setelah bangun dari duduknya ruby menepuk nepuk baju bagian belakang nya agar debu debu yang menempel hilang, lalu ruby kembali melihat ke arah pria itu.
"bapak, papanya syifa kan..??" tunjuk ruby pada pria itu.
ya...pria yang sedang berada di hadapan ruby adalah brian.
"Jangan panggil bapak, saya tidak setua itu, heheh.." brian terkekeh saat ruby menyematkan namanya.
"Eh..hehe maaf" jawab ku canggung.
"brian, kamu...?" ujarnya menjulurkan tangan nya.
"Ruby..." balas ruby tersenyum menyambut jabatan tangan brian.
"subhanallah selain cantik, tangan nya begitu lembut seperti kapas" batin brian.
"kamu ngapain di sini..?" tanya ruby sambil menunjuk ke masjid.
"sholat lah, kan gak mungkin kesini buat loncat loncat," brian menjawab sedikit terkekeh.
sedangkan ruby sudah malu dengan pertanyaan konyolnya itu "pertanyaan macam apa itu..? jelas kesini buat sholatlah,,, ya ampun ruby, kamu makin hari makin Oon aja sih" gerutu ruby membatin.
"habis ini ada rencana kemana by??"
"Eh..rencananya sih mau cari makan"
"Ooh kebetulan dong, aku juga mau cari makan,gimana kalau kita bareng aja..?"
"Ehh..gak deh aku sendiri aja"
"Gak apa apa, aku traktir .. anggkap aja sebagai balas budi karna kamu udah nyelamatin syifa"
"aku iklhas kok bantuin syifa"
"oke oke, kalau engga anggap aja bukan karna syifa, tapi ajakan dari ku..? ayok aku traktir kamu, sebenarnya aku juga mau ngobrol sama kamu" ujar brian, kali ini ruby tidak bisa menolak lagi.
lagi pun perutnya dari tadi sudah berontak untuk di isi.
akhirnya mereka menuju restorant dengan mobil brian karna ruby tidak membawa mobil.
*****
pukul 10 vano baru bangun dari tidurnya, ia melihat ke sampingnya di sana ada manda yang masih terlelap, vano bangun menuju kamar mandi, setelah selesai mandi dan berganti baju santai ia turun kebawah untuk mencari sesuatu di dapur karna cacing cacing di perutnya sudah mendemo.
saat sudah di dapur ia melihat di meja makan sudah ada nasik dan beberapa lauk pauk, ia tau siapa yang menyiapin semua masakan itu.
vano lagi lagi bingung dari mana ruby mendapat uang untuk membeli semua keperluan dapur hingga rumah, karna dia tidak pernah memberi ruby nafkah lahir.
karna rasa laparnya sudah tak bisa berdiskusi telalu lama, tanpa menunggu manda vano duduk di salah satu kursi dan langsung mengambil nasik dan beberapa laukpauk yang ia sukai.
hampir semua laukpauk adalah kesukaanya, ternyata ruby sudah mengetahui apa saja makanan kesukaanya melalui mama mertuanya, udah di hilangkan ruby melakukan apa saja untuk menarik perhatian suaminya itu, namun sayang suaminya malah menepisnya, bahkan di sana sudah tersedia tiga macam minuman, susu, teh dan ice coffe, seperti biasa di pagi hari vano akan meminum salah satu atau kedua dari ketiga minuman itu.
vano sempat bertanya tanya dari mana ruby mengatui semua makanan kesukaanya, dari mama..?? Ahh sudahlah dari pada memikirkan masalah yang tidak penting lebih baik dia mengisi perutnya yang sudah mulai keroncongan.
"ternyata dia pandai memasak juga.." batin vano sedikit tersenyum.
saat sedang melahap sarapannya dengan antusias, tiba tiba manda sudah berada di pintu masuk dapur sedang menatap vano makan dengan lahap.
"sayaang, kamu udah bangun..??" tanya vano sedikit terkejut saat melihat manda sedang menatapnya garang, ia tak menyadari kedatangan manda di sana.
"seenak itukah makan itu, sehingga mas tidak menyadari aku ada di sini..?" bukan menjawab manda malah bertanya dengan muka cemberut.
dengan cepat vano meletakkan sendoknya dan menghampiri manda yang sudah mulai ngambek.
"tidak.. bukan begitu sayang, aku tadi hanya memikirkan masalah kantor jadi aku tak menyadari kalau kau ada di sini, ayok kesana kita makan"
manda mendengus kesal, namun tetap menuju meja makan dan memakan sarapannya.
******
Setelah sampai di sebuah restorant yang lumayan besar, ruby dan brian memesan beberapa makanan, sambil menunggu makanan nya datang mereka mengobrol, sesekali tertawa, dan sesekali ekpresi ruby berubah jadi sedih saat brian menceritakan tentang dirinya.
"Oya by... boleh gak aku minta nomer ponsel kamu??"
ruby tak langsung menjawab ia ragu untuk memberikan nomernya pada orang yang baru saja ia kenal, brian yang menyadari itu pun tersenyum.
"tenang saja,aku tidak akan ganggu kamu kok, apa lagi saat kamu bilang udah punya suami, ini cuman permintaan syifa, karna ia ingin berkenalan dengan mu" ucap nya.
yaaa..brian sudah tau kalau ruby sudah menikah saat tadi mereka bercerita tentang pernikahan, brian menanyakan tentang ruby namun wanita itu hanya bilang kalau dia sudah bersuami, ia paham mungkin ruby belum nyaman dengan nya maka dari itu dia tidak menceritakan lebih banyak padanya, namun brian belum tau kalau suami ruby adalah vano, karna ruby tak menyebut nama suaminya.
ruby jadi gak enak udah mikir yang macam padanya, lalu ruby mengguk dan meminta ponselnya, setelah mengetik beberapa nomer di sana ruby menyerah kembali ponselnya.
"Makasi by..oya aku bolehkan jadi teman kamu..?" tanya brian ragu ragu.
"heheh..gak usah tegang gitu, boleh kok.." balas ruby tekekeh melihat wajahnya yang canggung.
"serius by..?" tanya brian antusias, kini ekpresinya berubah seketika, terlihat ia tersenyum lebar.
ruby terkekeh kembali sampai pelayan membawa pesanan mereka, dan tanpa bicara lagi mereka langsung makan sarapannya.
******
Brian pov
sebelum sarapan kami datang, aku menceritakan kisah muda ku sampai aku menikah dan menyandang status sebagai dudu.
padahal kami baru saja berkenalan, namun entahlah.. rasanya aku nyaman di dekatnya, sampai saat aku bertanya tentang nya, namun dia hanya bilang kalau dia sudah bersuami, perkataannya itu membuatku terkejut ternyata wanita yang ingin aku dekati sudah bersuami..?? seketika semangatku jadi menurun.
namun saat dia bilang ingin berteman dengan ku, semangatku datang kembali, rasanya ada secercah cayaha yang datang, aku tau ini salah.. karna aku mengagumi istri orang, tapi apa boleh buat aku sudah merasa nyaman dengannya.
sampai pada akhirnya makanan pesanan kami datang, dan tanpa berbicara lagi kami langsung memakan sarapan dalam diam.
Brian pov off
*****
selepas dari restorant ruby tak langsung kembali ke rumah dia mampir ke cafenya sebentar, tepat jam 5 sore ruby baru pulang kerumah, tentunya setelah selesai sholat di cafenya, karna memang di cafe ruby juga menyediakan sebuah ruang khusus untuk sholat dan tempat wudhu kecil, saat sudah masuk kedalam matanya ruby melongo melihat rumah yang brantakan.
"Ya allah.. ini rumah apa kapal pecah..?? apa aku salah masuk rumah ya..? perasaan tadi pagi baik baik aja.." batin ruby.
ruby menuju dapur dan matanya kembali melongo saat melihat keadaan dapur lebih parah dari pada ruang lainnya.
ruby memijak pangkal hidungnya yang mulai berdenyut.
"Eh..mbak ruby udah pulang..?? oya maaf ya mbak sebelum nya, tadi siang aku laper, mau deliv tapi gak ada uang karna mas vano belum pulang, jadi aku memasak tapi saat sedang memasak aku baru sadar kalau aku tidak bisa memasak" ucap nya sok polos.
tepat seperti dugaan ruby, siapa lagi pelakunya kalau bukan dia, "lihat.. jelas jelas ia sengaja, bahkan tidak hanya dapur yang dia brantakin bahkan hampir seluruh rumah..?? bahkan wajahnya seperti tidak punya rasa bersalah..ooohh Tuhaan ingin sekali ku maki dia" batin ruby kesel rasanya ia ingin merobek mulut wanita yang sekarang sedang duduk di kursi meja makan dan menatapnya dengan tatapan mengejek.
ruby menghela nafas panjang lalu ia letakkan tas di atas meja, ia mengambil sapu dan peralatan bersih lainnya, ia melipat lengan bajunya hingga sikut dan nampak lah kulit putih seputih salju dan mulus semulus kapas yang selama ini tak pernah ada yang melihatnya oleh siapapun, bahkan vano hanya baru beberapa kali melihat ruby itupun hanya bagian kepalanya saja, lalu ruby langsung membersihkan rumahnya dengan telaten.
manda yang melihat ruby melipat lengan bajunya pun mengerutkan keningnya, "apa..?? bahkan kulitnya lebih putih dan mulus dari ku..apa mas vano sudah pernah melihatnya??? tidak tidak... ini tidak bisa di biarkan, bisa bisa mas vano akan tergoda saat melihatnya, bagaimana pun caranya aku harus membuat mas vano pisah dengannya" batin manda, ia sunggu geram saat melihat ternyata ruby lebih unggul darinya.
ya... sejak saat sudah menikah dengan vano, manda sudah memperlihatkan rasa ketidak sukaanya pada ruby, namun ia lakukan tentu nya tanpa sepengetahuan vano.
bagian dapur telah selesai, kini ruby berpindah tempat menuju ruang tamu sendangkan manda hanya mengekor di belakang ruby dan kembali duduk di sofa, lalu ruby melanjutkan pekerjaanya, saat pintu rumah terbuka ruby menghentikan sejenak kegiatan nya lalu bersamaan dengan manda mereka sama sama melihat ke arah pintu ternyata vano baru pulang dari kantornya.
ruby ingin memberi salam pada suaminya itu namun dengan langkah cepat manda berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah vano.
"mas...kamu udah pulang..?? ayok kekamar kamu pasti capek seharian di kantorkan..??" tanpa vano bisa menjawab vano telah di tarik duluan oleh manda, saat vano ingin menoleh ke arah ruby dengan cepat manda menarik wajah vano ke arah nya lagi.
tentu saja hal itu membuat vano bingung, karna sebelumnya manda tak seperti itu walau merasa aneh ia tetap mengikuti langkah manda.
sedangkan ruby yang melihat tinggkah aneh manda dari bawah hanya mengeleng kepalanya pelan lalu ia melanjutkan kembali kegiatannya, hingga pada akhirnya ia telah selesai...
karna capek ruby menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang keluarga, ruby memukul mukul pelan pundanya yang terasa pegal pegal sampai akhirnya ruby tertidur di sofa tanpa berganti pakain.
saat adzan mangrib berkumandang ruby terbagun dari tidurnya, ia melihat jam sebelum bergegas kemar dan membersihkan dirinya lalu menunaikan sholatnya.
setelah selesai sholat ruby tak langsung bangun dari duduknya, ia merenungkan nasipnya bagaimana suatu saat nanti kalau kedua keluarga nya mengetahui kalau suaminya telah menikah lagi tanpa sepengetahuan mereka, apa yang harus ia lakukan...
sedangkan keluarga mertuanya saat tau vano berpacaran saja reaksi mereka sangat buruk, bagaimana jika mereka tau kalau sekarang bahkan vano telah memadunya, entahlah ruby tak bisa membayangkannya..
karna sekeras apapunn ia mencoba untuk menyembunyi bangkai suatu hari akan tercium juga baunya.
kali ini ruby benar benar tak bisa berbuat apa apa lagi dengan suaminya, apa lagi saat manda menunjukkan ketidak sukaan terhadapnya.
saat masih melamun, suara telponnya terdengar hingga membagunkan ruby lalu ia berjalan ke arah ranjang nya da duduk di tepi ranjang lalu meraih ponsel yang ada di atas nakas.
ia melihat nomer tanpa nama atau lebih tepatnya nomer masuk, ruby ragu untuk menjawabnya karna itu bukan panggilan telpon biasa melainkan vidoe call.
pada akhirnya ruby menjawab telponnya karna sudah beberapa kali telpon itu bergetar membuat ia tambah sakit kepala, namun saat ia sempat melihat orang yang ada di layar ponselnya, seketika membuat senyum ruby mengembang.
"assalamu'alaikum.. syifa...."
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
bknnya Ruby pke jilbab hrsnya kan ga blh berjabat tangan bkn muhrim
2022-10-08
0
amalia
gmn sih td mau di bantuin bangun sm brian gk mau tp di ajak salaman mau aneh thor
2022-07-19
0
Rizal dody Zakaria
next
2022-05-04
0