Hal itu memang membuat penampilannya terlihat begitu aneh dan selalu mengundang tawa orang-orang yang melihatnya.
"Sudah diam kalian!" Ketus siska yang entah mengapa mendadak menjadi emosi saat melihat Zara yang sok jual mahal di depan Vir.
Siska langsung ikut masuk ke kelas, ia duduk di kursinya sembari terus memandang tajam ke arah Zara yang sudah lebih dulu masuk kelas dan kala itu ia terlihat sedang membaca bukunya.
"Apa aku tidak salah dengar saat tadi vir mengatakan jika dia adalah bodyguard dari wanita aneh ini. Apa-apaan?!" Siska terus bergumam dalam hatinya.
Tak lama dosen pun masuk, disusul pula dengan Vir dan Ken yang secara bersamaan telah tiba di kelas itu.
Vir duduk di tempatnya dan mulai menatap tajam ke arah dosen yang tak lain ialah pak Han. Membuat pak Han berkali-kali harus menelan ludahnya sendiri karena begitu merasa takut dengan Vir.
"Lihat saja kau vir, beraninya kau mengancamku seperti tadi, akan ku buat kau malu." Celetuk pak Han.
Pak Han pun mulai menjelaskan segala macam materi yang ia berikan, hingga akhirnya muncul lah ide yang dia pikir bisa mempermalukan Vir di kelas.
"Vir, ku lihat dari tadi kau hanya bisa melirik kesana kemari, ayo cepat kemari." Tegas pak Han.
"Anda memanggil saya?" Tanya Vir yang berusaha bersikap sopan di depan teman-temannya.
"Memangnya ada orang lain yang bernama Vir selain kau disini?" Pak Han balik bertanya.
Hingga membuat sebagian temannya di kelas itu menertawakannya.
"Ayo ke depan!" Bentak pak Han.
"Ternyata kau mau main-main denganku ya." gumam Vir dalam hati sembari perlahan mulai bangkit dari duduknya.
Zara yang melihat itu sejenak merasa iba pada Vir, dengan ragu-ragu ia memandangi Vir yang sudah berdiri di depan papan tulis.
"Apa ini ada hubungannya dengan Vir yang mencoba menolongku kemarin? Apa pak Han ingin mempermalukan lelaki itu?" Tanya Zara dalam hati.
"Untuk apa aku di panggil?" Tanya Vir dengan tenang.
"Emm baiklah brandal, aku ingin kau menulis sebuah kalimat bermajas hiperbola dalam bahasa inggris." Pak Han pun menyerahkan spidol pada Vir sembari tersenyum.
Vir memang begitu terkenal sebagai mahasiswa abadi karena ia yang tak kunjung wisuda. Hal itu membuat pak Han berfikir jika Vir adalah lelaki yang sangat bodoh dan ia pun meyakini jika Vir takkan mampu menyelesaikan apa yang ia suruh.
Siska yang merasa tak tega seketika mengangkat tangannya.
"Ya ada apa Siska?" Tanya pak Han.
"Bisakah saya saja yang menggantikan Vir?"
"Jangan, ku yakin Vir adalah lelaki sejati yang bisa menyelesaikannya sendiri. Bukan begitu Vir?" Pak Han pun semakin tersenyum lebar saat menyadari raut wajah Vir yang terlihat seperti kebingungan.
Akhirnya Vir pun meraih spidol dari tangan pak Han, sejenak ia berdiri terdiam memandangi papan tulis yang masih kosong tanpa coretan.
"Aku tidak yakin dia bisa menulis satu katapun ke dalam bahasa Inggris." Celetuk teman siska berbisik.
Namun seketika sebuah senyuman simpul terlukis begitu saja dari bibir Vir, dan dia mulai menuliskan apa yang ada di pikirannya dengan begitu lancar.
"Yesterday, I accidentally saw how a famous pious lecturer, from the English literature department, was sexually harassing one of the students in this class. should I report it to the Dekan?"
"Kemarin, aku tidak sengaja melihat bagaimana seorang dosen yang terkenal alim, dari jurusan sastra Inggris, sedang melakukan pelecehan seksual kepada salah satu mahasiswi di kelas ini. Haruskah aku melaporkannya kepada Dekan?"
Begitulah yang di tulis oleh Vir di papan tulis, hal itu membuat para teman-teman di kelasnya seketika tercengang membacanya.
"Siapa dosen yang sanggup melakukan itu?" Bisik beberapa orang yang merasa penasaran.
"Astaga, apa pak Han yang di maksud oleh Vir, apa pak Han sungguh berbuat serendah itu?" Bisik teman Siska pada Siska yang ikut tertegun membaca tulisan Vir.
"Hei, hei, hei, kenapa kalian mendadak menjadi berisik sekali ha?" Tanya pak Han yang belum menyadari isi tulisan Vir di papan tulis.
Setelah selesai, Vir pun membacanya dengan begitu keras, membuat pak Han seketika menoleh ke arah Vir, matanya membulat sempurna saat membaca apa yang di tulis oleh Vir.
"Dasar anak brandal, apa yang kau lakukan?" Pak Han dengan cepat langsung menghapus apa yang di tulis oleh Vir.
Membuat semua orang yang membacanya kala itu semakin yakin jika pak Han lah dosen yang dimaksud oleh Vir.
"Jika anda berfikir ingin mempermalukan saya dengan menguji saya dalam bahasa Inggri, maka anda salah besar. Karena dulu, selama 9 tahun saya pernah tinggal di Kanada." Jelas Vir sembari menyerahkan spidolnya pada pak Han.
Siska yang melihat itu kembali dibuat semakin kagum pada Vir.
"Aaaa lihat lah bagaimana Vir ku yang begitu keren, dia terlihat keren saat mempermalukan pak Han." Celetuk Siska dengan matanya yang berbinar-binar.
Vir pun berjalan tenang untuk kembali ke tempat duduknya sembari terus tersenyum puas. Namun langkahnya langsung terhenti saat melintasi kursi Zara.
"Hei aku sudah mempermalukannya, ayo kita tos dulu."
Namun Zara masih diam dan menunduk.
"Sudah jangan takut, ayo give me five." Vir pun meraih tangan Zara dan memukulkannya ke telapak tangan Vir.
"Tos." Ucap Vir yang tersenyum manis dan kemudian melanjutkan langkahnya.
Siska yang melihat hal itu mulai mengerutkan dahinya, ia pun jadi semakin merasa kesal pada Zara.
"Kenapa Vir baik sekali dengan wanita aneh itu? Dan wanita itu, kelakuannya yang sok jual mahal sungguh membuatku muak." Ketus Siska dalam hati sembari menatap tajam ke arah Zara.
"Lihat saja, setelah ini akan ku beri pelajaran." Tambahnya lagi sembari tersenyum sinis.
Kelas pertama telah usai, Vir dan Ken segera bangkit dari duduknya. Saat itu Zara terlihat sedang mengemas barang-barangnya ke dalam tas.
"Hei Zara, ayo ke kantin, kita makan bersama." Ajak Vir.
Zara hanya terus menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Emm kalau begitu, berikan aku nomor ponselmu."
Zara sekali lagi menggelengkan kepalanya.
Siska yang melihat itu bergegas menghampiri Vir dan menggandeng lengan Vir di hadapan Zara.
"Vir, kamu mau ke kantin kan? Ayo ke kantin bersama." Ucap Siska dengan ramah.
"Emm sepertinya tidak jadi." Jawab Vir yang perlahan melepaskan tangan siska yang melingkar di lengannya.
"Tidak jadi? Kenapa? Ayo lah Vir, apa kamu tidak lapar?"
"Sepertinya aku mendadak kenyang." Jawab Vir yang terus berusaha menghindari Siska.
"Tapi Vir..."
"Ah lagi pula aku ada janjian dengan Ken, kami ingin main basket. Ya kan Ken?" Vir pun langsung merangkul Ken.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nila Sari
sukak sama virr, walaupun nakal tapi baik haha
2021-11-18
1
Wie Yanah
ken ken.... gantle donk dr smp loh ska'y smp skrg blm ad perbhn 😊😊😊💪
2021-11-07
1
Ririn Satkwantono
first😍😍😍..... karma utk Vir..... stlh bosan dg cewek2.... dan tlh mnyukai gadis.... eh... disukai jg oleh sang shbt.... dilema kn loe vir.. nikmati alurmu Vir😒😒😒😒
2021-10-30
2