Eps 9

Mendengar hal itu bukannya marah, Vir justru menanggapinya dengan santai bahkan membuatnya tertawa kecil.

"Hai kak Vir." Sapa salah satu adik tingkat saat ingin masuk ke kelasnya.

"Hei tunggu." Ucap Ken.

"Ada apa kak?"

"Wanita yang berambut panjang itu, siapa namanya?" Tanya Ken sembari menunjuk gadis yang di incar Vir.

"Oh dia adalah Viola. Apa mau ku panggilkan?"

"Boleh." Jawab Vir sembari tersenyum.

Mendengar namanya di panggil, Viola pun tanpa ragu langsung datang menghampiri Vir dan Ken yang masih berdiri di depan pintu kelasnya.

"Hai, apa namamu Viola?" Tanya Ken.

"Hehehe iya benar kak." Jawab Viola dengan senyuman hangat.

"Temanku ingin berkenalan denganmu."

Viola pun langsung memandang Vir dan tersenyum manis, membuat Vir semakin melebarkan senyumannya sembari memandangi Viola dari ujung kaki hingga rambut.

"Hai kak Vir, senang akhirnya kamu melirikku." Ucap Viola sembari mengulurkan tangannya.

"Hai, kamu bahkan sudah tau namaku ya." Vir pun membalas jabatan tangan Viola sembari terus tersenyum.

"Wanita mana yang tidak kenal denganmu." Jawab Viola.

"Berarti langsung to the point saja, apa kamu ingin berkencan denganku?"

"Aaaa mau, aku mau." Viola nampak kegirangan.

Namun di saat yang sama, Zara yang ingin masuk ke kelasnya, terpaksa harus menghentikan langkahnya saat ia menyadari ada Vir dan Ken yang sedang berburu mangsa tak jauh darinya.

Zara begitu malas dan takut untuk melewati mereka, hingga membuatnya melirik ke arah belakang karena ia bermaksud untuk memutar jalan.

Namun Zara menyadari pelajaran pertama akan dimulai dalam waktu 2 menit lagi, hingga tak sempat baginya untuk memutar jalan yang ia tau itu akan menjadi lebih jauh dan memakan banyak waktu.

Dengan terpaksa, akhirnya mau tak mau Zara harus melanjutkan langkahnya dan bersiap untuk melewati Vir dan yang lainnya. Zara yang kala itu tengah mendekap beberapa buku di dadanya, memilih terus menunduk dan berjalan sangat cepat.

"Kalau begitu berikan nomormu, nanti akan aku hubungi." Ucap Vir pada Viola sembari memberikan ponselnya.

Viola dengan cepat menyimpan nomornya di ponsel milik Vir.

"Jangan lupa hubungi aku, aku akan sangat menunggu hal itu." Ucap Viola yang kembali tersenyum manis sembari mengembalikan ponsel Vir.

"Ok." Jawab Vir singkat.

Di sisi lain, Siska dan dua orang temannya yang berdiri di depan kelas mereka, terus memandangi Vir yang tengah sibuk mencari mangsa baru.

"Lihat kelakuan Vir yang tak pernah bisa berubah, apa dengan melihat itu kau masih berharap padanya?" Tanya salah satu teman Siska.

"Percayalah, dia tidak serius dengan wanita itu." Jawab Siska dengan santai.

"Bukankah dia memang tidak pernah serius pada semua wanita yang pernah ia kencani?"

"Hei, jaga bicaramu, denganku dia begitu serius. Bahkan aku adalah pacarnya yang paling lama jika dibandingkan dengan wanita lain yang hanya sesaat."

"Jadi kau masih mengharapkan lelaki seperti itu?" Tanya kedua temannya yang nampak tak menyangka.

"Hei, ada sesuatu yang tidak akan pernah berakhir antara aku dan Vir. Jadi, aku akan tetap memperjuangkannya." Jawab Siska sembari tersenyum dengan begitu percaya diri.

Saat itu Vir tengah asik berbincang dengan Viola di depan kelas, tapi tiba-tiba saja Zara melewati mereka dengan langkahnya yang begitu cepat. Vir yang menyadari hal itu seketika melirik ke arah yang sudah melewatinya.

"Apa itu Zara?" Tanya Vir pada Ken.

Ken pun mengangguk tanda mengiyakan.

"Hei Zara." Sapa Vir.

Namun bukannya menoleh atau menjawab sapaan dari Vir, Zara justru semakin melajukan langkahnya.

"Kau lanjut lah mengobrol, aku masuk ke kelas duluan." Ucap Ken yang seakan-akan terlihat ingin menyusul Zara.

Merasa bosan berbincang terlalu lama dengan Viola, Vir pun memilih ikut menyusul Ken.

"Hei Ken tunggu." Vir pun berlari mengejar langkah Ken.

"Kau ini aneh sekali." Celetuk Vir lagi saat sudah berada di sebelah Ken.

"Aneh kenapa?"

"Kau seperti tidak pernah berminat dengan wanita, apa jangan-jangan kau penyuka sesama jenis?"

"Heh, itu tidak benar!" Tegas Ken sembari memukul pundak Ken dengan buku yang ia pegang.

Membuat Vir hanya tertawa geli.

"Lalu kenapa aku tidak pernah melihatmu berkencan dengan wanita? Jangankan berkencan, aku bahkan tidak pernah melihatmu mendekati wanita. Apa perlu aku carikan? Kau mau wanita yang seperti apa?"

"Tidak perlu! Sudah ada wanita yang ku suka."

"Ha, benarkah? Siapa? Apa dia kuliah di kampus ini?"

"Emm." Ken pun mengangguk.

"Ha?! Siapa? Cepat beritahu aku."

"Untuk apa memberitahumu?"

"Haiss kau ini, apa kau begitu takut jika wanita pujaanmu juga akan ku kencani ha?!"

"Aku sama sekali tidak takut, karena bisa ku pastikan, kamu tidak akan bisa mengencaninya." Jawab Ken dengan tenang sembari tersenyum tipis.

"Wah wah wah, nampaknya kau mulai meragukan pesonaku ya. Apa kau lupa, hampir 90% wanita yang berkuliah disini sudah pernah aku kencani." Ucap Ken dengan begitu bangganya.

Membuat Ken hanya bisa mendengus dan tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya namun sorot matanya terus tertuju ke arah Zara yang terus berjalan cepat tak jauh di depannya.

*Bruak*

Vir dan Ken tiba-tiba saja di kagetkan dengan Zara yang terjatuh di hadapan mereka. Hal itu membuat mereka berdua refleks berlari mendekati Zara untuk membantunya.

"Zara, kau tidak apa-apa?" Tanya Vir yang lebih dulu berhasil memegang lengan Zara untuk membantunya bangkit.

Melihat hal itu Ken seketika terdiam menahan rasa cemburunya. Zara yang menyadari tangan Vir memegang lengannya, seketika menepis tangan itu dan kembali melajukan langkahnya.

"Hei Zara, kenapa masih saja ketakutan? Bukankah sudah ku katakan mulai sekarang aku adalah bodyguard mu." Teriak Vir.

Namun Zara masih tidak bergeming dan terus saja berjalan cepat hingga akhirnya ia melewati Siska and the gengs dan masuk ke kelas begitu saja.

Melihat hal itu, membuat Siska seketika menatap tajam ke arah Zara.

"Wanita itu, selain sangat aneh, rupanya dia juga sok jual mahal." Celetuk teman Siska.

"Ya benar, dia bahkan tidak menggubris Vir. Dan Vir benar-benar tidak pandang bulu, bahkan wanita aneh seperti itu pun masih sanggup dia goda hahaha."

"Hahaha wanita mana yang masih sanggup memakai syal dan baju tebal disaat musim panas begini selain wanita aneh itu." Kedua teman Siska terus saja menertawakan penampilan Zara.

Bagaimana tidak, akibat trauma yang di alaminya di masa lalu, membuat Zara harus memakai baju berlapis demi menutupi lekuk tubuhnya, ia pun selalu memakai baju lengan panjang, rok atau celana panjang, bahkan ia selalu memakai syal kemana pun ia pergi demi menutupi bagian leher dan dadanya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Nila Sari

Nila Sari

up lagi up lagiiiiiiiii

2021-11-18

0

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

ada apa dibalik syal itu thor🤔🤔🤔

2021-10-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!