat itu,,? apa kamu pernah berfikir sebelum melakukam hal hal seperti itu,,, suami macam apa kamu...??" papa alex tidak bisa mengendalikan dirinya lagi ia mengeluarkan semua kata kata yang telah ia tahan sedari tadi dengan suara yang tinggi.
viona yang tadi sedang berada di dapar yang tidak jauh dari tempat orang tuanya berada bisa mendengar teriakan papanya itu, ia bergesang ke arah suara, saat sudah di sana ia melihat papanya sedang terbakar oleh emosi, kakaknya yang diam dan memegang pipi kananya sedangkan mamanya sudah menangis sesegukan.
vinoe langsung berlari kearah mamanya untuk menenangkan mamanya itu, walau dia masih bingung dengan kejadian ini.
sedangkan mama bina mendekat kearah suaminya dan mengelus lengan suaminya itu agar lebih tenang.
vano masih diam dan memegang pipinya yang masih tersa panas, ia tak menyangka kalau papanya akan menampar nya.
"kenapa kamu diam ha..,, jawab??
bagaimana saat mertuamu melihat berita itu...? apa kamu tidak berfikir bagaimana perasaan mereka saat melihat menantunya seperti itu dengan wanita yang bukan istrinya??," bentak papa alex dengan suara lantang.
vano tersenyum sinis ke arah papanya, lalu ia berkata dengan suara yang sedikit tertahan.
"apa kalian hanya memikirkan perasaan wanita itu saja..? apakah kaliah hanya mementingkan wanita itu saja..?? apa pernah kalian memikirkan persaan ku saat kalian menjodohkan ku dengan nya..? apa kalian pikir aku bahagia dengan pernikahan ini haaah.." jawab vano dengan suara bentakan di akhir kalimatnya.
"Anak kurang ajar berani kamu membentak ku...?" papa alex ingin melayangkan kembali tangannya ke arah vano namun di tahan oleh mama bina yang menangis semakin menjadi, begitu juga dengan viona yang tidak tahan melihat mamanya menangis.
"kalian sama sekali tidak memikirkan perasaan ku sedikitpun, padahal kalian tau siapa wanita yang aku cinta selama ini, tapi kalian malah menjodohkan ku dengan wanita lain.. ck..ck...ck sungguh kalian sangat egois" sejenak vano terdiam lalu" jangan berfikir kalau aku akan menerima wanita sialan itu dalam hidupku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggapnya istriku ataupun memberinya cinta..?? " vano terseyum mengejek" itu tidak akan pernah terjadi, jadi jangan pernah kalian memaksaku untuk memberinya cinta walau seujung kuku itu tidak akan pernah terjadi." sambung vano yang masih emosi lalu meninggalkan rumah orang tuanya.
mereka yang ada di sana melebarkan mata saat mendengar penuturan vano, papa alex terduduk kembali ketempatnya, sedangkan mama bina tidak bisa berkata kata lagi, saat ini ia hanya memikirkan bagaimana nasib menantunya itu, viona hanya bisa memeluk mamanya itu.
tanpa mereka sadari, bahwa sedari tadi ada seseorang yang mendengar semua percakapan mereka.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
pembukuan bkn pembukan
2022-10-08
0
Defi Danny Firmansyah
Suuzon bkn Seuzon
2022-10-08
0
Defi Danny Firmansyah
Ruby bkn Suby
2022-10-08
0