Eps 12

Vir pun akhirnya melanjutkan langkahnya, ia terus berjalan seorang diri memasuki gedung, menaiki tangga demi tangga hingga tibalah ia di atas atap gedung kampus.

Vir sedari dulu memang selalu punya kebiasaan unik, saat hatinya sedang merasa mulai tak menentu, ia harus mencari tempat sepi dan banyak angin untuk menenangkan pikirannya. Vir melamun sesaat, namun perlahan lamunannya harus buyar, saat sayup-sayup ia mendengar suara tangisan seorang perempuan.

"Apa aku tidak salah dengar, kenapa seperti ada suara tangisan?" Tanya Vir seorang diri sembari mulai melirik kesana kemari.

Hingga akhirnya matanya tak sengaja melihat ke sudut balkon yang berada di ujung kanan tempat dimana Vir berdiri. Mata tajam Vir mulai memicing memandangi sosok wanita yang tengah duduk meringkuk, dengan langkah perlahan tapi pasti, Vir pun mulai mendekati sosok wanita itu. Suara tangisan perempuan itu pun semakin jelas terdengar meski saat itu ia tengah menyembunyikan wajahnya di balik dengkulnya.

"Hei nona, ada apa denganmu? Kenapa menangis disini?" Tanya Vir pelan.

Zara yang terkejut saat mendengar suara lelaki, secara refleks mengangkat kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang bertanya padanya. Alangkah terkejutnya keduanya saat mereka saling memandang satu sama lain. Mata Vir dibuat begitu membulat, saat menyadari jika wanita yang sejak tadi menangis bersimpuh adalah Zara.

"Zara?!"

Namun Zara dengan cepat kembali menenggelamkan wajahnya ke balik lututnya yang ia tekuk. Ia terlihat semakin histeris saat mengetahui ada lelaki lain yang melihat tubuhnya yang sedikir terbuka.

"Zara, apa yang terjadi? Kemana pakaianmu?" Tanya Vir yang nampak kaget saat melihat penampilan Zara begitu berantakan.

Bukan malah meminta bantuan, Zara justru semakin ketakutan saat melihat Vir yang mulai melangkah mendekatinya. Zara kembali menyembunyikan wajahnya, dan ia pun semakin menangis histeris.

"Jangan, jangan mendekat!" Ucap Zara gemetaran.

"Hei, tenang lah, aku tidak mungkin melukaimu." Ucap Vir sembari mulai memegang kedua pundak Zara.

"Menjauh dariku!!"

Zara semakin menjerit dengan begitu histeris, namun Vir tetap tak bergeming, ia tetap membantu Zara untuk bangkit, lalu tanpa berkata apapun ia langsung membuka jaket yang di pakainya, dan memasangkan jaket itu ke tubuh Zara.

"Pakai ini." Ucap Vir sembari mengancing resleting pada jaketnya.

Hal itu sontak membuat Zara melunak, tangisan histerisnya pun berangsur-angsur sirna, yang tersisa hanyalah nafasnya yang masih sangat terengah-engah. Zara yang masih diam seribu bahasa terus memandangi Vir yang kala itu begitu dekat dengannya.

Anehnya, saat itu rasa takut Zara pada Vir seolah hilang begitu saja, yang ada hanyalah jiwanya yang sejenak terasa menghangat saat memandangi Vir yang terlihat tulus memasangkan jaketnya untuk menutupi bagian tubuh Zara yang terbuka.

"Begini lebih baik." Ucap Vir kemudian.

Zara pun kembali menunduk sembari menyeka sisa air matanya, wajahnya terlihat begitu pucat pasih dan di tambah pula dengan matanya yang terlihat sembab karena terus menangis.

"Apa yang terjadi padamu? Siapa yang melakukannya?" Tanya Vir lagi yang kali ini mulai menatap Zara dengan begitu lekat.

Dengan takut-takut, Zara pun akhirnya mulai bersuara.

"Mereka membuangnya ke lantai dasar." Jawabnya dengan suara begitu pelan dan terus menunduk.

"Mereka??" Dahi Vir pun mulai mengkerut.

"Ya, Siska dan dua temannya."

Mendengar hal itu membuat mata Vir seketika mendelik.

"Siska yang melakukannya?!"

Zara yang terus menundukkan kepalanya hanya bisa mengangguk.

"Haisssh wanita itu, benar-benar keterlaluan!!" Gumam Vir yang kemudian ingin pergi begitu saja meninggalkan Zara.

Vir pergi karena bermaksud ingin menemui Siska dan memberinya peringatan.

"Vir." Panggil Zara secara spontan.

Itu pertama kalinya bagi Zara mengucapkan nama Vir. Mendengar namanya di panggil dengan suara yang begitu lembut, membuat Vir seketika menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke arah Zara.

"Tolong jangan." Ucap Zara pelan.

"Jangan apa?"

"Aku tau kamu ingin menemui Siska."

"Iya, aku ingin bertanya padanya kenapa melakukan hal ini padamu."

"Tidak perlu." Ucap Zara pelan.

"Kenapa? Apa kamu tau kenapa?"

Zara dengan raut wajahnya yang sendu, kembali mengangguk.

"Kenapa dia melakukan ini?" Tanya Vir lagi.

"Dia bilang, dia tidak suka saat kamu menggodaku, dia juga bilang, jika dia sangat tidak suka dengan penampilanku yang aneh." Jelas Zara dengan suaranya yang seolah semakin pelan.

Vir pun seketika mendengus kesal mendengarnya,

"Kurasa dia sudah gila." Celetuk Vir sembari mengusap kasar wajahnya.

Akhirnya Vir pun hanya bisa menghela nafas, kemudian ia kembali menatap Zara dan berkata:

"Ayo ku antar pulang." Ucapnya.

Zara dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Apa kamu akan pulang naik bis dengan keadaan seperti ini?" Tanya Vir sembari mengecak pinggang di hadapan Zara.

Namun saat itu Zara hanya diam dan tidak menjawab sepatah katapun.

"Baiklah, jika tidak mau, akan aku ambil kembali jaketku."

Vir pun kembali mendekati Zara seolah ingin merebut jaket miliknya kembali. Namun hal itu membuat kedua bola mata Zara membulat dan langsung menyetujui untuk di antar pulang olehnya. Hal itu sungguh membuat Vir puas, ia pun akhirnya memancarkan senyuman khas nya yang memang sangat terlihat manis bagi kaum wanita.

Mereka pun turun dari atap gedung, berjalan dengan tenang menuju parkiran motor tempat dimana motor Vir terparkir. Vir meraih helmnya dan memberikannya pada Zara.

"Ini, kamu saja yang pakai." Ucap Vir.

Namun Zara tidak langsung meraihnya, melainkan ia hanya bisa tercengang memandangi helm dan motor Vir secara bergantian.

"Kenapa? Apa kamu takut aku menculikmu dan membawamu ke tempat sepi? Begitu?" Tanya Vir sembari terkekeh geli.

Tapi Zara lagi-lagi hanya diam.

"Tenang saja, aku akan melakukannya hanya atas dasar mau sama mau. Jadi, kalau kamu mau, baru aku akan melakukannya hehehe. Bagaimana, apa kamu mau??"

Mendengar itu raut wajah Zara seketika berubah dan kembali merasa takut. Tapi untungnya Vir dengan cepat memahami hal itu dan ia pun kembali menenangkan Zara.

"Hehehe tidak, tidak, aku hanya bercanda. Sudah ayo pakai helmnya!"

Zara dengan ragu-ragu kembali menatap Vir.

"Tapi ku dengar, kamu tidak akan pernah membonceng wanita dengan motor ini."

"Wah, dari mana kamu mendengarnya?"

"Aku lewat dan tidak sengaja mendengarnya saat kamu sedang berbincang dengan seorang wanita."

"Hemm, sebelumnya aku memang berfikir seperti itu, tapi kali ini kurasa pretty akan memahaminya." Jawab Vir santai sembari tersenyum tipis.

"Bukankah begitu pretty?" Tambah Vir lagi sembari mengelus-elus motornya.

"Sudah tenang, kali ini pretty tidak akan cemburu." Vir pun langsung saja memakaikan helmnya ke kepala Zara.

Membuat Zara kembali membulatkan kedua bola matanya hingga dibuat begitu tercengang.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Sopiah Jr.

Sopiah Jr.

mungkin diperkosa sama ayah tirinya, kalau di drama mars, karena ini kisah mirif,, dengan drama jadul itu

2021-12-07

0

Nila Sari

Nila Sari

syukaaaaa❤️

2021-11-18

0

Al Vi a

Al Vi a

kutunggu flashback tentang Zara.. yg buat Zara akhirnya jd aneh

2021-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!