Eps 15

Karena ini kali pertamanya ia melihat Zara menggerai rambutnya saat ingin keluar rumah setelah bertahun lamanya.

"Apa terlihat aneh?" Tanya Zara dengan ragu-ragu.

"Ah tidak, kau justru jauh sangat cantik jika seperti ini, tapi ibu hanya merasa aneh."

Zara pun akhirnya hanya tersenyum tipis dan melanjutkan melahap makanannya.

"Dan ini, kau membawa apa?" Tanya Nany lagi saat melirik ke arah paperbag yang terletak di atas meja.

"Oh ini jaket Vir."

"Vir??" Tanya Nany sembari mengerutkan dahinya.

Nany nampaknya lupa jika kemarin ada lelaki yang datang mengantarkan Zara pulang ke rumah.

"Virga, lelaki yang kemarin mengantarku pulang, apa ibu lupa?"

"Oh astaga anak itu, benar juga, ibu sempat lupa dengan namanya."

Zara pun selesai dengan makanannya, namun ia melihat ada cukup banyak nasi goreng yang berlebih.

"Bu, apa boleh aku membawa ini ke kampus?"

"Nasi goreng ini?"

Zara pun mengangguk pelan.

"Emm bawalah, lagi pula tidak akan ada yang memakannya lagi."

Zara pun tersenyum, lalu bersigap beranjak menuju dapur untuk mengambil kotak bekal. Zara dengan semangat menata nasi goreng dan telur mata sapi sedemikian rupa di dalam kotak bekal. Setelah itu ia pun pamit dan langsung berangkat ke kampusnya.

Sepanjang perjalanan, Zara terus melamun dan sesekali ia kembali tersenyum tipis sembari memandangi kotak bekal yang ia bawa.

"Semoga Vir suka." Ujarnya dalam hati.

Zara berniat membawakan Vir sarapan, karena sedikit banyak ia tau jika selama ini Vir tinggal seorang diri tanpa ada kedua orang tua di sisinya. Meski pun Zara tak begitu tau apa penyebabnya ia memilih hidup sendiri.

Zara sudah sampai di kampus lebih dulu, ia pun memilih duduk di kursi panjang yang terletak di bawah pohon rindang yang jaraknya tak begitu jauh dari parkiran motor.

Lima menit duduk menunggu, namun nampaknya Vir belum juga muncul, membuat Zara berkali-kali harus melirik ke arah jam tangannya. Namun Zara sama sekali tak menyerah dan terus menunggu, hingga akhirnya di menit ke sepuluh, suara motor Vir yang gahar pun mulai sayup-sayup terdengar dari ujung jalan.

Menyadari hal itu, membuat Zara kembali tersenyum, wajahnya mulai berbinar, ia pun berkali-kali memandangi penampilannya, berkali-kali pula ia merapikan pakaiannya, sebelum akhirnya Vir yang mengendarai motornya dengan sangat laju, melewatinya dan memarkirkan motornya di tempat biasa.

Vir dengan tenang membuka helm yang sedari menutupi wajah tampannya, beberapa wanita yang tengah duduk berbincang tak jauh darinya pun mulai menyapa Vir dengan sangat ramah.

"Hai kak Vir, hari ini kamu terlihat manis seperti biasa hehehe."

Vir pun meletakkan helmnya di atas motor sembari menoleh ke arah tiga wanita itu dan menampilkan senyuman khasnya yang memang terlihat sangat manis dan mempesona bagi kaum hawa.

"Hai, kalian juga terlihat cantik, kapan-kapan aku akan mengajak kalian berkencang satu persatu ya." Ucap Vir dengan santainya.

Namun bukan malah marah atau pun tak terima saat Vir mengatakan ingin mengencani mereka semua, ketiga gadis itu justru seolah kegirangan tak menentu.

"Aaaa aku mau, aku mau, aku akan menunggu giliranku." Jawab salah satu wanita.

Hal itu pun hanya membuat Vir terkekeh sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, dan mulai berjalan santai untuk menuju gedung kampusnya. Namun saat baru beberapa langkah, tak sengaja matanya melirik ke arah Zara yang terduduk di kursi seorang diri, yang kebetulan saat itu Zara pun terus memandanginya seolah penuh harap.

Tanpa berfikir panjang, Vir pun melanjutkan langkahnya untuk menghampiri Zara, namun Zara yang menyadari Vir semakin dekat ke arahnya, refleks tertunduk dengan perasaan gugup yang sangat luar biasa. Meski sudah mulai berani berbicara dengan Vir, namun kadang-kadang rasa takut dan trauma akan lelaki masih sering muncul dan mengganggunya.

"Zara, sedang apa duduk sendiri disini?" Tanya Vir yang kini sudah berdiri di hadapan Zara.

Zara yang menunduk pun perlahan-lahan mulai melirik ke arah Vir dan dengan gerakan pelan mulai kembali menegakkan kepalanya dengan ragu-ragu.

"Ak, akuu..." Zara yang begitu gugup menjadi terbata-bata.

Bagaimana tidak, ini pertama kalinya bagi Zara yang sengaja menunggu seorang lelaki.

"Apa kamu menungguku?" Tanya Vir tanpa basa basi.

Pertanyaan Vir yang terkesan to the point, seolah membuat Zara merasa tertangkap basah hingga membuat wajahnya seketika jadi memerah karena malu.

"Ba, bagaimana kamu tau?" Zara kembali menatap Vir dengan ragu-ragu.

Dengan tenang Vir pun menunjuk ke arah paperbag yang terletak di samping Zara, dari paperbag itu memang terlihat begitu jelas jika di dalamnya adalah jaket milik Vir.

"Itu, aku yakin kamu pasti ingin mengembalikan itu." Ucap Vir sembari menunjuk paperbag berwarna coklat polos itu.

Zara seketika melirik ke arah paperbag itu, dan seketika tersenyum tipis.

"Iya, ak, aku sengaja menunggu karena ingin mengembalikan ini." Zara pun segera menyerahkan paperbag itu pada Vir.

Vir pun meraihnya dan mulai mengeluarkan jaketnya.

"Sudah ku cuci." Tambah Zara pelan.

Vir pun hanya tersenyum tipis.

"Terima kasih." Ucapnya kemudian.

Mendengar hal itu membuat Zara kembali tersenyum.

"Bu, bukankah harusnya kata itu keluar dari mulutku?" Tanya Zara pelan.

"Kamu sudah mengatakan itu sejak kemarin, sekarang giliranku." Vir pun kembali tersenyum tipis.

Berbeda dari biasanya, entah kenapa Zara merasa sikap Vir hari ini terasa begitu berbeda dari sebelum-sebelumnya. Vir terlihat lebih cool, tenang, dan terkesan menjaga sikap.

Sementara Vir, saat itu ia di buat bingung, di sisi lain ia ingin bersikap seperti biasa pada Zara, namun tiba-tiba saja ia kembali teringat pada permintaan Ken kemarin.

"Haruskah aku mengatakannya sekarang? Astaga, kenapa aku merasa seperti sangat tidak senang untuk melakukannya." Gumam Vir dalam hati.

Zara yang melihat gelagat aneh pada Vir, akhirnya menghela nafas pelan dan mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Apa ka, kamu baik-baik saja?" Tanyanya pelan.

Vir yang mendengarnya seketika mendengus sembari tersenyum tipis.

"Apa kamu sedang mengkhawatirkan aku?" Vir justru balik bertanya.

Hingga membuat Zara kembali merasa malu dan memilih terdiam dan menundukkan kepalanya lagi.

"Sepertinya aku benar-benar malas melakukannya sekarang, nanti saja! Jika Ken bertanya, akan ku katakan jika aku belum bertemu dengannya." Vir terus bergumam dalam hatinya dan memutuskan untuk menunda menyampaikan keinginan Ken pada Zara.

"Baiklah, kalau begitu aku duluan." Ucap Vir yang tersenyum singkat dan bersiap untuk beranjak pergi.

Namun menyadari Vir yang ingin pergi, membuat Zara secara spontan kembali memanggilnya.

"Vir."

Vir pun langsung menoleh dan mengangkat kedua alisnya.

"Ya, kenapa?"

"Apa ka.. kamu, sudah sa.. sarapan?" Tanya Zara gugup.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Nila Sari

Nila Sari

zara mulai baper sm vir hehe

2021-11-18

0

Wie Yanah

Wie Yanah

mulai ad benih" cinta😍😍😍😍

2021-11-08

0

Al Vi a

Al Vi a

iiissshh ken GX gentle 😛

2021-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!