tak terasa kini usia pernikahan ku seudah memasuki 7 bulan, ya..5 bulan yang lalu kami sudah tidak tinggal lagi di apartemen lagi, karna kami sudah pindah ke rumah yang sudah lama mas vano persiapkan, sebuah rumah yang berlantai dua namun tidak terlalu besar, rumah yang awalnya ku pikir menenangkan malah kelewat tanang.
dan sejak saat aku pindah ke rumah ini kami sudah pisah kamar tentu saja ini atas permintaan suamiku, aku menepati kamar yang bersebelahan dengan kamarnya yang juga berada di lantai dua.
setiap hari aku memasak untuk diriku sendiri, namun aku selalu memasak lebih untuk nya walaupun ku tau masakan yang aku masak tidak pernah ia sentuh sedikitpun, karna itu memegang kewajibanku melayaninya.
hampir setiap hari dan malam ia akan makan di luar, tentunya bersama kekasihnya.
begitu juga dengan perjanjian pernikahan kami yang 4 bulan lalu ia telah membatalkan surat perjanjian itu yang sempat kami tanda tangani, saat itu aku merasa senang aku berfikir kalau ia akan menerimaku, namun sebaliknya dia malah semakin membuatku tersiksa.
sampai sekarang aku tak mengerti apa sebenarnya yang ku mau, apa yang sebenarnya ku inginkan dari pernikahan seperti ini, tanpa keharmonisan dan tanpa kebahagiaan,, Entahlaahh.....
selepas sholat dzuhur, aku berdoa pada yang maha kuasa agar di bukakan pintu hati suamiku, agar di lembutkan hati nya suamiku, balikkanlah hatinya untuk mencintaiku sebagaimana dia mencintai kekasihnya itu.
sambil bersimpuh aku memohon ampunan pada Allah SWT, dosa apakan yang telah aku lakukan di masa lalu, hingga aku menikah dengan orang yang tak menjadikanku sebagai rumahnya, orang tak pernah menganggap ku ada, orang yang tak pernah merindukan kehadiranku, hanya kepadamu aku berkeluh kesah agar aku mampu mempertahankan pernikahan ini, tanpa ada kata percerain.
dan masalah cafe yang ada di pusat maupun cabang sudah ku serahkan pada santi, karna dia dapat meng hendle semuanya, kecuali jika ada kesulitan yang cukup sulit barulah aku akan turun tangan sendiri.
hari mulai senja, aku duduk di kursi yang ada di balkon kamarku, ku tatap senja di sore hari ini pemandangan yang indah menurutku, di tambah lagi angin sepoi sepoi rasanya aku ingin memejamkan mata dan tertidur sejenak, berharap saat terbangun nanti semua ini hanyalah sebuah mimpi.
tak terasa azan mangrib berkumandang, aku beranjak dari duduk ku menuju kamar mandi, sebelum itu ku tutup pintu balkonya agar agin tak masuk kedalam kamarku. setelah mandi aku berganti pakain tidurku lalu bergegas sholat.
setelah selesai sholat ku buka mukenah ku dan ku letakkan di tempatnya, lalu ku raih kerudungku dan aku turun ke bawah dengan laptop di tanggan kiriku, aku ingin memeriksa email yang sepat di kirimkan oleh santi.
saat sedang menururi tangga, tiba tiba pintu apartemen ku terbuka, di sana sudah ada suamiku sejenak aku tersenyum dan ingin menghampirinya namun langkah ku terhenti saat aku melihat seorang wanita yang baru saja masuk dari arah belakang dan berdiri di samping suamiku, aku bisa melihat kedua tangan mereka saling terpaut,.
ku lihat dia menyuruh wanita itu yang tak lain manda kekasihnya untuk masuk, dia tak melihat ke arahku, melainkan manda yang melihat lalu tersenyum,aku tak membalas senyum itu, manda langsung duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu, sedangkan suamiku pergi menuju kamar, saat menaiki tangga kami berpaspasan namun dia sedikitpun tak melirik ke arah ku, ku hela safas ku lalu menuruni anak tangga dan bersikap seperti biasa.
karna sebenarnya ini bukan kali pertama dia membawa kekasihnya ini kedalam rumah kami, karna sejak awal rumah ini memang mas vano buat untuk hadiah pernikahan nya dengan manda kelak, bahkan semua letak dan sudut rumah ini manda mengetahui nya melebihi dariku, karna memang rumah ini atas dasar rancangan dari manda, walaupun sakit namun aku harus tetap tegar dan bersabar atas perbuatan mereka ini.
aku percaya bahwa suatu hari nanti Allah akan membalas semua kesakitan yang ku rasakan selama ini dengan sebuah kebahagiaan, namun aku tidak tau kapan kebahagiaan itu akan datang.
saat aku ingin menuju ke arah ruang keluarga , manda berdiri dari duduknya dan tersenyum ke atah ku.
"Hai mbak ruby..!" sapanya sopan tersenyum.
"assalamu'alaikum" jawab ku sedikit tersenyum.
"Eh..wa'alaikumsalam" dia tersenyum canggung.
"mau minum apa??" tanya ku padanya, walaupun enggan namun aku harus tetap melayani tamu kan.
"Eemm, gak usah deh mbak, soalnya sebentar lagi kami akan keluar" jawab nya tanpa memikirkan perasaan ku yang berstatus sebagai istri sah dari kekasihnya itu.
aku hanya mengguk dan memilih pergi melanjutkan langkahku menuju ruang keluarga, dari pada mengurusi mereka lebih baik aku mengecek pekerjaanku.
tak berapa lama mas vano turun dari lantai atas menuju bawah, aku yang keluar dari dapur karna tadi aku ingin mengambil bebrapa cemilan melihat ke arah mereka yang spertinya sudah siap siap untuk pergi, manda melingkarkan tangannya di lengan mas vano, bukannya marah mas vano malah tersenyum lembut ke arah manda.
tak ku hiraukan mereka aku memilih melanjutkan jalanku, tanpa sepengetahuan ku mas vano melirik kearahku sejenak, lalu dia mengajak manda keluar.
terdengar suara pintu rumah tertutup, ku hela nafasku untuk ke sekian kalinya, ku hentikan aktifitas ku sejenak, ku sandarkan kepala ku ke sofa, lalu ku tatap langit langit rumah, aku masih bisa melihat bagaimana mas vano tersenyum hangat ke arah kekasihnya itu, senyuman yang tak pernah di teruntukkan padaku, tak terasa cairan hangat keluar dari kedua sudut mataku, ku anggakat sebelah lenganku kiriku dan ku letakkan di atas dahiku agar menutup sebagian muka ku yang sudah penuh dengan air mata.
Ruby pov off
**************
Setelah pergi dari rumah vano dan manda menuju ke sebuah restorant yang sangat mewah untuk makan malam.
suara alunan musik yang begitu indah dan suana restorant yang begitu elegant menambahkan kesan keromantisannya.
vano menikmati makan malamnya dengan tenang, tanpa memikirkan bahwa ada seseorang yang selalu terluka karnanya.
sesekali manda menyuapi potongan potongan daging ke mulut vano dan di sambut dengan senang hati olehnya.
sesekali mereka berbincang bincang dan sesekali tersenyum, senyum seorang alvano yang begitu indah yang tak pernah dia suguhkan pada siapapun kecuali saat bersama dengan kekasihnya dan keluarga nya, bahkan untuk istrinya saja dia tak pernah memberikan senyuman itu.
tanpa mereka sadari bahwa di ujung sudut ruangan restorant itu ada seorang yang sedang memotret kemesraan mereka berdua.
orang itu tersenyum penuh makna, pada akhirnya ia berhasil menemukan aktris ternama sedang bermesraan dengan seorang pengusaha muda, awalnya memang ada bebrapa wartawan menduga kedekatan manda dengan seseorang namun mereka tidak mengetahui siapa pria tersebut, dan lebih lagi semua itu di sangkal oleh pihak perusahaan dan juga asisten pribadi manda, ia yakin berita ini akan meledak di jejaringan sosial.
setelah mengambil bebrapa foto orang itu langsung pergi dari restorant, karna kalau berlama lama takutnya ia akan ketahuan oleh pihak restorant tersebut.
begitu juga dengan sepasang kekasih itu, setelah makan mereka memilih untuk pulang ke apartemen milik manda.
**********
paginya vano pulang ke rumah, dengan rambut yang acak acakan dan baju yang berantakan, saat memasuki rumah langkahnya terhenti saat melihat ruby telah rapi dengan pakain muslimahnya, sedang menuruni tangga.
"mau kemana kamu pagi pagi seperti ini" tanya vano datar masih berdiri di depan pintu.
sejenak ruby berhenti melangkah, ini adalah kali pertama suaminya itu berbicara pada nya Setelah sekian lama.
tanpa menjawab ruby melangkah kan kakinya kembali menuruni tangga menuju pintu rumah tanpa melihat ke arah vano ruby keluar dari rumah, namun saat meliwati nya ruby mencium bau parfum perempuan dari tubuh suaminya itu dia yakin kalau parfum itu milik manda, sekuat tenaga manda mencoba menenangkan perasaan dan hatinya, melihat hal itu membuat vano mengerutkan keningnya pasalnya ini kali pertama ruby bersikap demikian.
"ada apa dengannya" batin vano menatap punggung ruby yang mulai menjauh.
tanpa banyak berfikir vano langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan pergi ke kantor.
setelah selesai dengan pakain formalnya vano keluar dari kamar namun saat turun tangga ponselnya bergetar.
Dreet dreeet dreeet.
vano melihat siapa yang menelpon, lalu dia mengeser tombol warna hijau.
"wa'alaikumsalam ma... ada apa nih pagi pagi udah telpon vano" ujar vano lembut dan sedikit tersenyum seraya menuruni tangga.
"..."
"Baiklah nanti setelah dari kantor vano kesana"
"..."
"iya nanti vano akan tadang"
"..."
"wa'alaikumsalam"
setelah menutup telpon vano langsung keluar rumah lalu masuk dalam mobilnya, selang beberapa saat vano mengendarai mobilnya membelah jalanan kota jakarta.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ainulaina 29
banyak typo
2024-05-29
0
Hadidja Laha
ceraikan saja sdh 7bln vano tak menhiraukanbya...begitu juga Ruby kamu harus acuh walau itu suami mu perlu meminta cerai. kamu Ruby cuekin aja dia.jng cuma vano yg bisa. cuekin kamu Ruby
2021-08-28
0
SariRenmaur SariRenmaur
biarkan saza perceraian vano dan ruby terjadi sesuai kemauan vano, biar ruby juga dapat suami yg bsik dan sayang sama ruby, buat ruby vuek aza sama vano biar penasaran vanonya ya thoor
2021-08-14
0