Rubby pov
saat hari sudah siang aku menyudahi pekerjaanku, saat ini pikiranku sedang terganggu membuat ku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.
lalu aku menyuruh santi untuk menghendle sisanya, pikiranku sedang kacau, saat ini aku butuh seseorang untuk bisa menghibur ku, namun kedua sahabatku tidak ada di jakarta, sesaat ku pijat dahiku lalu aku teringat dengan seseorang yang mungkin bisa membuat ku menjadi lebih tenang.
tanpa menunggu ku raih tas yang ada di atas meja dan ku ambil kunci mobil aku langsung keluar dari cafe, sama halnya saat tadi pagi aku memasuki cafe ini, semua pengunjung itu menatap ke arahku dengan tersenyum, karna sedang terburu buru aku tak sempat membals senyuman mereka.
setelah sampai di luar cafe aku menuju parkiran menuju mobilku, laku aku langsung mengendarainya setelah berada di dalamnya.
sekitar 35 menit aku sampai di rumah mertuaku, karna aku ingin bertemu dengan viona adik iparku, namun saat aku turun mobil aku melihat di sana ada mobil yang tak asing bagiku, yaa..itu adalah mobil mas vano.
lalu aku masuk kedalam rumah sambil memberi salam, kedatangan ku di sambut oleh pelayan yang membukakan pintu rumah.
aku melihat isi rumah yang begitu sepi, sebelum aku bertanya, pelayan yang mengerti akan raut wajahku pun langsung menjawab.
"nyonya dan yang lain ada di taman belakang non" ucap pelayan sopan dan sedikit tersenyum.
aku yang sejak tadi menaci cari keberadaan mertuaku pun menoleh ke arah pelayan yang ada di samping ku, aku tersenyum ke arahnya lalu mengguka paham dan langsung aku menuju tempat yang di bilang.
saat aku ingin melangkahkan kaki ketempat yang ada semua orang itu, tiba tiba langkahku terhenti dengan ucapan seseorang yang aku yakini suaru itu berasal dari suamiku.
jantung ku hampir berhenti bernafas saat mas vano mengeluarkan kata kata seperti itu, ia mengatakan di depan mertuaku bahwa ia tidak menginginkan ku, bahkan dia menegaskan bahwa dia tidak akan pernah mencintaiku.
sakit..??? ya.. tentu saja sakit bahkan sangat sakit, saat saumi sendiri berkata seperti itu di depan mertua sendiri, aku berfikir ini terjadi mungkin karna berita yang tersebar di sosial media bahkan di koran koran yang menampilkan suamiku sedang bermesraan bersama seorang aktris yang tak lain adalah manda.
sebernya aku baru saja mngetahuinya saat sedang di cafe, karna salah satu tv di cafeku menamlilkan berita itu, memang pernikahan ku dengan mas vano tidak banyak yang tau.
aku mencoba agar tidak menangis, aku berusaha menerima semua perkataan mas vano, karna memang dasarnya aku hanyalah orang ketiga yang merusak kebahagian dalam hubungan nya.
saat ku lihat mas vano ingin masuk ke dalam, aku bersembunyi di balik gorden yang ada di sebelah pintu, setalah ku lihat suamiku telah menjauh, aku menghampiri mertua dan adik iparku itu yang kini sedang menangis, dan ku lihat papa sedang menopang kepalanya dengan kedua tangannya.
"Assalamu'alaikum..." sapaku dengan lembut mencoba menyembunyikan kesedihanku.
saat mereka mendengar salam dariku, mereka bertiga menoleh ke arah ku seakan tak percaya mereka bertiga mematung di tempatnya bahkan mama dan viona yang sedari tadi menangis kini telah berhenti.
aku tersenyum canggung ke arah mereka bertiga, lalu aku menuju ke arah mereka, aku dapat melihat kalau papa sedang menyembunyikan koran yang ada di meja itu, aku terseyum getir.
"papa... mama..engga udah takut, ruby udah tau kok" jelasku sambil tersenyum seakan aku baik baik saja atas kejadian ini.
mereka yang mendegar aku berkata dengan begitu santai kembali melebarkan matanya.
"Ruby...!" mereka serempak memangil namaku.
"sejak kapan kamu di sana nak..?" tanya mama.
"sejak tadi saat mas vano sedang mengeluarkan kata kata yang sehaurnya tak ruby dengar" balasku lembut dan berusaha setenang mungkin.
mereka yang melihat ku menjawab dengan tenang sedikit heran, seakan aku terlihat tidak peduli,aku bisa melihat raut wajah papa yang kurang baik saat mendengar jawaban ku.
"Nak..bagaimana kamu yang sudah tau tapi bisa bersikap setenag ini?" tanya papa dengan raut wajah yang tidak biasa.
"papa... mama.. sebenarnya ruby sudah tau kalau mas vano mempunyai seorang kekasih"
"APA..." mereka bertiga terkejut dengan jawabanku.
"sejak kapan kakak tau?" kini viona yang betanya.
ku pandang secara bergantian orang yang ada di hadapanku ini lalu kutarik nafas dalam dalam, setelah itu aku mencitakan semua yang terjadi selama aku menikah dengan mas vano dari awal sampai sekarang, ku lihat raut wajah mereka berubah seketika Saat mendengar ceritaku, mama yang tadi berhenti menangis kini semakin menagis, viona hanya menutup mulutnya tak percaya dengan kelakuan kakaknya itu, sedangkan papa..??? papa sudah menahan amarahnya namun aku bisa melihat di wajah itu ada rasa bersalah..
"nak..kanapa kamu tidak memberi tahu kami, kalau kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini, kalau saja...haaaiiss" ujar papa tak habis pikir dengan putranya, pasalnya ia tak pernah mengajari anaknya itu untuk tidak menghormati wanita, pap mengeleng kepala pelan namun wajahnya tanpak sedih.
aku mendekat kearah papa mertuku, lalu aku berjongkok di depannya yang sedang duduk di kursi, aku tersenyum ke arahnya.
"ruby paham dengan maksud papa,,, saat itu ruby juga tidak bisa menolak permintaaan ayah dan bunda, karna melihat keantusian mereka saat ruby memilih perjodohan ini, mungkin ini memang sudah takdir ruby yang di pertemukan dengan suami yang tak menjadikan ruby rumahnya, ruby iklhas karna allah menerima perjodohan ini jadi ruby tidak menyalahkan siapaun di sini, karna ini memang sudah pilihan yang harus ruby hadapi" jelasku pada mereka.
terlihat wajah papa sedikit tersenyum dan mengelus pucuk kepala ku dengan lembut.
"memang papa tidak salah memilih menantu" ucap papa terseyum dan di setujui mama dan viona.
"ruby..maafin mama yah.. karna mama tidak tau kalau vano masih berhubungan sama manda" ujar mama sambil memegang tangan ku.
aku mengeleng cepat "tidak ma..mama tidak salah jadi tidak usah minta maaf, oya bolahkan ruby minta sesuatu sama kalian?"
"mintalah apa yang kau mau, papa sama mama akan memberinya" jawab papa.
"ruby hanya minta tolong berita ini jangan sampai di ketahui ayah dan bunda, jika mereka tidak tau insya allah ruby bisa menyelesaikan masalah rumah tangga ruby sendiri, jika ayah dan bunda tau ruby tidak bisa menjamin kalau ruby akan tetap menjadi menantu keluarga ini" jelasku..
mereka mengguk paham, setelah itu kami tidak memperpanjangkan lagi masalah ini, mama mengajak kami masuk kedalam untuk makan siang.
Rubby pov off
*****************
Setelah pergi dari rumah orang tuanya, vano mengendarai mobilnya begitu cepat, saat ini dia hanya berfikir bagaimana caranya agar cepat samapi ke apartemen manda, ia sangat khawatir saat ini dengan manda.
sekitaran hampir 40 menit vano sampai di depan apartemen, tanpa memarkirkan mobil dengan benar vano langsung berlari masuk kedalam lobi apartemen itu dan langsung menaiki salah satu lif.
setelah sampai di sepan pintu kamar apartemen manda, langkah vano terhenti saat ia melihat banyak nya wartawan di depan pintu, saat wartawan melihat ke arahnya tanpa pikir panjang iya menerobos begitu saja para keremunan wartawan itu yang sedang memojoknya dengan berbagai macam pertanyaan dan membuka pintu apartemen milik manda setelah memencat beberapa pin di sana.
saat sudah berada di dalam, vano mencari keberadaan manda yang ternyata ada di dalam kamarnya, ia melihat manda sedang meringkuk di sudut kamar kedua tangan memeluk erat kakinya, kepalanya di benamkan ke arah lututnya.
vano yang melihat itu langsung berlari dan memeluk gadisnya itu untuk memerikan ketenangan padanya, saat tau siapa yang datang manda berdiri dan membalas pelukan yang di berikan kekasihnya itu.
"van... aku takuuut.." ujarnya lirih, namun masih bisa di dengar oleh vano
"shuut....jangan takut, aku sudah membereskan semuanya" balas vano mengelus lembut rambut manda sesekali ia mencium nya.
yaa.. sebelum ketempat manda, vano terlebih dulu menghubungi riko, untuk membereskan kekacoan yang ada di sosial media maupun perusahan yang menerbitkan majalan maupun koran itu.
tak sulit bagi vano untuk membereskan masalah seperti itu, karna baginya ia mampu menyelesaikan semua masalah hanya dengan sekali jentikan jarinya.
manda yang sudah terlihat tenang pun di baringkan vano ke atas ranjang, lalu vano menyuslnya, ia memeluk gadisnya itu begitu erat, hingga akhir mereka berdua menuju alam mimpi.
Bersambung.....
visual vano
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Defi Danny Firmansyah
keantusiasan bkn keantusian
2022-10-08
0
Defi Danny Firmansyah
menceritakan bkn mencitakan
2022-10-08
0
Defi Danny Firmansyah
menampilkan bkn menamlilkan
2022-10-08
0