____Happy Reading____
Hari ini adalah jadwal Ruby dan calon suaminya untuk melakukan fitting baju pengantin dan membeli cincin pernikahan, dan hari ini juga akan menjadi pertemuan pertama mereka..
Duuuh.. kok aku jadi gugup gini sih" batin Ruby
Saat sedang melamun di depan cermin meja riasnya terdengar suara ketukan pintu dari luar, membuyarkan lamunannya.
T****ok! T****ok! T****ok!
"By kamu udah siap belum?? itu calon suami kamu udah nunggu di bawah" ucap Bunda Bina dibalik pintu kamar.
"Ii..ya Bun bentar, pakek hijab dulu" jawab Ruby bohong, padahal dia sedang gugup.
"Cepetan ya sayang, kasihan tuh calon suami kamu nunggu kelamaan"
"iya Bunda..."
Ru**by kamu pasti bisa, gak usah takut dia itu juga manusia, hhuuuufff jangan gugup" batin Ruby menghilangkan ke gugupannya.
Sedangkan di ruang tamu..
"Sebentar ya Van, Rubynya lagi pakek hijab" ucap Bunda Bina lembut sambil tersenyum.
"Iya Tante" jawab Vano dan juga tersenyum.
"Yaudah Bunda tinggal ya,nanti kalau Rubynya udah turun kalian berangkat aja" Bunda Bina langsung pergi dari sana saat sudah di angguki oleh Vano
15 kemudian Ruby juga belum turun, hal itu membuat Vano kesal karna udah setengah jam dia di sini.
"Kemana sih tu cewek, dandanya lama banget, dari tadi gua tungguin belum nongol nongol juga" Vano bergumam dan gumanannya terhenti saat mendengar suara langkah kaki turun dari atas.
Membuat Vano langsung melihat ke arah asal suara.
Deg!
Sejenak keduanya saling menatap, namun tak berlangsung lama Ruby mengalihkan pandangannya ke arah lain..
Cih, udah hampir dua jam gue nungguin dia dandan, cuman seperti itu?' batin Vano mengejek.
ya Allah indah sekali ciptaanmu ini" batin Ruby.
"Ayok" ajak Vano tanpa melihat ke arah Ruby.
"Eh tunggu dulu, saya mau minta izin sama Bun-"
"Gak usah, udah di kasih izin" jawab Vano datar dan berlalu pergi keluar.
Ya ampun belum apa apa udah di tinggalin" gerutu Euby dan mengikuti langkah Vanno dari belakang.
Tak menunggu lama mobil Vano langsung membelah keramayan kota Jakarta.
Di dalam mobil keduanya saling diam, tak ada yang berbicara.
Heniing!!
Sesekali Ruby melirik ke arah Vano, namun yang di lirik malah fokus menyetir.
Ya Al**lah kok dia malah diem sih kan gak enak canggung gini, ngomong kek kalau begini terus bisa mati karna kecanggungan" batin Euby.
Saat Ruby inggin membuka pembicaraan tiba tiba....
"Turun" ucap Vano dingin dan datar.
"hah,,kok turun?" tanya Ruby yang masih tak melihat keluar jendela mobil.
Bukannya menjawab, Vano malah keluar dan meninggalkan Ruby di dalam mobil yang kebingungan , kemudian Ruby juga ikut turun karna gak mau di tinggal lagi
iiihh rese banget sih jadi cowok, main ninggalin terus" gerutu Euby membatin.
"Ooh ternyata udah sampek ya" gumamnya lagi terkekeh sendiri dan langsung menyusul Vano yang sudah masuk kebutik.
Setelah selesai dengan baju pengantin dan cincin, vVano mengajak Ryby untuk makan siang, karna jam sudah menunjukkan pukul 12 siang..
"Loe udah punya pacar??" tanya Vano yang sudah selesai makan.
Bukannya menjawab Ruby malah bengong sendiri.
"Hei.. loe udah punya pacar apa belom??"
"Ah. i..iya kenapa??" jawab Ruby yang sedikit kaget.
"lupakan" jawab Vano datar.
Kasar banget sih omongannya, apanya orang baik?
Hening..
Ruby dan Vano kembali terdiam, namun saat Euby hendak membuka mulut tiba tiba..
"Aku udah punya pacar!" ucap Vano santai, sambil memainkan ponselnya.
Bagai di sambar petir di siang bolong saat mendengar ucapan pria yang ada di depannya ini apa Ruby tidak salah sengar? Lalu kalau dia punya kekasih kenapa harus menikah dengannya?
"Loe jangan senang dulu, gue nikah sama loe itu karna terpaksa, dan kalau Papa gak ngancam gue, gua gak bakalan mau nikah sama loe" tambah Vano lagi dengan menohok, membuat Ruby kehabisan kata katanya.
Karna memang benar adanya pernikahan ini hanyalah sebuah perjodohan yang tanpa di dasari kata cinta.
Syuuut!
Vano melempar pelan selembar kertas ke atas meja. Ruby mengerutkan keningnya melihat benda tersebut.
"Apa ini?" tanya Ruby.
"Baca!"
Ruby menggambil lembaran itu dan membacanya, mata Ruby melebar saat sudah membacanya, bangaimana tidak saat sebuah pernikahan yang sakral dan suci di jadikan bahan candaan seperti ini,
"Maksud kamu ini apa?" tanya Ruby yang pura pura tak mengerti.
"Seperti yang loe liat, pernikahan ini hanya berlaku selama satu tahun sampai gue berhasil menjadi derektur utama di perusahaan setelah itu kita cerai loe bisa kembali ke kehidupan loe dan gue akan menikah dengan kekasih gue" jawab Vano dengan santainya seakan ini hanyalah sebuah lelucon.
Ruby tak bisa menjawab lagi atau bertanya, kini dia hanya menjadi pendengar yang setia. sekuat tenaga Ruby menahan air matanya agar tak terjatuh.
Dirinya hanya di jadikan alat.
Apa ini pria yang dikatakan baik oleh orang tuanya?
Apa dia akan memberitahu sifat asli dari anak teman Papanya ini?
Tidak...
Ia tak berani, tanggal pernikahan hanya tinggal hitung jari, semua kerabat jauh dan dekat sudah diundang, jika ia membatalkan pernikahan ini orang tuanya pasti akan menanggung malu.
"Jadi dalam pernikahan ini jangan pernah berharap akan ada cinta dari gue" ucap Vano lalu berdiri dan pergi...
"Ah ya.. loe pulang sendiri gue ada urusan" sambung Vano lagi sambil mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan dan di letakkan di atas meja.
Kini Ruby sudah tak bisa menahan air matanya lagi, dia memukul pelan dadanya yang sesak, entah kenapa mendengar kata kata seperti itu dari calon suaminya membuat hatinya sakit.
Ya A**llah kenapa jadi begini, belum apa apa kenapa dia berbicara seperti itu?? Ya Allah jika memang enggkau memberikan dia sebagai jodohku, maka aku ikhlas untuk mejalaninya, walaupun nanti aku tak di harapkan dalam hidupnya, walaupun dia tak akan pernah mencintai ku tidak apa apa aku ikhlas, biarkan aku yang akan mencintainya, dengan sepenuh hatiku" batin Ruby dengan senyum yang di paksa.
*************************
Hari terus berganti dan tak terasa di mana hari yang ditunggu tunggu oleh kedua keluarga akhirnya tiba..
Ya hari ini adalah hari di mana Ruby menikah dengan Vano, tak banyak orang yang datang,hanya kerabat dekat,jauh dan kedua sahabat Ruby..
Begitu juga dengan keluarga Vano tak banyak yang datang, karna ini permintaan dari Vano dan juga Ruby agar pestanya di gelas sederhana saja..
Karna di balik itu semua ada alasan yang mereka sembunyikan masing masing..
Di dalam kamar yang sudah di hiasi begitu cantik..
"Masya Allah kamu cantik banget By" ucap Nisa kagum melihat Euby di hadapannya.
"Wah wah ini siapa Nis? kok ada bidadari di kamar Ruby? Ruby nya kemana??" Ujar Ceysti.
"Apaan sih Crys" balas Ruby tersenyum malu.
"Cie cieee yang bentar lagi udah jadi istri orang" goda Nisa lagi.
"Apa sih Nis"
"Cie cie malu mlau nih" tambah Ceysti.
"Udah udah siap siap acaranya udah mau di mulai" ucap Bunda Bina yang tiba tiba udah masuk kedalam kamar Ruby.
"By calon suami yang bentar lagi bakalan sah ganteng banget ya?" goda Crysti.
"Iya By, beruntung banget kamu dapet suami ganteng" Nisa menimpali.
Ruby hanya tersenyum Mendengar kedua sahabatnya itu.
A**ndai kalian tau kalau aku tak seberungtung yang kalian pikirkan, penikahan ini hanyalah penikahan di atas kertas" batin Ruby sedih.
Namun dia tak akan menunjukkan kesedihannya di depan kdua sahabatnya, mereka asyik mengobrol dan sesekali tertawa..
Sedangkan di bawah
"Saya terima nikah dan kawinnya Rubbyana Humayrah binti Ali Abdul Rahman dengan maskawin tersebut di banyar tuuuuunai"
"Bagaimana saksi? saah??"
"Saaaaahhh..."
"Alhamdulillah"
Didalam kamar Ruby dan juga kedua sahabatnya mereka mendengar Vano melafalkan ijab kobul dengan sekali tarikan nafas..
"Selamat ya By akhirnya kamu udah sah jadi istri seorang Alvano" ucap Crysti memeluk Ruby.
"Iya selamat ya By" sambung Nisa juga ikut nimbrung..
"Makasih" jawab Ruby dengan senyum yang dipaksa.
"Ayok kita turun" ajak Nisa dan di angguki keduanya.
Saat mereka turun semua orang yang ada di sana menatap ke arah tiga gadis yang sedang menuruni anak tangga, namun fokus mereka hana pada satu orang yang berada di tengah tengahnya.
Mereka semua seakan terhipnotis akan kecantikan yang di miliki oleh Ruby,termasuk Vano yang tanpa berkedip melihat ke arah Ruby.
Deg!
Cantik, benar kata Mama memang cantik, eeh.. mikir apaan sih gue, ingat Van loe punya Manda" batin Vano.
Ya Al**lah tampan sekali dia,apa benar dia suami ku sekarang? ah iya hanya suami di atas kertas" batin Ruby sedih
"Gila cantik banget bini loe Van" bisik Riko yang ada di sebelah Vano.
"Biaasa aja" jawab Vano datar.
Kini Ruby sudah berada tepat di hadapan Vano,Ruby tersenyum ke arah Vano.
Setelah itu mereka melakukan resepsi sesuai tradisi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
mami Fauzan
sedih rasanya,,nikah Yg seharusnya sakral seperti permainan aja,, aws bucin Krn sok2an GK suka....
2021-08-13
0
Sudirman Sudirman
kok nyesek bacanya....
2021-07-13
1
erika mariyanti
lanjut thor...
2020-10-23
2