Vano pov
jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan di kantor, setelah beres beres aku langsung pulang.
saat sudah di sampai aku ingin masuk kedalam namun langkah ku terhenti saat ku dengar suara musik, lalu ku lihat ke arah suara itu ternyata dia ada di sana sedang mendengar musik sambil memejamkan matanya.
aku rasa dia tidak sadar kalau aku sudah pulang, dia terkejut saat melihat ku yang sudah ada di pintu.
aku mengajaknya untuk berbicara serius, lalu aku masuk kedalam rumah, dia mengikuti dari belakang.
tanpa basa basi lagi aku langsung saja menyampaikan maksudku, entah kenapa saat aku mengucapkan kalimat itu dadaku terasa sesak sesaat, namun ku tepis perasaan itu.
kulihat dia mematung sejenak, aku bisa melihat dia masih tenang, saat dia berbicara lagi dengan cepat aku menjawabnya, ku lihat untuk kesekian kali dia terdiam cukup lama sampai dia membuka mulutnya lagi.
"Beri aku waktu mas..."
setelah mengatakan itu dia langsung masuk kedalam kamarnya, ku hela nafas ku bukankah itu yang aku mau?? berpisah dengannya agar bisa bersama manda?? tapi kenapa saat aku melihat dia pergi begitu membuat dadaku sesak.
aaah entahlah, aku harus tetap pada keputusanku, lalu aku bangun dari sofa menuju kamar, ku rebahkan badanku di ranjang, rasa lelah seharian ini rasanya hilang saat badanku menyentuh ranjang yang empuk.
ku pejamkan mataku namun tidak tertidur, entah kenapa saat mataku terpejam sosoknya muncul dalam kepalaku kubuka kemabli mataku.
"ada apa dengan ku??, kenapa aku teringat padanya?"
lalu aku bangun masuk kedalam kamar mandi, setelah berganti baju aku ingin turun kebawah untuk mengambil air tapi langkah ku terhenti di depan pintu karna mendengar suara tangisan tidak terlalu besar namun cukup untuk ku dengar.
aku berjalan menuju pintu kamar miliknya, aku bisa mendengar dia menangis, ingin ku ketuk pintunya namun ku tahan karna waktunya tidak tepat,aku juga paham dengan perasaannya saat ini, tapi apa boleh buat cinta tidak pisa di paksa kan??.
aku turun kebawah menuju dapur, ku ambil gelas dan ku isi dengan air mineral yang ada di galon, sambil menuju kamar aku berfikir, bagaimana kalau sebelum bercerai aku berbaikan dengannya??
"baiklah mulai besok aku akan berbaik hati padamu"
*****
saat matahari sudah menyinari bumi, aku bangun dan menuju kamar mandi, setelah memakai baju formal ku tatap sejenak diriku di depan cermin.
saat sedang merapikan penampilan ku, terdengar suara dari luar pintu kamar ku.
"mas..sebelum kekantor makan dulu, aku sudah menyiapkannya"
ya..suara itu sudah hampir setiap hari mengajakku untuk makan namun aku sama sekali tidak meresponnya,tapi kali ini aku akan makan bersamanya, entah bagaimana ekpresinya nanti.
aku keluar dari kamar dan turun kebawah, saat aku baru saja masuk ke dapur, aku berhenti saat melihat nya.
Deg
jantung ku berdetak melihatnya, rasanya hari ini dia berbeda, hari ini dia sangat cantik apa lagi saat dia menggigit roti itu?? huuuhh...lucunya.
sejenak kami beradu pandang, walaupun di tutupi make up kalau di perhatikan lama matanya terlihat sembab, tak lama dia berpaling dan melanjutkan makannya, aku juga berjalan kemabli ke arah meja makan.
saat aku mendudukkan diriku di salah satu kursi ku lihat dia kembali menatapku pipi kananya menggembung karna masih ada roti di sana, rasanya ingin ku cubit pipinya saat melihat ekpresi nya yang seperti itu, wajar sih dia seprti itu karna selama menikah untuk pertama kali aku makan satu meja dengannya dan untuk pertama kali juga aku memakan masakannya.
setelah selesai makan ku lihat dia seperti terburu buru, sebenarnya aku tidak ingin bertanya tapi... entahlah..
"mau kemana?"
dia berhenti dan menjawab tapi tidak melihat ke arahku, membuat ku kesel.
"orang berbicara ada di belakangmu"
dengan cepat dia berbalik ke arahku dan menjawab sekali lagi.
"lelaki apa perempuan?" tanya ku lagi namun dia tidak langsung menjawab namun terbengong.
lalu aku bangun dari duduk menuju ke arahnya, cukup dekat aku dengannya dia belum menyadarinya, dengan jarak begini aku bisa melihat wajahnya dari dekat aku menatapnya lekat lekat, tarnyata dia memang sangat cantik, kulit putih hidung kecil namun mancung, mata nya yang bulat dengan bulu mata yang lentik,alis sedikit tebat namun rapi, dia terlihat begitu imut dan.. bibirnya yang mungil itu.. aku berhentik melanjutkan kalimatku saat ku lihat dia sudah sadar dari bengong nya..
ingin aku tertawa saat melihat ekpresi nya yang terkejut melihatku, sebelum pergi aku juga berpesan padanya.
"nanti malam aku akan makan dirumah" ucap ku lalu pergi dari sana sebelum benar benar keluar aku melihat ke arahnya sekali lagi.
ku lihat dia kembali mematung di sana, aah itu membuatku tak bisa menahan tawaku, tapi aku hanya tersenyum dan pergi dari rumah menuju kantok.
vano pov off
**********
"assalamu'alaikum.." sapa ruby saat dia sudah ada di sebuah cafe.
"wa'alaikumsalam.." jawab nisa. sedangkan
crestin hanya tersenyum, karna di antara mereka bertiga hanya crestin yang berbeda agama.
ruby dan nisa tidak mempermasalahkan soal itu, mereka sudah bersahabat sejak kelas satu SMP hingga sekarang.
ketiga gadis itu berbincang bincang sesekali tertawa atas becandaan yang di berikan crestin, karna memang di antara mereka crestin yang paling banyak bicara.
ketiga sahabat itu sekarang melepas rindu yang sudah lama mereka pendam, saat ruby di beritau kalau nisa dan crestin ada di jakarta ruby sangat antusias seakan masalah yang sedang ia hadapi hilang seketika.
ruby masih belum memberi tau masalah nya kepada kedua sahabatnya itu, nanti ada saatnya mereka akan tau.
sekitaran 5 jam mereka mengobrol di cafe itu tanpa berpindah tempat, di atas meja pun terlihat banyak minuman dan makanan yang sudah mereka habiskan, begitulah kalau mereka sudah berkumpul seakan dunia hanyak milik mereka bertiga, sampai suara adzan terdengar ruby baru berpamitan pada dua sahabatnya untuk pulang, begitu juga nisa dan crestin.
sesampai di rumah ruby langsung masuk ke kamar, dia mengganti bajunya dengan baju biasa yang dia gunankan saat di rumah, setelah selesai sholat ruby tidak langsung bangun dia akan menunggu waktu asar sambil mengaji sampai tak terasa adzan asar berkumandang, ruby melanjutkan sholatnya, setelah selesai ruby turun kebawah untuk menyiapkan makan malam, kali ini ruby tidak mengenakan kerudungnya lagi, menurutnya apasalahnya jika dia membuka kerudungnya toh di rumah tidak ada orang, walaupun ada hanya suaminya saja.
ruby mulai memasak, dia hanya memasak beberapa menu saja seperti sayur sup,ayam kecap,tempe goreng dan tumis kangkung, karna dia tidak yakin kalau suaminya akan benar benar pulang malam ini.
setelah selesai memasak ruby kemabli ke kamar untuk membersihkan diri terlebih dahulu, setelah berganti pakain ruby duduk di sofa yang ada di kamarnya sambil menunggu adzan mangrib ruby mengecek beberapa email di laptopnya.
waktu mangrib pun tiba ruby bergegas untuk sholat, selepas sholat ruby kembali turun kebawah, seperti tadi kali ini dia tidak mengenakan kerudungnya, ruby tidak langsung makan dia menunggu suaminya pulang di ruang keluarga, beberapa saat terdengar suara pintu terbuka.
ruby tau siapa yang datang, sejenak dia berdiri dari duduknya "dia benar benar pulang?" batin ruby.
lalu dia menuju ruang tamu, di sana ia sudah melihat suaminya yang baru saja pulang dari kantor, ruby mendekat ke sana.
"udah pulang mass..." ucap ruby medekat ke arah suaminya.
untuk pertama kalinya vano melihat ruby tanpa hijab dan tanpa make up, sumpah dia benar benar terpana melihat kecantikan begitu alami dari ruby.
vano mematung di tempatnya"bahkan manda kalah cantik dengannya??" batin vano tanpa sadar.
ia bisa melihat rambut panjang ruby yang lurus dan halus itu tergerai begitu saja, saat ruby mendekat dan mengambil tas dan jaz yang ada di tangannya vano bisa mencium bau yang begitu harum keluar dari rambut ruby memenuhi hidungnya, dia belum pernah mencium bau yang seperti ini sebelumnya tapi ini benar benar harum.
"apa kau mencuci rambutmu??" tanya vano tiba tiba.
ruby yang tadi hendak berbalik berhenti dan melihat ke arah suaminya.
"iya mas..aku baru saja selesai mandi, kenapa??" ujar ruby tanpa ekpresi.
"tidak ada"
vano melangkah dan menuju ke kamarnya, selepas membersihkan diri dan berganti baju vano menuju dapur, di sana dia melihat sudah ada ruby yang sedang menunggunya, saat vano sudah duduk ruby bangun dari duduk nya mendekat ke arah vano.
tanpa banyak bicara ruby mengambil piring dan mengambil sesendok nasi dan beberapa lauk pauk, setelah itu dia meletakkan di depan suaminya,lalu kemabli ke tampat duduknya, vano hanya melihat saja ruby melayaninya.
ruby merasa canggung dengan suasa seperti ini, karna dia tidak terbiasa dengan sikap vano yang sekarang walaupun dia sangat menunggu saat saat seperti ini, namun begitu asing baginya.
baru saja vano menyendok satu suap makanan ke dalam mulutnya, suara telponnya bergetas sekali tanda masuk notifikasi pesan, vano mengambil ponselnya dan membuka pesan tersebut.
awalnya vano tersenyum saat melihat siapa pengirim pesan, namun tiba tiba raut wajahnya berubah, tanpa menghabiskan makannya dia berlari keluar rumah dengan buru buru setelah membaca pesan nya.
sedangkan ruby tetap melanjutkan makannya, dia tau siap pengirim pesan tersebut, ruby menghentikan makannya lalu tersenyum getir.
"sebegitu cintanya kamu padanya mas?? mendapat satu pesan darinya kau sudah begitu panik" gumam ruby lirih.
ia tak lagi melanjutkan makannya, nafsunya telah hilang, ruby membersihkan meja makannya lalu masuk kekamarnya lagi untuk beristirahat.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
amalia
gk suka sm sekali karakter laki2 macam vanno nie
2022-07-19
0
SariRenmaur SariRenmaur
biarkan saza vano cerai ruby biar menyesal vano nantinya
2021-08-14
0
Enies Amtan
kadang suka bikin kesel ujung2 nya yg prempuan mau memaafkan
ky ga ada hrg diri
2021-07-17
0